Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

Oleh :
I PUTU WISUDA
12C10922

S1 Keperawatan

STIKES BALI

2013/2014

Laporan pendahuluan Defisit perawatan diri

1. Pengertian
Perawatan diri (personal Hygiene) adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhikebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak
dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri
(mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).

2. Etiologi
1.

Body image
Gambaran individu terhadap dirinya mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena

adanya perubahn fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.


2.

Praktik social
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi

perubahan pola personal hygiene.


3.

Status ekonomi-sosial

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperrti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo,
alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk penyediaan.
4.

Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat

meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus, ia harus selalu
menjaga kebersihan kakinya.
5.

Budaya
Budaya mempengaruhi kebersihan diri seseorang, sebagai contoh orang eropa, umumnha

mandi sekali seminggu, karena cuaca di eropa yang memang dingin, dan perempuan didesa
yang biasa mandi di suangai sehingga tergolong yang memiliki personal hygiene buruk.

6.

Kebiasaan seseorang
Tiap individu memiliki kebiasanan tersendiri kapan dia ingin memotong rambut,

menggunting kuku/bahkan keinginan untuk mandi 2 kali sehari/tidak mandi.


7.

Kondisi fisik
Orang sakit lebih banyak membutuhkan kebersihan diri dan personal hygiene perlu lebih

berhati-hati pada orang dengan luka terbuka.

3. Patofisiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai
berikut : kelelahan fisik dan penurunan kesadaran,dan kurang nya motivasi untuk merawat
diri.

4. Manifestasi Klinis
1.

Fisik
a. Kulit kepala kotor dan rambut kusam, acak-acakan
b. Hidung kotor telinga juga kotor
c. Gigi kotor disertai mulut bau
d. Kuku panjang dan tidak terawat
e. Badan kotor dan pakaian kotor
f. Penampilan tidak rapi

2.

Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif
b. Menarik diri, isolasi
c. Merasa tidak berdaya, rendah diri dan hina

3.

Social
a. Interaksi kurang
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma, missal : cara makan berantakan, buang air
besar/kecil sembarangan, tidak dapat mandi/siakt gigi, tidak dapat berpakaian sendiri.

5. Macam-macam perawatan diri (Personal Hygiene)


1.

Perawatan kulit kepala dan rambut

2.

Perawatan mata

3.

Perawatan hidung

4.

Perawatan telinga

5.

Perawatan kuku kaki dan tangan

6.

Perawatan genitalia

7.

Perawatan kulit seluruh tubuh

8.

Perawatan tubuh secara keseluruhan

9.

Perawatan gigi dan mulut.

6. Pemeriksaan Diagnostic/Penunjang
a. Pemeriksaan fisik

7. Penatalaksanaan Medis/Keperawatan
a. Memberikan pasien bantuan untuk memenuhi kebutuhan kebersihan pasien.

8. Asuhan Keperawatan Teoritis


A. Pengkajian
Pengkajian nyeri akurat penting untuk upaya penatalaksanaan nyeri yang afektif. Karena
nyeri merupakan pengalaman yang subjektif dan dirasakan secara berbeda pada masingmasing individu, maka perawat perlu mengkaji semua factor yang mempengaruhi nyeri,
seperti factor fisiologis, psikologis, perilaku, emosional, dan sosiokultural. Pengkajian nyeri
terdiri atas dua komponen utama, yakni (a) riwayat nyeri untuk mendapatkan data dari klien
dan (b) observasi langsung pada respon perilaku dan fisiologis klien. Tujuan pengkajian
adalah untuk mendapatkan pemahaman objektif terhadap pengalaman subjek. Pengkajian
dapat dilakukan dengan cara PQRST :

P (pemicu) yaitu faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri.

Q (quality) dari nyeri, apakah rasa tajam, tumpul atau tersayat.

R (region) yaitu daerah perjalanan nyeri.

S (severty) adalah keparahan atau intensits nyeri.

T (time) adalah lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri.

B. Perencanaan
1. Prioritas
Memprioritaskan masalah keperawatan sesuai berdasarkan :
a. Kebutuhan Maslow (Physico-Safety-Love/Belonging-Esteem-Self Actualization)
b. Kegawatan dari masalah (Airway-Breathing-Circulation)
c. Tingkat masalah (actual-resiko-potensial-sejahtera-sindrom)
d. Keinginan pasien itu sendiri

2. Rencana Keperawatan
A. Diagnosa
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik.
b. Nyeri kronis berhubungan dengan kerusakan jaringan.
B. Intervensi
Contoh intervensi dengan diagnose Nyeri akut b/d cidera fisik
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,masalah nyeri teratasi
dengan kriteria hasil :

a. adanya penurunan intensitas nyeri


b. ketidaknayaman akibat nyeri berkurang
c. tidak menunjukan tanda-tanda fisik dan perilaku dalam nyeri akut
Intervensi :
Kaji nyeri
Rasional : mengetahui daerah nyeri,kualitas,kapan nyeri dirasakan,faktor
pencetus,berat ringannya nyeri yang dirasakan.
Ajarkan tekhnik relaksasi kepada pasien
Rasional : untuk mengajarkan pasien apa bila nyeri timbul
Berikan analgetik sesuai program
Rasional : untuk mengurangi rasa nyeri
Observasi TTV
Rasional : untuk mengetahui keadaan umum pasien.

A. Implementasi
Yaitu pengaplikasian rencana keperawatan yang telah dibuat ,disesuiakan dengan
ketetapan waktu sesui perencanaan dan sesuai dengan prosedur yang ada.
B. Evaluasi
Setelah dilakukan implementasi sesuai dengan batas waktu dan kondisi pasien maka
diharapakan :
a. pasien menunjukan wajah rileks
b.pasien dapat tidur atau beristirahat
c. pasien mengatakan skala nyerinya berkurang

9. WOC (Web Of Caution)


Trauma

Fraktur

Luka terbuka

Perubahan status
kesehatan

Cedera sel

Kerusakan kulit

Kerusakan rangka
neuromuskuler

Degranulasi sel
mast

Cemas

Trauma jaringan
lunak

Gangguan
mobilitas fisik

Pelepasan mediator
kimiawi

Kurangnya
informasi

Nocireceptor
menerima rangsang

Kurang
pengetahuan

Risiko infeksi

Pendarahan
hebat

Pendarahan
hebat

Gangguan
integritas kulit

Rangsang
diteruskan ke
korteks serebri

Spasme otot

Nyeri

Daftar Pustaka

Carpenito, Lynda Juall. 1995. Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.


Doenges,Marilynn E,dkk.1999.Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Keperawatan Pasien.Jakarta:EGC.
Hidayat,A.Aziz Alimul.2008.Pengantar kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika.
Mubarak,Wahit Iqbal dan Nurul Chayatin.2007.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan
Aplikasi dalam Praktik.Jakarta:EGC.
http://tataeine.blogspot.com/2013/06/lp-kdm-nyeri.html

Anda mungkin juga menyukai