Anda di halaman 1dari 35

Manual Si stem dan Prosedur Akuntansi Pel aporan Keuangan Daerah

Pemerintah Kabupaten Bandung 22



BAB II I
PROSEDUR AKUNTANSI
SATUAN KERJ A PERANGKAT DAERAH

A. KERANGKA HUKUM
Prosedur akuntansi pada SKPD meliputi serangkaian proses mulai
dari pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan
dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat
dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer.
Permendagri 13/2006 (pasal 241) jo Permendagri 59/2007 mengatur
tentang hal tersebut.
B. DESKRIPSI KEGIATAN
Dalam struktur pemerintahan daerah, Satuan Kerja merupakan
entitas akuntansi yang mempunyai kewajiban melakukan pencatatan atas
transaksi-transaksi yang terjadi di lingkungan satuan kerja. Dalam
konstruksi keuangan daerah, terdapat dua jenis satuan kerja, yaitu :
1. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
2. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD).
Terdapat perbedaan klasifikasi perkiraan antara SKPD dengan
SKPKD yaitu, tidak semua perkiraan yang ada pada akuntansi SKPD ada
pada akuntansi SKPKD. Hal ini disebabkan tidak semua kegiatan yang ada
di pemda boleh dilakukan oleh SKPD sebagai pengguna anggaran.
Meskipun memiliki perbedaan dalam kewenangan, dalam arsitektur SAPD,
keduanya memiliki sifat yang sama dalam akuntansinya, yaitu sebagai
satuan kerja.
Kegiatan akuntansi pada satuan kerja meliputi pencatatan atas
pendapatan, belanja, aset dan selain kas. Proses tersebut dilaksanakan
oleh PPK-SKPD berdasarkan dokumen-dokumen sumber yang diserahkan
oleh bendahara.
PPK-SKPD melakukan pencatatan transaksi pendapatan pada
jurnal khusus pendapatan, transaksi belanja pada jurnal khusus belanja
serta transaksi aset dan selain kas pada jurnal umum. Secara berkala,
PPK-SKPD melakukan posting pada buku besar dan secara periodik
menyusun Neraca Saldo sebagai dasar pembuatan Laporan Keuangan,
yang terdiri atas: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan Atas
Laporan Keuangan.
Manual Si stem dan Prosedur Akuntansi Pel aporan Keuangan Daerah

Pemerintah Kabupaten Bandung 23

C. PIHAK TERKAIT
1. Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK-SKPD)
Dalam kegiatan ini, PPK-SKPD memiliki tugas sebagai berikut :
Mencatat transaksi-transaksi pendapatan, belanja, aset dan selain
kas berdasarkan bukti bukti yang terkait.
Memposting jurnal-jurnal pendapatan, belanja, aset dan selain kas
ke dalam buku besarnya masing-masing.
Membuat laporan keuangan, yang terdiri dari: Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca dan Catatan Atas Laporan Keuangan.
2. Bendahara di SKPD
Dalam kegiatan ini, Bendahara di SKPD memiliki tugas :
Menyiapkan dokumen-dokumen atas transaksi yang terkait dengan
proses pelaksanaan akuntansi SKPD.

D. PROSEDUR AKUNTANSI PENDAPATAN
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan memberikan deskripsi yang cukup jelas mengenai
pendapatan. Dalam peraturan pemerintah ini disebutkan bahwa
pendapatan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/
Daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak
perlu dibayar kembali oleh pemerintah. Peraturan Menteri Dalam Negeri
No.13 Tahun 2006/Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007
disebutkan bahwa pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah yang
diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
Komisi, rabat, potongan, atau pendapatan lain dengan nama dan
dalam bentuk apa pun yang dapat dinilai dengan uang, baik secara
langsung sebagai akibat dari penjualan, tukar-menukar, hibah, asuransi
dan/atau pengadaan barang dan jasa termasuk pendapatan bunga, jasa
giro atau pendapatan lain sebagai akibat penyimpanan dana anggaran
pada bank serta pendapatan dari hasil pemanfaatan barang daerah atas
kegiatan lainnya merupakan pendapatan daerah.
Pendapatan daerah dirinci menurut organisasi, kelompok, jenis,
obyek dan rincian obyek pendapatan. Akuntansi pendapatan dilaksanakan
berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan
Manual Si stem dan Prosedur Akuntansi Pel aporan Keuangan Daerah

Pemerintah Kabupaten Bandung 24

tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan
pengeluaran). Akuntansi pendapatan SKPD dilakukan hanya untuk
mencatat pendapatan asli daerah yang dalam wewenang SKPD.
Transaksi pendapatan di Satker dicatat oleh Petugas
Penatausahaan Keuangan Satker (PPK-Satker). Transaksi ini dicatat
harian pada saat kas diterima oleh bendahara penerimaan atau pada saat
menerima bukti transfer dari pihak ketiga. Koreksi atas pengembalian
pendapatan (yang tidak berulang), yang terjadi atas pendapatan tahun
berjalan, dicatat sebagai pengurang pendapatan; sedangkan koreksi atas
pengembalian pendapatan periode sebelumnya, dicatat sebagai belanja
tidak terduga.
Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang atas penerimaan
pendapatan periode berjalan atau sebelumnya, dicatat sebagai pengurang
pendapatan. Proses penerimaan pendapatan di Satuan Kerja dapat dibagi
menjadi 3 macam yaitu:
- Pendapatan Melalui Bendahara Penerimaan
- Pendapatan disetor langsung ke Kas Daerah oleh fihak ketiga
- Pendapatan disetor langsung ke Bank Persepsi oleh fihak ketiga

D.1 Pendapatan Melalui Bendahara Penerimaan
Wajib Pajak/Retribusi (WP/WR) membayarkan sejumlah uang yang
tertera dalam Surat Ketetapn Pajak Daerah/Surat Ketetapan Retribusi
Daerah (SKPD/SKRD) kepada Bendahara Penerimaan. Bendahara
Penerimaan memverifikasi kesesuaian jumlah uang yang diterimanya
dengan dokumen SKPD/SKRD yang diterimanya dari Pengguna Anggaran.
Setelah diverifikasi, Bendahara Penerimaan akan menerbitkan STS dan
Surat Tanda Bukti Pembayaran/Bukti Lain yang sah serta menyerahkan
Tanda Bukti Pembayaran/Bukti Lain yang Sah tersebut kepada WP/WR
daerah.

Dokumen Sumber Penerimaan
Dokumen sumber yang digunakan Bendahara Penerimaan sebagai
dasar SPJ Penerimaan yang selanjutnya dilakukan pencatatan transaksi
pendapatan di Satker oleh PPK-SKPD ini adalah sebagai berikut:


Manual Si stem dan Prosedur Akuntansi Pel aporan Keuangan Daerah

Pemerintah Kabupaten Bandung 25

Transaksi Dokumen sumber
Penerimaan PAD

- Surat Ketetapan Pajak Daerah
- Surat Ketetapan Retribusi
- Surat Tanda Setoran
- Bukti Pembayaran/Lain lain yang Sah
J urnal standar untuk mencatat penerimaan kas berupa pendapatan daerah
melalui bendahara penerimaan adalah:
Jurnal Penerimaan Kas di Bendahara Penerimaan

Dr Kas di Bendahara Penerimaan xxx
Cr Pendapatan yang ditangguhkan Xxx
Karena jurnal yang sama akan dipakai terus dalam mencatat transaksi
pendapatan, maka dibuatlah Buku J urnal Kas Masuk (J KM) Pendapatan.
Format dokumen dapat dilihat pada Lampiran III.1.
Penyetoran penerimaan daerah yang ada di Kas Bendahara Penerimaan
ke Kas Daerah dilakukan dengan menggunakan Surat Tanda Setoran
(STS). Atas penyetoran tersebut, jurnal standarnya terdiri atas jurnal
penyetoran dan pengakuan pendapatan.
Jurnal Penyetoran uang dari kas Bendahara Penerimaan ke Kas
Daerah

Dr RK-Pusat xxx
Cr Kas di Bendahara Penerimaan Xxx
Jurnal Pengakuan Pendapatan di SKPD

Dr Pendapatan yang Ditangguhkan xxx
Cr Pendapatan ....................... Xxx

Contoh :
Pada tanggal 5 J anuari 2009 Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga
menerima setoran Sewa Alat Berat sebesar Rp63.120.000 dan Sewa
Laboratorim Rp5.000.000
Manual Si stem dan Prosedur Akuntansi Pel aporan Keuangan Daerah

Pemerintah Kabupaten Bandung 26

Jurnalnya :
a. Pada saat peneri maan pendapatan
Tanggal
Debet Kredit
Kas di Bend
Penerimaan
Nomor Bukti Uraian Ref J umlah
5 J an 09
63.120.000 35/10/STS/
Pendapatan yg
Ditangguhkan-Sewa
Alat Berat
63.120.000
8 J an 09
5.000.000
Pendapatan yg
Ditangguhkan-Sewa
Laboratorium
5.000.000
b. Pada saat penyetoran ke kas daerah
Tanggal
Debet
Kredit
Kas di Bend-Penerimaan
RK/Pusat Nomor Bukti Uraian Ref J umlah
5 J an 09
63.120.000 35/10/STS/
Kas di Bend-
Penerimaan
63.120.000
8 J an 09
5.000.000
Kas di Bend-
Penerimaan
5.000.000
c. Pada saat pengakuan Pendapatan
Tanggal
Debet Kredit
Pendapatan yg
Ditangguhkan
Nomor Bukti Uraian Ref J umlah
5 J an 09
63.120.000 35/10/STS/
Pendapatan Sewa
Alat Berat
63.120.000
8 J an 09
5.000.000
Pendapatan Sewa
Laboratorium
5.000.000

D.2 Pendapatan Disetor Langsung ke Bank oleh Fihak Ketiga
Wajib Pajak/Wajib Retribusi membayarkan uang kepada Bank Kas
Daerah (Bank Kasda) sejumlah uang yang tertera di SKPD/SKRD. Bank
Kasda menerbitkan slip bukti setoran/bukti lain yang sah dan Nota Kredit.
Bank Kasda menyerahkan slip bukti setoran/Bukti lain yang sah kepada
WP/WR dan Nota Kredit kepada BUD. WP/WR menyerahkan slip
setoran/bukti lain yang sah kepada Bendahara Penerimaan.

Dokumen Sumber Penerimaan
Dokumen sumber yang digunakan Bendahara Penerimaan sebagai
dasar SPJ Penerimaan yang selanjutnya dilakukan pencatatan transaksi
pendapatan di Satker oleh PPK-SKPD ini adalah sebagai berikut:
Manual Si stem dan Prosedur Akuntansi Pel aporan Keuangan Daerah

Pemerintah Kabupaten Bandung 27

Transaksi Dokumen sumber
Penerimaan PAD

- Surat Ketetapan Pajak Daerah
- Surat Ketetapan Retribusi
- Slip Setoran Pembayaran
- Bukti Pembayaran/Penerimaan lainnya
J urnal standar yang dibuat untuk mencatat penerimaan daerah yang
langsung disetor ke kas daerah adalah:
Jurnal Penerimaan yang disetor Langsung ke Bank oleh fihak ketiga

Dr RK-Pusat Xxx
Cr Pendapatan ................ Xxx

Karena jurnal yang sama akan dipakai terus dalam mencatat transaksi
pendapatan, maka dibuatlah Buku J urnal Kas Masuk (J KM) Pendapatan.
Format dokumen dapat dilihat pada lampiran Sisdur Akuntansi ini.
Lampiran III.1.
J ika penyetoran dilakukan melalui bank persepsi yang ditunjuk oleh
pemerintah daerah maka penyetoran tersebut dipersamakan seperti
penyetoran langsung ke kas daerah, namun untuk transaksi yang terjadi di
akhir tahun agar dilakukan rekonsiliasi. J ika sampai dengan akhir tahun
setoran pendapatan tersebut masih berada di bank persepsi maka
dilakukan jurnal penyesuaian, dan dianggap setoran tersebut sebagai
pendapatan yang ditangguhkan.
Contoh:
Pada tanggal 04 Desember 2009, diterima setoran pajak hiburan sebesar
Rp75.000.000.
Tanggal
Debet Kredit
RK/Pusat Nomor Bukti Uraian Ref J umlah
4 Des 2009 75.000.000 35/10/STS/
Pendapatan Pajak
Hiburan
75.000.000

D.3 Pengembalian kelebihan pendapatan tahun berjalan
Dalam kondisi tertentu, dimungkinkan terjadi pengembalian
kelebihan pendapatan yang harus dikembalikan ke pihak ketiga. J ika
pengembalian kelebihan pendapatan sifatnya berulang (recurring) baik
Manual Si stem dan Prosedur Akuntansi Pel aporan Keuangan Daerah

Pemerintah Kabupaten Bandung 28

yang terjadi di perode berjalan atau periode sebelumnya, PPK-SKPD
berdasarkan informasi transfer kas dari BUD, mencatat transaksi
pengembalian kelebihan tersebut dengan menjurnal Akun Pendapatan
sesuai jenisnya di Debit dan RK SKPKD di kredit.
Jurnal Pengembalian kelebihan pendapatan tahun berjal an

Dr Pendapatan .... Xxx
Cr RK-Pusat Xxx
J urnal tersebut juga berlaku bagi pengembalian yang sifatnya tidak
berulang tetapi terjadi dalam periode berjalan.
J ika pengembalian kelebihan pendapatan tersebut bersifat tidak berulang
(non recurring) dan terkait dengan pendapatan periode sebelumnya,
Satuan Kerja tidak melakukan pencatatan.
Contoh:
Penerimaan pada tanggal 04 Desember 2009, diterima setoran pajak
hiburan sebesar Rp75.000.000,- ternyata ada kesalahan hitung, sehingga
ada kelebihan pembayaran yang harus dikembalikan sebesar
Rp5.000.000,- kepada fihak ketiga.

Tanggal
Debet Kredit
Pendapatan
Pajak Hiburan
RK/Pusat
Nomor Bukti Uraian Ref J umlah
4 Des 09
5.000.000 35/10/STS/ 5.000.000

D.4 Posting ke Buku Besar
Setiap periode yang telah ditentukan, jurnal-jurnal tersebut diposting
ke Buku Besar/Buku Besar Pembantu SKPD sesuai dengan kode rekening
pendapatan. Format Buku Besar SKPD dapat dilihat di Lampiran II.4,
sedangkan Format Buku Besar Pembantu SKPD dapat dilihat di Lampiran
II.5.
Buku Besar digunakan untuk posting jurnal yang kode akun
pendapatannya berupa jenis pendapatan, sedangkan Buku Besar
Pembantu digunakan untuk posting akun sampai dengan Rincian Objek
Pendapatan.
Manual Si stem dan Prosedur Akuntansi Pel aporan Keuangan Daerah

Pemerintah Kabupaten Bandung 29

E. PROSEDUR AKUNTANSI BELANJA
Menurut PP No.24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas
Umum Negara/Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam
periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah, sedangkan menurut Peraturan
Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, Belanja Daerah didefinisikan sebagai kewajiban
pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
Akuntansi belanja disusun untuk memenuhi kebutuhan
pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan. Akuntansi belanja juga
dapat dikembangkan untuk keperluan pengendalian bagi manajemen
dengan cara yang memungkinkan pengukuran kegiatan belanja tersebut.
Akuntansi belanja pada satuan kerja dilakukan oleh PPK-SKPD.
Akuntansi belanja pada satuan kerja ini meliputi akuntansi belanja UP
(uang persediaan)/GU (ganti uang)/TU (tambah uang), dan akuntansi
belanja LS (langsung).
Dokumen Sumber
Dokumen sumber yang dijadikan dasar dalam pencatatan transaksi
belanja ini adalah sebagai berikut:
No. Jenis Transaksi Dokumen Sumber
1
Belanja dengan
mekanisme UP/GU/TU
- Bukti Pengesahan SPJ
- SPM
- SPD
- Bukti transaksi lainnya
2
Belanja dengan mekanisme LS - SP2D
- SPM
- SPD
- Nota Debit Bank
- Bukti pengeluaran lainnya
3
Penerimaan Pajak - Bukti Pemotonngan Pajak
4
Penyetoran Pajak
- Surat Setoran Pajak (SSP)

E.1 Pemberian Uang Persediaan UP
Permendagri Nomor 13/2006 pasal 136 menyebutkan bahwa untuk
kelancaran pelaksanaan tugas SKPD, kepada Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran dapat diberikan Uang Persediaan yang dikelola oleh
Bendahara Pengeluaran.
Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-UP dilakukan oleh
Manual Si stem dan Prosedur Akuntansi Pel aporan Keuangan Daerah

Pemerintah Kabupaten Bandung 30

Bendahara Pengeluaran. Apabila SPP-UP dinyatakan sah dan lengkap,
PA/KPA menerbitkan SPM-UP untuk kemudian diajukan kepada SKPKD
supaya diterbitkan SP2D (Lihat sisdur penatausahaan).
PPK-SKPD menerima SP2D dari Kuasa BUD melalui Pengguna
Anggaran. Berdasarkan SP2D, PPK-SKPD mencatat transaksi penerimaan
uang persediaan tersebut dengan menjurnal Kas di Bendahara
Pengeluaran di Debit dan RK-Pusat di kredit.
Jurnal Pencatatan saat SP2D UP terbit

Dr Kas di Bendahara Pengeluaran xxx
Cr RK Pusat xxx

CONTOH JURNAL BELANJA PADA SKPD:
Realisasi belanja UP dengan menggunakan pengesahan SPJ :
Pada tanggal 10 Maret 2009, diterima SP2D UP oleh Dinas Pendapatan
dan Pengelolaan Keuangan sebesar Rp7.000.000,00 dan selanjutnya pada
tanggal 10 April 2009 dilakukan pengesahan SPJ atas belanja-belanja
yang telah dilakukan yaitu :

Belanja ATK sebesar Rp2.000.000,00 dan Belanja Pakaian Dinas sebesar
Rp5.000.000,00;
Jurnal :
a. Untuk mencatat penerimaan kas UP:
SKPD JUMLAH PPKD JUMLAH
10 Maret 20X0 Dr cr 10 Maret 20X0 dr Cr
Dr. Kas di Bendahara
Pengeluaran
Rp7jt Dr. RK SKPD Rp7jt
Cr. RK Pusat Rp7jt Cr. Kas di Kasda Rp7jt

b. Untuk mencatat pengakuan belanja:
SKPD
PPKD 10 April 20X0
Dr cr
Dr. Belanja ATK Rp2jt Tidak ada jurnal
Dr. Belanja Pakaian Dinas Rp5jt
Cr. Kas di Bendahara Pengeluaran Rp7jt
Manual Si stem dan Prosedur Akuntansi Pel aporan Keuangan Daerah

Pemerintah Kabupaten Bandung 31

c. Untuk mencatat pengisi an kembali kas dengn SP2D GU:

SKPD Jumlah PPKD Jumlah
10 Aprilt 20X0 Dr cr 10 Apri l 20X0 dr Cr
Kas di Bendahara
Pengeluaran
Rp7j
t
RK SKPD Rp7jt
RK Pusat Rp7jt Kas di Kasda Rp7jt


E.2 Penggunaan dan Penggantian Uang Persediaan (GU)
Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-GU dilakukan oleh
bendahara pengeluaran untuk memperoleh persetujuan dari pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran melalui PPK-SKPD dalam rangka
ganti uang persediaan.
Pemberian Uang Panjar/muka Kepada PPTK/Bendahara
Pengeluaran Pembantu, cukup dicatat pada buku besar pembantu
pengeluaran per bidang/bagian di bendahara pengeluaran dengan
persetujuan PA/KPA.
Bendahara Pengeluaran Pembantu mempertanggungjawabkan
pengelolaan uang panjar/muka yang diterimanya dengan mencatat di buku
kas umum, dan menyerahkan bukti pengeluaran lengkap dan sah atau
mengembalikan sebagian/seluruhnya kepada Bendahara Pengeluaran.
Bendahara pengeluaran secara administratif wajib mempertanggung-
jawabkan penggunaan UP kepada kepala SKPD melalui PPK-SKPD. PPK-
SKPD berkewajiban melakukan verifikasi atas laporan
pertanggungjawaban yang disampaikan Bendahara Pengeluaran. Kepala
SKPD mengesahkan SPJ yang dibuat oleh Bendahara Pengeluaran.
Pada akhir anggaran dan atau seluruh kegiatan telah dinyatakan
selesai 100%, maka untuk pertanggungjawabannya dibuat SPP GU Nihil,
SPM GU Nihil dan disampaikan kepada BUD untuk diterbitkan SP2D GU
Nihil. Tidak ada jurnal untuk SP2D GU Nihil.
Apabila sampai akhir tahun anggaran masih terdapat kas di
Bendahara Pengeluaran, maka sisa UYHD tersebut harus disetor ke Kas
Daerah dan dicatat dengan jurnal:

Manual Si stem dan Prosedur Akuntansi Pel aporan Keuangan Daerah

Pemerintah Kabupaten Bandung 32

Jurnal Penyetoran sisa UYHD

Dr RK Pusat xxx
Cr Kas di Bendahara Pengel uaran xxx
Karena jurnal yang sama akan dipakai terus dalam mencatat
pengeluaran kas, maka dibuatlah Buku J urnal Kas Keluar (J KK).
Format dokumen dapat dilihat pada lampiran Sisdur Akuntansi ini.
Lampi ran III.2.


E.3 Penggunaan Tambahan Uang Persediaan (TU)
Bendahara Pengeluaran dapat mengajukan SPP TU untuk
memperoleh persetujuan dari PA/KPA melalui PPK-SKPD dalam rangka
tambahan uang persediaan. SPP TU digunakan untuk meminta tambahan
uang apabila terdapat pengeluaran yang cukup besar sehingga saldo UP
tidak akan cukup untuk membiayainya. Pengajuan dana TU harus
berdasarkan pada program dan kegiatan tertentu.
Setelah SPM diterbitkan dan ditandatangani, Pengguna Anggaran
mengajukan SPM tersebut kepada kuasa BUD untuk diterbitkan SP2D.
J urnal pada saat BUD menerbitkan SP2D TU dilakukan dengan mencatat
penerimaan kas dari Kas Daerah.
Jurnal penerimaan Tambahan Uang Muka Persediaan

Dr Kas di Bendahara Pengeluaran xxx
Cr RK Pusat xxx

Pengakuan belanja dengan menggunakan mekanisme tambahan uang
persediaan dilakukan pada saat pertanggungjawaban belanja disahkan
oleh BUD, yaitu pada saat terbitnya SP2D TU Ni hil.
Jurnal Pengakuan Bel anja Tambahan Uang Persedi aan (SP2D TU
Nihil )

Dr Belanja ..... xxx
Dr RK Pusat xxx
Cr Kas di Bendahara Pengel uaran xxx
Manual Si stem dan Prosedur Akuntansi Pel aporan Keuangan Daerah

Pemerintah Kabupaten Bandung 33

Catatan: Pendebetan RK Pusat dilakukan sebesar sisa TU yang tidak
digunakan/di-SPJ -kan dan harus disetor kembali ke kas daerah.
Khusus untuk belanja yang menghasilkan aset tetap (Belanja Modal dan
Barang yang melebihi capitalization thresholds), setelah jurnal pengakuan
belanja, PPK SKPD juga membuat jurnal korolari untuk mencatat aset
tetap.
Jurnal Korolari Pengakuan Aset Tetap

Dr Aset Tetap ..... xxx
Cr Ekuitas Dana Investasi
Dii nvestasi kan dalam Aset
Tetap
Xxx


E.4 Pembayaran Langsung Kepada Fihak Ketiga (LS)

Pembayaran Belanja yang menggunakan mekanisme LS sesuai
Permendagri 13/2006 pasal 206 dapat dilakukan untuk:
- Pembayaran langsung kepada fihak ketiga berdasarkan kontrak
dan/atau surat perintah kerja setelah diperhitungkan kewajiban fihak
ketiga sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dokumen SPP-LS untuk pembayaran ini disiapkan oleh PPTK.
- Belanja barang dan jasa untuk kebutuhan SKPD yang bukan
pembayaran langsung kepada fihak ketiga dikelola oleh Bendahara
Pengeluaran. Dokumen SPP-LS pembayaran ini disiapkan oleh
Bendahara Pengeluaran.
SPM-S ditandatangani Pengguna Anggaran untuk selanjutnya
diajukan kepada kuasa BUD untuk penerbitan SP2D. J ika SPM LS tersebut
disetujui oleh kuasa BUD, maka diterbitkan SP2D LS. J urnal atas transaksi
tersebut dicatat sebesar nilai brutonya, meski BUD telah memungut dan
memotong pajak atau kewajiban fihak ketiga (PFK) lainnya.
Jurnal Belanja Dengan SP2D LS

Dr Belanja .... xxx
Cr RK Pusat xxx
Manual Si stem dan Prosedur Akuntansi Pel aporan Keuangan Daerah

Pemerintah Kabupaten Bandung 34

Khusus untuk belanja yang menghasilkan aset tetap (Belanja Modal
dan Barang yang melebihi capitalization thresholds), setelah jurnal
pengakuan belanja, PPK SKPD juga membuat jurnal korolari untuk
mencatat aset tetap.
Jurnal Korolari Pengakuan Aset Tetap

Dr Aset Tetap ..... xxx
Cr Ekuitas Dana Investasi
Diinvestasikan dalam Aset
Tetap
Xxx


E.5 Pemotongan dan Penyetoran Pajak
Dalam kasus LS Gaji dan tunjangan, meskipun dana yang diterima
oleh pegawai adalah jumlah netto (setelah dikurangi potongan), namun
PPK-SKPD tetap mencatat belanja gaji dan tunjangan dalam jumlah bruto.
PPK-SKPD tidak perlu mencatat potongan tersebut karena
pencatatannya sudah dilakukan oleh BUD dalam sub sistem akuntansi
SKPKD.

Dalam proses Belanja Barang dan jasa, seringkali terdapat
potongan pajak oleh Bendahara Pengeluaran sebagai wajib potong/pungut
sehingga dana yang diterima oleh fihak ketiga adalah jumlah netto (setelah
dikurangi potongan pajak), namun PPK-Satker tetap mencatat belanja
tersebut dalam jumlah bruto. PPK SKPD kemudian mencatat potongan
tersebut sebagai utang dengan jurnal sebagai berikut:

Jurnal Pencatatan Pemotongan Pajak

Dr Kas di Bendahara Pengeluaran xxx
Cr Utang Pajak xxx

Ketika dilakukan peyetotan pajak, berdasarkan bukti Surat Setoran
Pajak (SSP) tersebut, dilakukan penghapusan utang pemotongan pajak
tersebut dengan jurnal sebagai berikut.


Manual Si stem dan Prosedur Akuntansi Pel aporan Keuangan Daerah

Pemerintah Kabupaten Bandung 35

Jurnal Pencatatan penyetoran Pajak

Dr Utang Pajak xxx
Cr Kas di Bendahara Pengel uaran xxx

Karena jurnal yang sama akan dipakai terus dalam mencatat
pengeluaran kas oleh Bendahara Pengeluaran, maka dibuatlah Buku
J urnal Khusus Kas Keluar (J KK). Format Buku J urnal Khusus Kas Keluar
dapat dilihat pada l ampi ran III.2.

E.6 Posting ke Buku Besar

Setiap periode (periode ditetapkan), jurnal-jurnal tersebut akan
diposting ke Buku Besar/Buku Besar Pembantu SKPD sesuai dengan kode
rekening Belanja. Format Buku Besar SKPD dapat dilihat di Lampiran III.4,
sedangkan Format Buku Besar Pembantu SKPD dapat dilihat di Lampiran
III.5.
Buku Besar digunakan untuk posting jurnal yang kode akun Belanja
berupa kode J enis Belanja, sedangkan Buku Besar Pembantu digunakan
untuk posting akun sampai dengan Rincian Objek Belanja.

F. PROSEDUR AKUNTANSI PEMBIAYAAN
Permendagri 13/2006 jo Permendagri 59/2007 pasal 98
menyebutkan bahwa penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan daerah dianggarkan dalam RKA-PPKD pada SKPKD. Dengan
demikian tidak ada jurnal yang dibuat oleh PPK-SKPD karena proses
penganggaran maupun realisasi penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan daerah tidak dilakukan di SKPD dan hanya ada di SKPKD.

G. PROSEDUR AKUNTANSI ASET
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah mendefinisikan Aset sebagai sumber daya ekonomi
yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh Pemerintah sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di
masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh Pemerintah maupun
masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya
nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat
Manual Si stem dan Prosedur Akuntansi Pel aporan Keuangan Daerah

Pemerintah Kabupaten Bandung 36

umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah
dan budaya.

G.1. Akuntansi Aset Lancar
Aset Lancar adalah kas dan sumber daya lainnya yang diharapkan
dapat dicairkan menjadi kas, dijual atau dipakai habis dalam 1 (satu)
periode akuntansi. Aset Lancar yang ada di SKPD terdiri dari Kas di
Bendahara Pengeluaran, kas di Bendahara Penerimaan, Bagian Lancar
dari Tagihan Penjualan Angsuran, Bagian Lancar TGR, Piutang Pajak,
Piutang Lain-lain dan Persediaan.

a. Kas di Bendahara Penerimaan
Kas adalah alat pembayaran sah yang setiap saat dapat
digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah daerah. Kas di
Bendahara Penerimaan merupakan saldo kas pemerintah daerah yang
berada di rekening kas di Bendahara Penerimaan SKPD yang belum
disetor ke Kas di kas Daerah atau Bendahara Umum Daerah.
Saldo normal perkiraan Kas di Bendahara Penerimaan adalah di
sebelah debet. Penambahan kas dicatat di sebelah debet dan
pengurangan kas dicatat di sebelah kredit. Perkiraan ini di debet pada
saat direalisasikannya kas yang berasal dari:
1) Penerimaan Pendapatan Asli Daerah, yang meliputi:
Penerimaan Pendapatan Pajak Daerah;
Penerimaan Pendapatan Retribusi Daerah;
Penerimaan Lain-Lain PAD yang sah.

2) Penerimaan Lain-Lain pendapatan yang Sah, yang meliputi:
Penerimaan Pendapatan Hibah;
Pendapatan Dana Darurat;
Penerimaan Pendapatan lainnya.
Perkiraan Kas di Bendahara Penerimaan di kredit pada saat
penerimaan pendapatan SKPD di setor ke Kas Daerah.
J urnal yang berkaitan dengan penerimaan dan penyetoran kas di
Bendahara Penerimaan dapat dilihat di Prosedur Akuntansi
Pendapatan yang telah dibahas sebelumnya.

Manual Si stem dan Prosedur Akuntansi Pel aporan Keuangan Daerah

Pemerintah Kabupaten Bandung 37

b. Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas di Bendahara Pengeluaran adalah kas dalam pengelolaan
pemegang kas di SKPD yang masih harus dipertanggungjawabkan
kepada kas daerah atau Bendahara Umum Daerah. Slado normal
perkiraan Kas di Bendahara Pengeluaran adalah di sebelah debet.
Penambahan kas dicatat di sebelah debet dan pengurangan kas dicatat
di sebelah kredit. Perkiraan kas di Kas Bendahara Pengeluaran di
debet pada saat SP2D UP/TU dan GU terbit.
Perkiraan Kas di Bendahara Pengeluaran di kredit pada saat kas
dikeluarkan dari Kas di Bendahara Pengeluaran untuk keperluan pada
saat:
1. Pemberian panjar untuk pemimpin kegiatan;
2. Belanja operasi dan Belanja Modal langsung dari Bendahara;
3. Penyetoran sisa Uang Persediaan yang tidak terpakai lagi di SKPD
(biasanya terjadi di akhir tahun anggaran).
J urnal yang berkaitan dengan penerimaan dan penyetoran kas di
Bendahar Pengeluaran dapat di lihat pada Prosedur Akuntansi Belanja.

c. Piutang Pajak Daerah/ Retribusi Daerah
Merupakan piutang yang diakui atas penerimaan pajak hotel,
restoran dan pajak lainnya serta retribusi yang sudah ada surat
ketetapannya (SKPD/SKRD). Saldo normal piutang pajak/Retribusi
dicatat di sebelah debet. Penambahan piutang pajak/retribusi dicatat di
sebelah debet dan pengurangannya dicatat di sebelah kredit. Perkiraan
ini didebet pada akhir tahun anggaran sebesar jumlah Laporan
Inventarisasi Piutang Pajak (SKPD) yang belum dibayar.
Jurnal penyesuaian Piutang Pajak/Retribusi Daerah

Dr Piutang Pajak xxx
Dr Piutang Retribusi xxx
Cr Cadangan Piutang Xxx

Manual Si stem dan Prosedur Akuntansi Pel aporan Keuangan Daerah

Pemerintah Kabupaten Bandung 38

Perkiraan ini dikredit pada awal tahun berikutnya sebesar jumlah
laporan inventarisasi Piutang Pajak yang belum dibayar melalui proses
jurnal balik.
Jurnal Balik Pi utang Pajak/Retribusi Daerah Awal Tahun Anggaran
Berikutnya:

Dr Cadangan Piutang xxx
Cr Piutang Pajak Xxx
Cr Piutang Retribusi Xxx


d. Bagian Lancar Piutang Jangka Panj ang dan Pi utang Lainnya
Perkiraan ini menampung reklasifikasi Piutang J angka Panjang yang
akan jatuh tempo pada tahun berikutnya, meliputi antara lain:
1) Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran
2) Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan
3) Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi
4) Piutang Lainnya
Saldo normal Bagian Lancar Piutang J angka Panjang tersebut di
sebelah debet. Penambahan Bagian Lancar Piutang J angka Panjang
dicatat di sebelah debet dan pengurangannya dicatat di sebelah kredit.
Perkiraan ini dikredit pada akhir tahun sebesasr bagian jumlah
tagihan piutang yang jatuh tempo tahun anggaran berikutnya,
berdasarkan memo penyesuaian.
Jurnal Penyesuaian Bagian Lancar Piutang Jangka Panj ang

Dr Bagian Lancar Tagi han Penjualan
Angsuran
xxx
Dr Bagian Lancar Tuntutan
Perbendaharaan
xxx
Dr Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi xxx
Dr Piutang Lainnya xxx
Cr Cadangan Piutang Xxx

Manual Si stem dan Prosedur Akuntansi Pel aporan Keuangan Daerah

Pemerintah Kabupaten Bandung 39

J umlah dalam perkiraan ini dikredit pada awal tahun anggaran
berikutnya dengan menggunakan jurnal balik.

Jurnal Balik Bagian Lancar Pi utang Jangka Panjang

Dr Cadangan Pi utang xxx
Cr
Bagian Lancar Tagihan Penjualan
Angsuran
xxx
Cr
Bagian Lancar Tuntutan
Perbendaharaan
xxx
Cr
Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi xxx
Cr Pi utang Lainnya xxx


e. Persediaan
Persediaan merupakan aset yang berwujud:
Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka
kegiatan operasional pemerintah
Bahan/perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses
produksi.
Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat
Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada
masyarakat dalam rangka kegiatan pemerintahan.
Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan
disimpan untuk digunakan, misalnya barang habis pakai seperti alat
tulis kantor, barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan
pipa, dan barang bekas pakai seperti komponen bekas. Saldo normal
perkiraan persediaan di sebelah debet. Penambahan persediaan
dicatat di sebelah kredit. Perkiraan ini di debet pada akhir tahun
sebesar jumlah Laporan Inventarisasi fisik Persediaan pada akhir tahun
anggaran, berdasarakan memo penyesuaian.



Manual Si stem dan Prosedur Akuntansi Pel aporan Keuangan Daerah

Pemerintah Kabupaten Bandung 40

Jurnal Penyesuaian Persedi aan

Dr Persediaan xxx
Cr Cadangan Persediaan xxx

Perkiraan ini dikredit pada awal tahun berikutnya sebesar jumlah
Laporan Inventarisasi Persediaan yang belum dibayar melalui proses jurnal
balik.

Jurnal Balik Persediaan Awal Tahun Berikutnya:

Dr Cadangan Persedi aan Xxx
Cr Persediaan xxx


G.2. Investasi Jangka Panjang
Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
13 Tahun 2006, Investasi J angka Panjang merupakan bagian dari
transaksi pembiayaan yang bukan merupakan wewenang SKPD, namun
hanya menjadi wewenang SKPKD. Dengan demikian, tidak ada jurnal yang
dibuat oleh SKPD terkait dengan Investasi J angka Panjang.

G.3. Akuntansi Aset Tetap
Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat
lebih dari 1 (satu) periode akuntansi untuk digunakan dalam kegiatan
pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset Tetap dapat
diperoleh dari dana yang bersumber dari sebagian atau seluruh APBD
melalui pembelian, pembangunan, hibah atau doinasi, pertukaran dengan
aset lainnya dan dari sitaan atau rampasan. Aset Tetap terdiri dari:
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
J alan, Irigasi dan J aringan
Aset Tetap Lainnya, dan
Konstruksi dalam Pengerjaan

a. Akuntansi Perolehan Aset Tetap melalui Belanja Modal
Manual Si stem dan Prosedur Akuntansi Pel aporan Keuangan Daerah

Pemerintah Kabupaten Bandung 41

Basis akuntansi yang diterapkan oleh pemerintah darah sesuai dengan
SAP adalah kas yang dimodifikasikan, dan untuk itu agar transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas yang mempengaruhi rekening-
rekening aset tetap pada neraca dapat tercatat maka dibuat suatu jurnal
yaitu jurnal korolari.

Jurnal Belanja Modal jika melal ui SP2D LS ke Fihak III
Dr Belanja Modal Xxx
Cr RK-Pusat xxx

Jurnal Belanja Modal jika melal ui Uang Persediaan
Dr Belanja Modal xxx
Cr Kas di Bendahara Pengel uaran xxx

Jurnal Korolari Pengakuan Aset Tetap
Dr Aset Tet ap xxx
Cr Ekuitas Dana Investasi Diinvestasi kan
Dal am Aset Tetap
xxx
b. Perolehan Aset dari Bantuan, Hibah dan Donasi
Sesuai SAP , Aset Tetap yang diperoleh dari sumbangan (donasi)
harus dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan. Sumbangan aset
tetap didefinisikan sebagai transfer tanpa persyaratan suatu aset tetap
ke satu entitas, misalnya perusahaan non pemerintah memberikan
bangunan yang dimilikinya untuk digunakan oleh satu unit pemerintah
tanpa persyaratan apapun. Penyerahan aset Tetap tersebut akan
sangat andal bila didukung dengan bukti perpindahan kepemilikannya
secara hukum, seperti adanya akta hibah.
Tidak termasuk perolehan aset donasi, apabila penyerahan aset tetap
tersebut dihubungkan dengan kewajiban entitas lain kepada
pemerintah. Perolehan Aset Tetap tersebut harus diperlakukan seperti
perolehan aset tetap dengan pertukaran.
Apabila perolehan aset tetap memenuhi kriteria perolehan aset donasi,
maka perolehan tersebut diakui sebagai pendapatan pemerintah dan
jumlah yang sama juga diakui sebagai belanja modal dalam laporan
realisasi anggaran.
Manual Si stem dan Prosedur Akuntansi Pel aporan Keuangan Daerah

Pemerintah Kabupaten Bandung 42

Jurnal Pengakuan Pendapatan Hubah dan Belanja Modal
Dr Belanja Modal Xxx
Cr Pendapatan .. xxx


Jurnal Pengakuan Aset Tetap

Dr Aset Tetap ... Xxx
Cr Ekuitas Dana Investasi
Di investasikan Dalam Aset Tetap
xxx

c. Pertukaran Aset
Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran atau pertukaran
sebagian aset tetap yang tidak serupa atau aset lainnya. Biaya dari pos
semacam itu diukur berdasarkan nilai wajar aset yang diperoleh yaitu
nilai eukivalen atas nilai tercatat aset yang dilepas setelah disesuaikan
dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang ditransfer/diserahkan.
Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran atas suatu aset
yang serupa yang memiliki manfaat yang serupa dan memiliki nilai
wajar yang serupa. Suatu aset tetap juga dapat dilepas dalam
pertukaran dengan kepemilikan aset yang serupa. Dalam keadaan
tersebut tidak ada keuntungan dan kerugian yang diakui dalam
transaksi ini. Biaya aset yang baru diperoleh dicatat sebesar nilai
tercatat (carrying amount) atas aset yang dilepas.

Jurnal Pertukaran Aset Yang Serupa

Dr Aset Tetap (Baru) xxx
Dr Ekuitas Dana Investasi-Di investasikan
dalam Aset Tetap (Lama)
xxx
Cr Aset Tetap (lama) xxx
Cr Ekuitas Dana Investasi-
Dii nvestasi kan dalam Aset Tetap
(Baru)
xxx



Manual Si stem dan Prosedur Akuntansi Pel aporan Keuangan Daerah

Pemerintah Kabupaten Bandung 43

d. Penghapusan dan/atau Penjualan Aset Tetap
Aset Tetap dieliminasi dari Neraca bila:
Tidak lagi digunakan atau tidak lagi memiliki manfaat ekonomi di
masa yang akan datang
Dijual/ditukar
Penghapusan dan atau penjualan aset tetap pemerintah daerah harus
dilakukan setelah persetujuan pejabat yang berwenang. J umlah yang
dihapus adalah sebesar nilai buku. Sedangkan pengakuan pendapatan
apabila dijual adalah sebesar kas yang diterima tanpa melihat nilai buku
aset yang dilepas.

Jurnal Untuk Menghapus Aset

Dr Ekuitas Dana Investasi Diinvestasikan
dal am Aset Tetap
xxx
Cr Aset Tetap xxx

Jurnal untuk mencatat Penerimaan Kas Daerah j ika Di jual

Dr RK Pusat xxx
Cr Pendapatan ... xxx


e. Konstruksi Dalam Pengerjaan
Konstruksi Dalam Pengerjaan menggambarkan biaya yang
diakumulasikan sampai pada tanggal laporan posisi keuangan dari
semua jenis aset tetap dalam pengerjaan yang belum selesai dibangun.
Nilai konstruksi yang dikerjakan oleh kontraktor melalui kontrak
konstruksi meliputi:
Termin yang telah dibayarkan kepada kontraktor sehubungan
dengan tingkat penyelesaian pekerjaan;
Kewajiban yang masih harus dibayar kepada kontraktor berhubung
dengan pekerjaan yang telah diterima tetapi belum dibayar pada
tanggal pelaporan;
Manual Si stem dan Prosedur Akuntansi Pel aporan Keuangan Daerah

Pemerintah Kabupaten Bandung 44

Pembayaran klaim kepada kontraktor atau fihak ketiga sehubungan
dengan pelaksanaan tingkat kontrak konstruksi.
Pembayaran atas kontrak konstruksi pada umumnya dilakuakn secara
bertahap (termin) berdasarkan tingkat penyelesaian yang ditetapkan
dalam kontrak konstruksi. Setiap pembayaran yang dilakukan dicatat
sebagai penambah nilai konstruksi Dalam Pengerjaan.
Jurnal Pengakuan Konsturksi Dal am Pengerj aan

Dr Konstruksi Dalam Pengerjaan xxx
Cr Ekuitas Dana Insvestasi
Di investasikan dalam Aset Tetap
xxx

Konstruksi dalam pengerjaan yang sudah selesai proses
pembangunannya dan telah siap dipakai harus segera direklasifikasikan
ke dalam aset tetap.

Jurnal Reklasifikasi Konstruksi Dal am Pengerjaan ke Aset Tetap -
Untuk menghapus konstruksi dalam pengerj aan beserta
ekuitasnya

Dr Ekuitas Dana Insvestasi
Diinvestasikan dalam Aset Tetap
xxx
Cr Konstruksi Dalam Pengerjaan Xxx

Jurnal Reklasifikasi Konstruksi Dal am Pengerjaan ke Aset Tetap -
Untuk pengakuan Aset Tetap beserta Ekuitasnya

Dr Aset Tetap.... xxx
Cr Ekuitas Dana Insvestasi
Dii nvestasi kan dalam Aset Tetap
Xxx


G.4. Akuntansi Dana Cadangan
Pembentukan serta pencairan Dana Cadangan merupakan bagian
dari akun pembiayaan. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 Pasal 98 menyebutkan bahwa Penerimaan Pembiayaan dan
Manual Si stem dan Prosedur Akuntansi Pel aporan Keuangan Daerah

Pemerintah Kabupaten Bandung 45

Pengeluaran Pembiayaan daerah dianggarkan dalam RKA-SKPD pada
SKPKD. Dengan demikian, penganggaran maupun realisasi pembentukan
dan pencairan dana cadangan tidak dilakukan di SKPD dan hanya ada di
SKPKD.

G.5. Akuntansi Aset Lainnya
Sesuai PP 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, Aset Non Lancar Lainnya diklasifikasikan sebagai Aset
Lainnya. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah:
Tagihan Piutang Penjualan Angsuran
Tagihan Tuntuan Ganti Kerugian Daerah
Kemitraan dengan Fihak Ketiga
Aset Tidak Berwujud
Aset Lain-Lain
Saldo Normal Aset Lainnya adalah di sebelah Debet. Penambahan
Aset Lainnya dicatat sebelah debet sedangkan pengurangannya dicatat
disebelah kredit. Perkiraan Tagihan Piutang Penjualan angsuran dan
Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah dikredit pada akhir tahun sebesar
bagian jumlah tagihan piutang yang jatuh tempo tahun anggaran
berikutnya, berdasarkan memo penyesuaian.

Jurnal Penyesuaian untuk Pengakuan Bagian Lancar Piutang Jk.
Panjang

Dr Dii nvestasi kan dalam Aset Lainnya xxx
Cr Tagihan Penjualan Angsuran xxx
Cr Tuntutan Perbendaharaan xxx
Cr Tuntutan Ganti xxx
J umlah dalam perkiraan ini didebet kembali pada awal tahun
anggaran berikutnya dengan menggunakan jurnal balik.

Jurnal Balik Saat Menghapus Bagian Lancar Piutang Jangka Panj ang

Dr Tagihan Penjualan Angsuran xxx
Dr Tuntutan Perbendaharaan xxx
Manual Si stem dan Prosedur Akuntansi Pel aporan Keuangan Daerah

Pemerintah Kabupaten Bandung 46

Dr Tuntutan Ganti xxx
Cr Diinvestasikan dal am Aset
Lainnya
xxx
J urnal tersebut dicatat secara simultan dengan jurnal sesuai di bagian
Akuntansi Aset Lancar - Bagian Lancar Piutang J angka Panjang.


H. PROSEDUR AKUNTANSI UTANG
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi
pemerintah daerah. Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi
pelaksanaan tugas atau tanggungjawab untuk bertindak di masa lalu.
Kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari
kontrak yang mengikat atau peraturan perundang-undangan.
Penyajian utang pemerintah di Neraca dapat diklasifikasikan
menjadi kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Utang
dicatat sebesar nilai nominal. Namun demikian, SKPD secara umum tidak
berwenang untuk melakukan pinjaman/utang yang bersifat jangka pendek,
menengah maupun jangka panjang.
Hutang yang dimungkinkan ada di SKPD adalah hutang dikarenkan
adanya pemotongan pajak yang dilakukan namun belum dilakukan
penyetoran ke kas negara. Sebagaimana diuraikan dimuka, dalam proses
belanja barang dan jasa seringkali terdapat potongan pajak oleh
Bendahara Pengeluaran sebagai Wajib Potong/Pungut sehingga dana
yang diterima oleh fihak ketia adalah jumlah netto (setelah dikurangi
potingan pajak). Potongan/pungutan pajak oleh Bendahara Pengeluaran
tersebut dicatat sebagai utang sebagaimana telah diuraikan di bagian
Pemotongan dan Penyetoran Pajak.

I. PROSEDUR AKUNTANSI EKUITAS DANA
Ekuitas dana merupakan pos pada neraca pemerintah yang
menampung selisih antara aset dan kewajiban pemerintah. Pos Ekuitas
Dana terdiri dari tiga kelompok, yaitu:
- Ekuitas Dana Lancar
- Ekuitas Dana Investasi
- Ekuitas Dana untuk Dikonsolidasi
Manual Si stem dan Prosedur Akuntansi Pel aporan Keuangan Daerah

Pemerintah Kabupaten Bandung 47

Ekuitas Dana untuk Dikonsolidasi berisi RK Pusat yang merupakan
respirokal antara SKPD dan SKPKD. RK Pusat merupakan transfer ekuitas
pusat ke cabang. Oleh karena jurnal-jurnal sudah diberikan pada saat
pembahasan masing-masing kelompok aset dan kewajiban, maka dalam
bab ini tidak diberikan contoh jurnal.

I.1 Ekuitas Dana Lancar
Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dengan
kewajiban jangka pendek. Kelompok Ekutas Dana Lancar antara lain terdiri
dari Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran/SiLPA, Pendapatan yang
ditangguhkan, Cadangan Piutang, Cadangan Persediaan dan Dana yang
harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek.
a. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA)
SiLPA/SiKPA merupakan sisa lebih/kurang antara realisasi penerimaan
dan pengeluaran selama satu periode. Perkiraan ini didebet/kredit pada
akhir tahun anggaran pada saat dilakukan jurnal penutup perkiraan
Surplus/Defisit dan perkiraan Pembiayaan Netto.
b. Cadangan untuk Piutang
Kekayaan bersih pemerintah yang tertanam dalam piutang jangka
pendek. Pencatatan dilakukan berdasarkan memo penyesuaian.
Perkiraan ini dikredit:
Pada akhir tahun anggaran sebesar jumlah Laporan Inventarisasi
Piutang Pajak yang belum dibayar
Pada akhir tahun sebesar bagian jumlah tagihan penjualan
angsuran yang jatuh tempo
Pada akhir tahun sebesar bagian jumlah TGR yang jatuh tempo
tahun anggaran berikutnya
Pada akhir tahun sebesar jumlah Laporan Inventarisasi Piutang
Lain-lain yang belum dibayar.

Perkiraan ini didebet:
Pada awal tahun sebesar jumlah Laporan Inventarisasi Piutang
Pajak yang belum dibayar (jurnal balik)
Manual Si stem dan Prosedur Akuntansi Pel aporan Keuangan Daerah

Pemerintah Kabupaten Bandung 48

Pada awal tahun sebesar bagian jumlah tagihan penjualan angsuran
yang jatuh tempo (jurnal balik)
Pada awal tahun sebesar bagian jumlah TGR yang jatuh tempo
(jurnal balik)
Pada awal tahun sebesar jumlah Laporan Inventarisasi Piutang
Lain-lain yang belum dibayar (J urnal balik)

c. Cadangan untuk Persediaan
Cadangan untuk Perrsediaan merupakan kekayaan pemerintah yang
tertanam dalam persediaan.
Perkiraan ini dikredit pada akhir tahun sebesar jumlah Laporan
Inventarisasi Fisik Persediaan. (J urnal Penyesuaian)
Perkiraan ini didebet pada awal tahun sebesar jumlah Laporan
Inventarisasi Fisik Persediaan (J urnal Balik)

d. Dana yang Harus disediakan untuk Pembayaran Utang J angka Pendek
Perkiraan lawan Ekuitas Dana Lancar merupakan pengurang kekayaan
bersih pemerintah daerah.
Perkiraan ini didebet pada akhir tahun sebesar jumlah kewajiban yang
belum dibayar per akhir tahun.
Perkiraan ini dikredit pada awal tahun berikutnya sebesar jumlah
kewajiban yang jatuh tempo (jurnal balik)

I.2 Ekuitas Dana Investasi
Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerintah yang
tertanam dalam Invstasi J angka Panjang, Aset Tetap dan Aset Lainnya,
dikurangi dengan kewajiban jangka Panjang. Pos Ekuitas ini ada di SKPD
hanya terdiri dari:
a. Diinvestasikan dalam Aset Tetap, yang merupakan akun lawan dari
Aset Tetap
b. Diinvestasikan dalam Aset Lainnya, yang merupakan akun lawan Aset
Lainnya.

1) Diinvestasikan dalam Aset Tetap
Manual Si stem dan Prosedur Akuntansi Pel aporan Keuangan Daerah

Pemerintah Kabupaten Bandung 49

Kekayaan pemerintah yang ditanamkan dalam bentuk aset tetap,
seperti tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan
dan irigasi dan aset tetap lainnya.
Perkiraan ini dikredit pada saat terjadi realisasi
pengeluaran/penambahan dan didebet pada saat terjadi
penjualan/penguranan untuk:
(1) Tanah
(2) Peralatan dan Mesin
(3) Gedung dan Bangunan
(4) J alan, Irigasi dan J aringan
(5) Aset Tetap Lainnya
(6) Konstruksi dalam Pengerjaan
2) Diinvestasikan dalam Aset Lainnya
Ekuitas dana pemerintah yang ditanam dalam bentuk aset lainnya.
Perkiraan ini dikredit pada saat terjadinya realisasi penerimaan
untuk:
3) Tagihan Penjualan Angsuran
4) Lain-lain Aset (TGR)
Perkiraan ini didebet pada saat teradinya penjualan/pengurangan
untuk:
a. Tagihan Penjualan Angsuran
b. Lain-lain Aset (TGR)

I.3 Ekuitas Dana untuk Dikonsolidasi (RK Pusat)
Akuntansi RK-Pusat merupakan akuntansi ekuitas dana di tingkat
Satker. Akun RK-Pusat setara dengan akun Ekuitas Dana, tetapi
penggunanya khusus Satker. Hal ini dikarenakan SKPD dianggap
merupakan cabang dari Pemda, sehingga sebenarnya SKPD tidak memiliki
ekuitas dana sendiri, melainkan hanya menerima ekuitas dana dari Pemda,
melalui mekanisme transfer. Akun RK-Pusat akan bertambah bila Satker
menerima transfer aset (seperti menerima SP2D UP/GU dan menerima
aset tetap dari Pemda), pelaksanaan belanja LS (menerima SP2D LS), dan
akan berkurang bila Satker mentransfer aset ke Pemda (seperti penyetoran
uang ke Pemda).
Akun RK-Pusat yang ada di Satker ini mempunyai rekening
resiprokal berupa akun RK-SKPD yang ada di PPKD sebagai akun aset.
Saldo normal akun RK-SKPD adalah Debit (Dr) sedangkan saldo normal
Manual Si stem dan Prosedur Akuntansi Pel aporan Keuangan Daerah

Pemerintah Kabupaten Bandung 50

akun RK-Pusat adalah kredit (Cr). Akun RK-Pusat dan RK-SKPD ini akan
dieliminasi pada saat akan dibuat laporan gabungan Pemda.
Pengeliminasian dilakukan oleh PPKD/BUD.
Dokumen dan jurnal standar yang berkaitan dengan akun RK-Pusat
telah diberikan pada saat pembahasan sebelumnya.































Manual Si stem dan Prosedur Akuntansi Pel aporan Keuangan Daerah

Pemerintah Kabupaten Bandung 51

DAFTAR LAMPIRAN
BAB 3 : PROSEDUR AKUNTANSI SKPD


1. BUKU J URNAL KHUSUS KAS MASUK (J KM)
2. BUKU J URNAL KHUSUS KAS KELUAR (J KK)
3. BUKU J URNAL UMUM
4. BUKU BESAR
5. BUKU BESAR PEMBANTU
Manual Si stem dan Prosedur Akuntansi Pel aporan Keuangan Daerah
Pemerintah Kabupaten Bandung 52





PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG
SKPD ....................
JURNAL KAS MASUK (JKM)

Halaman .....



Tanggal
DEBIT KREDIT


Kas
1.1.1


Nomor Bukti /
Dokumen Lai n






Kode Rekening



Uraian



Ref


Juml ah
(Rp)
Kas di Bendahara
Penerimaan
1.1.1.02.01 (Rp)
Kas di Bendahara
Pengel uaran
1.1.1.03.01 (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8










Lampiran III.1. Peraturan Bupati
Nomor :
Tanggal :
Manual Si stem dan Prosedur Akuntansi Pel aporan Keuangan Daerah
Pemerintah Kabupaten Bandung 53





PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG
SKPD ..........
JURNAL KAS KELUAR (JKK)

Halaman .....



Tanggal
DEBIT KREDIT


Nomor Bukti /
Dokumen Lai n





Kode Rekening



Urai an



Ref


Juml ah
(Rp)
Kas
1.1.1
Kas di
Bendahara
Penerimaan
1.1.1.02.01 (Rp)
Kas di
Bendahara
Pengel uaran
1.1.1.03.01 (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8






Lampiran III.2. Peraturan Bupati
Nomor :
Tanggal :
Manual Si stem dan Prosedur Akuntansi Pel aporan Keuangan Daerah
Pemerintah Kabupaten Bandung 54





PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG
SKPD ......
JURNAL UMUM (JUM)

Hal aman .....



Tanggal

Nomor Bukti/
Dokumen
Lain



Kode Rekening



Uraian



Ref

J umlah
(Rp)

Debet

Kredit
1 2 3 4 5 6 7








Lampiran III.3. Peraturan Bupati
Nomor :
Tanggal :
Manual Si stem dan Prosedur Akuntansi Pel aporan Keuangan Daerah
Pemerintah Kabupaten Bandung 55




PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG
SKPD ..............
BUKU BESAR

Kode rekening : ...................................................................................
Nama rekening : ...................................................................................
Pagu APBD : ...................................................................................
Pagu perubahan APBD : ................................................................................... Halaman .....

Tanggal Uraian Ref.
Debet
(Rp)
Kredi t
(RP)
Saldo
(Rp)











Jumlah



....................., .................................
PPK-SKPD


(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP



Lampiran III.4. Peraturan Bupati
Nomor :
Tanggal :
Manual Si stem dan Prosedur Akuntansi Pel aporan Keuangan Daerah
Pemerintah Kabupaten Bandung 56




PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG
SKPD ..............
BUKU BESAR PEMBANTU


Kode rekening BB Pembant u : .....................................................................
Nama rekening BB Pembantu : .....................................................................
Pagu APBD : .....................................................................
Pagu perubahan APBD : ..................................................................... Halaman .....

Tanggal Uraian Ref.
Debet
(Rp)
Kredi t
(RP)
Sal do
(Rp)



















Jumlah



....................., .................................
PPK-SKPD


(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP





Lampiran III.5. Peraturan Bupati
Nomor :
Tanggal :

Anda mungkin juga menyukai