(ASPHALT MIXING PLANT) No.: 032/T/BM/1996 Maret 1996 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DAFTAR NAMA DAN LEMBAGA 1). Pemrakarsa Direktorat Bina Teknik Direktorat J enderal Bina Marga 2). Ti m Penyusun Sub Direktorat Penyusunan Standar 3). Ti m Pembahas 1. Ir. Syawal Ritonga Direktorat Bina Teknik 2. Ir. Sidi Poernomo Direktorat Bina Teknik 3. Ir. Sudarisman Direktorat Bina Teknik 4. Ir. Sukawan M., MSc. Direktorat Bina Teknik 5. Ir. Nawawi, MSc. Direktorat Bina Teknik 6. Ir. Dendi Pryandana Direktorat Bina Teknik 7. Ir. Dandi Pryantara Direktorat Bina Teknik 8. Ir. Indraswari Herman Direktorat Bina J alan Kota 9. Ir. J ahya Rajaguguk Direktorat Bina Pelaksanaan Wilayah Barat 10. Ir. Sutjahjono Soejitno Direktorat Bina Pelaksanaan Wilayah Tengah 11. Ir. Saroso BS. Puslitbang J alan 12. Ir. Irman Nurdin Puslitbang J alan 13. Ir. Ahmad Purwadi MSc. Puslitbang J alan 14. Ir. Irwin A. Rais M.Eng.Sc. Puslitbang J alan 15. Ir. Iriansyah Puslitbang J alan 16. Ir. Wayan Dharmayasa Puslitbang J alan 17. Tonton Aristono Puslitbang J alan 18. Mumung Mulyadi BE. Puslitbang J alan 19. Paijo Puslitbang J alan 20. Subandrijo BE. Puslitbang J alan 21. Ir. Susanto H. BME. PT. Sarana Karya P R A K A T A Dalam rangka mengembangkan jaringan jalan yang efisien dengan kualitas yang baik, perlu diterbitkan buku-buku standar mengenai perencanaan, pelaksanaan, pengoperasian dan pemeliharaan. Untuk maksud tersebut Direktorat J enderal Bina Marga, selaku pembina jalan di Indonesia, telah berupaya menyusun buku-buku yang diperlukan sesuai dengan prioritas dan kemampuan yang ada. Buku "Petunjuk Pemeriksaan Peralatan Pencampur Aspal (Asphalt Mixing Plant) No. 032/TBM/1996" ini, merupakan salah satu konsep dasar yang dihasilkan oleh Direktorat J enderal Bina Marga yang masih memerlukan pembahasan-pembahasan oleh Panitia Kerja dan Panitia Tetap Standardisasi apabila akan diusulkan menjadi Rancangan SNI atau Pedoman Teknik Departemen. Namun demikian, kiranya buku ini sudah dapat diterapkan dalam pemeriksaan kelaikan operasional peralatan di lapangan sebelum peralatan tersebut dioperasikan dalam pelaksanaan pekerjaan, ataupun sebagai persiapan untuk mengajukan permintaan kalibrasi kepada yangberwenang. Selanjutnya kami mengharapkan dari penerapan di lapangan dapat diperoleh masukan- masukan kembali berupa saran dan tanggapan guna penyempurnaanbukuini. J akarta, Maret 1996 Pgs. DIREKTUR JENDERAL BINA MARGA i D A F T A R I S I Hal Bab I Deskripsi 1 1.1 Maksud dan Tujuan 1 1.1.1 Maksud 1 1.1.2 Tujuan 1 1.2 Ruang Lingkup 1 1.3 Pengertian 1 Bab II Ketentuan 3 2.1 Umum 3 2.2 Bagian Utama AMP Tipe Batch DanTipe Continous 4 2.2.1 SistemPemasok Agregat Dingin (Cold Aggregate 4 Feeder) 2.2.2 Pengering(Dryer) 4 2.2.3 Pengumpul Debu (Dust Collector) 5 2.2.4 Unit Ayakan (Screening Unit) 6 2.2.5 Bin Agregat Bergradasi (Graded Aggregate Bins) 6 2.2.6 Timbangan (Scales) 7 2.2.7 Pintu Pengatur Bin Agregat Bergradasi (Graded 7 Aggregate Bin Control Gates) 2.2.8 Unit Pengontrol Aspal (Asphalt Cement Control 7 Unit) 2.2.9 Pugmill 8 2.2.10 Bin Penampung (Storage Bins) 8 2.3 Bagian Utama AMP TipeDrum-Mix 9 Bab III Pemeriksaan Peralatan Pencampur Aspal 10 3.1 PemeriksaanSecara Umum Peralatan Pencampur 10 Aspal 3.2 Pemeriksaan AMP Sebelum Operasi 11 3.3 Pemerksaan Komponen-KomponenPada Peralatan 12 Pencampur Aspal 3.3.1 Bin Dingin 12 3.3.2 DrumPengering 12 ii 3.3.3 Pengumpul Debu 13 3.3.4 Penyaring Dan Sistem Bin Panas 14 3.3.5 Sistem Timbangan 14 3.3.6 SistemPemasok Filler (Filler Feeder System) 15 3.3.7 Sistem Pemasokan Aspal Dan Unit Penyemprotan 15 3.3.8 Unit Pencampur (Mixer Unit) 16 3.3.9 SistemKontrol Operasi (Operation Control 16 System) 3.3.10 Generator Set 16 3.3.11 Kondisi Lapangan 17 3.4 Formulir Pemeriksaan 17 LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. SKEMA PERALATAN PENCAMPUR ASPAL MENURUT JENISNYA SERTA BAGIAN-BAGIANNYA. 2. FORMULIR-FORMULIR PEMERIKSAAN PERALATAN PENCAMPUR ASPAL iii DAFTAR PUSTAKA The Asphalt Institute, The Asphalt Handbook, The Asphalt Institute, College Park, Maryland, April 1965. The Highway Subcommittee on Construction, Construction Manual for Highway Construction, American Association of State Highway and Transportation Officials, Washington, D.C., 1990. The Asphalt Institute, Asphalt Plant Manual, Asphalt Institute Manual Series No. 3 (MS-3), The Asphalt Institute, College Park, Maryland, USA, 1986. David A. Day, Construction Equipment Guide, The Wiley Series of Practical Construction Guides, A Wiley - Interscience Publication, Denver, Colorado. Louis Berger International, INC., Profitable Asphalt Mix Plant (AMP) Operations, Management Support To The Indonesian Road Construction Industry (K/4SICI), Directorate General of Highways, Ministry of Public Works, December, 1993. Niigata Engineering Catalog, Asphalt Plant, Niigata Engineering CO., LTD., Tokyo, J apan. Tanaka Iron Works, Operation & Maintenance Instruction Manual TAP - PB 30 (AMP), Tanaka Iron Works CO., LTD, Tokyo, J apan. Shin Saeng Manual, Asphalt Mixing Plant (AMP) Type 800, Shin Saeng Plant Industry CO., LTD., Seoul, Korea. Tim Penyusun, Petunjuk Pengisian Formulir Pendataan / Pemeriksaan Peralatan, Direktorat Peralatan J alan, Direktorat J enderal Bina Marga, 1992. Tim Penyusun Manual, Manual Kr i t er i a Pemeliharaan Peralatan, Departemen Pekerjaan Umum, Februari, 1983. Menteri Pekerjaan Umum, Pedoman Pemeliharaan Peralatan (Kepmen. PU. No. 233/KPTS/1981), Departemen Pekerjaan Umum, Agustus, 1981. Direktur J enderal Bina Marga, Pedoman Standarisasi, Direktorat J enderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum, September, 1995. iv BAB I DESKRIPSI 1.1 Maksud dan Tujuan 1.1.1 Maksud Buku petunjuk pemeriksaan peralatan pencampur aspal (Asphalt Mixing Plant) dimaksudkan agar pengguna di lapangan dapat mengetahui kondisi peralatan tersebut apakah masih laik operasional, perlu perbaikan atau sudah perlu diganti agar peralatan tersebut senantiasa siap pakai dalam kondisi yang baik untuk menunjang pekerjaan di lapangan. 1.1.2 Tuj uan Tujuan buku petunjuk ini agar pengguna peralatan, khususnya Asphalt Mixing Plant (AMP) dapat digunakan seoptimal mungkin sesuai spesifikasi yang diinginkan. 1.2 Ruang Li ngkup Dalam buku petunjuk ini persyaratan-persyaratan umum dan ketentuan- ketentuan teknis pemeriksaan peralatan pencampur aspal dan meliputi dua masalah pokok, yaitu : 1) Pengenalan mengenai asphalt mixing plant (AMP). 2) Tata cara pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan asphalt mixing plant secara umum dan pemeriksaan komponen-komponen asphalt mixing plant dengan lebih terinci. 1.3 Pengerti an Dryer : Alat pengering yang menggunakan burner (pembakar). Li f t i ng Fl i ght s : Potongan metal di dalamdrumpengering yang tersusun. Col d Bi n : Tempat penampung material dinginbiasanya berjumlah 4s/d 6 buahbin. 1 Thermostad : Alat pengukur temperatur yangmenggunakan tahanan (bukan air raksa). Feeder : Sistem pemasokdart bin dingin ke drum pengering. Ri ng Gear : Ring bergigi untuk memutarkandrum pengering. Damper : Alat pengatur udara yang berfungsi untuk merubah jumlah udara pembakaran. Nozzl e : Alat untuk menyemprotkan bahan bakar untuk membakar habis. 2 BAB II KETENTUAN 2.1 Umum Dilihat dari mobilitasnya, pada umumnya Asphalt Mixing Plant (AMP) dibagi menjadi dua tipe yaitu : (1) AMP yang permanen, dengan beberapa jenis cara produksinya. (2) AMP yang portable (mudah dipindah-pindah) dan dapat dipasang di dekat lokasi proyek untuk menghasilkan campuran aspal. J ika dilihat dari jenis produksinya maka secara umum AMP terbagi menjadi tiga tipe yaitu : (1) AMP tipe batch (timbangan). (2) AMP tipe menerus (continous) (3) AMP tipe drum-mix. Pada AMP tipe timbangan mempunyai timbangan untuk agregat, timbangan untuk bahan pengisi (filler), timbangan untuk aspal. Agregat panas, filler serta aspal yang telah ditimbang tersebut di masukkan dan diaduk di dalam pugmill. Pada AMP tipe menerus maka gradasi campuran didapat dengan pengaturan keluaran agregat bin panas yang dicampur dengan kadar aspal yang diatur melalui pengaturan kecepatan pompa aspal. Sedangkan pada AMP tipe drum maka agregat yang dikeringkan dan dipanaskan dalam drum juga dicampur dengan aspal dengan mengatur kecepatan pompa aspal. Pemimpin Proyek harus dapat melakukan pemeriksaan terhadap AMP yang dipasang di Iokasi unit produksi campuran aspal dan siap beroperasi sesuai dengan spesifikasi yang diberikan. Untuk itu Pemimpin Proyek harus mengenal dengan baik AMP dengan segala peralatannya agar dapat menilai kondisi mekanikal tiap komponen-komponen Amp tersebut, dan dapat 3 menentukan kelaikan operasional peralatan sesuai dengan spesifikasi dan syarat-syarat keamanan yang ditetapkan. Tiap hal-hal yang tidak benar atau tidak efisien harus dicatat dalam laporan kondisi mekanikal peralatan sesuai spesifikasi dan syarat-syarat keamanan yang ditetapkan. J ika terdapat kesalahan mekanikal, maka harus dikoreksi lagi setiap awal pengoperasian pencampuran. Kapasitas produksi minimum yang harus dicapai dan Amp harus ditentukan oleh pemeriksa peralatan. 2.2 Bagian Utama AMP Tipe Batch Dan AMP Ti pe Cont i nous Bagian-bagian komponen dan pengoperasian dan AMP tipe batch dan tipe continous secara garis besar hampir sama yaitu terdiri dari : 2.2.1 Sistem Pemasok Agregat Dingin (Cold Aggregate Feeder) Sistem pemasok agregat dingin umumnya digunakan pada unit produksi yang mudah dipindah-pindah dan dipasang pada empat atau lebih bin (penampung material), bukaan atau pintu yang dapat disetel, reciprocating feeder dan atau menggunakan ban pengangkut (conyeyer belt) feeder, dan material dingin pada ban pengangkut tersebut akan diteruskan oleh sistem pengangkut (dryer elevator) menuju pengering. Pada jenis lain dipasang bin yang terpisah, bukaan yang dapat diatur, dan sistem ban berjalan. Bukaan pada sistem pemasok harus dapat diatur sehingga didapat agregat dengan kuantitas dan ukuran yang tepat agar sesuai dengan job-mix formula yang diminta. 2.2.2 Pengering (Dryer) Dari pemasok dingin maka campuran agregat diangkat ke dalam pengering untuk dipanaskan dan dikeringkan pada temperatur dan kelembaban yang diminta. Komponen yang terdapat pada sistem pengering adalah : - Silinder berputar (pengering) yang umumnya berdiameter 91 sampai dengan 305 cmdan mempunyai panjang dari 610 sampai dengan 1.219 cm. - Ketel pengering (burner) yang berisi gas atau minyak bakar untuk penyalaan. 4 - Kipas (fan) sebagai bagian dari sistem pengumpul debu, tapi fungsii utamanya adalah untuk memberikan udara atau oksigen untuk pembakaran dalam drum. Pada pengering dipasang serangkaian baris irisan atau potongan metal yang melengkung atau dilas dalam bentuk bervariasi dan melekat pada permukaan di bagian sebelah dalamsilinder tersebut. Potongan-potongan ini dikenal sebagai "lifting flights atau flight cup" dan bentuk lainnya dengan fungsi yang relatif serupa. Flight yang dipakai untuk mengangkat dan menjatuhkan agregat melalui gas panas pembakaran umumnya berbentuk "L". J umlah, bentuk dan susunan flights penting untuk efisiensi pengeringan. Bentuk pengering, kecepatan putaran, diameter, panjang, jumlah, dan disain dari flight mempengaruhi atau mengontrol lamanya waktu yang diperlukan pada proses pengeringan di dalam sistem pengering. Selanjutnya agregat dari pengering menuju elevator panas (hot elevator) melalui lubang atau pintu pengeluaran dekat pembakar di akhir alat pengering. Sebuah alat sensor dari instrumen thermometrik ditempatkan pada lubang pengeluaran yang akan mencatat atau memberikan data temperatur agregat yang keluar dari sistempengering. 2.2.3 Pengumpul Debu (Dust Col l ect or) Alat pengumpul debu berfungsi sebagai alat kontrol polusi udara. Gas buang didorong oleh kipas dari sistem pengering dan akibat adanya kecepatan dari gas buang maka terbawa pula partikel debu dari sistem pengering yang selanjutnya dibawa ke pengumpul debu. Pada sistem pengumpul debu terdapat beberapa jenis kombinasi pengumpul debu, yaitu kantong filter untuk partikel yang sangat halus pada gas buang lalu debu tersebut di transfer ke dalambin untuk mineral filler, pengumpul debu cyclone untuk mengumpulkan partikel yang selanjutnya dikembalikan ke bin panas melalui sistempengatur udara (air lock damper), pengumpul debu tipe basah (wet scrubber dust collector) mengumpulkan debu lebih lanjut dari gas buang setelah melalui pengumpul debu tipe cyclone atau kombinasi lainnya untuk sistem pengumpul debu. Muatan udara yang berisi partikel debu, asap, dan gas harus direduksi atau dikontrol sampai ambang batas yang telah ditentukan oleh peraturan- 5 peraturan mengenai dampak Iingkungan untukmencegah polusi pada atmosfir. 2.2.4 Unit Ayakan (Screening Unit) Pada unit ayakan AMP tipe batch dan continous, agregat panas yang dibawa oleh bucket elevator dikirim ke unit ayakan untuk selanjutnya disaring dan dipisahkan ke dalam ukuran-ukuran yang diminta dan sisa berbagai ukuran tersebut dikirim ke dalambinpenampung agregat bergradasi. Kebanyakan AMP memakai ayakan tipe datar dengan sistem penggetar, yang biasanya terdiri dan empat dek. Ukuran dari ayakan pada tiap dek tergantung dari agregat yang ingin dihasilkan. Bagian atas dan dek ditutup oleh ayakan 'scalping" yang akan menggerakkan material oversize dan mengurangi material tersebut ke dalam pintu pembuang. Unit ayakan harus dibersihkan tiap hari dan dicek dan kemungkinan rusak atau robek, J ika terjadi kerusakan maka ayakan tersebut harus diganti. 2.2.5 Bin Agregat Bergradasi (Graded Aggregate Bins) AMP tipe batch dan tipe continous harus memiliki beberapa bin agregat sesuai dengan spesifikasi yang diminta. Bin tersebut harus bersih dan menampung agregat dalam berbagai ukuran fraksi untuk tipe campuran aspal yang akan dihasilkan. Pembatas antar bin harus rapat dan kuat, tidak boleh berlubang, serta mempunyai tinggi yang tepat untuk mencegah tercampurnya agregat satu dengan agregat lainnya. Tiap bin harus dipasang saluran pipa untuk membuang agregat yang berlebih dan bin. Pada bagian bawah dan tiap bin dipasang dengan saluran atau bukaan sebagai pembuang yang dapat dioperasikan secara manual atau otomatis. Pada AMP tipe continous bukaan harus dapat disetel dan dikunci di tempat untuk membenkan distribusi material yang menerus dan aliran yang sama dari tiap bin ke dalam pencampur pugmill. 6 2.2.6 Timbangan (Scales) Pada AMP tipe batch terdapat tiga macam timbangan yaitu timbangan agregat, timbangan bahan halus (filler), dan timbangan aspal. Pada AMP tipe batch, timbangan untuk agregat dikunci langsung di bawah bin agregat bergradasi. Berat dad hopper diteruskan atau ditransmisikan oleh mekanisme timbangan yang biasanya dipasang skala penunjuk tanpa pegas sehingga berat agregat dari tiap bin dan jumlahnya dalam tiap batchdapat dibaca dan dicatat. Urutan penimbangan dari tiap bin harus diamati secara cermat dan sebaiknya penimbanganfraksi agregat yang besar atau kasar didahulukan. J ika unit AMP akan beroperasi, sebaiknya skala timbangan dibersihkan, tiap bagian dicek, dan harus dilaksanakan kalibrasi timbangan secara periodik oleh instansi yang berwenang. AMP sebaiknya menggunakan sistem kontrol yang otomatis untuk mendapatkan pencampuran dengan proporsi yang benar. 2.2.7 Pi nt u Pengatur Bin Agregat Bergradasi (Graded Aggregat e Bi n Cont rol Gates) Fungsi pintu pengatur (bukaan) bin agregat dingin pada AMP tipe continous dan batch secara umumadalah sama. Pada AMP tipe continous, proporsi dari ukuran agregat yang terpisah diatur oleh bukaan pada sistem pemasok (feeder) yang dapat disetel sehingga deposit agregat dapat secara langsung dialirkan ke dalam pugmill, sedangkan aspal dialirkan ke dalam pugmill dengan menggunakan pompa meter yang telah dikalibrasi. Sebelum proses produksi dimulai maka harus dilaksanakan kalibrasi terhadap aliran agregat dari tiap bukaan sistem pemasok. Kontraktor harus mempunyai operating instruction manual" dari pabrik pembuatnya yang dapat memberikan petunjuk mengenai kecepatan operasi dari feeder, kapasitas alir dari pompa aspal. 2.2.8 Unit Pengontrol Aspal (Asphalt Cement Control Unit) Untuk mendapatkan jumlah yang tepat dari aspal dalam campuran dengan toleransi yang telah ditentukan dalam spesifikasi digunakan timbangan atau 7 meteran. Untuk itu jumlah aliran atau debit dan aspal yang diberikan pada pencampur harus selalu diamati. 2.2.9 Pugmi l l Setelah ditimbang, maka agregat dan aspal dicampur di dalam pencampur pugmill. Pencampur pugmill adalah suatu corong kembar pencampur yang didesain untuk mencampur material dengan sebaik-baiknya dan menyelimutkan agregat dengan aspal. Waktu pencampuran harus sesingkat mungkin untuk mendapatkan penyelimutan agregat yang seragampada semua butir agregat. Waktu pencampuran yang berlebihan cenderung menimbulkan degradasi pada agregat dan aspal terbakar. Setelah agregat masuk ke pugmill dan suatu periode singkat dari pengeringan campuran terjadi, akan diikuti oleh pencampuran basah setelah aspal disemprotkan ke dalam pugmill. Pencampur pugmill terdiri dari suatu ruang (chamber) dan poros kembar (twin shaft) untuk mencampur, corong dengan rotasi (counter rotating shafts) dengan kayuh atau pedal (paddles) pada ujung setiap tangkai pedal, dan batang penyemprot aspal. Pedal dibentuk untuk menghasilkan efisiensi maksimum dalam pencampuran dan harus dalam posisi yang sedemikian rupa agar supaya ruang bebas (clearance) antara ujung (tip) pedal dan dinding ruang pencampuran kurang dari 1,5 kali ukuran maksinum agregat, karena kalau tidak, daerah sumbatan dapat bertambah sehingga material tidak tercampur dan terselimuti oleh aspal secara merata. 2.2.10 Bin Penampung (Storage Bins) Campuran aspal panas biasanya disimpan dalam bin penampung yang didesain untuk maksud tersebut. Tiap bin penampung harus dicek untuk menentukan penerimaan pada waktu tampung spesifik (specific holding times). Penerimaan berdasarkan kemampuan bin penampung untuk menahan dan mengeluarkan campuran dengan spesifikasi kriteria kualitas yang telah ditentukan dalam job-mix formula, dan bebas dari segregasi. Penyaluran ke dalam bin penampung sebaiknya tidak langsung tapi melalui sebuah timbangan pengatur. 8 2.3 Bagian Utama AMP Tipe Drum - Mix Pada AMP jenis ini pengeringan dan pencampuran dilakukan di sistempengering, AMP jenis ini sangat rendah biaya produksinya untuk suatu campuran aspal. Komponen utama yang sering digunakan adalah beberapa sistempemasok bin dingin, sistem penimbang agregat, ban berjalan untuk memasok agregat ke dalam drum pencampur, drum pencampur, sistem penampung asphalt concrete, dan sistem pengumpul debu. Bagian dalam dan drumpencampur dibagi menjadi dua bagian. Di dalam drum agregat mengalami pemanasan dan dikeringkan, konveksi panas dan sebagian butir agregat mengalami kontak satu dengan yang lainnya. Potongan metal (flights) khusus di dalam drum menggerakkan agregat untuk mencegah dan kemungkinan terbakar. Pemindahan panas di dalamdrum menggunakan kaidah konveksi dan konduksi. 9 BAB III PEMERIKSAAN PERALATAN PENCAMPUR ASPAL 3.1 Pemeri ksaan Secara umum Peral atan Pencampur Aspal Pemeriksaan secara umum pertu terlebih dahulu oleh pemeriksa peralatan sebelum peralatan pencampur aspal itu beroperasi. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam pemerksaanadalah sebagai berikut : 1. Dapat mengerti tata cara pemeriksaan dan pengujian. 2. Alat testing dan peralatanproduksi harus dalam kondisi yangbaik. 3. Periksa semua komponen dari peralatan pencampur aspal. Pastikan semua kerusakan sudahdiperbaiki sebelum peralatan beroperasi. 4. Periksa ketelitian semua skala timbangan secara periodik. Cekskala dan setel menujuangka nol setiap akan memulai pekerjaan. 5. Periksa kondisi stokpile. Agregat harus dalamkeadaan terpisah satu dengan yang lainnya. 6. Periksa secara teratur temperatur agregat dan cek kelembabannya (moisture content). 7. Periksa secara visual kemungkinan adanya asap hitam dari gas buang; dan wama agregat yang dikeringkan. J ika tidak normal berarti ada ketidak beresan dalam pembakaran pada sistempemanas. 8. Periksa secara teratur temperatur aspal 9. Periksa penyetelan skala untuk timbangan. Apakah operator sudah melaksanakan pengamatan sensitivitas secara teratur terhadap berat secara benar. 10. Periksa ayakan, bins, dankemungkinanterdapat lubang yang terlalu banyak. Pemeriksaan ini harus dilakukan secara harian. 11. Periksa takaran (batch) atau timbangan agar waktu pencampuran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. 12. Periksa secara visual kemungkinan adanya campuran yang tersisa, untuk mengecekadanya campuran yang tidak homogen atau tidaksempurna. 10 13. Periksa temperatur campuran secara teratur. 14. Periksa bak truk sebelumdilakukan pemuatan, periksa kemungkinan adanya oli atau minyak yang akan mempengaruhi campuran aspal yang dimuat. 15. Periksa kemampuan kerja dan keseragaman campuran yang dimuat ke dalam bak truk. 16. Ambil contoh atau sample dari campuran untuk dikirimke laboratorium yang tel ah mendapat akredi tasi. 17. Periksa apakah timbangan sudah dikalibrasi. 3.2 Pemeri ksaan AMP Sebel um Operasi 1. Periksa baut dan mur apakah terpasang kencang atau tidak, khusus baut untuk motor, poros, peralatan pengalih tenaga, dan sistem vibrasi harus dikencangkan betul-betul. 2. Periksa arah putaran motor. Identifikasi arah perputaran motor pada poros sesuai spesifikasi. 3. Periksa pelumasan-pelumasan apakah terlaksana dengan baik. (1) Periksa setiap poros apakah terlumas dengan balk (2) Identifikasi kondisi pelumasan untuk tempat engkol kompressor perseneling motor reduksi dan sekat peralatanvibrasi. (3) Pelumasan untuk poros pintu, gemuki poros pintu pengaduk, poros pintu wadah penimbang agregat. (4) Identifikasi pelumasan untuk peminyak dari pipa udara apakah terlaksana baik. 4. Periksa tegangan rantai penggulung dan ban-V (V-belt). 5. Periksa tegangan rantai wadah elevator. 6. Periksa penunjuk skala penimbang apakah menunjukkan titik nol. 7. Periksa wadah penimbangan aspal dan sistem penyemprotan aspal apakah berjalan baik dan dipanaskan kembali. 8. Periksa setiap pintu apakah tertutup baik. (1) Silinder penimbang agregat apakah dalamposisi out (pintu tertutup). (2) Silinder penyalur agregat apakah pada posisi in (pintu terbuka). 11 (3) Silinder katuppenimbangan aspal apakahpada posisi in (pintuterbuka). (4) Silinder pengumpan ulir isian apakahpada posisi in(posisi terbuka). (5) Silinder pembuangan isian apakah pada posisi in(pintuterbuka). (6) Silinder pengaduk apakah pada posisi out (pintu tertutup). 9. Periksa dekompresi dan pengukuran tekanan apakah sedang menunjukkan 5,5 s/d 6,5 Kg/cm 2 , dan apakah pembukaan atau penutupan dan setiap pintu dikerjakan denganbaik. 10. Periksa rasio pengadukanyang ditentukan. 11. Periksa pemasokanagregat apakahbetul-betul slap. 12. Periksa pemasokan isian apakah betulbetul slap. 13. Periksa apakah aspal bersikuiasi denganbalk. 14. Periksa pengapian dadpembakar apakah sudah slap. 3.3 Pemeri ksaan Komponen-Komponen Pada Peral atan Pencampur Aspal 3.3.1 Bi n Di ngi n 1. Lakukan pemeriksaan terhadap kondisi semua bin. Cek apakah banyak terjadi kerusakan atauberlubang-lubang. 2. Periksa kondisi lapisan pemisah antara bin apakah terjadi bercelah atau sobek. 3. Periksa kondisi dan fungsi kerja dari sistem pengeluaran, bukaan pemasok (feeder gate), danopengate. 4. Lakukan pemeriksaan terhadap ban pengangkut apakah terjadi sobek, dan jalannya tidak lancar; apakah lebar pengangkut, kecepatan ban pengangkut, dankapasitas ban pengangkut sudah sesuai spesifikasi. 5. Periksa lebar loader terhadapmulut bin. 6. Lakukan pemeriksaan lainnya secara menyeluruh. Lihat tata cara pemeriksaandan pemeliharaan yangdikeluarkan oleh pabrik pembuatnya. 3.3.2 Drum Pengeri ng 1. Lakukan pemeriksaan kemiringan serta fungsi dan drumpengering, dengan sudut inklinasi kurang Iebih3 1/2 0 12 2. Periksa dimensi drum pengering : panjang (m) dan diameter (m); apakah kecepatan putaran sudah sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan. 3. Periksa kondisi dari ring penggerak (ring gear) pada drum pengering, roll- roll penggerak termasuk mountingblock, roda sproket, rantai roller, gigi pinion, trunnion roller bearing. J ikasudah rusak, perbaiki atau ganti. 4. Periksa kebersihan bagian dalam dan drum pengering. 5. Periksa letak atau tempat semburan api apakah terdapat di depan atau di belakang, serta kondisi burner nozzle, turbo blower, burner box, burner cone, katup pengontrol tekanan, pompa minyak, strainer danthermometer. 6. Periksa kondisi dan fungsi penyemprotan bahan bakar (tekanan berkisar antara 2 sampai dengan 2,3 kg/cm 2 ). 7. Periksa kondisi dan fungsi sistempengaturan udara serta tempat semburan api. 8. Periksa kondisi atau tingkat kerusakan dan fungsi dan pintu pemasukan (charging chute) dan pintu pengeluaran (discharging chute). Cek thermostat dan thermometer apakahmasih berfungsi dengan baik. 9. Untuk tipe drum mix, harus diperiksa kondisi penyemprot aspal. 10. Periksa kondisi motor-motor yang ada pada sistem pengering, apakah ada bunyi yang tidak normal atau kebocoran oli. 11. Periksa fungsi kerja pemasukan agregat dari elevator dingin dan volume material yangmasuk apakah terjadi kebocoranmaterial. 12. Periksa fungsi kerja pengeluaran agregat dari elevator panas dan volume material apakah terjadi kebocoran material. 13. Periksa kondisi serta susunan "flight cup" apakah sudah sesuai dengan desainatau persyaratan spesifikasi. 14. Apakah komponen-komponenpada pengering sudah dikalibrasi. 15. Periksahal-hal lain yang diperlukan. Lakukan pemeriksaan danpemeliharaan sesuai bukupetunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat. 3.3.3 Pengumpul Debu 1. Periksa kondisi dan fungsi kerja dari pengumpul debu tipe cyclone (mechanical collector) bagian atas dan bawah, tipe filter kain, dan wet scrubber. 13 2. Periksa kondisi dan fungsi kerja dan dumper gate atau weight dumper. 3. Periksa kondisi dan fungsi kerja dan fan. 4. Periksa kondisi dan fungsi kerja dan bantalan (bearing). 5. Periksa kondisi dan fungsi kerja dari V-belt 6. Periksa kondisi dan fungsi kerja dan corong (duct) pada pengumpul debu, apakah terjadi penyumbatan. 7. Periksa hal-hal lain yang diperlukan. Lakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sesuai buku petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat. 3.3.4 Penyaring dan Sistem Bin Panas 1. Periksa kondisi dan fugsi kerja dan hot elevator termasuk casing, bukaan atas (upper chute), tutup elevator. 2. Periksa kondisi dan fungsi kerja dari wheel, bantalan, roda sproket, rantai. roller, motor roda gigi, dan pin-pin penghubung. 3. Periksa kondisi dan fungsi kerja serta kebersihan dan penyaring getar, wirenet. 4. Periksa kemampuan muat penyaring dibandingkan dengan kemampuan material yang lolos, ukuran saringan (cm), kapasitas saringan (t/jam). 5. Periksa kondisi dek dari penyanng, jika rusak dan robek maka diganti. 6. Periksa kondisi dan fungsi kerja dari penggetar, jika terdapat bunyi aneh periksa bantalannya dan tutup bantalan. 7. Periksa kondisi dan fungsi kerja dan motor penggerak, v-belt, dan tutup belt, tutup seal debu, dan pegas ellips . 8. Periksa kondisi, keausan, dan fungsi kerja dari semua hopper bin panas yang terbuat dari pelat baja, bukaannya, pipa pengeluaran agregat yang berlebih, dan pipa pengeluaran material yang oversize. 9. Periksa hal-hal lain yang diperlukan. 10. Lakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sesuai buku petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat. 3.3.5 Sistem Timbangan 1. Periksa kondisi dan fungsi kerja dari timbangan agregat, serta sensitivitasnya, apakah sudah dikalibrasi. 14 2. Periksa kondisi dan fungsi kerja dari timbangan filler, serta sensitivitasnya, apakah sudah dikalibrasi. 3. Periksa kondisi dan fungsi kerja dari timbangan aspal, serta sensitivitasnya, apakah sudah dikalibrasi. 4. Periksa kondisi dan fungsi kerja dari hook-bolt, pisau (knife-edge), karet peredam (absorbing rubber), metal penggantung (hanging metal), penunjuk skala (dial-indicator), dush pot, hopper dan bukaan atau pintu pada timbangan. 5. Periksa kondisi dan fungsi kerja dari pada timbangan aspal dan hopper pembuangan, katup tiga arah (three way valve), pompa, v-belt, dan pipa pembuangan. 6. Periksa hal-hal lain yang diperlukan. Lakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sesuai buku petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat. 3.3.6 Si stem Pemasok Fi l l er (Fi l l er Feeder Syst em) 1. Periksa kondisi dan fungsi kerja dari filler elevator. 2. Periksa kondisi dan fungsi kerja dari bin penampung filler (filler storage bin). 3. Periksa kondisi dan fungsi kerja dari pemasokan filler (filler feeder) dan screw feeder. 4. Periksa hal-hal lain yang diperlukan. 5. Lakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sesuai buku petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat. 3.3.7 Si st em Pemasokan Aspal dan Uni t Penyempr ot an. 1. Periksa kondisi, fungsi kerja, dan kapasitas dari pompa aspal (transfer pump). 2. Periksa kondisi dan fungsi kerja dari pompa penyemprot aspal (spray pump) 3. Periksa kondisi dan fungsi kerja tangki aspal dan pemanasnya. 4. Periksa kondisi dan fungsi kerja semua thermometer, apakah sudah dikalibrasi. 5. Periksa kerataan distribusi aspal ke seluruh pugmil. 15 6. Periksa hal-hal lain yang diperlukan. Lakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sesuai buku petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat. 3.3.8 Unit Pencampur (Mixer Unit). 1. Periksa kondisi, fungsi kerja, dan kapasitas dan unit pencampur. 2. Periksa kondisi, fungsi kerja dari pedal pugmill dan liner, jarak pedal pugmill ke dinding (cm), dan kemampuan untuk membuka pugmill. 3. Periksa kondisi dan fungsi kerja dan poros pugmill (kelurusannya, keausan), gigi, roda sproket, rantai roller, motor roda gigi, seal, bantalan, dan pintu bukaannya. 4. Periksa apakah homogenitas campuran dan suhunya baik waktu ditumpahkan dari pugmill. 5. Periksa hal-hal lain yang diperlukan. Lakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sesuai buku petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat. 3.3.9 Si st em Kontrol Operasi (Operation Control System) 1. Periksa kondisi, fungsi kerja dan rang sistem kontrol, distribution board, dan panel pengontrol . 2. Periksa kondisi dan fungsi dari sistem kontrol seperti kompressor, silinder udara (air cylinder), filter udara, pelumas, dan sistem kontrol baik sistem pneumatic maupun elektrik. 3. Periksa hal-hal lain yang diperlukan. Lakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sesuai buku petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat. 3.3.10 Generator Set 1. Periksa kondisi dan fungsi kerja dan generator. 2. Periksa kapasitas (KVA), bahan bakar, sistem kabel, dan jumlah generator. 3. Periksa hal-hal lain yang diperlukan. Lakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sesuai buku petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat. 16 3.3.11 Kondi si Lapangan 1. Periksa kondisi lapangan secara umum, seperti kebersihan lingkungan, sistem drainase yang ada, dsb. 2. Periksa hal-hal lain yang diperlukan. Lakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sesuai bukupetunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat. 3.4 Formul i r Pemeri ksaan Semua hasil pemerksaan AMP seperti diuraikan dalam Sub Bab 3.1 s.d. 3.3 dicatat dalam buku pemeriksaan seperti contoh yang tercantum dalam lampiran 2. 17 LAMPIRAN 1. SKEMA PERALATAN PENCAMPUR ASPAL MENURUT J ENISNYA SERTA BAGIAN-BAGIANNYA 2. FORMULIR-FORMULIR PEMERIKSAAN PERALATAN PENCAMPUR ASPAL 18 LAMPIRAN I SKEMA PERALATAN PENCAMPUR ASPAL MENURUT J ENISNYA SERTA BAGIAN-BAGIANNYA 1-1 1-2 1-3 1-4 1-5 1-6 1-7 1-8 LAMPIRAN 2 BUKU PEMERIKSAAN PERALATAN PENCAMPUR ASPAL (ASPHALT MIXING PLANT) No : 032A/T/BM/1996 Maret 1996 Pemakai : ............................................. Lokasi : ............................................. Jenis Alat : ............................................. Merek/Tipe : ............................................. Th. Pembuatan : ............................................ Nomor Rangka : ............................................. Nomor Mesin : ............................................. Pemil i k : ............................................. Kode Unit Alat : ............................................ No Registrasi : ............................................ DEPARTEMEN PEKERJ AAN UMUM DIREKTORAT J ENDERAL BINA MARGA I. REKAPITULASI HASIL PEMERIKSAAN PERALATAN KONDISI RUSAK BAGIAN / KOMPONEN PERALATAN YANG DIPERIKSA BAIK LENGKAP TIDAK LENGKAP TIDAK ADA Cold Bin Group Dryer Group Mixer Gorup Asphalt System Filler System Perlengkapan Genset 1 Genset 2 Kondisi Umum B RR RB RS Catatan Pemeriksaan : I- 1 PEMERIKSA PEMAKAI PINBAGPRO Nama Nama Nama Jabatan Jabatan Jabatan Tanda tangan Tanda tangan Tanda Wi gan Catatan Hasil pemeriksaan peralatan dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dan masing-masing diberikan kepada : 1. Pemakai Alat 2. Pinbagpro 3. Pemeriksa Alat I- 2 II. HASIL PEMERIKSAAN PERALATAN No. Nama Bagian Tolak Ukur Baik (Berfungsi) Rusak (Ket.) Keausan pelat pemisah antar bin Bukaan feeder ban pengangkut kelancaran ban pengangkut Sistem pengeluaran Pengunci pintu Timbanganban bin Kondisi motor ban berjalan 1 BinDingin Fungsi kerja Kemiringan drum Fungsi kerja Dimensi panjang (m) Diameter (m) Kecepatan putar Ring gear Roll penggerak Mounting Block Roda sproket Rantai roller Gigi pinion Trunnion roller bearing Kebersihan dalam drum Burner nozzle Turbo blower Burner box Burner cone Katup pengontrol tekanan Pompa minyak Strainer Thermometer / thermostad Penyemprot bahanbakar Sistem pengaturan udara Pintu pemasukan Drum Pengering Pintu pengeluaran Penyemprot aspal Motor penggerak Fungsi pemasukan agregat Fungsi pengeluaran agregat 2 tipe continous/drummix Kondisi flight cup I- 1 No. Nama Bagi an Tol ak Ukur Bai k (Berfungsi ) Rusak (Ket.) Kondisi cyclone Filter kain (baghouse) Wet scrubber Kondisi fan Bantalan V-belt Kondisi duct 3 Pengumpul Debu Fungsi kerja pengumpul debu Casing hot elevator Bukaan atas hot elevator Tutup elevator panas Roda (wheel) Bantalan Roda sproket Rantai roller 4 Penyaring dan Sistem Bin Panas Motor elevator panas Pin-pin penghubung Kondisi ayakan getar (dek) Wire net Fungsi kerja ayakan Motor penggetar V-belt Tutup belt Tutup seal debu Pegas ellips Kondisi hopper bin panas Bukaan bin panas Pipa pengeluaran agregat bin panas Pipa pengeluaran material oversize Kondisi timbangan t Sensitivitas timbangan agregat Kondisi timbangan filler Sensitivitas timbangan filler Kondisi timbangan aspal 5 SistemTimbangan Sensitivitas timbangan aspal I- 2 No. Nama Bagian Tolak Ukur Baik (Berfungsi) Rusak (Ket.) Kalibrasi semua timbangan Kondisi hook bolt Pisau (knife-edge) Karet peredam Metal penggantung Penunjuk skala Dust pot Bukaan timbangan Hopper danbuangan pada timbangan Katup tiga arah Pompa V-belt 5 SistemTimbangan Pipa pembuangan Kondisi filler elevator Bin penampungfiller Fungsi kerja pemasok filler 6 Sistem Pemasok Filler Screw feeder Kondisi pompa aspal (Transfer pump) Pompa penyemprot aspal Kondisi tangki aspal Kondisi ketel Kondisi thermometer Kalibrasi thermometer 7 Sistem Pemasokan Aspal dan Unit Penyemprotan Kerataanaspal ke dalam pugmill Fungsi kerja unit pencampur Kondisi pedal pugmill Liner J arak pedal ke dinding Kemampuan untuk membuka pugmill Poros pugmill Roda gigi Roda sproket Rantai roller Motor roda gigi Seal Bantalan 8 Unit Pencampur Campuran dan suhu waktu ditumpahkan danpugmill I- 3 No. Nama Bagian Tolak Ukur Baik (Berfungsi) Rusak (Ket.) Ruang sistem kontrol Distribution board Panel Pengontrol Kompressor Silinder udara 9 SistemKontrol Operasi Filter udara Kondisi secara umum Fungsi kerja genset 10 Generator Set Kelengkapan Kebersihan Drainase 11 Lingkungan Keamanan I- 4 DAFTAR NAMA DAN LEMBAGA 1). Pemrakarsa Direktorat Bina Teknik Direktorat J enderal Bina Marga 2). Ti m Penyusun Sub Direktorat Penyusunan Standar 3). Tim Pembahas 1. Ir. Syawal Ritonga Direktorat Bina Teknik 2. Ir. Sidi Poernomo Direktorat Bina Teknik 3. Ir. Sudarisman Direktorat Bina Teknik 4. Ir. Sukawan M., MSc. Direktorat Bina Teknik 5. Ir. Nawawi, MSc. Direktorat Bina Teknik 6. Ir. Dendi Pryandana Direktorat Bina Teknik 7. Ir. Dandi Pryantara Direktorat Bina Teknik 8. Ir. Indraswari Herman Direktorat Bina J alan Kota 9. Ir. J ahya Rajaguguk Direktorat Bina Pelaksanaan Wilayah Barat 10. Ir. Sutjahjono Soejitno Direktorat Bina Pelaksanaan Wilayah Tengah 11. Ir. Saroso BS. Puslitbang J alan 12. Ir. Irman Nurdin Puslitbang J alan 13. Ir. Ahmad Purwadi MSc. Puslitbang J alan 14. Ir. Irwin A. Rais M.Eng.Sc. Puslitbang J alan 15. Ir. Iriansyah Puslitbang J alan 16. Ir. Wayan Dharmayasa Puslitbang J alan 17. Tonton Aristono Puslitbang J alan 18. Mumung Mulyadi BE. Puslitbang J alan 19. Paijo Puslitbang J alan 20. Subandrijo BE. Puslitbang J alan 21. Ir. Susanto H. BME. PT. Sarana Karya