SENI LUKISAN
Nama Kelompok :
1. Nur Bunga Aisyah
2. Ferny
3. Firza Anggun Dwi Rahma Wati
4. Rahma Sasicha Aulia
Kelas : XI - F10
ABDULLAH SURIOSUBROTO
Pemandangan priangan
Abdullah Suriosubroto adalah seorang pelukis Indonesia. Dia adalah anak kandung
Wahidin Sudirohusodo, seorang tokoh gerakan nasional Indonesia. Dia adalah juga
seorang pelukis Indonesia. Abdullah dipandang sebagai pelukis Indonesia yang
pertama pada ke-20. Benda lukisan kesukaannya adalah pemandangan. Dia
dimasukkan dalam aliran yang dijuluki “Mooi Indie” (“Hindia Indah”).
Abdullah mulai menetap beberapa tahun di Bandung agar dekat dengan alam yang
dia suka lukis. Kemudian dia pindah ke Yogyakarta dimana dia meninggal pada tahun
1941.
Mengikuti jejak ayahnya angkat, Abdullah masuk sekolah kedokteran di Batavia.
Kemudian dia meneruskan kuliahnya di Belanda. Di sana dia beralih ke seni lukis dan
masuk sekolah seni rupa. Sepulangnya di Indonesia, dia meneruskan kariernya
sebagai pelukis.
BASUKI ABDULLAH
Raden Saleh adalah seorang pelukis Hindia Belanda bretnis Arab – Jawa yang
menjadi pionir seni modern Indonesia. Lukisannya merupakan perpaduan
romantisme yang sedang populer di Eropa saat itu dengan elemen – elemen yang
menunjukkan latar belakang pelukis.
Sejak umur 10th ia diserahkan ke pamannya, kegemaran menggambar mulai
menonjol sewaktu bersekolah disekolah rakyat. Belajar di Eropa Raden Saleh
makin mantap memilih seni lukis sebagai jalur hidup. Melihat lukisan Raden Saleh
masyarakat Belanda terperangah, mereka tidak menyangka seorang pelukis muda
dari Hindia dapat menguasai teknik dan menangkap watak seni lukis barat.
Lalu 23 April 1880, Raden Saleh meninggal dunia penyebab kematiannya
terhambatnya aliran darah karena pengendapan yang terjadi didekat jantungnya.
Ia mempunyai nama lengkap yakni Saleh syarip Boestaman mempunyai istri yaitu
Raden Ayu Danurdirdja.
APRESIASI
Banjir di Jawa
Lukisan itu terlihat menarik, gambar tersebut terlihat
nyata dan ketika melihat lukisan itu suasana hati
menjadi sedikit sedih.
Sangat terpukau melihat lukisan tersebut karena bisa
membuat seorang yang melihat lukisan itu terbawa
suasana.
Kaligrafi tersebut berjudul Banjir di Jawa.
Aliran lukisan : Romantisme
Di buat : 1865 – 1876
Ukuran : 31cm × 44cm
Genre : Seni Laut
Subject : Jawa Tengah, Belanda
Lukisan ini dimaknai sebagai representasi keadaan
masyarakat Jawa yang tertindas oleh pemerintah
kolonial Belanda pada saat itu, lukisan ini juga
didasari oleh peristiwa banjir yang berlangsung di
Jawa Tengah pada tahun 1861.
Objek yg bervariasi, & mengandung nilai-nilai positif.
THANK YOU
FOR YOUR WATCHING
Payyy payyyy 💐