Anda di halaman 1dari 30

PEMBIMBING :

DR. DADAN SUSANDI, SP.OG



PENYUSUN :
DERRI HAFA NURFAJRI
PERDARAHAN UTERUS
ABNORMAL
DEFINISI
Perdarahan uterus abnormal (PUA) /
Abnormal Uterine Bleeding (AUB), meliputi
semua kelainan menstruasi baik dalam hal
jumlah, lama, maupun saat terjadinya.

TERMINOLOGI
Menoragia (perdarahan menstruasi banyak) diganti
dengan Heavy Menstrual Bleeding (HMB) .

Metroragia (perdarahan terjadi diantara menstruasi yang
siklik dan terprediksi) diganti dengan Intermenstrual
Bleeding (IMB).

Sedangkan Perdarahan Uterus Disfungsional (PUD)
merupakan kelainan koagulopati, gangguan hemostasis
endometrium, dan gangguan ovulasi, istilah tersebut
ditiadakan.
KLASIFIKASI
PUA dibagi berdasarkan penyebab dan jumlah-
lama-saat perdarahan.

PUA berdasarkan penyebabnya disebut dengan
PALM-COEIN :
1. PALM adalah Polyp, Adenomyosis,Leiomyoma,
Malignancy-hyperplasia. Dapat didiagnosis
secara visual dengan teknik pencitraan dan /
atau histopatologi (AUB Structural).


SISTEM KLASIFIKASI FIGO
PUA berdasarkan penyebabnya disebut dengan
PALM-COEIN :
2. COEIN adalah Coagulopathy, Ovulatory dysfunction,
Endometrial, Iatrogenic, dan Not yet classified
(semula dinamakan PUD / DUB). Tidak dapat
ditentukan dengan pencitraan atau histopatologi
(AUB Non-Structural).

SISTEM KLASIFIKASI FIGO
Berdasarkan jumlah, lama, maupun saat
terjadinya PUA dibagi menjadi :
A. Akut
B. Kronik
C. Perdarahan Tengah ( Intermenstrual Bleeding)

PERDARAHAN UTERUS
ABNORMAL (PUA)
A. Perdarahan uterus abnormal akut
didefinisikan sebagai perdarahan menstruasi
yang banyak sehingga perlu dilakukan
penanganan lebih cepat untuk mencegah
kehilangan darah.
Perdarahan uterus abnormal akut juga dapat
terjadi pada kondisi PUA kronik atau tanpa
riwayat sebelumnya.
PERDARAHAN UTERUS
ABNORMAL (PUA)
B. Perdarahan uterus abnormal kronik
merupakan perdarahan uterus abnormal yang
telah terjadi lebih dari 3 bulan. Kondisi ini
biasanya tidak memerlukan penanganan yang
cepat.

PERDARAHAN UTERUS
ABNORMAL (PUA)
C. Perdarahan tengah (intermenstrual
bleeding) merupakan perdarahan yang terjadi
diantara menstruasi yang siklik dan terprediksi.
Dapat terjadi kapan saja atau terjadi di waktu
yang sama setiap siklus. Istilah ini ditujukan
untuk menggantikan terminologi metroragia.
POLIP


1) Biasanya polip bersifat asimptomatik, namun pada
umumnya dapat pula menyebabkan PUA.

2) Lesi umumnya jinak, namun sebagian kecil atipik
atau ganas.

3) Diagnosis polip ditegakkan berdasarkan
pemeriksaan USG dan atau histeroskopi, dengan
atau tanpa hasil histopatologi.
ADENOMIOSIS

1) Kriteria adenomiosis ditentukan berdasarkan
kedalaman jaringan endometrium pada hasil
histopatologi.

2) Adenomiosis dimasukkan dalam sistem klasifikasi
berdasarkan pemeriksaan MRI dan USG. Mengingat
terbatasnya fasilitas MRI, pemerikasaan USG cukup
untuk mendiagnosis adenomiosis.

3) Hasil USG menunjukkan jaringan endometrium
heterotopik pada miometrium dan sebagian
berhubungan dengan adanya hipertrofi miometrium.
LEIOMIOMA UTERI
1) Mioma uteri umumnya tidak memberikan
gejala dan biasanya bukan penyebabnya PUA
secara sendiri.

2) Pertimbangan dalam membuat sistem
klasifikasi mioma uteri : hubungan mioma uteri.

3) Klasifikasi primer : hanya ada atau tidaknya
dari satu atau lebih mioma uteri. Tanpa
melihat, lokasi, jumlah dan ukuran.
LEIOMIOMA UTERI
4) Klasifikasi sekunder : mengenal mioma uteri
menonjol kerongga endometrium / submocosal
(SM).

5) Klasifikasi tersier : klasifikasi untuk mioma uteri
submukosum, intramural dan subserosum
MALIGNANCY AND
HYPERPLASIA
1) Meskipun jarang ditemukan, namun hiperplasia
atipik dan keganasan merupakan penyebab
penting PUA

2) Klasifikasi keganasan dan hiperplasia
menggunakan sistem klasifikasi FIGO dan WHO
MALIGNANCY AND
HYPERPLASIA
Ca servik
Metrorrhagia sebagai tanda awal
Kemudian BB , nyeri panggul
Pada klimakterium, sering pada multipara

Ca korpus
Lebih jarang
Saat menopause, nulipara lebih sering
COAGULOPATHY
1) Terminologi koagulopati digunakan untuk kelainan
hemostasis sistemik yang terkait dengan PUA.

2) Tiga belas persen perempuan dengan perdarahan
menstruasi banyak memiliki kelainan hemostasis
sistemik, dan yang paling sering ditemukan adalah
penyakit von willebrand
OVULATORY DYSFUNCTION
1) Gangguan ovulasi merupakan salah satu
penyebab PUA dengan manifestasi klinik
perdarahan yang sulit diramalkan dengan jumlah
darah yang bervariasi.

2) Dahulu termasuk kriteria perdarahan uterus
disfungsional (PUD)

3) Gejala bervariasi mulai dari amenorea,
perdarahan ringan dan jarang, hingga perdarahan
menstruasi banyak.
OVULATORY DYSFUNCTION
4) Gangguan ovulasi dapat disebabkan oleh
sindrom ovarium polikistik (SOPK),
hiperprolaktinemia, hipotiroid, obesitas,
penurunan berat badan, anoreksia, atau
olahraga yang berat.

5) Pada beberapa kasus, gangguannya dapat
berasal dari faktor iatogenik seperti
penggunaan steroid atau obat yang
mempengaruhi metabolisme dopamin
(penggunaan fenotiazin dan antidepresan
trisiklik)
ENDOMETRIAL
1) Perdarahan uterus abnormal yang terjadi pada
siklus menstruasi yang teratur.

2) Penyebab perdarahan pada kelompok ini adalah
gangguan hemostasis lokal endometrium.
























IATROGENIK
1) Perdarahan uterus abnormal yang berhubungan
dengan penggunaan estrogen, progestin, atau
AKDR.

2) Penggunaan obat atau alat medis dapat
langsung mempengaruhi endometrium,
mengganggu mekanisme hemostasis lokal
endometrium, atau mempengaruhi ovulasi.

3) Perdarahan endometrium di luar jadwal yang
terjadi akibat penggunaan estrogen atau
progrestin dimasukkan dalam istilah perdarahan
sela atau breakthrough bleeding (BTB).
IATROGENIK
4) Perdarahan sela terjadi karena rendahnya
konsentrasi estrogen dalam sirkulasi yang
disebabkan tingkat kepatuhan pasien yang rendah
(lupa atau telat minum pil kontrasepsi). Hal
tersebut akan mengakibatkan turunnya penekanan
pada FSH yang memproduksi estrogen endogen
sehingga akan menstimulasi endometrium dan
menyebabkan perdarahan sela. Turunnya
kontrasepsi estrogen dalam sirkulasi dapat juga
disebabkan oleh pemakaian obat tertentu
(rifampisin dan griseofulvin).
IATROGENIK
5) Perdarahan menstruasi banyak sering terjadi pada
perempuan pengguna obat anti koagulan (warfarin,
heparin, dan low molecular weight heparin).
Karena perempuan yang menggunakan obat
tersebut diatas biasanya mempunyai kelainan
hemostasis bawaan maka menurut kesepakatan
kelompok ini dimasukkan ke dalam kategori PUA-
C.
NOT YET CLASSIFIED
1) Kategori not yet classified dibuat untuk penyebab
lain yang jarang atau yang susah untuk
digolongkan ke dalam kategori lainnya.

2) Termasuk di dalamnya yakni beberapa keadaan
lain pada endometrium seperti endometritis kronik
atau malformasi ateri vena.
PERDARAHAN IREGULER
1. Yang termasuk dalam perdarahan ireguler
adalah metroragia, menometroragia,
oligomenore, perdarahan menstruasi yang
lama ( > 12 hari ), perdarahan antara 2
siklus menstruasi dan pola perdarahan lain
yang ireguler.

2. Pemeriksaan hormon tiroid dan prolaktin
perlu dilakukan terutama pada keadaan
oligomenorea. Bila dijumpai
hiperprolaktinemia yang disebabkan oleh
hipotiroid maka kondisi ini harus diterapi.
HEAVY MENSTRUAL BLEEDING
1. HMB merupakan perdarahan mestruasi dengan jumlah
darah menstruasi > 80 cc atau lamanya > 7 hari pada
siklus yang teratur. Bila perdarahannya terjadi > 12 hari
harus dipertimbangkan termasuk dalam perdarahan
ireguler.

Prinsip Penangan PUA
Akut
Rawat Inap
Infus
RL, beri
oksigen
dan
transfusi
darah
jika Hb
<7,5
g/dl
EEK 2,5
mg, oral
tiap 6 jam
ditambah
prometasin
25 mg oral
atau injeksi
setiap 4-6
jam. Asam
traneksama
t 3x1 gram
diberikan
bersamaan
dengan
EEK
Dilatasi &
kuretase
jika
perdaraha
n masih
berlangsu
ng dalam
12-24 jam
Setelah
perdarahan
akut berhenti,
diberikan PKK
4x1 tab, 3x1
tab, 2x1 tab,
1x1 tab (3
minggu), lalu
setiap PKK
siklik selama 3
bulan. Dapat
diberikan
GnRH agonis
3 siklus
bersama PKK
Jika terdapat
kontraindikasi
PKK dapat
diberikan
progestin
selama 14
hari kemudian
stop 14 hari,
ulangi selama
3 bulan
USG
transvagi
nal, TSH,
DPL, PT,
APTT
Bila terapi medikamentosa tidak berhasil atau ada kelainan
organik, lakukan terapi pembedahan seperti ablasi
endometrium, miomektomi, polipektomi, atau histerektomi
Prinsip Penangan PUA Akut
Rawat Jalan
EEK 2,5 mg, oral
tiap 6 jam
ditambah
prometasin 25
mg oral atau
injeksi setiap 4-6
jam. Asam
traneksamat 3x1
gram diberikan
bersamaan
dengan EEK
Dilatasi &
kuretase
jika
perdaraha
n masih
berlangsun
g dalam
12-24 jam
Setelah perdarahan
akut berhenti,
diberikan PKK 4x1
tab, 3x1 tab, 2x1
tab, 1x1 tab (3
minggu), lalu setiap
PKK siklik selama 3
bulan. Dapat
diberikan GnRH
agonis 3 siklus
bersama PKK
Jika terdapat
kontraindikasi
PKK dapat
diberikan
progestin
selama 14 hari
kemudian stop
14 hari, ulangi
selama 3 bulan
USG
transvag
inal,
TSH,
DPL, PT,
APTT
Bila terapi medikamentosa tidak berhasil atau ada kelainan
organik, lakukan terapi pembedahan seperti ablasi
endometrium, miomektomi, polipektomi, atau histerektomi

Anda mungkin juga menyukai