Anda di halaman 1dari 4

Mempelajari trauma tembak akan meliputi balistik terminal, yaitu suatu cabang ilmu yang mempelajari

pengaruh anak peluru setelah ditembakan terhadap bagian dari target yang menjadi sasaran. Ilmu
balistik yang terkait yaitu balistik interior (apa yang terjadi pada peluru dari suatu senjata saat picu
ditarik sampai anak peluru meninggalkan ujung laras), balistik eksterior (jalannya anak peluru setelah
meninggalkan ujung laras), dan balistik forensic (macam pemeriksaan atas selongsong bekas dari suatu
tembakan guna memastikan senjata yang telah digunakan.

I. Jenis Senjata
Penjenisan senjata dapat dibedakan berdasarkan :
Tenaga pendorong
Cara menggunakan
Bentuk permukaan dalam laras


A. BERDASARKAN TENAGA PENDORONG/ PELONTAR

1. Senjata api :
segala jenis senjata yang menggunakan mesiu sebagai sumber kinetic, terdiri atas :
Mesiu hitam, terdiri atas : belerang, arang, dan sendawa
Cirri-ciri : menimbulkan banyak asap, warna hitam sisa pembakaran, tenaga lontaran kurang kuat.
Mesiu putih, terdiri atas : nitrocellulose saja atau nitrocellulose dan nitroglycerine
Ciri-ciri : asap sedikit, sisa pembakaran sedikit, tenaga lontaran lebih kuat.
2. Senjata angin :
Senjata yang menggunakan konpresi udara atau cairan CO2 sebagai sumber energy yang melontarkan
anak peluru.

B. BERDASARKAN CARA MENGGUNAKAN

1. Senapan
Menggunakan kedua tangan sambil memanfaatkan bahu, terdiri atas:
Senapan berlaras lebih dari 22 inci
Senapan berlaras kurang dari 22 inci
2. Senjata genggam / handgun
Cukup menggunakan satu tangan, terdiri atas :
Pistol : jenis senapan menggunakan magazine kotak panjang.
Revolver : jenis senapan menggunakan magazine berputar.

C. BERDASARKAN BENTUK PERMUKAAN DALAM LARAS

1. Senjata berlaras rata ( smooth-walled weapon)
Permukaan dalam laras rata/ tidak beralur melingkar, laras dari shotgun, senapan angin, pistol, atau
revolver.
2 Senjata beralur melingkar (riffled weapon)
Kegunaan dari alur ini ialah agar anak peluru bergerak memutar sehingga arah giroskopik menjadi lebih
stabil. Biasa digunakan pada senjata militer.
II. Mekanisme Kerja Senjata

Pada prinsipnya mekanisme kerja senjata angina tau senjata api adalah sama yaitu memanfaatkan
tekanan tinggi dari udara atau gas. Pada senjata angin, tekanan yang tinggi diperoleh dengan
menempatkan udara dengan merubah CO2 cair menjadi gas dalam ruangan yang volumenya tetap.
Sedangkan pada senjata api tekanan yang tinggi diperoleh dari pembakaran mesiu sehingga dalam
waktu sekejap berubah menjadi gas dengan volume yang besar didalam ruangan yang volumenya tetap.



III. Mekanisme Terjadinya Luka



Kelaian yang terbentuk setelah anak peluru mengenai tubuh merupakan resultnte dari banyak factor.
Pada bagian masuknya peluru, bagian tubuh sebelah dalam yang terkena, dan bagian tubuh tempat
keluar peluru kelainannya berbeda.


1. Bagian tubuh tempat masuknya anak peluru.

Faktor yang mempengaruhi :
Gaya kinetik anak peluru
Suhu panas anak peluru
Semburan api
Ledakan gas dari mesiu
Percikan mesiu yang terbakar
Bentuk dari luka tembak masuk masih tergantung lagi dengan jaraknya, yaitu :

a. Jarak kontak / menempel, ciri-ciri :
Berbentuk seperti bintang, terutama jika di bawah kulit terdapat tulang.
Sering terdapat memar berbentuk sirkuler sebagai hentakan balik dari moncong senjata.
Terdapat jelaga pada jaringan tepi luka.
Terdapat tattoo disekitar akibat sisa mesiu yg tidak terbakar.

b. Jarak dekat (1 inci 2 kaki), ciri-ciri :
Bentuk luka bulat
Tengah luka berlubang
Tepinya dikelilingi cincin lecet akibat kurangnya elastisitas kulit dibandingkan jaringan di bawahnya.
Diameter cincin lecet sedikit lebih kecil dari diameter anak peluru.
Terdapat tattoo.
Rambut disekitarnya terbakar.

c. Jarak jauh (lebih dari 2 kaki), cirri-cirinya :
Bentuk luka bulat.
Tengah luka berlubang
Tepinya dikelilingin cincin lecet
Diameter cincin lecet sedikit lebih kecil dari diameter anak peluru.
Tidak di dapatkan produk pembakaran mesiu.

2. Bagian tubuh sebelah dalam.
Faktor yang mempengaruhi :
Gaya kinetic anak peluru.
Penyebaran gaya kinetic ke jaringan sekitarnya.
Gerakan giroskopik anak peluru.
Faktor-faktor yang disebutkan akan menyebabkan terbentuknya rongga pada lintasan anak peluru, yang
besarnya melebihi ukuran anak peluru, sedangkan lintasan anak peluru yang melewati tulang akan
membentuk sebuah corong yang arahnya menunjukan jalannya anak peluru.


3. Bagian tubuh tempat keluarnya anak peluru
Faktor yang mempengaruhi :
Gaya kinetik anak peluru.
Perubahan bentuk anak peluru setelah menabrak tulang.
Perubahan arah anak peluru setelah menabrak tulang.
Serpihan tulang yang kemudian menjadi peluru sekunder.





IV. PEMERIKSAAN FORENSIK

Pada setiap tubuh mayat perlu dipastikan lebih dahulu mana yang merupakan luka tembak masuk
dengan memperhatikan cirri-ciri sebagai berikut :
Terdapat cincin lecet.
Memar berbentuk sirkuler bekas sentakan moncong senjata.
Terdapat produk-produk ledakan mesiu (tattoo, jelaga, atau sisa-sisa mesiu)
Lintasan berbentuk corong pada tulang di bawahnya menghadap ke dalam tubuh.
Terdapar produk ledakan mesiu yang menempel pada baju di sekitar tempat masuknya anak peluru.
Serabut-serabut baju yang terkena tembakan yang mengarah ke arah tubuh.



V. KONTEK PERISTIWA


Pada setiap kasus luka tembak harus dipikirkan kontek peristiwa yang mungkin melatar belakanginya,
yaitu bunuh diri, kecelakaan atau pembunuhan.
Bunuh diri :
o Menggunakan pistol atau revolver
o Senjata ditemukan tergeletak dekat mayat atau masih tergenggam
o Cadaveric spasm
o Sasaran pada tempat yang mematikan.
o Jarak tembak sering kali jarak temple.

Dapat dilakukamn beberapa pemeriksaan untuk memastikan adanya sisa pembakaran mesiu pada
tangan korban, seperti :
o Tes Parrafin yang ditambahkan dengan diphenylamine
o Tes Horrison & Gilroy yang menggunakan kasa yang telah dibasahi dengan asam chloride untuk
mendeteksi adanya unsure logam, mercury, antimony, barium, atau timah hitam.
o Tes metode neuron activasion analysis untuk mendeksi adanya unsur antimony, barium, dan copper
walaupun tangan yang digunakan untuk menembak sudah dibersihkan.
Kecelakaan
Gambarannya sering kali menyerupai peristiwa bunuh diri, jika gambaran luka tampak seperti luka
jarang jauh kemungkinan terjadi karena salah sasaran ketika berburu.
Pembunuhan
Jika senjata tidak ditemukan dekat jenazah, bentuk luka tidak menggambarkan luka jarak temple atau
jarak sangat dekat.

Anda mungkin juga menyukai