D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NURLATIFAH LUBIS
TA : 2020/2021
Basuki Abdullah
1. Biografi
Basuki menyelesaikan akademinya selama dua tahun lebih dua bulan dengan
memperoleh penghargaan Royal International of Art (RIA). Selanjutnya, ia juga
mengikuti program semacam studi banding di beberapa sekolah seni rupa di Paris
dan Roma.
Pada tahun 1939, karena merasa selama bertahun-tahun hasil karyanya hanya
dinikmati oleh orang-orang asing, Basuki menggelar pameran lukis keliling di
beberapa kota di Indonesia, seperti Jakarta, Solo, Semarang, Surabaya,
Yogyakarta, Bandung, hingga Medan. Selama pameran berlangsung, beragam
pujian dan kritikan bergilir menghampiri Basuki, namun berbagai pujian dan
kritikan itu ia jadikan sebagai dorongan untuk terus berkarya.
Selama masa hidupnya, Basuki Abdullah menikah empat kali. Pada tahun 1937,
ia menikahi Josephine, seorang gadis Belanda yang dinikahinya di Gereja Katolik
Den Haag. Dari Josephine, Basuki dikaruniai seorang anak perempuan bernama
Saraswati (1938). Pernikahan Basuki dan Josephine tak berlangsung lama dan
akhirnya mereka pun berpisah.
Pada tahun 1944, Basuki menikahi Maya Michel, seorang penyanyi seriosa
mezzosoprano berbakat. Mereka bertemu lantaran sama-sama seniman. Hubungan
mereka pun juga tak lama, pada 1956 merek berdua berpisah.
Pada tahun 1958, Basuki menikah kembali dengan seorang wanita Thailand,
Somwang Noi. Pernikahan ini pun pula tak berlangsung lama. Setelah dua tahun,
mereka pun berpisah.
Pada tanggal 25 Oktober 1963, Basuki kembali menikah dengan seorang wanita
Thailand bernama Nataya Nareerat dan berlangsung hingga akhir hidupnya. Dari
Nataya, Basuki dikaruniai seorang putri bernama Cicilia Shidawati.
Sejak itu, Basuki mulai dikenal dunia. Selama di Belanda, Basuki kerap
berkeliling Eropa dan berkesempatan mendalami seni lukis dengan menjelajahi
Italia dan Perancis dimana para pelukis kelas dunia pada bermukim di sana.
Pernah juga Basuki diangkat sebagai pelukis istana kerajaan Thailand dan
mendapatkan penghargaan berupa Bintang Penghargaan Poporo dari Raja
Bhumibol Aduljadej, sebuah penghargaan tertinggi kerajaan Thailand bagi
seorang Royal Court Artist yang memiliki jasa besar kepada pemerintah dan istana.
Pada tahun 1962, empat tahun setelah dirinya duduk bersama minum teh
dengan Ratu Juliana karena memenangkan lomba lukis saat penobatan Ratu
Belanda, Basuki berangkat ke Muangthai atas ajakan Surathun Nunnag, sahabatnya
yang masih keluarga Raja Bhumibol Aduljadej, Raja Thailand.
Pada tahun 1963, Basuki juga turut melukis keuarga pangeran Norodom
Sihanouk di Kamboja. Tahun 1968, Presiden Ferdinand Marcos dan Imelda
Marcos berkunjung ke Istana Poporo dan Chitralada. Ketika melihat lukisan karya
Basuki, Imelda tampak mengaguminya.
Pada tahun 1977, Basuki pergi ke Filipina untuk melukis Presiden Ferdinand
Marcos dan Ny. Imelda Marcos. Di tahun 1983, Basuki juga turut melukis Sultan
Bolkiah bersama permaisurinya dari Brunei Darussalam. Oleh Sultan Bolkiah, ia
dijuluki “Mr. Twenty Minutes”. Dengan demikian, maka Basuki Abdullah bisa
dibilang pelukis raja, sultan maupun presiden dunia.
Berita meninggalnya Basuki Abdullah menjadi tajuk utama di masa itu. Jenazah
Basuki kemudian dikebumikan di Desa Mlati, Sleman, Yogyakarta bersanding
dengan almarhum kakeknya, dr. Wahidin Sudirohusodo.
Dalam surat wasiatnya, Basuki menyerahkan rumah beserta sebagian karya dan
koleksinya untuk negara. Pada tahun 2001 rumah itu disulap menjadi Museum
Basoeki Abdullah dengan mempertahankan bentuk asli rumahnya.
Subjek kecantikan wanita adalah salah satu karya Basoeki Abdullah yang
paling menonjol. Ia selalu fokus terhadap kecantikan-kecantikan lokal perempuan
Indonesia, meskipun tidak membatasinya disitu saja. Subjek yang dilukis beragam
dari perempuan yang mengenakan pakaian tradisional hingga ke pakaian modern
pada masanya. Potret dan figur pria juga sebetulnya tidak dilewatkan oleh Basoeki
Abdullah.
b) Keindahan Alam
Karya-karya pemandangan Basoeki Abdullah tampak terinspirasi oleh lukisan
pemandangan gaya Inggris, seperti yang digubah oleh John Constable. Ia juga
sedikit terpengaruhi oleh gaya langit yang dikembangkan oleh William Turner.
Meskipun Basuki Abdullah menambahkan kesan keindahannya (ciri khas aliran
naturalisme) tetapi ia tergolong tidak melakukan penympangan yang terlalu jauh
dari realita. Subjek dan Objek yang digambar tidak terlalu berlebihan dan masih
alami.
c) Kebangsaan
https://gasbanter.com/biografi-basuki-abdullah/
https://serupa.id/basuki-abdullah-biografi-dan-analisis-aliran-karyanya/
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/mba/mengenal-karya-karya-basoeki-
abdullah/#:~:text=Secara%20umum%20lukisan%2Dlukisan%20Basoeki,cuci
%20mata%E2%80%9D%20(voyeuristic).
http://buku-otobiografi.blogspot.com/2016/12/biografi-basuki-abdullah-dan-
karya.html