Anda di halaman 1dari 5

Basoeki Abdullah lahir di Solo,

Jawa Tengah pada tanggal 27 Januari


1915. Bakat melukisnya terwarisi dari
ayahnya Abdullah Suryosubroto yang
juga seorang pelukis. Sedangkan
kakeknya adalah seorang tokoh
Pergerakan Kebangkitan Nasional
Indonesia pada awal tahun 1900-an
yaitu Doktor Wahidin Sudirohusodo.
Sejak umur 4 tahun Basoeki Abdullah
mulai gemar melukis beberapa tokoh
terkenal diantaranya Mahatma Gandhi,
Rabindranath Tagore, Yesus Kristus
dan Krisnamurti. # Lukisan Basuki
Abdullah yang berjudul “Kakak dan
Adik”, 1978 ini merupakan salah satu
karyanya yang menunjukkan kekuatan
penguasaan teknik realis. Dengan
pencahayaan dari samping, figur kakak
dan adik yang dalam gendongan terasa
mengandung ritme drama kehidupan.
Dengan penguasaan proporsi dan
anatomi, pelukis ini menggambarkan
gerak tubuh mereka yang mengalunkan
perjalanan sunyi. Suasana itu, seperti
ekspresi wajah mereka yeng jernih
tetapi matanya menatap kosong. Apalagi pakaian mereka yang bersahaja dan berwarna
gelap, sosok kakak beradik ini dalam selubung keharuan. Dari berbagai fakta tekstual ini,
Basuki Abdullah ingin mengungkapkan empatinya pada kasih sayang dan kemanusiaan.
Namun demikian, spirit keharuan kemanusiaan dalam lukisan ini tetap dalam
bingkai romantisisme.Oleh karena itu, figur kakak beradik lebih hadir sebabagi idealisme
dunia utuh atau bahkan manis, daripada ketajaman realitas kemanusiaan yang
menyakitkan. Pilihan konsep estetis yang demikian dapat dikonfirmasikan pada semua
karya Basuki Abdullah yang lain. Dari beberapa mitologi, sosok-sosok tubuh yang
telanjang, sosok binata, potret-potret orang terkenal, ataupun hamparan pemandangan,
walaupun dibangun dengan dramatisasi namun semua hadir sebagai dunia ideal yang
cantik dengan penuh warna dan cahaya.
Berkaitan dengan konsep estetik tersebut, Basuki Abdullah pernah mendapat
kritikan tajam dari Sudjojono. Lukisan Basuki Abdullah dikatakan sarat dengan semangat
Mooi Indie yang hanya berurusan dengan kecantikan dan keindahan saja. Padahal pada
masa itu, bangsa Indonesia sedanf menghadapi penjajahan, sehingga realitas
kehidupannya sangat pahit. Kedua pelukis itu sebenarnya memang mempunyai
pandangan estetik yang berbeda, sehingga melahirkan cara pengungkapan yang
berlainan. Dalam kenyataan estetik Basuki Abdullah yang didukung kemampuan teknik
akademis yang tinggi tetap menempatkannya sebagai pelukis besar. Hal itu terbukti
berbagai penghargaan yang diperoleh, juga dukungan dari masyarakat bawah sampai
kelompok elite di istana, dan juga kemampuan bertahan karya-karyanya eksis menembus
berbagai masa.
Kakak dan Adik / Brother and Sister (1978)
Cat minyak di atas kanvas / Oil on canvas, 65 x 79 cm, Inv. 43/SL/A
Basoeki Abdullah lahir di Solo, Jawa Tengah pada tanggal 27 Januari 1915. Bakat
melukisnya terwarisi dari ayahnya Abdullah Suryosubroto yang juga seorang pelukis.
Sedangkan kakeknya adalah seorang tokoh Pergerakan Kebangkitan Nasional Indonesia
pada awal tahun 1900-an yaitu Doktor Wahidin Sudirohusodo. Sejak umur 4 tahun
Basoeki Abdullah mulai gemar melukis beberapa tokoh terkenal diantaranya Mahatma
Gandhi, Rabindranath Tagore, Yesus Kristus dan Krisnamurti.
Pendidikan formal Basoeki Abdullah diperoleh di HIS Katolik dan Mulo Katolik di
Solo. Berkat bantuan Pastur Koch SJ, Basoeki Abdullah pada tahun 1933 memperoleh
beasiswa untuk belajar di Akademik Seni Rupa (Academic Voor Beldeende Kunsten) di
Den Haag (Belanda) dan menyelesaikan studinya dalam waktu 3 tahun dengan meraih
penghargaan Sertifikat Royal International of Art (RIA).
Pada masa Pemerintahan Jepang, Basoeki Abdullah bergabung dalam Gerakan
Poetra atau Pusat Tenaga Rakyat yang dibentuk pada tanggal 19 Maret 1943. Di dalam
Gerakan Poetra ini Basoeki Abdullah mendapat tugas mengajar seni lukis. Murid-
muridnya antara lain Kusnadi (pelukis dan kritikus seni rupa Indonesia) dan Zaini
(pelukis impresionisme). Selain organisasi Poetra, Basoeki Abdullah juga aktif dalam
Keimin Bunka Sidhosjo (sebuah Pusat Kebudayaan milik pemerintah Jepang) bersama-
sama Affandi, S.Sudjoyono, Otto Djaya dan Basoeki Resobawo.
Di masa revolusi Bosoeki Abdullah tidak berada di tanah air yang sampai sekarang
belum jelas apa yang melatarbelakangi hal tersebut. Jelasnya pada tanggal 6 September
1948 bertempat di New York Amsterdam sewaktu penobatan Ratu Yuliana dimana
diadakan sayembara melukis, Basoeki Abdullah berhasil mengalahkan 87 pelukis Eropa
dan berhasil keluar sebagai pemenang.
Sejak itu pula dunia mulai mengenal Basoeki Abdullah, putera Indonesia yang
mengharumkan nama Indonesia. Selama di negeri Belanda Basoeki Abdullah sering kali
berkeliling Eropa dan berkesempatan pula memperdalam seni lukis dengan menjelajahi
Italia dan Perancis dimana banyak bermukim para pelukis dengan reputasi dunia.
Basoeki Abdullah terkenal sebagai seorang pelukis potret, terutama melukis wanita-
wanita cantik, keluarga kerajaan dan kepala negara yang cenderung mempercantik atau
memperindah seseorang ketimbang wajah aslinya. Selain sebagai pelukis potret yang
ulung, diapun melukis pemandangan alam, fauna, flora, tema-tema perjuangan,
pembangunan dan sebagainya.
Basoeki Abdullah banyak mengadakan pameran tunggal baik di dalam negeri
maupun di luar negeri, antara lain karyanya pernah dipamerkan di Bangkok, Malaysia,
Jepang, Belanda, Inggris, Portugis dan negara-negara lain. Lebih kurang 22 negara yang
memiliki karya lukisan Basoeki Abdullah. Hampir sebagian hidupnya dihabiskan di luar
negeri diantaranya beberapa tahun menetap di Thailand dan diangkat sebagai pelukis
istana dan sejak tahun 1974 Basoeki Abdullah menetap di Jakarta
Makam Basoeki AbdullahBasoeki Abdullah selain seorang pelukis juga pandai
menari dan sering tampil dengan tarian wayang wong sebagai Rahwana atau Hanoman.
Beliau tidak hanya menguasai soal kewayangan, budaya Jawa di mana ia berasal tetapi
juga menggemari komposisi-kompasisi Franz Schubert, Bethoven dan Paganini, dengan
demikian wawasannya sebagai seniman luas dan tidak Jawasentris.
Basoeki Abdullah menikah empat kali. Istri pertamanya Yoshepin (orang Belanda)
tetapi kemudian berpisah, mempunyai anak bernama Saraswati. Kemudian menikah lagi
dengan Maya Michel (berpisah) dan So Mwang Noi (bepisah pula). Terakhir menikah
dengan Nataya Narerat sampai akhir hayatnya dan mempunyai anak Cicilia Sidhawati
Basoeki Abdullah meningal dunia di rumah kediamannya pada tanggal 5 November
1993. Jenasahnya dimakamkan di Desa Mlati Sleman, Yogyakarta.
Karya Basoeki Abdullah

Tentang Lukisan
Maret 13, 2009 · Disimpan dalam Uncategorized

Perkembangan suatu kesenian selalu bermula dari tingkatan kesenian yang paling
sederhana yang tidak mungkin langsung mencapai puncak perkembangan. Kesenian
berkembang mengikuti perubahan zaman dan berdasarkan kurun waktu. Di bidang seni
rupa, ditinjau dari perkembangan dan kurun waktunya sejak zaman prasejarah hingga
sekarang, maka karya seni yang dihasilkan dapat dikelompokkan dalam jenis seni
primitif, seni klasik, seni tradisional, seni modern, dan seni kontemporer.

Seni Primitif

Seni primitif berkembang pada zaman prasejarah, yang mana tingkat kehidupan
manusia pada masanya sangat sederhana sekali dan sekaligus merupakan ciri utama,
sehingga manusianya disebut orang primitif. Hal ini berpengaruh dalam kebudayaan yang
mereka hasilkan. Mereka menghuni goa-goa, hidup berpindah-pindah (nomaden) dan
pekerjan berburu binatang. Di bidang kesenian, karya seni yang dihasilkan juga sangat
sederhana, namun memiliki nilai tinggi sebagai ungkapan ekspresi mereka. Peninggalan
karya seni yang dihasilkan berupa lukisan binatang buruan, lukisan cap-cap tangan yang
terdapat pada dinding goa, seperti pada dinding goa Leang-leang di Sulawesi Selatan,
goa-goa di Irian Jaya, dan pada dinding goa Almira Spanyol. Selain karya lukisan,
terdapat juga hiasan-hiasan pada alat-alat perburuan mereka yang berupa goresan-goresan
sederhana. Karya seni yang dihasilkan hanya merupakan ekspresi perasaan mereka
terhadap dunia misterius atau alam gaib yang merupakan simbolis dari perasaan-perasaan
tertentu, seperti perasaan takut, senang dan perdamaian. Ciri-ciri lain dari seni premitif
yaitu goresannya spontannitas, tanpa perspektif, dan warna-warnanya terbatas pada
warna merah, coklat, hitam, dan putih.

Seni Klasik

Kesenian klasik merupakan puncak perkembangan kesenian tertentu, yang mana


tidak dapat berkembang lagi (mandeg). Karya seni yang dianggap klasik memiliki kriteria
sebagai berikut : (1) Kesenian yang telah mencapai puncak (tidak dapat berkembang
lagi), (2) merupakan standarisasi dari zaman sebelum dan sesudahnya, dan (3) telah
berusia lebih dari setengah abad. Selain dari ketentuan itu, suatu kesenian belum bisa
dikategorikan seni klasik. Karya-karya seni klasik dapat dijumpai pada bangunan-
bangunan kuno Nusantara pada zaman Hindu-Budha dan bangunan-bangunan kuno di
Yunani dan Romawi.

Seni Tradisional

Tradisi artinya turun temurun atau kebiasaan. Seni tradisional berarti suatu kesnian
yang dihasilkan secara turun-temurun atau kebiasaan berdasarkan norma-norma, patron-
patron atau pakem tertentu yang sudah biasa berlaku. Seni tradisi bersifat statis, tidak ada
unsur kreatif sebagai ciptaan baru. Sebagai contoh dapat kita lihat pada lukisan gaya
Kamasan Klungkung, kriya wayang kulit, kriya batik, kriya tenun, dan sebagainya.

Seni Modern

Seni modern merupakan kesenian yang menghasilkan karya-karya baru. Seniman


yang kreatif akan menghasilkan karya seni yang modern, karena di dalamnya ada unsur
pembaharuan, baik dari segi penggunaan media, teknik berkarya maupun unsur
gagasan/ide. Seni modern tidak terikat oleh ruang dan waktu, baik itu karya yang
dihasilkan di masa lampau maupun pada masa kini aslkan ada unsur kreativitasnya.
Karya-karya seni rupa modern dapat dilihat pada lukisan karya Van Gogh, Pablo Picasso,
Affandi, Basuki Abdullah, Gunarsa, patung karya G. Sidharta, Edi Sunarso, Nuarta, dan
sebagainya.

Seni Kontemporer

Kontemporer berarti sekarang atau masa kini. Seni kontemporer memiliki masa
popularitas tertentu sehingga seni ini dapat dikatakan bersifat temporer. Seni ini dapat
dinikmati pada masa populernya dan apabila sudah lewat maka masyarakat tidak lagi
menyukainya. Karya-karya seni kontemporer pada mulanya muncul di Eropa dan
Amerika, seperti lukisan karya Andy Warhol dan patung karya Hendri Moore.
Belakangan ini, seni kontemporer telah berkembang di berbagai negara yang memiliki
gagasan yang unik, seperti berupa patung dari es, lukisan pada tubuh manusia (body
painting), seni instalasi, grafity, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai