Anda di halaman 1dari 66

Session 17

Steam Turbine Theory


DSS Head Office, 27 Oktober 2008
PT. Dian Swastatika Sentosa
1. Pendahuluan
2. Bagan Proses Tenaga Uap
3. Air dan Uap dalamdiagram T s dan h s
4. Penggunaan Diagram h s
5. Daya yang Dihasilkan, Efisiensi, dan Kapasitas Uap
6. Persamaan Kontinuitas dan Penampang Saluran
7. Perbaikan Proses Tenaga Uap dengan Teknologi Panas
8. Aliran Uap Ketika Melewati Fixed Blade dan Moving Blade
9. Cara Kerja dan Bagian-Bagian Turbin Uap Bertingkat
10. Back-Pressure Turbine dan Condensing Turbine
Outline
1. Pendahuluan
Steam merupakan air dalam wujud gas
Definisi Steam
Definisi Steam Turbine
Sebuah steam turbine didefinisikan sebagai
suatu mesin yang mengubah energi steam
menjadi energi kinetik dengan melakukan
ekspansi melalui nozzle, dan energi kinetik yang
dihasilkan oleh semburan steam yang diubah
menjadi daya kerja pada sudu-sudu yang
terdapat pada bagian yang berputar.
Dengan kata lain:
Sebuah steam turbine adalah penggerak
utama yang mengubah energi panas dari steam
langsung menjadi energi putaran mesin.
1. Pendahuluan
Steam Turbine digerakkan oleh fluida :
superheated steam atau saturated steam
Efisiensi Steam Turbine dipengaruhi oleh : diameter
roda turbin, jumlah tingkat, panjang sudu, dan
penampang bagian- bagian yang menghantarkan
uap.
Kerja Steam Turbine dipengaruhi panas jatuh.
Panas jatuh yang terjadi merupakan selisih entalpi
yang terjadi pada turbin stage pertama dan terakhir
akibat ekspansi uap.
1. Pendahuluan
1. Pendahuluan
Superheated Steam
Saturated Steam
Single stage
Multi Stage
High Pressure
Intermediate Pressure
Low Pressure
Axial
Radial
Condensing
Full Condensing
Extraction-Condensing
Non-Condensing
Back Pressure
Extraction-Back Pressure
Proses Output Input
Efisiensi
Konstruksi Turbin
Condensing Turbine Non-Condensing Turbine
1. Pendahuluan
Radial Blade Turbine Axial Blade Turbine
1. Pendahuluan
Heros Aelopile
Brancas Steam Turbine
Impulse Steam Turbine
Reaction Steam Turbine
1. Pendahuluan
Steam Tubine
Thermodynamic Process
1. Pendahuluan
Efficiency Definition
1. Pendahuluan
( )
( )
2 3
1 2
h h m Q
h h m
W
W
in
C
P
=
=
)
`

( )
( )
4 1
4 3
h h m Q
h h m W
out
t
=
=

2. Bagan Proses Tenaga Uap


2.1. Saturated Rankine Cycle in PLTN
2. 2. Superheated Rankine Cycle
2.3. Superheated-Reheated Rankine Cycle
Steam Table
Tabel uap terbagi atas 2 bagian, yakni : tabel uap
jenuh (saturated steam) dan tabel uap lanjut
(superheated steam).
Masing - masingtabel uap tersebut memuat besaran-
besaran ukur: pressure (P), temperature (T), specific
volume (v), specific enthalpy (h), and specific
entropy (s)
3. Air dan Uap Air
DalamDiagram T s dan h s
3.1. Diagram T - s
X= kg uap / kg campuran uap dan air)
Besarnya temperatur didih bergantung tekanan
yang bekerja pada sistem tersebut.
dQ = T ds
lihat gambar berikut
Berapakah selisih entalpi seluruhnya dari proses isentropic h = h1-h2
dalam kJ/kg?
Berapakah entalpi uap bekas yang keluar dari mesin?
Bisa mencapai berapakah efisiensi teoritis
tt
, bila untuk dua proses
tenaga uap dengan tujuan yang sama yaitu perpindahan energi,
tetapi bekerja dengan data uap yang berlainan?
a. Uap dengan tekanan tinggi yang bekerja di dalam suatu turbin uap
dengan kondensasi
b. Uap dengan tekanan menengah yang bekerja di dalam suatu
lokomotif uap
3.2. Diagram h - s
Contoh 1.
1 2
1
u tt
h h
h


= =
3.2. Diagram h - s
Panas Jatuh (h) = h1 h2
Efisiensi konversi energi kalor
menjadi energi mekanik
Back
perubahan keadaan isobar
penentuan panas jatuh
proses pencekikan (throttling)
4. Penggunaan Diagram h s
Mollier Diagram
Dalam daerah uap basah garis
temperatur tidak ada, karena temperatur
uap basah antara x = 0 sampai x = 1
adalah selalu tetap konstan, tergantung
kepada tekanan yang dipunyai
temperatur didih air, yang diambil dari
tabel uap
Peristiwa a :
Perubahan keadaan isobar
Uap yang lembab dengan tekanan 10
bar dan x = 0,96 (4% air) harus
dipanaskan lanjut sampai 10 bar,
400
0
C
Berapakah jumlah kalor yang
diperlukan?
Berapakah temperatur uap
lembab tersebut?
Berapakah spesifik volume v yang
dipunyai uap panas lanjut dan uap
yang lembab?
4. Penggunaan Diagram h s
Contoh 2
Peristiwa b :
Penentuan panas jatuh
Berapakah panas jatuh (selisih entalpi)
h yang terdapat pada turbin bila uap
baru dengan tekanan 10 bar/400
0
C
berekspansi isentropik sampai 0,05 bar?
Berapakah keadaan uap bekas yang
keluar dari turbin? Bila di dalam turbin
terdapat kerugian perpindahan energi
sehingga
i
= 0,80, bagaimanakah
keadaan uap bekas dari turbin?
4. Penggunaan Diagram h s
Peristiwa c :
Proses pencekikan (throttling)
Uap baru dengan kondisi 40 bar/400
0
C
di ekspansikan di dalam turbin sampai
tekanannya menjadi 1 bar. Sehingga
terdapat panas jatuh isentrop sebesar
h = 760 kJ/kg.
Bagaimanakah kondisi uap baru yang
masuk ke turbin, bila katup pemasukan
uap sebelum turbin ditutup perlahan-
lahan dicekik sampai 4 bar (uap yang
keluar dari katup dan masuk ke turbin
menjadi bertekanan 4 bar)?
Setelah proses pencekikan,
berapakah panas jatuh isentrop yang
bekerja di dalam turbin?
4. Penggunaan Diagram h s
Steam Turbine Moisture Separation
and Steam Reheating
5. Perbaikan Proses Tenaga Uap
dengan Teknologi Panas
5. Perbaikan Proses Tenaga Uap
dengan Teknologi Panas
Reheater Assembly
5. Perbaikan Proses Tenaga Uap
dengan Teknologi Panas
Actual Moisture Separator
5. Perbaikan Proses Tenaga Uap
dengan Teknologi Panas
Moisture Separator Reheater
Guangdong Sizewell N.P.S.
5. Perbaikan Proses Tenaga Uap
dengan Teknologi Panas
Open or Direct Contact
Feedwater Heater System
5. Perbaikan Proses Tenaga Uap
dengan Teknologi Panas
Feedwater Heating
(Direct Contact Heater)
5. Perbaikan Proses Tenaga Uap
dengan Teknologi Panas
Closed or Surface (Tubed)
Feedwater Heater System
5. Perbaikan Proses Tenaga Uap
dengan Teknologi Panas
Feedwater Heating
(Surface (Tubed) Heater)
5. Perbaikan Proses Tenaga Uap
dengan Teknologi Panas
Feedwater Heating
(Multiple Heaters)
5. Perbaikan Proses Tenaga Uap
dengan Teknologi Panas
Efficiency Gain With Feedwater Heaters
5. Perbaikan Proses Tenaga Uap
dengan Teknologi Panas
Perbaikan dengan jalan
pemanasan ulang
Dengan menggunakan
Re-Heater
Steam yang keluar dari
HP turbin dipanaskan
kembali di Boiler dan
dimasukkan kembali di IP
Turbin
Menaikkan 3 - 4 %
efisiensi
5. Perbaikan Proses Tenaga Uap
dengan Teknologi Panas
) (
) ( ) (
a i h g f e d c b a
i a b h a i h g f e d c b a
u


=
Akan mengembun
Perbaikan dengan jalan pemanasan pendahuluan
air umpan boiler dengan uap yang di ekstraksi dari
turbin uap (sistem regeneratif)
Dengan menggunakan ekstraksi steam dari turbin
untuk memanasi air umpan menuju boiler
Dengan LP Heater, HP Heater, IP Heater
Menaikkan 7% efisiensi
5. Perbaikan Proses Tenaga Uap
dengan Teknologi Panas
Pemanasan pendahuluan air umpan boiler dengan uap yang di
ekstraksi dari turbin.
Proses siklus dengan data uap dari turbin ekstraksi 1 tingkat terdapat
pada gambar dibawah ini :
5. Perbaikan Proses Tenaga Uap
dengan Teknologi Panas
Contoh 3
5. Perbaikan Proses Tenaga Uap
dengan Teknologi Panas
Uap baru yang masuk ke dalam turbin = uap yang keluar dari
boiler = 160 bar, 530
0
C.
Uap ekstraksi tekanannya 16 bar, x = 1 mengikuti proses
ekspansi isentropik.
Tekanan uap bekas yang keluar dari turbin = 0,04 bar.
Perhitungan dilakukan terhadap tiap 1 kg uap baru yang masuk
ke dalam turbin.
Berapakah uap ekstraksi (yang harus dikeluarkan dari turbin)
z dalam kg/kg yang diperlukan untuk pemanasan pendahuluan
air kondensat utama dari temperatur TKA = 290C dan hKA =
121 kJ/kg menjadi air pengisi ketel dengan temperatur TKE =
1900C dan hKE = 810 kJ/kg? Uap ekstraksi meninggalkan
turbin dengan tekanan 16 bar, x = 1 dan T = 2010C (tabel
uap). Di dalam pesawat pemanas lanjut uap ekstraksi ini akan
mengembun dan setelah menyerahkan kalor keadaannya
menjadi hzK = 856 kJ/kg sesuai dengan temperatur didih
2010C (dari tabel uap).
Berapa persenkah perbaikan efisiensi termis yang bisa
dicapai proses ini?
5. Perbaikan Proses Tenaga Uap
dengan Teknologi Panas
h =selisih entalpi dari ekspansi isentropik antara uap baru yang masuk ke
dalamturbin dengan uap bekasnya yang keluar dari turbin, dalamkJ /kg.
m
s
=Kapasitas uap (masa uap yang masuk ke dalamturbin persatuan
waktu), dalamkg/detik.

i
=efisiensi dalamturbin

m
=efisiensi mekanis dari turbin
6. Daya Yang Dihasilkan, Efisiensi, dan
Kapasitas Uap
m i s
m h P =

Daya yang dihasilkan
m i e
=
Efisiensi kopling dari turbin
Bekerjanya turbin tergantung kepada panas jatuh, keadaan uap dan
kapasitas uap yang dimasukkan ke dalam sebuah atau ke dalam kedua
rumah turbin.
6. Daya Yang Dihasilkan, Efisiensi, dan
Kapasitas Uap
7. Persamaan Kontinuitas dan
Penampang Saluran
Bagan cara kerja uap ketika sedang melewati sudu-sudu turbin
uap satu tingkat, bentuk penampang sudu pengarah dibuat
sedemikian rupa supaya dapat melaksanakan ekspansi uap
dengan pertambahan kecepatan yang tertentu. Akibat dari
ekspansi itu menghasilkan pertambahan volume.
Moving Blade
Fixed Blade
c A v m
s
=

Persamaan Kontinuitas
c
V
A
s

=
v m V
s s
=

7. Persamaan Kontinuitas dan


Penampang Saluran
Asumsi kapasitas uap 1 kg/detik
m
s
= kapasitas uap (kg/detik)
V = volume spesifik (m
3
/kg)
A = luas penampang saluran (m
2
)
c = kecepatan uap masuk dan keluar
saluran (m/detik)
V
s
=volume aliran uap
1
sin = L D A
7. Persamaan Kontinuitas dan
Penampang Saluran
Bagan penampang saluran suatu tingkat turbin uap
3,0
D
L
= >
Uap baru dengan tekanan 170 bar, 5300C diekspansikan sampai
0,065 bar dengan kondisi akhir x = 0,9. daya pada kopling yang
dihasilkan turbin P = 150.000 kW (150 MW). Turbin memakai
pemanasan ulang dan juga menggunakan pemanasan pendahuluan
air ketel (Feedwater heater), dengan adanya uap yang diekstraksi
dari turbin maka kondisi uap menjadi seperti berikut :
Volume spesifik dan kapasitas aliran uap dalam turbin didapat dari
v m V
s s
=

Tingkat Pertama Terakhir


m
s
120 80 kg/det
v 0,019 20 m3/kg
V
s
2,25 1600 m3/det
Perhitungan kasar untuk Diameter tingkat (diameter rata-rata
lingkaran sudu) dan panjang sudu.
7. Persamaan Kontinuitas dan
Penampang Saluran
Contoh 4
7. Persamaan Kontinuitas dan
Penampang Saluran
Tujuan : untuk
menghindari jangan
sampai diameter
tingkat (diameter rata-
rata lingkaran sudu
pada tingkat itu)
terlalu besar dan
kecepatankeliling
terlalu tinggi, maka
uap yang keluar dari
turbin dengan tekanan
tinggi dibagi menjadi
beberapa aliran uap
dan dimasukkan ke
dalam beberapa buah
turbin tekanan rendah.
Different Applications
Turbine Expansion Lines
Turbine
Configurations
1 2 1 2
2 1000 ( ) 44,72 c h h h h = =
Kecepatan keluar sudu
2
2000
st
c
h =
Energi Tempat + Energi Kecepatan + Energi Tekanan + Energi Dalam = Konstan
2 2
1 2
1 1 1 2 2 2
2 2
2 1
1 2
2
2 1 2 2
2 2
2 2
2 ( )
c c
P v u P v u
P v u h
c c
h h
c h h c
+ + = + +
+ =
=
= +
8. Aliran Uap Ketika Melewati
Sudu Pengarah dan Sudu Jalan
Uap dengan tekanan 20 bar, 350
0
C di ekspansikan dalam suatu alat
pengarah (Nozzle) yang sempurna tanpa kerugian menjadi uap
dengan tekanan 3 bar. Berapakah kecepatan akhir uap itu bila
kecepatan awalnya c
1
= nol? Bagaimanakah kondisi uap di bagian
keluar, bila harga-harga uap tersebut dibaca dari diagram h s?
8. Aliran Uap Ketika Melewati
Sudu Pengarah dan Sudu Jalan
Contoh 5
Banyaknya aliran uap, perbandingan tekanan,
bentuk penampang saluran
8. Aliran Uap Ketika Melewati
Sudu Pengarah dan Sudu Jalan
Suatu masa aliran uap panas m
s
= 1 kg/detik dengan P1 =
20 bar dan T1 = 350
0
C harus diekspansikan isentropik
sampai 3 bar.
Penampang saluran A harus dilaksanakan bagaimana
supaya bisa memenuhi persamaan kontinuitas?
Contoh 6
8. Aliran Uap Ketika Melewati
Sudu Pengarah dan Sudu Jalan
p
1
20 20 20 20 20 20 20 bar
p
x
20 15 10,9 8 6 5 3 bar
h
1
3140 3140 3140 3140 3140 3140 3140 kJ /kg
h
x
3140 3060 2920 2912 2850 2810 2715 kJ /kg
h
1
-h
x
0 80 160 228 290 330 425 kJ /kg
c
x
0 400 565 675 763 812 920 m/s
v
x
0,140 0,175 0,224 0,280 0,350 0,400 0,600 m
3
/kg
A
x
436 395 415 460 493 654 mm
2
Perbandingan tekanan-laval, fungsi pengaliran
1
1
2
s s
P
m A
v

| |
=
|
\ .

8. Aliran Uap Ketika Melewati


Sudu Pengarah dan Sudu Jalan
1
( 1)
( )
2
1 1
s maks

=
+ +
Massa uap yang mengalir persatuan waktu
Fungsi pengaliran
8. Aliran Uap Ketika Melewati
Sudu Pengarah dan Sudu Jalan
Gas atau uap air _ p
L
/p
1

s maks
Gas dengan 2 atom, udara 1,4 0,528 0,484
Gas dengan 3 atom, uap panas lanjut 1,3 0,546 0,473
Uap jenuh 1,135 0,577 0,450
Uap basah _ =1,035 +0,1 . x Harga dihitung
8. Aliran Uap Ketika Melewati
Sudu Pengarah dan Sudu Jalan
Lintasan bilangan pengaliran
s
terhadap perbandingan tekanan p/p
1
Di bawah kecepatan suara, kecepatan suara, dan di
atas kecepatan suara
8. Aliran Uap Ketika Melewati
Sudu Pengarah dan Sudu Jalan
1 1
2
( 1)
L
L L L
c P v
c P v

=
+
=
1
0, 577
L
P P =
1
0,546
L
P P =
Untuk uap jenuh
Untk uap panas lanjut
Kecepatan suara
Untuk p1 = 100 bar, T1 = 4500C besarnya pL = 54,6 bar
dan cL = 565 m/s. untuk p1 = 0,8 bar, x = 0,95 besarnya
pL = 0,462 bar dan cL = 430 m/s.
Kecepatan uap diatas kecepatan suara di dalam turbin
uap terjadi pada tingkat curtis, dan juga terjadi di dalam
tingkat terakhir dari turbin uap yang besar dan
menggunakan kondensasi.
8. Aliran Uap Ketika Melewati
Sudu Pengarah dan Sudu Jalan
Contoh 7
penampang saluran pada turbin
8. Aliran Uap Ketika Melewati
Sudu Pengarah dan Sudu Jalan
Sudu Pengarah (Fixed Blade) Nozzle Laval
8. Aliran Uap Ketika Melewati
Sudu Pengarah dan Sudu Jalan
Sudu Jalan (Moving Blade)
Impulse Steam Turbine Reaction Steam Turbine
8. Aliran Uap Ketika Melewati Turbin
Perubahan tekanan dan kapasitas uap yang masuk
ke dalam turbin
Luas penampang saluran nozzle dan sudu-sudu di dalam
turbin dibuat untuk kondisi operasi turbin dengan beban
penuh.
J ika turbin dioperasikan dengan kondisi beban sebagian
atau lebih besar dari beban penuh, maka distribusi tekanan
di dalam tingkat turbin akan berubah.
8. Aliran Uap Ketika Melewati Turbin
Perubahan tekanan dan kapasitas uap yang masuk
ke dalam turbin
p/p
1
berubah akan menimbulkan perubahan bilangan
pengaliran
s
, jika perubahannya sampai di bawah tekanan
laval, maka kecepatan masa uap yang mengalir per satuan
waktu m
s
di bagian keluar saluran pengarah akan mencapai
kecepatan suara
Ekspansi uap yang selanjutnya sampai di bawah tekanan laval
terjadi di dalam ruang sebelah belakang saluran pengarah,
dengan demikian penampang keluar dari saluran pengarah
berfungsi sebagai penampang tersempit dari nozzle laval.
8. Aliran Uap Ketika Melewati Turbin
9. Cara Kerja dan Bagian-Bagian
Turbin Uap Bertingkat
1. Turbin Kondensasi (Condensing Turbine)
Turbin yang saluran keluarnya dihubungkan dengan kondenser,
sehingga tekanan uap pada saluran keluarnya mendekati
tekanan vakum
10. Back-Pressure Turbine dan Condensing Turbine
Condensing turbine < 1 bar
(0,04 bar s.d. 0,1 bar)
2. Turbin Tekanan Balik (Backpressure Turbine)
Turbin yang tekanan uap keluarnya dikontrol dengan sebuah pusat
pengatur yang menjaga proses steam pada tekanan yang diinginkan.
Back-Pressure Turbine > 1 bar
10. Back-Pressure Turbine dan Condensing Turbine
Hubungan Antara Tekanan dan Flow Steam,
dan Turbine Load
1 Bar =100 kPa
=0,1 MPa
=0,986923 atm
=1,0197 kg/cm2
=100.000 N/m2
1 BTU/lb =0,556 Kcal/kg
=2,33 kJ /kg
273 deg deg
32 deg
5
9
deg
) 32 (deg
9
5
deg
+ =
+
|
.
|

\
|
=
|
.
|

\
|
=
C Kelvin
C x F
F x C
Konversi Satuan

Anda mungkin juga menyukai