Anda di halaman 1dari 2

Spektroskopi fototermal adalah sekelompok teknik-teknik spekrtoskopi yang bersensivitas tinggi,

digunakan untuk mengkur absoropsi optik dan sampe sebuah karakter temal. Dasar dari
spektroskopi fototermal terletak pada perubaan keadaan termal dari hasil sampe radiasi absorpso.
Cahaya di serap sebagai sebuah hasil emisi akibat daari pemanasan. Pemanasan ini menaikkan suhu
sehingga mempengaruhi sifat-sifat termodinamika dari sampel tersebut atau sidat termodinamika
dari suatu bahan yang didekatkan dengan alat tersebut. Pengukuran perubahan suhu, tekanan atau
massa jenis dilakukan akibat dari peristiwa absorpso optik ini. Pengukuran dari proses absorpsi
inilah yang menjadi prinsip dasar dari alat fototermal spectroscopic.
Ada berbagai metode dan teknik yang digunakan dalam spektroskopi fototermal. Setiap nama dari
spektroskopinya berasal dari efek besaran fisis yang diukur oleh spektroskopi. Adapun jenis2 nya
adalah :
Photothermal lens spectroscopy (PTS or TLS)
Photothermal deflection spectroscopy (PDS),
Photothermal diffraction,
Photothermal emission
Photothermal Deflection Spectroscopy (PDS) was introduced by Claude Boccara, Daniele Fournier, and
their collaborators in 1979 [Appl. Phys. Lett. 36, 130 (1979)]. The basic phenomena of PDS is the deflection
of a light beam when it travels through a refractive index gradient created due to a temperature gradient in
a medium. In PDS, two laser beams are used. One is the probe laser beam which pass through the
Photothermal single particle microscopy
Spektroskopi fototermal tipe defleksi (PDS)
PDS diperkenalkan oleh Claude Boccara, Daniele Fournier dan teman-teman ilmuwan lainnya tahun
1979.Fenomena mendasar dari alat ini ialah defleksi (pembelokan ) cahaya ketika cahaya melalui
sebuah media yang index biasnya berupa gradient suhu. Dalam PDS, digunakan 2 laser cahaya. Satu
laser cahaya melewati sampel yang diteliti dan laser satunya lagi adalah sebuah pompa laser yang
memodulasikan cahaya, dimana panjang gelombang cahayanya akan diserap oleh sampel
Pompa pemodulasi cahaya menyebabkan timbulnya sebuah gelombang diffusi thermal di dalam
sampe. Gelombang ini diikonversi dari energi optikal yang terserap oleh pompa pemodulasi menjadi
bentuk energi termal. Osilasi thermal tersebut meresap ke medium gas atau medium fluida
disekitarnya begitu juga panjang termal diffusi ikut meresap ke dalamnya. Hal ini menyebabkan
sebuah perubahan terhadap indeks bias yanng tepat berada di atas daerah pompa optic . Sebuah
laser cahaya masuk secara sejajar ke dalam permukaan yang akan dipantulkan dengan teratur dan
fenomena ini lah yang disebut dengan efek bayangan atau pantulan fototermal. Amplitudo dan fasa
yang tertangkap oleh probe pantulan memuat informasi tentang sifat-sifat optikal dan termofisik
dari medium padat/cair sampel tersebut. Hal lain dari pantulan adalah adanya perubahan bentuk
thermoelastic yang terbentuk dibentuk oleh laser pemanas yang bersifat teputus-putus
(intermittent laser heating) dan oleh ekspansi termal. Sebuah probe laser cahaya diarahkan dengan
sudut permukaan tertentu yang akan di pantulkan oleh permukaan.
Sudut pantulan dari probe laser diukur dengan menggunakan detektor posisi yang ditempatkan pada
jarak tertentu dari sampel. Perubahan sudut pada sampel menghasilkan perpindahan spot probe
laser pada detektor. Untuk sudut yang berniali kecil, perpindahan linear dari spot probe laser akan
berbanding lurus dengan sudut pemantlan. Besar kecilnya sinyal merupakan fungsi dari posisi dari
probe laser cahaya terhadap permukaan pantul. Ada batas optimum untuk sinyal maksimum. Batas
Optimum ini sendoro merupakan fungsi dari waktu, yakni waktu yang dibutuhkan oleh perubahan
suhu untuk mendifusikan daerah yang di sinari laser. Untuk jarak maksimum tertentu,
ketergantungan pantulan sinyal terhadap waktu ini akan semakin meningkat dan semakin menurun
dengan waktu tertentu. Waktu untuk mencapai sinyal maksimum dan besar sinyal maksimum
merupakan fingsu dari perpindahan probe laser terhadap permukaan.
PTD juga bisa digunakan untuk mempelajari sampel yang bersifat transparan. Dengn sebuah
perbedaan halus antara metode fototermal yang digunakan untuk permukaan dengan metode
menganalisis sebuah sampel transparan. Untuk analaisis permukaan, probe laser digunakan untuk
mendeteksi sebuah indeks bias yang membentuk gradien di atas permukaan sampenya. Untuk
analisis transparan, indeks bias berubah dengan sampel nya itu sendiri. Untuk mempelajari sampel
seperti ini, eksitasi dan probe laser disebar secara koliner di permukaan sampel.Sehingga sudut
pantul sinyal adalah hampir sama seperti laser lensa fototermal berpulsa (pulsed laser phototermal
lens) dengan jarak fokal lensanya inverse. Metode ini sama dengan Fototermal Spektroskopilensa,
yakni metode nya bergantung pada pembentukan indeks bias yang bersifat gradien pada sampel
bahan yang hendak diuji cobakan.

Anda mungkin juga menyukai