Anda di halaman 1dari 45

PENGARUH PENGGUNAAN PETA GEMPA 2010

TERHADAP ANALISIS DINAMIK STABILITAS LERENG


BENDUNGAN KEULILING ACEH
DOSEN PEMBIMBING :
MUHAMMAD RIZA H, ST., MT
SIDANG AHIR
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIKOM
2014
DOSEN CO PEMBIMBING :
DR. Y. DJOKO SETIYARTO, ST., MT.
OLEH :
TRI WARDANI (13010004)
LATAR
BELAKANG
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
Konstruksi yang dibangun untuk
menahan laju air menjadi waduk atau
danau.
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
analisis statik bendungan
analisis dinamik bendungan
tegangan effective
pore water pressure
total stress
deformasi
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
CONTOH KASUS KEGAGALAN
BENDUNGAN
1. Pada tahun 1971 telah terjadi kegagalan bendungan The Lower San Fernando
karena gempa di California, Amerika serikat dengan magnitude 6.7
2. Pada tahun 2001 telah terjadi kegagalan bendungan Howard Hansen karena
gempa Washington di barat laut dari Enumclaw dengan magnitude sebesar
6.8
3. Pada tahun 2011 telah terjadi kegagalan bendungan Fujinuma karena gempa
Tahoku di Jepang dengan magnitude 6.6
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
MAKSUD DAN TUJUAN
Mempelajari analisis pengaruh peta gempa 2010
terhadap analisis dinamik stabilitas lereng
bendungan Keuliling Aceh
Mengetahui faktor keamanan stabilitas lereng,
tegangan effective, pore water pressure, total
stress dan deformasi yang terjadi pada
bendungan saat gempa
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
Lokasi Bendungan Keuliling
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
PEMBATASAN MASALAH
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
Beban gempa yang dimasukan pada titik kedalaman bendungan y/h=0.25, y/h=0.5,
y/h=0.75 dan y/h=1.
Lokasi bendungan yaitu bendungan Keuliling yang berada di Aceh.
Data tanah untuk parameter desain diambil dari studi terdahulu.
Ground motion yang digunakan Shallow crustal dan Megathrust, yang diambil dari studi
terdahulu dari penelitian PT. Bima Sakti Geotama.
Stabilitas lereng menggunakan metode Bishop untuk mendapatkan
SF.
Analisis gempa yang diperhitungkan adalah analisis statik dan analisis
dinamik.
Pemodelan tanah menggunakan pemodelan Equivalent linear.
Analisis yang dilakukan dengan program komputer Geostudio yang meliputi Slope/w,
Quake/w dan Sigma/w.
Kondisi kritis bendungan yang diperhitungkan ada 3 (tiga) yaitu kondisi air langgeng (steady
state), kondisi air turun tiba-tiba (rapid draw down) dan kondisi selesai masa kontruksi (end of
contruction).
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
METODOLOGI
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Tanah Lapangan dan
Laboratorium
Studi Kasus
Bendungan Keuliling
di Aceh
Analisis Bendungan
Pseudostatik
Menggunakan Slope/w
Analisis Dinamik
Bendungan
Analisis Bendungan
Menggunakan
Quake/w+Slope/w
Analisis Bendungan
Menggunakan
Quake/w+Sigma/w
Analisis Stabiltas
Bendungan pada
Kondisi
Langgeng
Analisis Stabilitas
Bendungan pada
Kondisi Turun
Tiba-tiba
Analisis
Stabilitas
Bendungan pada
Kondisi Selesai
Masa Kontruksi Analisis
Stabilitas
Bendungan pada
Kondisi Selesai
Masa Kontruksi
Analisis
Stabilitas
Bendungan pada
Kondisi Selesai
Masa Kontruksi
Analisis Stabilitas
Bendungan pada
Kondisi Turun
Tiba-tiba
Analisis Stabilitas
Bendungan pada
Kondisi Turun
Tiba-tiba
Analisis Stabiltas
Bendungan pada
Kondisi
Langgeng
Analisis Stabiltas
Bendungan pada
Kondisi
Langgeng
Faktor Keamanan
(SF)
Kondisi Dinamik
PWP,
Deformasi
dan Tegangan
Selesai
Faktor
Keamanan (SF)
Selesai
Selesai
Mulai
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
Studi Literatur
Berisi tentang teori-teori mengenai bendungan yang diperlukan untuk menganalisis kebutuhan
stabilitas dinamik bendungan.
Pengumpulan Data Tanah
Parameter tanah yang digunakan untuk menganalisis dinamik bendungan.
Studi Kasus Bendungan Keuliling di Aceh
Studi kasus diambil bendungan Keuliling Aceh yang dibangun pada tahun 2000 dan selesai pada
tahun 2008.
Analisis Pseudostatik Bendungan Menggunakan Slope/w dengan Memasukan Beban Gempa
Analisis dimana memperhitungan koefisien horizontal dan koefisien vertikal tidak diperhitungkan
karena sangat kecil. Beban gempa pada titik y/h=0.25, y/h=0.5, y/h=0.75 dan y/h=1.
Analisis Bendungan Dinamik dengan Menggunakan Quake/w+Slope/w
Quaek/w pemodelan tanah Equivalent linear dan gempa diambil dari Ground Motion. Slope/w, SF
dinamik setelah terjadi gempa dengan waktu atau durasi tertentu.
Analisis Bendungan Dinamik dengan Menggunakan Quake/w+Sigma/w
Analisis dinamik : PWP, tegangan effective dan deformasi bendungan. Pada SIGMA/W dengan
pemodelan tanah elastik plastik.
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
Parameter Desain
Jenis Tanah Moist unit
weight
Saturated
unit weight
Kohesi
(c)
Sudut geser
dalam
()
Kohesi
(c
total
)
Sudut geser
dalam
(t
otal
)
(kN/m
3
) (kN/m
3
) (kN/m
2
) (deg) (kN/m
2
) (deg)
Urugan tanah utama, lempung 17

18 16 25 16 25
Zona transisi, pasir 25 26 5 40 5 40
Zona lulus air II, pasir+kerikil 25 26 5 40 5 40
Koral 25 26 5 40 5 40
Koral 25 26 5 40 5 40
Batuan dasar, zona patahan 19 20 5 45 5 45
Batuan dasar, bukan zona patahan 19 20 5 40 5 40
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
Keterangan Material pada Setiap Zona
Bendungan
Zona 1 : Zona Inti Lempung (Core)
Zona 2 : Pasir Alang (Filter)
Zona 3 : Pasir+Kerikil (Filter)
Zona 4 : Koral (Rockfill)
Zona 5 : Koral (Rokfill)
Pondasi : Batuan Dasar (Pondasi) Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
Parameter Dinamik Berdasarkan Korelasi
Empiris
Jenis Tanah Modulus
geser
(G
max)

Modulus
elastisitas (E)
Poisson
Rasio
()
Damping
Rasio
()
PWP
(kPa) (kPa)
Urugan tanah utama,
lempung
329383

14508 0.35 0.25 -
Zona transisi, pasir 87471 45018 0.3 0.3 -
Zona lulus air II,
pasir+kerikil
87471 45018 0.3 0.3 -
Koral 792000 131715 0.3 0.3 1
Koral 792000 131715 0.3 0.3 1
Batuan dasar, zona patahan 24500000 123838 0.3 0.3 -
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
Ground Motion Megatrust
Horizontal
Periode ulang yang digunakan yaitu periode ulang 2475 tahun dengan PGA 1.09 g (vertikal) dan
1.3 g (horizontal) pada ground motion Megatrust.
Vertikal
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
Ground Motion Shallow Crustal
Periode ulang yang digunakan yaitu periode ulang 2475 tahun dengan PGA 0.97 g (vertikal) dan 0.98 g (horizontal)
pada ground motion Shallow Crustal.
Horizontal Vertikal
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
ANALISIS PSEUDOSTATIK
BENDUNGAN MENGGUNAKAN
SLOPE/W BERDASARKAN PETA
GEMPA 2004 DENGAN
MEMBANDINGNKAN HASIL DARI
STUDI TERDAHULU
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
Kondisi Bendungan Selesai Masa
Kontruksi
Kondisi Bendungan Faktor Keamanan (FS)
Studi Sekarang Studi Terdahulu
D/S U/S D/S U/S
Selesai masa konstruksi tanpa beban gempa 3.27 6.69 - -
Selesai masa konstruksi, gempa 0.2 g dan y/h=1 2.11 3.24 - -
Selesai masa konstruksi, gempa 0.2 g dan y/h=0.75 2.03 3.04 - -
Selesai masa konstruksi, gempa 0.2 g dan y/h=0.5 1.98 2.94 - -
Selesai masa konstruksi, gempa 0.2 g dan y/h=0.25 1.82 2.62 - -
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
Kondisi Bendungan Air Normal
Kondisi Bendungan Faktor Keamanan (FS) Deviasi
(%)
Studi Sekarang Studi Terdahulu
D/S U/S D/S U/S D/S U/S
Air normal, tanpa
gempa
2.58 3.82 3.07 4.13 15.96 7.51
Air normal, gempa 0.2
g dan y/h=1
1.56 1.75 - - - -
Air normal, gempa 0.2
g dan y/h=0.75
1.47 1.62 - - - -
Air normal, gempa 0.2
g dan y/h=0.5
1.45 1.57 - - - -
Air normal, gempa 0.2
g dan y/h=0.25
1.31 1.38 1.61 1.75 18.63 21.14
Pada analisis kondisi air normal dihasilkan nilai
deviasi lebih dari 5%. Karena pengaruh
pemodelan garis freatik yang berbeda pada studi
terdahulu dengan studi sekarang. Pada laporan
studi terdahulu tidak melampirkan pemodelan
garis freatik sehingga pemodelan garis freatik
pada studi terdahulu tidak diketahui.

Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
Kondisi Bendungan Air Turun Tiba-tiba
(Rapid Draw Down)
Kondisi Bendungan Faktor Keamanan (FS) Deviasi
(%) Studi Sekarang Studi Terdahulu
D/S U/S D/S U/S D/S U/S
Air turun tiba-tiba tanpa
beban gempa
2.59 2.54 - 4.14 - 38.65
Air turun tiba-tiba, gempa
0.2 g dan y/h=1
1.55 1.37 - - - -
Air turun tiba-tiba, gempa
0.2 g dan y/h=0.75
1.48 1.29 - - - -
Air turun tiba-tiba, gempa
0.2 g dan y/h=0.5
1.43 1.25 - - - -
Air turun tiba-tiba, gempa
0.2 g dan y/h=0.25
1.31 1.13 - - - -
Pada analisis kondisi air turun tiba-tiba
dihasilkan nilai deviasi lebih dari 5%.
Karena pengaruh pemodelan garis freatik
yang berbeda pada studi terdahulu
dengan studi sekarang. Pada laporan
studi terdahulu tidak melampirkan
pemodelan garis freatik sehingga
pemodelan garis freatik pada studi
terdahulu tidak diketahui.
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
ANALISIS PSEUDOSTATIK
BENDUNGAN MENGGUNAKAN
SLOPE/W BERDASARKAN PETA
GEMPA 2010 DENGAN
MEMBANDINGKAN BERDASARKAN
PETA GEMPA 2004
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
Kondisi Bendungan Selesai Masa Konstruksi (End of
Construction)
Kondisi Bendungan Faktor Keamanan (FS) Deviasi
(%) Peta Gempa 2004 Peta Gempa 2010
D/S U/S D/S U/S D/S U/S
Selesai masa konstruksi tanpa beban
gempa
3.27 6.69 3.27 6.69 - -
Selesai masa konstruksi, gempa 0.2 g
dan y/h=1
2.11 3.24 1.79 2.55 10.86 5.97
Selesai masa konstruksi, gempa 0.2 g
dan y/h=0.75
2.03 3.04 1.70 2.37 9.26 4.07
Selesai masa konstruksi, gempa 0.2 g
dan y/h=0.5
1.98 2.94 1.64 2.25 7.64 3.42
Selesai masa konstruksi, gempa 0.2 g
dan y/h=0.25
1.82 2.62 1.48 1.97 30.53 24.87
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
Kondisi Bendungan Air Normal (Setady State)
Kondisi Bendungan Faktor Keamanan (FS) Deviasi
(%) Peta Gempa
2004
Peta Gempa
2010
D/S U/S D/S U/S D/S U/S
Air normal, tanpa gempa 2.58 3.82 2.58 3.82 - -
Air normal, gempa 0.2 g
dan y/h=1
1.56 1.75 1.26 1.34 10.8
6
5.97
Air normal, gempa 0.2 g
dan y/h=0.75
1.47 1.62 1.18 1.23 9.26 4.07
Air normal, gempa 0.2 g
dan y/h=0.5
1.45 1.57 1.13 1.17 7.64 3.42
Air normal, gempa 0.2 g
dan y/h=0.25
1.31 1.38 0.99 1.01 5.07 1.98
Pada kondisi bendungan air normal dengan
peta gempa 2010 menghasilkan nilai faktor
keamanan (SF) 0.99 (D/S) dan 1.01 (U/S).
Sehingga dapat disimpulkan pada kondisi
tersebut bendungan tidak aman karena syarat
faktor keamanan (SF) bendungan pada kondisi
air normal dengan beban gempa adalah 1.2.
Sedangkan dengan beban gempa berdasarkan
peta gempa 2004 faktor keamanan (SF) 1.31
(D/S) dan 1.38 (U/S) (aman).
.
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
Kondisi Bendungan Air Turun Tiba-tiba (Rapid
Draw Down)
Kondisi Bendungan Faktor Keamanan (FS) Deviasi
(%) Peta Gempa
2004
Peta Gempa
2010
D/S U/S D/S U/S D/S U/S
Air turun tiba-tiba tanpa
beban gempa
2.59 2.54 2.59 2.54 - -
Air turun tiba-tiba, gempa
0.2 g dan y/h=1
1.55 1.37 1.25 1.10 11.61 12.00
Air turun tiba-tiba, gempa
0.2 g dan y/h=0.75
1.48 1.29 1.18 1.03 12.84 12.71
Air turun tiba-tiba, gempa
0.2 g dan y/h=0.5
1.43 1.25 1.13 0.99 12.59 12.39
Air turun tiba-tiba, gempa
0.2 g dan y/h=0.25
1.31 1.13 1.00 0.87 13.74 13.00
Pada kondisi bendungan turun tiba-tiba dengan
peta gempa 2010 menghasilkan nilai faktor
keamanan (SF) 1.00 (D/S) dan 1.03, 0.99, 0.87
(U/S). Sehingga dapat disimpulkan pada kondisi
tersebut bendungan tidak aman karena syarat
faktor keamanan (SF) bendungan pada kondisi
turun tiba-tiba dengan beban gempa adalah 1.1.
Sedangkan dengan beban gempa berdasarkan
peta gempa 2004 faktor keamanan (SF) 1.31
(D/S) dan 1.48, 1.43, 1.31 (U/S) (aman).
.
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
ANALISIS DINAMIK BENDUNGAN
MENGGUNAKAN QUAKE/W DENGAN
GROUND MOTION MEGATRUST DAN
SHALLOW CRUSTAL BERDASARKAN
PETA GEMPA 2010
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
Menggunakan Ground Motion Megatrust dan Shallow
Crustal
Kondisi Bendungan Ground Motion Megatrust Ground Motion Shallow Crustal
Teg. Vertikal
Sebelum Gempa
(kPa)
Teg. Vertikal
Setelah Gempa
(kPa)
Teg. Vertikal
Sebelum Gempa
(kPa)
Teg. Vertikal
setelah Gempa
(kPa)
Selesai Masa
Kontruksi
650 600 500 500
Air Normal 400 350 400 400
Air Turun Tiba-tiba 400 350 400 400
Tabel tegangan vertikal sebelum terjadi gempa dan setelah terjadi gempa
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
Kondisi Bendungan Ground Motion Megatrust Ground Motion Shallow Crustal
x-displacement
(m)
y-displacement
(m)
x-displacement
(m)
y-displacement
(m)
Kondisi Selesai Masa
Kontruksi
0.04 0.01 0.05 0.01
Kondisi Air Normal 0.04 0.01 0.05 0.01
Kondisi Air Turun Tiba-tiba 0.04 0.01 0.05 0.01
Tabel Deformasi Bendungan Menggunakan QUAKE/W
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
Kondisi Bendungan Ground Motion Megatrust Ground Motion Shallow Crustal
Pore-water pressure
(kPa)
Pore-water pressure
(kPa)
Kondisi Selesai Masa
Kontruksi
71.8 15.1
Kondisi Air Normal 6.6 11.1
Kondisi Air Turun Tiba-tiba 24.6 28.9
Tabel PWP Bendungan Menggunakan QUAKE/W
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
ANALISIS DINAMIK BENDUNGAN
MENGGUNAKAN SIGMA/W DENGAN
GROUND MOTION MEGATRUST DAN
SHALLOW CRUSTAL BERDASARKAN
PETA GEMPA 2010
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
Pada analisis deformasi permanent tidak cocok apabila
dimodelkan dengan equivalent linear. Karena equivalent linear
diasumsikan regangan kembali ke nol setelah terjadi
pembebanan siklik dan selama material diasumsikan nol maka
tidak ada batasan kekuatan sehingga tidak terjadi keruntuhan
Menggunakan Ground Motion Megatrust dan Shallow
Crustal
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
ANALISIS STABILITAS LERENG
SETELAH TERJADI GEMPA
MENGGUNAKAN
QUAKE/W+SLOPE/W DENGAN
GROUND MOTION MEGATRUST
DAN SHALLOW CRUSTAL
BERDASARKAN PETA GEMPA 2010
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
Kondisi Bendungan Faktor Keamanan
(FS)
D/S U/S
Selesai masa kontruksi 2.8 4.26
Air normal 2.81 4.3
Air turun tiba-tiba 2.75 2.71
Menggunakan Ground Motion Megatrust dan Shallow
Crustal
Kondisi
Bendungan
Faktor Keamanan (FS)
D/S U/S
Selesai masa
kontruksi
2.82 4.24
Air normal 2.79 4.30
Air turun tiba-tiba 2.54 2.82
Ground Motion Megatrust Ground Motion Shallow Crustal
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
Kondisi Bendungan Deviasi
%
D/S U/S
Selesai masa kontruksi
75.02 77.01
Air normal 66.43 57.59
Air turun tiba-tiba
67.11 64.25
Kondisi Bendungan Deviasi
%
D/S U/S
Selesai masa kontruksi
74.84 77.12
Air normal 66.31 58.19
Air turun tiba-tiba
69.62 62.80
Deviasi Faktor Kemanan Berdasarka Peta Gempa 2004 dengan Faktor
Keamanan Kondisi Dinamik Setelah Terjadi Gempa dengan Ground Motion
Megatrust dan Shallow Crustal
Menggunakan Ground Motion
Megatrust
Menggunakan Ground Motion
Shallow Chrustal
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
Kondisi Bendungan Deviasi
D/S U/S
Selesai masa kontruksi
71.66 82.31
Air normal
63.36 64.08
Air turun tiba-tiba
61.54 58.50
Kondisi Bendungan Deviasi
D/S U/S
Selesai masa kontruksi
71.46 73.22
Air normal 63.23 64.58
Air turun tiba-tiba
64.48 56.81
Deviasi Faktor Kemanan Berdasarka Peta Gempa 2010 dengan Faktor
Keamanan Kondisi Dinamik Setelah Terjadi Gempa dengan Ground Motion
Megatrust dan Shallow Crustal
Menggunakan Ground Motion
Megatrust
Menggunakan Ground Motion
Shallow Chrustal
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
ANALISIS DEFORMASI
MENGGUNAKAN MAKDISI-SEED
DENGAN MEMBANDINGKAN
DEFORMASI MENGGUNAKAN
QUAKE/W
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
Perhitungan Deformasi Menggunakan Metode
Makdisi-Seed
Y/H Deformasi (m)
PGA 1.09 1.3 0.98 0.97
1 0.28 0.20 0.34 0.26
0.75 0.21 0.18 0.23 0.24
0.5 0.18 0.16 0.20 0.21
0.25 0.13 0.12 0.15 0.15
Menghasilkan nilai deviasi 86.42% pada kondisi
selesai masa kontruksi, kondisi air normal dan
kondisi air turun tiba-tiba dengan nilai deformasi
Makdisi-seed lebih besar. Hasil metode Makdisi-seed
terlalu besar dibandingkan perhitungan pada
software QUAKE/W sehingga jika hasil Makdisi-seed
yang dipakai dalam analisis maka dimensi
bendungan sangat boros dan tidak efisien.
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
Kesimpulan
Pada analisis stabilitas lereng berdasarkan peta gempa 2004 stabil, analisis stabilitas lereng berdasarkan peta gempa 2010 ada yang
tidak stabil sedangkan hasil pada analisis dinamik stabil. Sehingga yang digunakan sebagai acuan adalah hasil analisis dinamik karena
pada analisis statik tidak mempertimbangkan sifat siklik gempa dan hanya menerapkan kekuatan statik lereng, sementara hasil evaluasi
dinamik lebih akurat karena mempetimbangkan gaya gempa dan perilaku struktur.
Hasil deformasi analisis dinamik menggunakan program komputer QUAKE/W lebih kecil dibandingkan hasil deformasi menggunakan
metode Makdisi-Seed, nilai deviasi yang dihasilkan sebesar 86.42% pada kondisi selesai masa kontruksi, kondisi air normal dan
kondisi air turun tiba-tiba. Hasil metode Makdisi-seed terlau besar dibandingkan perhitungan software QUAKE/W sehingga jika hasil
Makdisi-seed yang dipakai dalam analisis maka dimensi bendungan sangat boros dan tidak efisien.
Pengaruh penggunaan peta gempa 2010 terhadap analisis desain bendungan dengan peta gempa 2004 adalah pada hasil analisis
statik bendungan pada kondisi turun tiba-tiba, kondisi air normal dengan beban gempa menghasilkan nilai faktor keamanan (SF) yang
tidak aman, sementara dengan peta gempa 2004 aman. Pada kondisi bendungan turun tiba-tiba dengan peta gempa 2010
menghasilkan nilai faktor keamanan faktor keamanan (SF ) 1.05, 1.00, 0.9 sehingga dapat disimpulkan pada kondisi tersebut bendungan
tidak aman karena syarat faktor keamanan (SF) bendungan pada kondisi turun tiba-tiba dengan beban gempa adalah 1.1. Sedangkan
dengan beban gempa berdasarkan peta gempa 2004 faktor keamanan (SF) yang dihasilkan 1.32, 1.29, 1.16 (aman). Dan Pada kondisi
bendungan air normal dengan peta gempa 2010 menghasilkan nilai faktor keamanan (SF) 0.99 (D/S) dan 1.01 (U/S). Sehingga dapat
disimpulkan pada kondisi tersebut bendungan tidak aman karena syarat faktor keamanan (SF) bendungan pada kondisi air normal
dengan beban gempa adalah 1.2. Sedangkan dengan beban gempa berdasarkan peta gempa 2004 faktor keamanan (SF) 1.31

Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
Saran
Perlu dilakukan studi analisis dinamik bendungan menggunakan
pemodelan tanan Non Linear.
Perlu dikaji ulang pemodelan tanah menggunakan Non Linear untuk
menentukan besarnya deformasi permanent.
Pemodelan tanah Non Linear dengan ground motion yang memiliki
PGA besar pada software Geostudio perlu dikaji ulang.
Perlu dilakukan analisis dinamik yang membandingkan software
Geostudio dengan software yang lain.
Perlu dilakukan pemodelan garis freatik menggunakan SEEP/W.

Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
TERIMAKASIH
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
Koef 1 0.75 0.5 0.25
2010 0.27 0.29 0.35
2004 0.18 0.19 0.23
Deviasi 33.33 34.48 34.29
0.16
33.33
Y/h
0.24
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
1 0.75 0.5 0.25
2010 0.24 0.27 0.29 0.35
2004 0.18 0.2 0.22 0.27
Deviasi 25 25.93 24.14 22.86
Y/h
K
2m
= 180
g = 25 kN/m
3
Dept max = 15.9 m
s
m max
' = 397.5
kN/m
2
e = 0.6
g = 17 kN/m
3
Dept max = 25.7 m
s
m max
' = 436.9
kN/m
2
OCR = 2
=0.4+(0.007*H3) k = 0.54
PI = 20
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
1. Tentukan Ad
v Ac Z Ad

Dimana :
Ad : percepatan permukaan tanah terkoreksi
Z : Koefisien zona gempa
Ac : Percepatan gempa dasar (nilai ac dikalikan dengan gravitasi)
V : Faktor koreksi pengaruh jenis tanah setempat
2. Tentukan K0
g
Ad
K
0

Dimana :
K0 : koefisien gempa horizontal dasar
g : gravitasi
3. Hitung Kh (koefisien gempa horizontal dasar untuk desain)
0 3 2 1
K K
h



Dimana :
1 : Faktor lokasi bendungan
2 : Faktor pondasi bendungan
3 : Faktor kontruksi
4. Hitung K (koefisien gempa)
) / 85 . 1 5 . 2 ( h y k k
h
(jika y/h 0.40)
) / 60 . 0 0 . 2 ( h y k k
h
(jika y/h > 0.40)

Contoh perhitungan koefisien gempa pada saat y/h = 1
1.
2 . 2 8 . 0 96 . 1 4 . 1 Ad

2.
224 . 0
81 . 9
2 . 2
0
K

3.
114 . 0 224 . 50 . 0 2 . 1 85 . 0
h
K

16 . 0 ) 1 6 . 0 0 . 2 ( 114 . 0 K

Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
1. Menentukan percepatan tanah puncak (Umax) diambil dari ground motion
2. Tentukan periode bendungan
2 0
9 36 32
) ( 16 12
61 . 2
c c v
c b c H
T
s





H
Lc
c

H
Lb
b

Dimana : Lc : Lebar crest
Lb : Lebar bendungan
h : Tinggi bendungan
Vs : Kecepatan geser material bendungan
3. Tentukan y/h
4. Tentukan kmax
h y U K /
max max


5. Tentukan koefisien gempa dasar, dengan mengubah-ubah nilai Kh pada bidang
longsor kritis dengan data bahan t ; phi dan c. Gambarkan hubungan antara
FK (faktor keamanan) dengan Kh dan tentukan percepatan gempa Ky
(percepatan gempa kritis pada FK=1).

g
Ad
K
h

6. Tentukan percepatan puncak (crest) Uk, berdasarkan grafik hubungan antara
ky/kmax dengan Uk.
max
K
K
U
y
k


7. Tentukan nilai deformasi U.
0 max
T g K
U
U
k


Tri Wardani (13010004)_UNIKOM
Faktor yang memepengaruhi nilai faktor keamanan
1. Faktor kuat geser tanah/batuan
a. Berat isi tanah
berat isi tanah akan menentukan besarnya beban yang diterima pada
permukaan bidang longsor.
b. Kohesi
gaya tarik menarik anatr artikel didalam batuan
c. Sudut geser
sudut geser yang dibentuk jika suatu material dikenai tegangan atau gaya
yang melebihi tegangan gesernya.
2. Faktor geologi
3. Faktor geometri lereng
Tri Wardani (13010004)_UNIKOM

Anda mungkin juga menyukai