Hematologi
Hematologi
Tabel 3. Hasil pengamatan hematrosit ikan Nila
Teknik Menghitung Jumlah Total Eritrosit
Dari hasil pengamatan yang dilakukan, maka jumlah sel darah merah ikan
Nila (Oreochomis niloticus) yaitu 7 sel dimana jumlah total eritrosit tersebut dihitung
dengan menggunakan rumus yaitu :
Eritrosit = N x 10
4
sel/mL
= 7 x 10
4
sel/mL
Pembahasan
Teknik Pewarnaan
Darah pada berbagai hewan vertebrata memerlukan sistem sirkulasi yang
terdiri atas kapiler-kapiler dan jantung sebagai pemompa aliran darah agar dapat
berfungsi sebagaimana mestinya, dapat diketahui bahwa pengambilan darah pada
hewan dapat melalui kapiler darah atau jantung (Adinegara, 2012). Dari teori
No. Pengukuran Hasil
1 Panjang total darah 1,5 cm
2 Panjang gumpalan darah 1cm
3 Persentase gumpalan darah 67
tersebut, maka pada pengambilan sampel darah pada ikan Nila (Oreochromis
niloticus) pada bagian insang atau di sekitar jantung.
Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa keadaan sel darah merah ikan Nila
(Oreochromis niloticus) setelah di celupkan ke dalam eosin adalah eritrosit masih
berwarna merah berbentuk lonjong. Ikan sebagaimana vertebrata lain, memiliki sel
darah merah (eritrosit) berinti dengan bentuk dan ukuran bervariasi antara satu
dengan yang lainnya (Fujaya, 2008). Gambar tersebut diatas menunjukan bentuk sel
darah yang diambil dari darah ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan diamati dibawah
mikroskop. Pada percobaan ini kita menggunakan eosin dan hematoxylin sebagai
zat pewarna, karena eosin dapat mewarnai plasma darah sehingga kita dapat
melihat bentuk dari plasma tersebut. Eosin dapat mewarnai plasma darah karena
adanya perbedaan sifat keasaman antara plasma dengan eosin dimana plasma
darah bersifat basa sementara plasma darah bersifat asam.
Pada Gambar 3, setelah dicelupkan pada hematoxylin jelas tampak pada
pengamatan inti sel berwarna biru kehijauan sedangkan membran sel masih
berwarna merah dan berbentuk lonjong. Pada gambar di atas diperlihatkan bahwa
setelah dicelupkan pada hematoxylin jelas tampak pada pengamatan inti sel
berwarna biru sedangkan membran sel masih berwarna merah dan berbentuk
lonjong. Dimana hematoxylin digunakan untuk melihat inti plasma karena
hematoxylin dapat mewarnai inti plasma darah. Hematoxylin dapat mewarnai inti
plasma karena hematoxylin bersifat basa sementara inti sel bersifat asam.
Teknik Pemisahan Sel Darah dan Plasma Darah
Fungsi utama dari sel-sel darah merah, yang juga dikenal sebagai eritrosit
adalah mengangkut hemoglobin, dan seterusnya mengangkut oksigen dari paru-
paru ke jaringan. Selain mengangkut hemoglobin, sel-sel darah merah juga
mempunyai fungsi lain. Contohnya, ia mengandung banyak sekali
karbonikanhidrase, yang mengkatalisis reaksi antara karbon dioksida dan air,
sehingga meningkatkan kecepatan reaksi bolak-balik ini beberapa ribu kali lipat.
Cepatnya reaksi ini membuat air dalam darah bereaksi dengan banyak sekali karbon
dioksida, dan dengan demikian mengangkutnya dari jaringan menuju paru-paru
dalam bentuk ion bikarbonat (HCO
3
-
). Hemoglobin yang terdapat sel dalam sel juga
merupakan dapur asam-basa (seperti juga pada kebanyakan protein), sehingga sel
darah merah bertanggung jawab untuk sebagian besar daya pendapatan seluruh
darah. Setelah sel darah pada ikan nila dipisahkan dengan plasma darah
(sentrifugasi) yang diletakkan pada mikrohematokrit dan dilakukan pengukuran,
maka diperoleh data bahwa panjang total darah yaitu 1 cm, panjang gumpalan darah
yaitu 1,5 cm serta persentase gumpalan darah yaitu mencapai 67 (Fujaya, 2008).
Apabila ikan terkena penyakit atau nafsu makannya menurun, maka nilai
hematokrit darahnya menjadi tidak normal, jika nilai hematokrit rendah maka jumlah
eritrosit pun rendah (Alamanda dkk., 2006). Berdasarkan dari hasil pengamatan di
ketahui bahwa ikan nila di dapatkan hasil persentase gumpalan darah sebanyak 67
ini berarti ikan Nila dalam keadaan sehat karena persentase gumpalan darahnya
lebih besar dari standar volume gumpalan darah yang di tentukan.
Teknik Menghitung Jumlah Total Eritrosit
Hemoglobin dalam darah merupakan alat transportasi oksigen,
karbondioksida dan makanan (Anderson dan Siwicki, 1993). Kemampuan
mengangkut ini bergantung pada jumlah hemoglobin, jika kadar hemoglobin
meningkat maka asupan makanan dan oksigen dalam darah dapat diedarkan ke
seluruh jaringan tubuh ikan yang pada akhirnya akan menunjang kehidupan dan
pertumbuhan ikan. Menurunnya kadar hemoglobin darah dapat dijadikan petunjuk
mengenai rendahnya kandungan protein pakan, defisiensi vitamin atau ikan
mendapat infeksi (Anderson & Siwicki, 1993 dalam Siregar, 2009). Besar kecilnya
(HB) yang terkandung eritrosit menunjukan kapasitas pengangkutan oksigen oleh
darah (Hastuti, 2010).
Total eritrosit yang diperoleh dari darah ikan nila adalah 70.000 sel/mm
3
.
Jumlah eritrosit normal adalah 20.000-3.000.000 sel/mm
3
. Hal ini menunjukkan
bahwa darah Ikan Nila yang digunakan sebagai bahan praktikum masih dalam taraf
normal. Jumlah eritrosit dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, kondisi tubuh, variasi
harian, dan keadaan stress pada ikan yang menyerang (Adinegara, 2012).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan di laboratorium fisiologi
hewan air, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Sel darah merah (eritrosit) pada ikan Nila berbentuk oval dan berinti dengan
membran sel dan membran inti yang nampak terlihat dan bergerigi. Plasma
berwarna merah dan inti sel berwarna biru tua.
2. Persentase gumpalan darah yaitu 67, sehingga dapat disimpulkan ikan
dalam keadaan sehat.
3. Jumlah total eritrosit yang didapatkan adalah 70.000 sel/mL, sehingga dapat
dikatakan bahwa ikan tersebut dalam keadaan normal.
Saran
Laboratorium
Kalau bisa, laboratorium dapat dilengkapi dengan alat kebersihan agar tidak
kesulitan lagi saat membersihkan laboratorium serta peralatan praktikum yang
diperbarui.
Praktikum
Sebaiknya praktikum benar-benar di lakukan sesuai prosedur dan melengkapi alat
dan bahan tepat waktu sesuai jadwal praktikum.
Asisten
Andi Masriah, S.pi :
Pertahankan ketegasan dan kedisiplinannya kakak.
Yusrifaat Amran :
Kakak iyus tolong banyak bicara dan lebih aktif lagi terhadap praktikan.
Mulkan Arsyuddin:
Kakak Mulkan pertahankan kebaikan dan keramahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Adinegara, A. 2012. Hematologi. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.
Amirudin, A. 2012. Modul Reproduksi Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Universitas
Negeri Yogyakarta.Yogyakarta.
Alamanda, I. E., .N S. Handajani dan A. Budiharjo. 2006. Penggunaan Metode
Hematologi dan Pengamatan Endoparasit Darah untuk Penetapan
Kesehatan Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) di Kolam Budidaya Desa
Mangkubumen Boyolali. Jurnal Biodiversitas Vol. 8, No. 1, 34-38
Burhanuddin, A. I. 2008. Peningkatan Pengetahuan Konsepsi Sistematika Dan
Pemahaman System Organ Ikan Yang Berbasis SCL Pada Mata kuliah
Ikhtiologi. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin.
Makassar.
Fujaya, Y. 2008. Fisiologi Ikan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Hastuti, S, dan Subandiyono. 2010. Performa Hematologis Ikan Lele Dumbo (Clarias
gariepinus) Dan Kualitas Air Media Pada Sistim Budidaya Dengan
Penerapan Kolam Biofiltrasi. Jurnal Saintek Perikanan Vol. 6, No. 2, 2011, 1
5
Herlina. 2008. Hematologi Ikan. Jurnal Info Karikan Vol. 5 No.1, 27-30
Noercholis, A., M. A. Muslim dan Maftuch. 2013. Ekstraksi Fitur Roundness untuk
Menghitung Jumlah Leukosit dalam Citra Sel Darah Ikan. Jurnal EECCIS Vol.
7, No. 1, Juni 2013.
Siregar, .Y. I dan Adelina. 2009. Pengaruh Vitamin C terhadap Peningkatan
Hemoglobin (Hb) Darah dan Kelulushidupan Benih Ikan Kerapu Bebek
(Cromileptes altivelis). Jurnal Natur Indonesia 12(1), Oktober 2009: 75-81
Zipcodezoo.com. Diakses pada tanggal 12 Maret 2014 pukul 19.30 WITA di
Makassar.