Anda di halaman 1dari 21

1

BAB I
PENDAHULUAN

Parasit dapat menyebabkan kelainan pada kulit. Parasit-parasit yang sering
menginfeksi kulit manusia adalah pedikulosis, scabies, dan creeping disease.
Pedikulosis adalah infeksi kulit atau rambut pada manusia yang desebabkan
oleh pediculus (tergolong family pediculae). Selain menyerang manusia penyakit ini
juga menyerang binatang oleh karena itu dibedakan pediculus humanus dengan
pediculus animalis. Pediculus ini merupakan parasir obligat artinya harus menghisap
darah manusia untuk dapat bertahan hidup. Penyakit ini banyak terjadi di lingkungan
yang padat dan penularannya dapt melalui benda yang dipakai oleh penderita
ataupun secara kontak langsung.
2

Pengetahuan dasar tentang penyakit scabies diletakkan oleh Von Hebra, bapak
dermatologi modern. Penyebabnya pertama kali ditemukan oleh Benomo pada tahun
1687, kemudian oleh Mellanby dilakukan percobaan induksi pada sukarelawan
selama perang dunia II.
2

Invasi penyakit creeping disease sering terjadi pada anak-anak terutama yang
sering berjalan tanpa alas kaki, atau yang sering berhubungan dengan tanah atau
pasir.Demikian pula para petani dan tentara sering mengalami hal yang sama.
Penyakit ini banyak terdapat di daerah tropis atau subtropis yang hangat dan
lembab.
2

Infeksi parasit pada kulit manusia dapat menular melalui kontak secara langsung
atau kontak secara tidak langsung. Untuk itu melakukan pengobatan terhadap
seseorang yang memiliki keluhan yang sama dengan penderita dalam waktu yang
bersamaan sangat dianjurkan. Hal ini dilakukan untuk mencegah infeksi ulang dari
parasit tersebut (rekuren).






2

BAB II
PENYAKIT PARASIT PADA KULIT

Penyakit parasit yang sering terjadi pada manusia diantaranya: pedikulosis,
scabies, dan creeping disease.
2.1 Pedikulosis
Pedikulosis merupakan infeksi kulit dan rambut manusia yang disebabkan
oleh Pediculus dari famili Pediculidae. Pediculus ini dapat menyerang manusia
maupun hewan sehingga dibedakan Pediculus humanus untuk yang menyerang
manusia dan Pediculus animalis untuk yang menyerang hewan. Pediculus
merupakan parasit obligat yang harus menghisap darah manusia untuk dapat
mempertahankan hidup.
Pada manusia sendiri, terdapat klasifikasi pedikulosis berdasarkan spesies
pediculus yang menyerang beserta tempat predileksinya yaitu:
2

1. Pediculus humanus capitis yang menyebabkan pedikulosis kapitis
2. Pediculus humanus corporis yang menyebabkan pedikulosis korporis
3. Pthirus pubis yang menyebabkan pedikulosis pubis

2.1.1 Pedikulosis Kapitis
Definisi
Pedikulosis Kapitis merupakan infeksi kulit dan rambut kepala yang
disebabkan oleh Pediculus humanus capitis.
2


Epidemiologi
Infestasi dari Pediculus humanus capitis ini tersebar luar diseluruh
dunia dan biasanya menyerang anak-anak usia sekolah. Penyakit ini cepat
meluas dalam lingkungan hidup yang padat misalnya di asrama dan panti
asuhan. Selain itu faktor kebersihan yang kurang baik seperti jarang
membersihkan rambut atau rambut yang susah dibersihkan (rambut panjang
pada wanita) juga turut berperan dalam penyebaran penyakit ini. Cara
penularan penyakit ini biasanya melalui perantara seperti sisir, bantal, kasur,
dan topi.
2

3



Gambar 1. Kutu rambut dan pubis
Sumber: http://www.aafp.org/afp/2004/0115/afp20040115p341-f1.jpg

Etiologi
Pediculus humanus capitis memiliki 2 mata dan 3 pasang kaki. Yang
betina berukuran panjang 1,2-3,2 mm dan lebar sekitar setengah dari
panjangnya sedangkan yang jantan lebih kecil dan jumlahnya sedikit. Kaki
Pediculus humanus capitis didesain untuk mencengkeram rambut dan dapat
berjalan 23cm permenit. Siklus hidupnya melalui stadium telur, larva, nimfa,
dan dewasa. Pediculus humanus capitis betina dapat bertelur 5-10 telur
perhari. Telur diletakkan di sepanjang rambut dan mengikuti tumbuhnya
rambut sehingga makin ke ujung terdapat telur yang lebih matang. Pediculus
humanus capitis harus menghisap darah terlebih dahulu sebelum melakukan
kopulasi. Jangka waktu hidup Pediculus humanus capitis sekitar 30 hari.
Pediculus humanus capitis biasanya hanya dapat hidup 1-2 hari di luar scalp
sedangkan telurnya dapat bertahan hingga 10 hari.
2,3


Gambar 2: Telur kutu di rambut
Sumber: Wolff K et al. Fitzpatricks dermatology in general medicine 7
th
ed.
New York: McGraw-Hill;2007.
4


Gambar 3: Siklus Pediculosis Capitis
Sumber : http://2.bp.blogspot.com/-
BbkpNrItqQU/Tb_USrICbDI/AAAAAAAAADM/218TRutRfWQ/s1600/siklus%20kutu.p
ng

Gambar 4: Siklus hidup
Sumber : http://seekerofthetruth12.files.wordpress.com/2010/12/1.jpg?w=535
5


Patogenesis
Kelainan kulit yang timbul biasanya disebabkan garukan untuk
menghilangkan rasa gatal. Rasa gatal disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas
terhadap saliva yang diproduksi Pediculus humanus capitis saat menghisap
darah.
2

Gejala Klinis
Gejala mula yang dominan hanya rasa gatal, terutama pada daerah
oksiput dan temporal serta dapat meluas ke seluruh kepala. Kemudian karena
garukan dapat menyebabkan erosi, eskoriasi, dan infeksi sekunder berupa pus
dan krusta. Bila terjadi infeksi sekunder yang berat, rambut akan bergumpal
karena banyaknya pus dan krusta dan disertai perbesaran kelenjar getah
bening regional. Pada keadaan ini kepala akan memberikan bau busuk.
2,5



Pembantu diagnosis
Cara yang paling diagnostik adalah menemukan kutu atau telur
terutama dicari di daerah oksiput dan temporal. Telur berwarna abu-abu dan
berkilat.
2,5


Diagnosis Banding
Tinea kapitis, Pioderma, Dermatitis seboroika
2,5

Pengobatan
Pengobatan bertujuan memusnahkan seluruh Pediculus humanus
capitis dan mengobati infeksi sekunder. Pengobatan yang terbaik adalah
malathion 0,5% atau 1% bentuk lotio atau spray. Cara pakainya adalah pada
malam hari sebelum tidur rambut dicuci dengan sampo kemudian diapakai
lotio malathion dan kepala ditutup dengan kain. Keesekon harinya rambut
dicuci lagi dengan sampo dan disisir dengan sisir halus dan rapat. Obat ini
sukar didapat.
2

6

Di Indonesia obat yang cukup efektif dan mudah didapat adalah
Gammexane 1%. Cara pakainya dioleskan lalu didiamkan 12 jam kemudian
dicuci dan disisir agar semua kutu dan telur terlepas. Jika masih ada telur,
dapat diulangi seminggu kemudian. Obat lainnya adalah benzil benzoat 25%.
2

Pada keadaan infeksi sekunder yang berat sebaiknya rambut dicukur, infeksi
sekunder diobati dulu dengan antibiotika sistemik dan topical lalu disusul
obat di atas dalam bentuk sampo.Higiene merupakan salah satu sarat untuk
tidak terjadi residif.
2


2.1.2 Pedikulosis Korporis
Definisi
Infeksi kulit yang disebabkan oleh Pediculus humanus var corporis.
2


Epidemiologi
Pedikulosis Korporis sering juga disebut penyakit orang miskin
dimana banyak ditemukan pada orang dewasa yang homeless, grup yang
hidup dengan kebersihan yang kurang, para pengungsi, penggembala, dan
para tentara pada waktu perang. Penyakit ini sering disebut penyakit
vagabond karena kutu idak melekat pada kulit namun pada serat kapas di sela
lipatan pakaian dan hanya transien ke kulit untuk menghisap darah. Tidak ada
predileksi untuk ras, usia, dan jenis kelamin. Cara penularannya adalah
melalui pakaian dan pada orang yang dadanya berambut terminal kutu dapat
melekat langsung pada rambut tersebut dan dapat ditularkan melalui kontak
langsung.
2


7


Gambar 5: Pediculosis corporis
Sumber:
http://vecteursetlutte.ifrance.com/images/Pediculus%20humanus%20corporis
.jpg

Etiologi
Pediculus humanus corporis juga memiliki 2 jenis kelamin yaitu
jantan dan betina. Pediculus humanus corporis betina berukuran 1,2-4,2 mm
dan lebar sekitar setengah panjang sedangkan yang ajntan lebih kecil. Secara
umum Pediculus humanus corporis berukuran 30% lebih besar dari Pediculus
humanus capitis. Jangka waktu hidup Pediculus humanus corporis sekitar 18
hari dan dapat bertahan pada pakaian tanpa menghisap darah selama 3 hari.
2,5


Patogenesis
Kelainan kulit yang timbul biasanya disebabkan garukan untuk
menghilangkan rasa gatal. Rasa gatal disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas
terhadap saliva yang diproduksi Pediculus humanus corporis saat menghisap
darah.
2


Gejala Klinis
Umumnya hanya ditemukan kelainan berupa bekas garukan pada
badan karena gatal baru dapat berkurang setelah garukan yang lebih intensif.
Kadang timbul infeksi sekunder dengan perbesaran kelenjar getah bening
regional.
2


8

Diagnosis Banding
Neurotic excoriation, Skabies, gigitan serangga, dan folikulitis.
2,5


Pengobatan
Di Indonesia obat yang cukup efektif dan mudah didapat adalah
Gammexane 1%. Cara pakainya dioleskan ke seluruh tubuh lalu didiamkan
24 jam kemudian penderita mandi. Jika masih belum sembuh, dapat diulangi
4 hari kemudian. Obat lain adalah bubuk malathion 2% dan benzil benzoat
25%. Pakaian harus di setrika dengan tujuan membunuh telur dan kutu.
2


2.1.3. Pedikulosis Pubis
Definisi
Pedikulosis Pubis merupakan infeksi rambut pada daerah pubis dan
sekitarnya akibat Pthirus pubis.
2


Epidemiologi
Penyakit ini menyerang orang dewasa dan digolongkan sebagai
penyakit akibat hubungan seksual serta dapat pula menyerang kumis dan
janggut. Infeksi ini juga dapat terjadi pada anak-anak yaitu pada alis dan bulu
mata serta pada tepi batas rambut kepala. Cara penularannya umumnya
dengan kontak langsung.
2


Etiologi
Pthirus pubis memiliki 2 jenis kelamin dengan yang betina lebih besar
dari yang jantan dan panjang sama dengan lebar yaitu 1-2 mm. Pithirus pubis
sering disebut crab louse karena kemiripan morfologinya dengan kepiting.
Jangka waktu hidup Pthirus pubis adalah 2 minggu dan Pithirus pubis
dewasa dapat hidup sampai 36 jam di luar host nya.
2,3


Gejala Klinis
Gejala utama yang timbul adalah gatal di daerah pubis dan sekitarnya.
Gatal dapat meluas hingga ke abdomen dan dada. Dijumpai bercak-bercak
9

yang berwarna keabu-abuan atau kebiruan yang disebut makula serulae. Kutu
ini dapat dilihat dengan mata biasa dan biasanya susah dilepaskan karena
kepalanya dimasukkan ke dalam folikel rambut. Gejala lainnya adalah black
dot yaitu bercak-bercak hitam yang tampak jelas pada celana dalam. Bercak
hitam ini merupakan krusta dari darah yang sering salah diinterpretasikan
sebagai hematuria. Kadang-kadang terjadi infeksi sekunder dengan
perbesaran kelenjar getah bening.
2,5


Gambar 5 :Pediculosis Pubis
Sumber: encrypted-tbn3.gstatic.com

Diagnosis Banding
Dermatitis seboroika, tinea kruris
2,5


Pengobatan
Pengobatannya mirip dengan pedikulosis lainnya yaitu Gammexane
1% atau benzil benzoat 25% yang dioleskan dan didiamkan selama 24 jam.
Pengobatan diulangi 4 hari kemudian jika belum sembuh. Sebaiknya rambut
kelamin dicukur. Pakaian dalam disetrika dan mitra seksual juga diperiksa.
2
Krotamiton 1% krim atau lotion ,dioleskan sekali sehari dan dapat
diulang sesudah satu minggu. Infeksi sekunder diobati dengan antibiotik
seperti penisilin dan eritromisin.
5


2.2 Skabies
Definisi
Skabies merupakan infestasi pada kulit manusia yang disebabkan oleh
penetrasi parasit obligat Sarcoptes Scabiei varian hominis ke epidermis.
2

10


Epidemiologi
Diperkirakan lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia telah
terinfeksi skabies. Skabies dapat menyerang pada semua kalangan meskipun
lebih banyak pada kalangan sosioekonomi yang rendah. Selain itu faktor
kebersihan juga menjadi faktor yang menunjang perkembangan dari penyakit
ini. Skabies lebih prevalen pada daerah urban/ perkotaan terutama daerah-
daerah yang sangat padat.
2

Cara transmisi dapat melalui kontak langsung maupun kontak tidak
langsung. Pada kontak langsung terjadi kontak antara kulit dengan kulit
contohnya berjabat tangan, tidur bersama, dan hubungan seksual. Sedangkan
untuk kontak tidak langsung dapat melalui benda seperti pakaian, handuk,
sprei, bantal, dan lain-lain. Penularan biasanya oleh Sarcoptes scabiei betina
yang sudah dibuahi dan terkadang oleh bentuk larva.
2


Etiologi
Sarcoptes scabiei termasuk dalam filum Arthropoda, kelas Arachnida,
ordo Ackarima, famili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei
var. hominis namun juga ada Sarcoptes scabiei lain misalnya Sarcoptes
scabiei var. animalis. Secara morfologi berbentuk oval, punggung cembung,
dan bagian perut rata. Ukurannya 330-450 mikron x 250-350 mikron untuk
yang betina dan 200-240 mikron x 150-200 mikron untuk yang jantan.
Sarcoptes scabiei dewasa memiliki 4 pasang kaki, 2 pasang di depan sebagai
alat untuk melekat dan 2 pasang di belakang di mana yang betina berakhir
dengan rambut sedangkan untuk yang jantan pasangan kaki ketiga berakhir
dengan rambut dan pasangan kaki keempat berakhir dengan alat perekat.
2,3


11


Gambar 6: Sarcoptes scabiei
Sumber:http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/
Siklus hidup dari Sarcoptes scabiei : setelah terjadi kopulasi di atas
kulit, S.scabiei jantan akan mati atau kadang-kadang masih dapat hidup
beberapa hari dalam terowongan yang digali oleh yang betina. Sarcoptes
scabiei betina yang telah dibuahi akan menggali teowongan dalam stratum
korneum dengan kecepatan 2-3 milimeter perhari dan meletakkan telurnya 2-
4 butir perhari sampai mencapai jumlah 40 atau 50. Bentuk betina yang telah
dibuahi ini dapat hidup sekitar sebulan. Telur akan menetas biasanya dalam
waktu 3-5 hari dan menjadi larva yang memiliki 3 pasang kaki. Setelah 2-3
hari larva akan menjadi nimfa yang memiliki bentuk yaitu jantan dan betina
dengan 4 pasang kaki. Siklus hidup dari telur sampai menjadi bentuk dewasa
memerlukan waktu 8-12 hari.
2,3


Gambar 7: siklus hidup scabies
Sumber:gophoto.it/view.php?i=http://healthinessbox.files.wordpress.c
om
12


Gambar 8: Perjalanan penyakit dan predileksi scabies
Sumber: http://seekerofthetruth12.wordpress.com

Patogenesis
Kelainan pada kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh skabies tetapi
juga oleh penderita itu sendiri akibat garukan. Gatal yang terjadi akibat
sensitisasi terhadap sekret dan eskret dari S.scabiei memerlukan waktu kira-
kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu akan terdapat kealinan kulit yang
menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika, dan lain-
lain. Intervensi berupa garukan akan dapat menyebabkan lesi sekunder seperti
erosi, eskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. Rata-rata jumlah Sarcoptes
scabiei yang berada pada host biasanya tidak lebih dari 20, kecuali pada
crusted scabies atau disebut juga Norwegian scabies dimana pada host dapat
13

berjumlah sampai jutaan Sarcoptes scabiei. Bentuk crusted scabies ini
ditandai dengan dermatosis berkrusta pada tangan dan kaki, kuku yang
distofik, dan skuama yang generalisata. Bentuk ini sangat menular namun
rasa gatalnya sedikit. Sarcoptes scabiei dapat ditemukan dalam jumlah besar.
Individu dengan HIV (Human Immunodeficiency Virus), manula, dan pasien
dengan pengobatan imunosurpresi memiliki risiko yang lebih besar untuk
terkena crusted scabies .
2




Gambar 9: Lesi pada skabies
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/File:ScabiesD08.JPG
Klasifikasi Skabies
Terdapat beberapa bentukskabies atipik yang jarang ditemuan dan
sulit dikenal, sehingga dapat menimbulkan kesalahan diagnosis. Beberapa
bentuk tersebut antara lain
6
:
1. Skabies pada orang bersih (scabies of cultivated)
Bentuk ini ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan yang
sedikit jumlahnya sehingga sangat sukar ditemukan.
6
2. Skabies incognito
Bentuk ini timbul pada skabies yang diobati dengan kortikosteroid
sehingga gejala dan tanda klinis membaik, tetapi tungau tetap ada dan
penularan masih bisa terjadi. Skabies incognito sering juga menunjukkan
gejala klinis yang tidak biasa, distribusi atipik, lesi luas dan mirip penyakit
lain.
14


3. Skabies nodular
Pada bentuk ini lesi berupa nodus coklat kemerahan yang gatal.
Nodus biasanya terdapat di daerah tertutup, terutama pada genitalia laki-laki,
inguinal dan aksila. Nodus ini timbul sebagai reaksi hipersensetivitas
terhadap tungau skabies.
Pada nodus yang berumur lebih dari satu bulan tungau jarang ditemukan.
Nodus mungkin daat menetap selama beberapa bulan sampai satu tahun
meskipun telah diberi pengobatan anti skabies dan kortikosteroid
4. Skabies yang ditularkan melalui hewan
Di Amerika, sumber utama skabies adalah anjing. Kelainan ini
berbeda dengan skabies manusia yaitu tidak terdapat terowongan, tidak
menyerang sela jari dan genitalia eksterna. Lesi biasanya terdapat pada
daerah dimana orang seringkontak/memeluk binatang kesayangannya yaitu
paha, perut, dada dan lengan. Masa inkubasi lebih pendek dan transmisi lebih
mudah. Kelainan ini bersifat sementara (4-8 minggu) dan dapat sembuh
sendiri karena S. scabei var binatang tidak dapat melanjutkan siklus hidupnya
pada manusia.
6
5. Skabies Norwegia
Skabies Norwegia atau skabies krustosa ditandai oleh lesi yang luas
dengan krusta, skuama generalisatadan hyperkeratosis yang tebal. Tempat
presileksi biasanya kilit kepala yang berambut, telinga bokong, siku, lutut,
telapak tangan dan kaki yang dapat disertai distrofi kuku. Berbeda dengan
skabies biasa, rasa gatal pada penderita skabies Norwegia tidak menonjol
tetapi bentuk ini sangat menular karena jumlah tungau yang menginfestasi
sangat banyak (ribuan). Skabies Norwegia terjadi akibat defisiensi
imunologik sehingga sistem imun tubuh gagal membatasi proliferasi tungau
dapat berkembang biak dengan mudah.
6. Skabies pada bayi dan anak
Lesi skabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk
seluruh kepala, leher, telapak tangan, telapak kaki, dan sering terjadi infeksi
sekunder berupa impetigo, ektima sehingga terowongan jarang ditemukan.
Pada bayi, lesi di muka.
6
15

7. Skabies terbaring di tempat tidur (bed ridden)
Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal
ditempat tidur dapat menderita skabies yang lesinya terbatas.
6

Gejala Klinis
Terdapat 4 tanda kardinal :
a. Pruritus nokturna, gatal pada malam hari disebabkan karena aktivitas
Sarcoptes scabiei ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.
b. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok misalnya dalam sebuah
keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Pada sebuah
perkampungan padat penduduk, sebagian besar tetangga yang berdekatan
akan terkena infeksi dari Sarcoptes scabiei juga. Selain itu dapat terjadi
hiposensitisasi dimana seluruh keluarganya terkena infestasi dari
Sarcoptes scabiei namun tidak menunjukkan gejala. Di sini penderita
tersebut hanya bertindak sebagai carrier.
c. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat predileksi yang berwarna
putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, dengan rata-
rata panjang 1 cm. Pada ujung kunikulus ditemukan papul atau vesikel.
Jika timbul infeksi sekunder ruam kulit menjadi polimorf (pustul, erosi,
eskoriasi, dsb). Tempat predileksinya biasanya madalah tempat dengan
stratum korneum yang tipis yaitu: sela-sela jari tangan, pergelangan, siku
bagian luar, areola mammae, umbilikus, bokong, genitalia eksterna, dan
perut bagian bawah. Pada bayi biasanya pada telapak tangan dan kaki.
d. Ditemukan S.scabiei pada satu atau lebih stadium hidup. Menemukan
Sarcoptes scabiei merupakan hal paling diagnostik.
2


Gambar 10: Lesi pada skabies
Sumber: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/10/Scabies-
burrow.jpg/220px-Scabies-burrow.jpg

16

Diagnosis Banding
Penyakit skabies disebut-sebut sebagai the great imitator karena
gejala-gejalanya dapat menyerupai berbagai jenis penyakit kulit dengan
keluhan gatal. Adapun diagnosis banding skabies adalah: dermatitis atopik,
dermatitis kontak, dermatitis herpetiformis, eksema dishidrotik, pedikulosis
korporis, prurigo, reaksi gigitan serangga, dan lain-lain.
2,5


Pengobatan
Syarat obat yang ideal untuk skabies adalah:
a. Efektif untuk seluruh stadium
b. Tidak menimbulkan iritasi dan tidak toksik
c. Tidak berbau dan kotor serta tidak merusak atau mewarnai pakaian
d. Mudah diperoleh dan murah
Cara pengobatan skabies adalah seluruh anggota keluarga harus diobati
termasuk penderita yang hiposensitisasi.




Jenis obat topikal:
a. Sulfur presipitatum dengan kadar 4-20% dalam bentuk salep atau krim.
Jenis obat ini kurang efektif terhadap stadium telur karena itu
penggunaannya tidak boleh kurang dari 3 hari. Kekurangan yang lain
adalah berbau dan mengotori pakaian serta terkadang dapat menimbulkan
iritasi. Namun obat ini aman untuk bayi kurang dari 2 tahun.
b. Benzil-benzoat (20-25%) efektif untuk seluruh stadium, diberikan setiap
malam selama tiga hari. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi iritasi,
dan kadang-kadang makin gatal setelah dipakai.
c. Gammexane (Gama Benzena Heksa Klorida), kadarnya 1% dalam krim
atau lotio, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap seluruh stadium,
mudah digunakan, dan jarang menyebabkan iritasi. Obat ini tidak
dianjurkan untuk anak di bawah 6 tahun dan wanita hamil karena toksik
terhadap susunan saraf pusat. Pemberian cukup sekali dan dapat diulangi
seminggu kemudian jika gejala masih ada.
d. Krotamiton 10% dalam krim atau lotio, juga merupakan obat pilihan yang
memiliki 2 efek sebagai anti skabies dan anti gatal. Harus dijauhkan dari
mata, mulut, dan uretra.
17

e. Permetrin 5% dalam krim, kurang toksik dibandingkan gammexane
dengan efektivitas yang sama. Aplikasi hanya sekali dan dihapus setelah
10 jam. Dapat diulangi setelah seminggu jika belum sembuh. Tidak
dianjurkan untuk bayi di bawah 2 bulan.
2,4,5


Keluhan gatal dapat diberi antihistamin dengan setengah dosis dan
infeksi sekunder diberi antibiotika.
4


Prognosis
Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat serta
pengobatan dan menghilangkan factor predisposisi, maka penyakit ini dapat
diberantasa dan member prognosis yang lebih baik.
2


2.3 Creeping disease
Definisi
Cutaneous Larva Migrans adalah kelainan kulit yang merupakan
peradangan berbentuk linear atau berkelok-kelok, menimbul dan progresif,
disebabkan invasi larva cacing tambang yang berasal dari anjing dan kucing.
2

Epidemiologi
Penyakit ini ditemuka tersebar luas di daerah tropis dan subtropis
terutama Afrika, India, Amerika Serikat bagian tenggara, Amerika Tengah
dan Selatan, dan Asia Tenggara. Penyakit ini sering terjadi pada anak-anak
terutama yang berjalan tanpa alas kaki, bermain tanah atau pasir, ataupun
berjalan di daerah pantai. Demikian juga terjadi pada petani dan tentara.
2


Etiopatogenesis
Penyebab utama dari penyakit ini adalah larva yang berasal dari
cacing tambang anjing dan kucing yaitu Ancylostoma braziliense dan
Ancylostoma caninum. Selain itu dapat pula oleh Bunostomum phlebotomum
(cacing pada sapi) dan Uncinaria stenocephala (cacing pada anjing-anjing
Eropa). Larva lalat misalnya Castrophilus dan cattle fly juga dapat
menyebabkan penyakit ini. Biasanya larva yang menginfeksi ini merupakan
stadium ketiga dari siklus hidupnya. Nematoda hidup di hospes, telurnya
18

tedapat pada kotoran binatang dan menjadi larva yang mampu melakukan
penetrasi ke kulit. Larva ini tinggal di kulit dan berjalan-jalan sepanjang
dermo-epidermal, setelah beberapa jam atau hari akan timbul gejala di kulit.
2




Gambar 11 : Lesi pada creeping disease
Sumber: Wolff K et al. Fitzpatricks dermatology in general medicine
7
th
ed. New York: McGraw-Hill;2007.

Gejala Klinis
Masuknya larva biasanya disertai rasa gatal dan panas. Mula-mula
timbul papul yang kemudian diikuti lesi yang khas yaitu lesi berbentuk linear
atau berkelok-kelok dengan diameter 2-3 mm berwarna kemerahan. Adanya
lesi papul eritematosa menunjukkan bahwa larva tersebut telah berada di kulit
selama beberapa jam atau hari.
2,4

Perkembangan papul merah ini menjalar seperti benang berkelok-
kelok, polisiklik, serpiginosa, menimbul, dan membentuk terowongan.
Mencapai panjang beberapa cm. Rasa gatal biasanya lebih hebat malam
hari.Tempat predileksi adalah tungkai, plantar, tangan, anus, bokong, dan
paha.

Diagnosis
Berdasarkan bentuk khas, yakni terdapatnya kelainan seperti benang
yang lurus dan berkelok-kelok ,menimbul dan terdapat papul atau vesikel
diatasnya.
2



19

Diagnosis banding
Dengan melihat adanya terowongan harus dibedakan dengan scabies,
pada scabies terowongan yang terbentuk tidak akan sepanjang penyakit ini.
Bila melihat bentuk polisiklik sering dikacaukan dengan dermatofitosis. Pada
permukaan lesi berupa papula, karena itu sering diduga insect bite. Bila invasi
larva yang timbul serentak ,papul-papul lesi dini sering menyerupai herpes
zoster stadium permulaan.
2,4,5


Pengobatan
Tiabendazol cukup efektif dengan dosis 50 mg/kg BB/ hari, sehari 2
kali, diberikan berturut-turut selama 2 hari. Dosis maksimum adalah 3 gr
sehari. Jika belum sembuh dapat diulang setelah beberapa hari. Efek
sampingnya adalah mual, pusing, dan muntah. Obat ini sukar didapat. Obat
lain adalah Albendazole dengan dosis 400mg sebagai dosis tunggal diberikan
3 hari berturut-turut.
Cara lain adalah dengan cyrotherapy menggunakan CO
2
snow (dry
ice) dengan penekanan selama 45 menit sampai 1 jam selama 2 hari berturut-
turut.
2,4














20


BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN



3.1 Kesimpulan

Terjadinya penyakit parasit pada kulit, kebanyakan terjadi pada orang yang
memiliki higienis yang kurang baik seperti pada orang yang jarang mandi,
jarang keramas, jarang mencuci pakaian, dan jarang mencuci tangan setelah
kontak dengan tanah . Maka dari itu timbullah infeksi dari parasit hewani ini
seperti pedikulosis, scabies dan creeping disease.
Selain faktor kebersihan yang kurang, infeksi yang disebabkan oleh parasit
juga banyak terjadi pada orang-orang yang memiliki kehidupan sosioekonomi
yang rendah dan orang-orang yang tinggal di tempat yang padat penghuni.
Pengobatan sebaiknya dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan
penderita yang memiliki keluhan yang sama, yang tinggal dilingkugan sekitar
penderita. Hal ini dilakukan untuk mengulangi kejadian rekurensi.


3.2 Saran

Penyakit yang disebabkan oleh parasit dapat dicegah dengan meningkatkan
kesadaran diri atas kebersihan diri baik lingkungan. Perilaku sehat yang dapat
dilakukan untuk mencegah infeksi parasit pada kulit diantaranya:
a. Mandi setiap hari minimal dua kali sehari, dengan menggunakan
sabun.
b. Menggunakan pakaian bersih setiap hari
c. Mencuci tangan setelah berkontak dengan tanah atau setelah berkebun
atau setelah membersihkan lingkungan
d. Menggunakan sarung tangan saat berkebun atau membersihkan
lingkungan
e. Menjauhkan binatang liar seperti kucing dan anjing dari lingkungan
tempat tinggal
f. Menghindari pemakaian baju, handuk, topi sisir rambut secara
bersama-sama dalam satu rumah
g. Mengkonsumsi makanan yang bergizi agar daya tahan tubuh terjaga.



ghuuytftifyfut



21


BAB IV

DAFTAR PUSTAKA


1. Wolff K et al. Fitzpatricks dermatology in general medicine 7
th
ed. New York:
McGraw-Hill;2007.p.2023-2037.
2. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu penyakit kulit dan kelamin edisi kelima.
Jakarta: FKUI;2007. P.119-126.
3. Gandahusada S dkk. Parasitologi Kedokteran edisi ketiga. Jakarta :FKUI;2006
4. Bag/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK.Unair/RSU Dr.Sutomo
Surabaya. Penyakit kulit dan Kelamin.Surabaya:Airlangga University
Press;2008
5. Siregar RS. Saripati Penyakit kulit edisi dua .Jakarta:EGC;2004
6. Harahap, M. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipocrates.

Anda mungkin juga menyukai