Anda di halaman 1dari 4

Seni budaya

Biografi seniman dan karyanya.

Nama : Muhammad azahrul ramadhan

Kelas : X MIPA 8

No absen : 15
Fransiskus Xaverius Basuki Abdullah (lahir di
Surakarta, Jawa Tengah, Hindia Belanda, 25 Januari
1915 – meninggal di Jakarta, Indonesia, 5 November
1993 pada umur 78 tahun)[1] adalah salah seorang
maestro pelukis Indonesia. Ia dikenal sebagai pelukis
aliran realis dan naturalis. Ia pernah diangkat menjadi
pelukis resmi Istana Merdeka Jakarta dan karya-
karyanya menghiasi istana-istana negara dan
kepresidenan Indonesia, disamping menjadi barang
koleksi dari penjuru dunia.

Maestro lukis Indonesia, Basoeki Abdullah, adalah


salah satu seniman yang rajin yang sering
mengarsipkan dan mendokumentasikan perjalanan kariernya.

Dilansir dari kemdikbud.go.id, sudah tak terhitung berapa judul berita dari media
Indonesia dan luar negeri yang menggambarkan sosoknya.

Lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada 25 Januari 1915 ini, Basoeki memiliki nama
lengkap Fransiskus Xaverius Basuki Abdullah.

Ia terkenal sebagai pelukis aliran realis dan naturalis. Ia juga pernah diangkat
menjadi pelukis resmi Istana Merdeka Jakarta. Bahkan melukis Presiden Soekarno
kala itu.
Title : "Kakak dan Adik"

Artist : Basuki Abdullah

Year : 1971

Cat minyak pada kanvas.

ukuran : 65 x 79 cm.

Lukisan Basuki Abdullah yang berjudul “Kakak dan Adik” (1978) ini merupakan
salah satu karyanya yang menunjukkan kekuatan penguasaan teknik realis.
Dengan pencahayaan dari samping, figur kakak dan adik yang dalam gendongan
terasa mengandung ritme drama kehidupan. Dengan penguasaan proporsi dan
anatomi, pelukis ini menggambarkan gerak tubuh mereka yang mengalunkan
perjalanan sunyi. Suasana itu, seperti ekspresi wajah mereka yang jernih tetapi
matanya menatap kosong. Apabila dengan pakaian mereka yang bersahaja dan
berwarna gelap, sosok kakak beradik ini dalam selubung keharuan. Dari berbagai
fakta tekstur ini, Basuki Abdullah ingin mengungkapkan empatinya pada kasih
sayang dan kemanusiaan.

Namun demikian, spirit keharuan kemanusian dalam lukisan ini tetap dalam
bingkai Romantisisime. Oleh karena itu, figur kakak beradik lebih hadir sebagai
idealisasi dunia utuh atau bahkan manis, daripada ketajaman realitas
kemanusiaan yang menyakitkan. Pilihan konsep estetis yang demikian dapat
dikonfirmasikan pada semua karya Basuki Abdullah yang lain. Dari berbagai
mitologi, sosok-sosok tubuh yang telanjang, sosok binatang, potret-potret orang
terkenal, ataupun hamparan pemandangan, walaupun dibangun dengan
dramatisasi namun semua hadir sebagai dunia ideal yang cantik dengan penuh
warna dan cahaya.

Berkaitan dengan konsep estetik tersebut, Basuki Abdullah pernah mendapat


kritikan tajam dari S. Sudjojono. Lukisan Basuki Abdullah dikatakan sarat dengan
semangat Mooi Indie yang hanya berurusan dengan kecantikan dan keindahan
saja. Padahal pada masa itu, bangsa Indonesia sedang menghadapi penjajahan,
sehingga realitas kehidupannya sangat pahit, kedua pelukis itu sebenarnya
memang mempunyai pandangan estetik yang berbeda, sehingga melahirkan cara
pandang/pengungkapan yang berlainan. Dalam kenyataannya estetika Basuki
Abdullah yang didukung kemampuan teknik akademis yang tinggi tetap
menempatkannya sebagai pelukis besar. Hal itu terbukti dari berbagai
penghargaan yang diperoleh, juga didukung dari masyarakat bawah sampai
kelompok elite di istana, dan juga kemampuan bertahan karya-karyanya eksis
menembus berbagai masa.

Anda mungkin juga menyukai