Anda di halaman 1dari 10

TOKOH SENI RUPA

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NURLATIFAH LUBIS

TA : 2020/2021
Basuki Abdullah

1. Biografi

Fransiskus Xaverius Basuki Abdullah dilahirkan di Desa Sriwidari, Surakarta,


Jawa Tengah yang di masa itu masih di bawah kekuasaan Hindia Belanda, pada 27
Januari 1915. Lahir dari pasangan Abdullah Suriosubroto dan Raden Nganten
Ngadisah.

Kakek Basuki merupakan salah satu figur sejarah Kebangkitan Nasional


Indonesia, yaitu dokter Wahidin Sudirohusodo. Ayah Basuki seorang seniman
lukis dan penari yang juga merupakan tokoh mooi indie, yaitu salah satu aliran
lukis yang menggambarkan keindahan pemandangan alam, satu aliran yang sedang
berkembang di masa Hindia Belanda. Tentu profesi sang ayah juga memengaruhi
keahlian Basuki. Sejak usia 4 tahun, Basuki mulai menggemari dunia seni. Ia suka
menggambar tokoh-tokoh seperti Yesus Kristus, Mahatma Ghandi, Rabindranath
Tagore, dan lain-lain.

Basuki menghabiskan masa Sekolah Dasar di Hollandsch Inlandsche


Scool (HIS), sebuah sekolah tingkat dasar pada zaman kolonial yang
diperuntukkan bagi pribumi. Kemudian lanjut ke sekolah menengah di Meer
Ultgebried Lager Onderwijs (MULO). Berkat bantuan Pastur Koch SJ, pada tahun
1933, Basuki memperoleh beasiswa untuk belajar di Academie Voor Beeldende
Kunsten (Akademi Seni Rupa) di Den Haag, Belanda.

Basuki menyelesaikan akademinya selama dua tahun lebih dua bulan dengan
memperoleh penghargaan Royal International of Art (RIA). Selanjutnya, ia juga
mengikuti program semacam studi banding di beberapa sekolah seni rupa di Paris
dan Roma.

Pada tahun 1939, karena merasa selama bertahun-tahun hasil karyanya hanya
dinikmati oleh orang-orang asing, Basuki menggelar pameran lukis keliling di
beberapa kota di Indonesia, seperti Jakarta, Solo, Semarang, Surabaya,
Yogyakarta, Bandung, hingga Medan. Selama pameran berlangsung, beragam
pujian dan kritikan bergilir menghampiri Basuki, namun berbagai pujian dan
kritikan itu ia jadikan sebagai dorongan untuk terus berkarya.

2. Basuki Abdullah dan Keluarga

Selama masa hidupnya, Basuki Abdullah menikah empat kali. Pada tahun 1937,
ia menikahi Josephine, seorang gadis Belanda yang dinikahinya di Gereja Katolik
Den Haag. Dari Josephine, Basuki dikaruniai seorang anak perempuan bernama
Saraswati (1938). Pernikahan Basuki dan Josephine tak berlangsung lama dan
akhirnya mereka pun berpisah.

Pada tahun 1944, Basuki menikahi Maya Michel, seorang penyanyi seriosa
mezzosoprano berbakat. Mereka bertemu lantaran sama-sama seniman. Hubungan
mereka pun juga tak lama, pada 1956 merek berdua berpisah.

Pada tahun 1958, Basuki menikah kembali dengan seorang wanita Thailand,
Somwang Noi. Pernikahan ini pun pula tak berlangsung lama. Setelah dua tahun,
mereka pun berpisah.
Pada tanggal 25 Oktober 1963, Basuki kembali menikah dengan seorang wanita
Thailand bernama Nataya Nareerat dan berlangsung hingga akhir hidupnya. Dari
Nataya, Basuki dikaruniai seorang putri bernama Cicilia Shidawati.

3. Aktivitas Basuki Abdullah

Kiprah Basuki dalam pergerakan revolusi mulai tampak ketika ia bergabung


dengan gerakan PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat) yang berdiri pada 19 Maret
1943. Dalam gerakan ini, ia bertugas sebagai pengajar seni lukis. Di antara
muridnya, ada Kusnadi (pelukis dan kritikus seni rupa Indonesia) dan Zaini
(pelukis impresionisme).

Selain PUTERA, Basuki juga aktif dalam Keimin Bunka Sidhosjo, sebuah pusat


kebudayaan milik pemerintah Jepang, bersama dengan Affandi Koesoema,
S.Sudjojono, Otto Djaya, dan Basuki Resobawo.Pada masa kemerdekaan, Basuki
tidak berada di tanah air tanpa sebab yang diketahui. Ia bertolak ke Eropa bersama
istrinya, Maya Michel dan aktif menggelar pameran di Belanda dan Inggris.
Pada tanggal 6 September 1948, sewaktu penobatan Ratu Yuliana di Amsterdam,
Belanda, diadakan sebuah sayembara lukis. Dalam lomba itu, Basuki berhasil
mengalahkan 87 pelukis Eropa dan keluar sebagai pemenang.

Sejak itu, Basuki mulai dikenal dunia. Selama di Belanda, Basuki kerap
berkeliling Eropa dan berkesempatan mendalami seni lukis dengan menjelajahi
Italia dan Perancis dimana para pelukis kelas dunia pada bermukim di sana.

Pengabdian Basuki dalam bidang seni semakin nyata ketika dirinya


mendapat panggilan untuk melukis raja, kepala-kepala negara, dan mengadakan
pameran hasil karya lukisnya di berbagai negara seperti Singapura (1951), Italia
(1955), Portugal dan Inggris (1956), Singapore (1958), Tokyo (1959), Kuala
Lumpur (1959), dan Thailand (1960).
Di antara pameran tersebut, yang menonjol pada periode tahun 1950-1960
yaitu pameran yang diadakan di Tokyo, Jepang pada tahun 1959 yang dibuka oleh
Pangeran Mikasa, anak Kaisar Hirohito.

Hidup Basuki memang banyak dihabiskan di luar negeri. Ia berkeliling


mengadakan pameran lukis di banyak negara. Lebih kurang ada 22 negara yang
telah memiliki karya lukis Basuki Abdullah.

Pernah juga Basuki diangkat sebagai pelukis istana kerajaan Thailand dan
mendapatkan penghargaan berupa Bintang Penghargaan Poporo dari Raja
Bhumibol Aduljadej, sebuah penghargaan tertinggi kerajaan Thailand bagi
seorang Royal Court Artist yang memiliki jasa besar kepada pemerintah dan istana.

4. Basuki Abdullah sebagai pelukis Raja-raja

Pada tahun 1962, empat tahun setelah dirinya duduk bersama minum teh
dengan Ratu Juliana karena memenangkan lomba lukis saat penobatan Ratu
Belanda, Basuki berangkat ke Muangthai atas ajakan Surathun Nunnag, sahabatnya
yang masih keluarga Raja Bhumibol Aduljadej, Raja Thailand.

Pada mulanya, Raja Aduljadej meminta Basuki agar ia melukisnya, tapi


ternyata hasil lukisannya dinilai baik. Sehingga keluarga Raja merasa tertarik
dengan hasil lukisan Basuki. Untuk itu, Raja mengharapkan Basuki tetap tinggal di
Bangkok, agar sewaktu-waktu  mudah dipanggil untuk melukis.

Permintaan Raja pun diterima dan Basuki memperoleh berbagai fasilitas. Ia


diberi rumah di Soi, Ekarmai, Bangkok. Selain itu, ia juga diberi studio lukis di
Istana Chitralada. Di Istana Poporo, Basuki

Di Istana Poporo, Basuki menempati posisi yang cukup terhormat. Raja


Aduljadej berkenan untuk menggantikan sebagian besar lukisan-lukisan yang
dipajang di istana yang dilukis oleh pelukis lain untuk ditukar dengan lukisan-
lukisan karya Basuki.
Patut dicatat di sini, lukisan King Rama I-VII merupakan karya pelukis Eropa.
Adapun pelukis Indonesia, Basuki Abdullah melukis King Anand Mahidon VIII,
Raja Aduljadej dan Ratu Sirikit istrinya, Crown Prince Wachilalongkorn, serta
Princess Mother (ibu Raja).

Lukisan-lukisan karya Basuki banyak menghiasi istana Raja, seperti


ChakliPalace, Chitralada Palace, dan Pattina Palace. Mengingat sumbangan dan
karya-karya lukis Basuki yang berkenan di hati Raja, maka oleh Raja Aduljadej,
Basuki dianugerahi Bintang Penghargaan “Poporo”. Surat penghargaan dari Istana
Raja Muangthai pun menunjukkan pengakuan dan bukti betapa tingginya nilai seni
dari lukisan-lukisan Basuki.

Pada tahun 1963, Basuki juga turut melukis keuarga pangeran Norodom
Sihanouk di Kamboja. Tahun 1968, Presiden Ferdinand Marcos dan Imelda
Marcos berkunjung ke Istana Poporo dan Chitralada. Ketika melihat lukisan karya
Basuki, Imelda tampak mengaguminya.

Pada tahun 1977, Basuki pergi ke Filipina untuk melukis Presiden Ferdinand
Marcos dan Ny. Imelda Marcos. Di tahun 1983, Basuki juga turut melukis Sultan
Bolkiah bersama permaisurinya dari Brunei Darussalam. Oleh Sultan Bolkiah, ia
dijuluki “Mr. Twenty Minutes”. Dengan demikian, maka Basuki Abdullah bisa
dibilang pelukis raja, sultan maupun presiden dunia.

5. Akhir Hayat Basuki Abdullah


Basuki Abdullah wafat terbunuh pada usia 78 tahun, pada Jumat 5 November
1993. Ketika itu Basuki tengah memanjatkan doa di kamar pribadinya. Seseorang
yang diduga tukang kebunnya sendiri menyusup dan mencoba mencuri koleksi jam
tangan kesayangannya.

Setelah terjadi kejar-kejaran, Basuki dipukul menggunakan senjata miliknya


sendiri oleh si pencuri. Ia ditemukian oleh pembantunya dalam posisi tertelungkup,
tangan yang masih memegang kacamata, disertai wajah dan kepala bersimbah
darah.

Berita meninggalnya Basuki Abdullah menjadi tajuk utama di masa itu. Jenazah
Basuki kemudian dikebumikan di Desa Mlati, Sleman, Yogyakarta bersanding
dengan almarhum kakeknya, dr. Wahidin Sudirohusodo.

Dalam surat wasiatnya, Basuki menyerahkan rumah beserta sebagian karya dan
koleksinya untuk negara. Pada tahun 2001 rumah itu disulap menjadi Museum
Basoeki Abdullah dengan mempertahankan bentuk asli rumahnya.

6. Karya Lukisan Basuki Abdullah

Secara umum lukisan-lukisan Basuki Abdullah berpijak pada tradisi melukis


Romantisisme dan Naturalisme. Gambar dalam kanvas selalu tampak memanjakan
mata dan memperlihatkan kemampuan teknis keindahan secara fisik. Keindahan
visual tampak lebih menonjol pada permukaan kanvas, bukan keindahan isi atau
makna. Keindahan visual dari teknik adalah titik fokus dari karya-karya Basoeki
Abdullah.
a) Figur Wanita

Subjek kecantikan wanita adalah salah satu karya Basoeki Abdullah yang
paling menonjol. Ia selalu fokus terhadap kecantikan-kecantikan lokal perempuan
Indonesia, meskipun tidak membatasinya disitu saja. Subjek yang dilukis beragam
dari perempuan yang mengenakan pakaian tradisional hingga ke pakaian modern
pada masanya. Potret dan figur pria juga sebetulnya tidak dilewatkan oleh Basoeki
Abdullah.

b) Keindahan Alam
Karya-karya pemandangan Basoeki Abdullah tampak terinspirasi oleh lukisan
pemandangan gaya Inggris, seperti yang digubah oleh John Constable. Ia juga
sedikit terpengaruhi oleh gaya langit yang dikembangkan oleh William Turner.
Meskipun Basuki Abdullah menambahkan kesan keindahannya (ciri khas aliran
naturalisme) tetapi ia tergolong tidak melakukan penympangan yang terlalu jauh
dari realita. Subjek dan Objek yang digambar tidak terlalu berlebihan dan masih
alami.

c) Kebangsaan

Sekumpulan karya-karya yang dimaksudkan sebagai bentuk sikap-sikap


dukungan pada upaya pemerintah dalam konteks berbangsa dan menandai jejak-
jejak yang menorehkan kepedulian terhadap persoalan sejarah bangsa. Karya-karya
yang ada dalam potret ini dapat berupa potret para pahlawan dan isu perihal
nasionalisme. Karya-karya yang bersifat mengetengahkan promosi kebudayaan
dapat dimaksukkan dalam kategori ini. 
DAFTAR PUSTAKA

https://gasbanter.com/biografi-basuki-abdullah/

https://serupa.id/basuki-abdullah-biografi-dan-analisis-aliran-karyanya/

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/mba/mengenal-karya-karya-basoeki-
abdullah/#:~:text=Secara%20umum%20lukisan%2Dlukisan%20Basoeki,cuci
%20mata%E2%80%9D%20(voyeuristic).

http://buku-otobiografi.blogspot.com/2016/12/biografi-basuki-abdullah-dan-
karya.html

Anda mungkin juga menyukai