Anda di halaman 1dari 6

KLIPING TENTANG PARA

SENIMAN PELUKIS INDONESIA


D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

NAMA: NOVITA PARANNA

KELAS: Xl MIPA 2

MAPEL : SENI BUDAYA

SMA NEGERI 6 MIMIKA


TAHUN PELAJARAN 2022/2023
1.Biografi Affandi Koesoema

Affandi Koesoema merupakan pelukis asal Cirebon yang lahir pada tahun 1907. Ia merupakan
Maestro seni lukis Indonesia yang sudah diakui melalui karya-karyanya.Gaya khas yang dimiliki oleh
Affandi adalah ekspresionisnya. Bahkan karena gayanya tersebut, nama Affandi terkenal hingga di
penjuru dunia. Misalnya, India, Inggris, Eropa, hingga dengan Amerika Serikat.Mengutip jurnal yang
berjudul Biografi Affandi Koesoema karya Nova Lya Sipahutar, Affandi sempat Membuka beberapa
pameran. Pameran tersebut dipenuhi dengan hasil karyanya, bahkan karya milik Affandi bisa
mencapai dua ribu lukisan.Meski demikian, Affandi dikenal memiliki pribadi yang sederhana dan
suka merendah. Berikut Beberapa lukisan karya Affandi yang melegendaris hingga sekarang:

-Rakyat Mengatur Siasat (1946)

-Crabs and Watermelon (1962)

-Pangeran Diponegoro (1837)

-Pemandangan di Kintamani (1950-1964)

Affandi adalah salah satu Pelukis yang Terkenal dari Indonesia. Beliau memiliki nama lengkap Affandi
Koesoema yang lahir di Cirebon, Jawa Barat pada 18 Mei 1907, dan telah wafat di Yogyakarta pada
23 Mei 1990 saat berumur 83 tahun. Affandi juga dikenal luas sebagai Seniman yang Aktif
Memperjuangkan Kesenian Rakyat pada Masa Kolonialisme Hindia Belanda di Indonesia.Affandi
dikenal sebagai Maestro Seni Lukis Terkenal Indonesia yang beraliran Ekspresionisme, Romantisisme
hingga aliran Abstrak. Beliau selain dikenal di Indonesia, telah mampu menghasilkan Kepopuleran
hingga tingkat Internasional pada dekade 1950-an. Affandi telah mengadakan Pameran Seni Lukis
Tunggal di Benua Asia, Eropa hingga di Amerika. Karena kepopuleran tersebut, beliau Dianugerahi
julukan Pelukis Ekspresionisme Baru dari Indonesia, yang kemudian dibangunkan Sebuah Museum
Seni Lukis yang terletak di Yogyakarta yang didedikasikan untuk mengapresiasi Karya-karya Seni
Lukis Affandi, yang dikenal dengan nama Museum Affandi.Affandi yang dikenal sebagai Pelukis
Sederhana dan Rendah Hati ini telah banyak melakukan Perjalanan berkeliling dunia. Karya-karya
lukisnya banyak dipamerkan diberbagai negara, baik di Benua Asia, Eropa, Amerika hingga Australia.
Beliau bahkan telah memperoleh Gelar Doktor Honoris Causa dari University of Singapore pada
tahun 1974. Pada tahun 1977 beliau mendapat Hadiah Perdamaian dari International Dag
Hammershjoeld di Italia, serta mendapat Gelar Grand Maestro Saat berkunjung ke Kota Florence di
Italia. Padahal Affandi justru tidak mengerti tentang Teori Seni Lukis dan juga tidak mengenal jenis
aliran dari Karya Lukis yang Ia buat sendiri. Menurut Beliau Lukisan tersebut dibuat dari perasaan
dan buah pikirannya sendiri, bukan dari sebuah pakem atau Gaya aliran tertentu. Beliau juga dikenal
sebagai pribadi yang bertutur kata apa adanya dan terkadang bahasanya cukup nyentrik namun
elegan dan bersahaja. Atas Penghargaan dan apresiasi terhadap Karya-karya Lukis Affandi,
Pemerintah Indonesia membuat Sebuah Museum Seni Lukis yang dikenal dengan nama Museum
Affandi. Museum Affandi diresmikan Oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Fuad Hassan pada
tahun 1973, di atas sebuah tanah yang Menjadi tempat tinggalnya pada masa lalu. Museum Affandi
menyimpan kisaran 1000 Lukisan, dan 300-an lukisan diantaranya adalah karya dari Affandi. Karya
Lukis yang dipajang di Galeri Museum

Affandi adalah sebuah karya restropektif yang punya nilai kesejarahan dan memorable dari awal
karir Affandi hingga karirnya selesai, sehinnga Lukisan tersebut tidak untuk dijual. Selain itu Museum

Affandi juga menyimpan beberapa karya Lukis dari teman-temannya dari Kelompok Bandung Lima.
Pada tahun 1978, Affandi mendapat penghargaan Bintang Jasa Utama dari Pemerintah Indonesia
berkat jasa-jasanya pada masa penjajahan di Indonesia. Affandi Koesoema meninggal ko berumur
83 tahun pada 23 Mei 1990, dan dimakamkan di Yogyakarta.

2.Biografi Basuki Abdullah

Basoeki Abdullah lahir di Surakarta (Solo) Jawa Tengah, tanggal 27 Januari 1915.Basoeki Abdullah
adalah maestro lukis Indonesia aliran realis dan naturalisIa merupakan anak pasangan R Abdullah
Suryosubroto dan Raden Nganten Ngadisah.Basoeki Abdullah merupakan cucu dari dokter Wahidin
Sudirohusodo (1857 – 1917), seorang tokoh Sejarah Kebangkitan Nasional Indonesia, pada awal
1900 an.Darah seni telah mengalir dalam diri Basoeki Abdullah. Ia mewarisi bakat melukis dari kedua
orang Tuanya.Nama Abdullah Suriosubroto dikenal sebagai salah satu pelukis terkenal di Indonesia
yang membuat Berbagai macam karya lukis.Basuki Abdullah adalah maestro lukis Indonesia asal
Surakarta, yang menorehkan banyak prestasi.Basuki Abdullah merupakan pelukis beraliran realis dan
naturalis, yang pernah memenangi Sayembara melukis Ratu Juliana pada 1948, mengalahkan 87
pelukis Eropa. Ia pun sempat dipilih oleh Presiden Soekarno sebagai pelukis langganan istana.Berkat
keahliannya dalam bidang seni lukis, Basuki Abdullah mendapatkan panggilan untuk melukis Raja,
kepala negara, dan mengadakan pameran lukisanya di mancanegara, seperti di Singapura,Italia,
Portugal, Inggris, dan beberapa negara lainnya.Peran Basuki Abdullah dalam kancah internasional itu
membuatnya disebut sebagai duta seni lukis Indonesia.Lebih lanjut, ia merupakan anak dari
pahlawan nasional Dr. Wahidin Sudirohusodo. Popularitas Abdullah mulai meningkat pada abad ke-
20. Menurut jurnal tentang Abdullah Suriosubroto karya Fikry, ia merupakan seorang pelukis yang
dikenal karena kecintaannya terhadap pemandangan.Tanpa disadari, Abdullah sering menampilkan
karya-karyanya yang menggambarkan pemandangan, Seperti lukisan Pemandangan Priangan pada
tahun 1935. Karena kecintaannya terhadap Pemandangan, Abdullah memiliki aliran yang disebut
dengan Mooi Indie atau Hindia Indah. Dia Adalah cucu dari Basuki Abdullah lahir di Semarang, 1878
dan wafat diYogyakarta, 1941 seorang Pelukis Indonesia. Dia adalah anak angkat Wahidin
Sudirohusodo, seorang tokoh gerakan nasional Indonesia. Dia adalah juga ayah pelukis Indonesia
terkenal Sudjono Abdullah dan Basoeki Abdullah.Mengikuti jejak ayah angkatnya, Abdullah masuk
sekolah kedokteran di Batavia (kini Jakarta). Kemudian dia meneruskan kuliahnya di Belanda. Di
sana, dia beralih ke seni lukis dan masuk sekolah Seni rupa. Sepulangnya di Indonesia, dia
meneruskan kariernya sebagai pelukis.Abdullah mulai menetap beberapa tahun di Bandung agar
dekat dengan alam yang dia suka lukis. Kemudian dia pindah ke Yogyakarta, di mana dia meninggal
tahun 1941.Pendidikan formal Basuki Abdullah diperoleh di HIS Katolik dan Mulo Katolik di Solo.
Berkat bantuan Pastur Koch SJ, Basuki Abdullah pada tahun 1933 memperoleh beasiswa untuk
belajar di Akademik Seni Rupa (Academie Voor Beeldende Kunsten) di Den Haag, Belanda, dan
menyelesaikan studinya Dalam waktu 3 tahun dengan meraih penghargaan Sertifikat Royal
International of Art (RIA).

3.Biografi Raden saleh

Raden Saleh merupakan seorang pelopor seni lukis yang ada di Indonesia. Ia merupakan sosok
Pelukis yang menganut aliran romantisme pada karya-karya seninya.Saleh lahir di Semarang tahun
1807 – meninggal Raden di Bogor pada tahun 1880.Raden Saleh Dilahirkan dalam sebuah keluarga
Jawa ningrat Laki-laki kelahiran Semarang tahun 1807 ini sudah Memiliki niat yang besar untuk
menekuni ilmu seni rupa. Bahkan karena niatnya tersebut, Raden Saleh melakukan segala cara agar
bisa ke Eropa dengan tujuan mempelajari ilmu seni rupanya.Mengutip jurnal tentang Karya Raden
Saleh dari Yosafat Adi Pradipta, berkat tekadnya yang kuat Tersebut, Raden Saleh dikenal dengan
karya-karya lukisnya yang romantis namun mengandung unsur Jawa di dalamnya. Karya-karya yang
dilukis oleh Raden Saleh, yakni:

-Banjir di Jawa (1876)

-Pemandangan Musim Dingin di Maxen (1830)

-Penangkapan Pangeran Diponegoro (1857)

Raden Saleh Syarif Bustaman lahir di Terbaya, Semarang, Jawa Tengah dari pasangan Mas Ajeng
Zarip Husen dan Sayid Husein bin Alwi bin Awal–Bupati Terbaya pada waktu itu. Beberapa sumber
Menyatakan tahun 1807, 1811, dan 1814 sebagai tahun kelahirannya.Sejak usia belia, Raden Saleh
belajar banyak hal pada orang-orang yang ahli di bidangnya. Ia Menajamkan goresan sketsanya di
bawah bimbingan Antonie A.J Paijen dan J. Th. Bik. Bakat dan Kemampuannya ini membawa
kesempatan bagi Raden Saleh untuk mengembangkan diri di Eropa.Tahun 1829, Raden Saleh muda
bertolak ke Belanda menggunakan kapal Pieter en Karel untuk Mengikuti perjalanan dinas seorang
pejabat keuangan Hindia Belanda. Di sana, ia belajar melukis Potret pada Cornelis Kruseman dan
melukis panorama pada Andreas Schelfout. Selain itu, gairahnya Sebagai ilmuwan muda
mendorongnya memanfaatkan kesempatan itu untuk mempelajari banyak Hal di luar melukis.Tahun
1851, Raden Saleh mengakhiri petualangannya di Eropa dan kembali ke Batavia. Ia menikahi Raden
Ayu Danudiredjo setelah mengakhiri pernikahannya dengan istri pertama yang Berkebangsaan
Belanda. Pada 1865, ia memulai perjalanan menjelajah Pulau Jawa dan berhasil Menemukan
sejumlah fosil. Selain itu, ratusan benda purbakala berhasil ia kumpulkan.‘Sang Pelukis Raja’ ini
meninggal pada Minggu 25 April 1880. Kepergiannya ke peristirahatan terakhir Diantar oleh banyak
orang dari berbagai kalangan –seperti yang dilaporkan sebuah kolom obituari. Pada Koran Java
Bode, 28 April 1880:“Kita poenja corespondent dari Bogor toelis kabar jang berikoet: pada hari
Minggoe tanggal 25 April Djam 6 pagi maitnya Raden Saleh diiringi oleh banjak toean-toean
ambtenaar, kandjeng toean Assistant, toean Boetmy dan lain-lain toean tanah, hadji-hadji, satoe
koempoelan baris bangsa Islam, Baik jang ada pangkat jang tiada berpangkat dan orang Djawa,
sampe anak-anak Djawa dari Landbouwschool semoea anter itoe mait ke koeboer. Penghoeloe-
penghoeloe, kiai-kiai dan orangorang alim soedah djoega ikoet anter. Itoe orang-orang Selam dan
Djawa dan apa lagi itoe jang alimalim soedah njanji sepandjang djalan dengan suara sedih.

4.Biografi Lucia.hartini

Lucia Hartini dikenal sebagai seniman beraliran surealis. Karya-karyanya penuh fantasi dan imajinasi
Dengan sapuan kuas yang halus dan rinci.Warna-warna yang dipilih berkisar pada spektrum biru
gelap, indigo, sapphire, merah, dan coklat Terbakar. Komposisi awan berulang, menggulung ataupun
dengan garis tegas. Juga terdapat planet, Alam seisinya, dan sosok perempuan yang merupakan
representasi dirinya berada di tengah imaji Kosmos.Gambar-gambarnya juga memiliki tingkat presisi
tinggi dengan komposisi objek makrokosmos dan Mikrokosmos dalam satu bidang. Planet, awan-
awan, dan langit adalah makrokosmos; sementara Manusia berikut sifatnya adalah mikrokosmos.Itu
sebab masyarakat seni menggolongkan karya Lucia ke dalam veristic surrealism, yakni Pendekatan
menekankan pentingnya menggambarkan alam bawah sadar sekonkret mungkin; Sebagaimana yang
dapat diamati di karya Salvador Dali, Rene Magritte, dan Yves Tanguy.Lucia sendiri tak menyengaja
melukis dalam gaya veristic surrealism. “Saya melukis ya melukis saja. Awalnya tidak tahu itu
surealisme. Lalu ada orang datang dan bilang kalau ini surealisme. Dari situ Tahu surealisme,” ujar
Lucia.Dalam kiprahnya di dunia seni, sejumlah pameran besar, baik di dalam dan luar negeri sempat
Lucia Ikuti, seperti Jakarta Biennale 1989, Contemporary Art of Non Aligned Countries di Galeri
Nasional (1995), Pameran Bersama (1994) di Bangkok dan Manila, serta Confess and Conceal (1993)
di Australia dan Singapura.Nuclear Power in the Wok (1982) yang dipamerkan di Bentara Budaya
Jakarta pada 1983 adalah Karya spektakuler pertamanya sekaligus pembuka gerbang kesenian Lucia
ke kancah internasional.Pada awal kariernya, pada 1970-an, lukisan Lucia cenderung berupa lanskap
kosmos dan manusia. Seiring berjalannya waktu, Lucia seringkali melukiskan pengalaman hidupnya
melalui sosok Perempuan berambut panjang.Salah satu yang terbaru adalah Payung 59 (2017),
sedang dipamerkan di “Celebrating Indonesian Portraiture”(Merayakan Potret Indonesia) di OHD
Museum, Magelang, Jawa Tengah, hingga 8 Oktober 2018. Karya ini merupakan bagian dari serial
Payung semenjak Payung 2000 (1996 – 2000).Kedua perempuan di dua lukisan Payung tersebut
sama-sama berambut hitam panjang dengan latar Kosmos. Namun, ada hal yang berbeda dari
keduanya.Pada Payung 2000, lautan dan awan bergemuruh menjadi satu mengelilingi sesosok
perempuan Bergaun putih yang memalingkan wajah. Dia berpayung kosmos.

Anda mungkin juga menyukai