Disusun oleh:
Selama karirnya dalam melukis, Basuki terkenal sebagai pelukis potret, meski ia
juga melukis pemandangan alam, flora, fauna, tema-tema perjuangan,
pembangunan, dan lainnya. Dia sering mengadakan pameran tunggal, di dalam
maupun di luar negeri, seperti di Thailand, Malaysia, Jepang, Belanda, Inggris,
dan negara-negara lain. Lebih kurang 22 negara yang memiliki karya lukisan
beliau. Hampir sebagian hidupnya dihabiskan di luar negeri.
Selain menjadi pelukis, dia juga pandai menari dan sering tampil dengan tarian
wayang orang sebagai Rahwana atau Hanoman. Pria yang menikah empat kali
ini tidak hanya menguasai soal kewayangan, budaya Jawa di mana dia berasal.
Tetapi juga menggemari komposisi-kompasisi Franz Schubert, Beethoven dan
Paganini, dengan demikian wawasannya sebagai seniman luas dan tidak
Jawasentris.
Abdullah
4
Lukisan itu diberi nama Lady With Kebaya. Dibuat di atas kanvas ukuran 113 cm
x 76 cm dengan goresan cat minyak. Lukisan beraliran realisme yang
mengusung gaya mooi indie itu menggambarkan sosok seorang wanita anggun
dalam balutan kebaya ungu dan selendang merah. Kalung emas menghiasi
leher jenjangnya. Sementara rambut hitamnya disanggul tradisional.
Kisah cinta Soekarno dan Kartini Manoppo memang berawal dari Lady with
Kebaya. Setelah melihat lukisan tersebut pada suatu kesempatan, Soekarno
langsung terpikat pada wanita yang menjadi modelnya. Sang proklamator
lantas mencari tahu identitas wanita yang dilukis itu langsung dari Basuki
Abdullah sendiri.
Tak butuh waktu lama bagi Soekarno untuk mendekati sang model. Dia adalah
Kartini Manoppo, seorang gadis ningrat kelahiran Bolaang Mongondow,
Sulawesi Utara.
"Engkau sungguh luar biasa!" puji Soekarno terhadap Kartini seperti dikutip
dari buku Istri-Istri Sukarno karya Reni Nuryanti.
Soekarno pun akhirnya menjadikan Kartini sebagai istrinya pada tahun 1959.
Namun Kartini dikirim ke Jerman untuk menghindari kemelut politik di tanah
air. Dia melahirkan seorang anak lelaki pada tahun 1967. Soekarno
menamainya Totok Suryawan Soekarnoputra.