Anda di halaman 1dari 20

RINGKASAN

PROPERTI TANAH DINAMIK


(DYNAMIC SOIL PROPERTIES)
Sumber : Geotechnical Earthquake Engineering by Steven L. Kramer

ELKANA CHRISTOPHER Y SIMANJUNTAK (2106664581)

MIRANTI (2106664915)

MURYDRISCHY P S (2106665022)
PENGANTAR

• Sifat dasar dan distribusi kerusakan gempa secara kuat dipengaruhi


oleh respon tanah terhadap beban siklik.
• Respon tanah dikontrol oleh properti mekanik tanah.
• Rekayasa Gempa Geoteknik meliputi rentang permasalahan yang lebar
yang melibatkan banyak tipe beban dan potensi mekanisme
keruntuhan, properti tanah yang berbeda mempengaruhi perilaku tanah
untuk permasalahan yang berbeda.
• Perilaku Tanah akibat beban dinamik ditentukan dengan apa yang telah
diketahui secara popular sebagai Properti Tanah Dinamik.
RINGKASAN

1. Kerusakan akibat gempa sangat kuat dipengaruhi oleh respon dinamik tanah.
Karakteristik kekuatan (strength) dan non-linier siklik dari tanah menentukan
respon dinamik selama gempa.
2. Pengujian tanah dinamik bervariasi mulai dari pengujian lapangan hingga
laboratorium dan terbagi atas pengujian “low-strain” dan “high-strain”.
3. Pengujian tanah dinamik akan menginduksi deformasi tanah yang menyerupai
seperti diinduksi gempa.
4. Pengujian lapangan umumnya akan menghasilkan low strain pada tanah yang disebabkan oleh
perambatan gelombang.
• Seismic reflection
Memanfaatkan refleksi (pantulan) gelombang seismik untuk mengetahui kondisi tanah dan
batuan di bawah permukaan bumi di dalam merambatkan gelombang.
• Seismic refraction
Memanfaatkan pembiasan atau pembelokan arah gelombang untuk mengetahui percepatan
rambat gelombang yang terjadi pada tanah. Pembiasan gelombang disebabkan oleh perbedaan
kerapatan antar dua medium.
• Steady-state Rayleigh-wave dan spectral analysis of surface waves
Analisis data spektrum untuk pembuatan kurva dispersi kecepatan gelombang Rayleigh
terhadap panjang gelombang dan proses inversi untuk membentuk kurva kecepatan
gelombang geser terhadap kedalamannya. (e-journal.polnes.ac.id)
Pengujian Seismic Reflection Pengujian Seismic Refraction
• Seismic cross hole; seismic down hole (and up hole).
Crosshole seismic adalah salah satu metode yang digunakan untuk mengukur cepat rambat
gelombang seismik di antara boreholes dimana pada satu borehole terdapat sumber gelombang
sedangkan pada borehole yang lain terdapat receivers. Digunakan untuk menganalisis fondasi
jembatan atau bendungan dan juga tanah likuifaksi, adapun untuk menguji material setempat,
serta untuk keperluan di bidang gempa.
Downhole seismic memanfaatkan sumber gelombang dari titik shot atau peledakan dan receiver
berupa masing-masing geophone yang diletakkan pada kedalaman tertentu dibawah permukaan
tanah. Dilakukan untuk mengetahui secara jelas sifat tanah pada lokasi-lokasi yang akan
didirikan struktur atau bangunan yang memerlukan daya dukung dan getaran yang tinggi seperti
tunnel, power house. (Sumber : PERBANDINGAN HASIL EKSPERIMEN DAN MODIFIKASI ALAT PENGUJIAN
SEISMIK DENGAN HASIL KORELASI DATA N-SPT DAN CPT)

• Seismic cone test


Tes in situ yang digunakan untuk mengukur kecepatan gelombang tanah. Parameter yang
didapat yaitu void ratio, small strain stiffness, dan poison ratio. Hasil dari tes dapat melihat
potensi likuifaksi dan dinamik tanah. (Sumber : Researchgate.net)
Sedangkan tes lapangan yang bersifat high strain, antara lain :
• SPT ; CPT
• Pressuremeter ; Dilatometer
Pengujian Cross-hole Pengujian Down-hole
5. Test Laboratorium mengijinkan pengontrolan dan pengukuran tegangan, regangan dan
tekanan air pori. Hasil test laboratorium, dapat mensimulasikan kondisi tegangan
dinamik lebih baik dari pada test lapangan.
6. Beberapa test laboratorium untuk mengukur sifat tanah adalah sbb. : low-strain,
diantaranya adalah :
• Resonant column test : dilakukan dengan cara memberikan gelombang longitudinal kepada tanah.
Digunakan untuk menentukan modulus geser atau elastis dan karakteristik redaman tanah
• The ultrasonic pulse test : gelombang ultrasonik disalurkan dari transmitter transducer yang
ditempatkan di permukaan tanah menuju receiver transducer dan waktu tempuh gelombang tersebut
diukur.
• Piezoelectric bender element test
Sedangkan Tes Laboratorium untuk mengukur sifat tanah dinamik pada tingkat
regangan yang lebih tinggi (high-strain) :
• cyclic triaxial test
• cyclic direct shear test
• cyclic torsional shear test
7. Perilaku tanah dinamik mungkin juga diduga dari hasil test model.
• Test Shaking Table : menggunakan alat yang dinamakan shake table untuk mensimulasi
gempa. Dapat mengakomodasi model yang relative besar, tapi ketidakmampuannya untuk
menghasilkan tegangan-tegangan gravitasi yang tinggi, dapat membuat kesukaran extrapolasi
terhadap kondisi model.
• Test Centrifuge lebih baik dari pada test Shaking Table yang harus dibentuk pada model kecil
yang relatif.
8. Tanah menunjukkan perilaku non-linier, in-elastic, pada hubungan τ - ε akibat
kondisi beban siklik.
• Low Strain : Stiffness (E) lebih besar, damping (D) lebih kecil
• High Strain : efek non-linier & in-elastic (non elastis), meningkat, stiffness (E) yang lebih
rendah dan damping (D) yang lebih besar.
3 Golongan model τ – ε (Stress Strain Model) yang dipakai untuk “Geotechnical
Earthquake Engineering Analysis yaitu :
• Equivalent linear models menganggap tanah sebagai linear viscoelastic materials atau
hubungan stress-strain pada tanah selalu linear. Nonlinear behavior dihitung untuk
menggunakan strain-dependent stiffness dan damping parameters.
• Cyclic nonlinear models mewakili nonlinear, perilaku inelastic tanah yang menggunakan
nonlinear backbone curve dan suatu rangkaian peraturan yang menunjukkan perilaku
unloading-reloading.
• Advanced constitutive models menggunakan mekanisme prinsip dasar untuk
menggambarkan perilaku tanah untuk general initial stress conditions, a wide variety of stress
paths with rotating principal stresses, cyclic or monotonic loading, high or low strain rates,
drained or undrained conditions.
Contoh Hasil Uji Triaksial
Siklik
Sumber :
1) Damoerin, D., Ringkasan Disertasi, 2009
2) Yasuhara, K., et al, 2003
PENDAHULUAN

Satu arah : beban kendaraan bermotor, kereta api, pemadatan

Beban Siklik

Dua arah : beban gempa, pondasi mesin, pemancangan tiang,


ledakan

Mengetahui perilaku tanah terhadap beban siklik dan potensinya


Uji Triaksial Siklik
terhadap likuifaksi
PENDAHULUAN
• Sampel berukuran d = 10 cm dan h = 20 cm dengan kadar air 40%, 45% dan 50% (w opt = 46%)
• Uji triaksial dilakukan dengan confining stress = 50 kPa; dan kecepatan pembebanan = 0,05% per
menit (0,1mm/menit) dan 0,5% per menit (1 mm/menit)
• Sampel diuji dengan beban siklik satu arah menggunakan Triaksial Sistem Otomatis ( GDS
Triaxial Automated System)
Hasil Percobaan Sampel (w=40%)

V2 = 0,5%/menit

V1 = 0,05%/menit

1. Pemberian beban siklik dengan kecepatan tinggi (0,5%/menit), menghasilkan tegangan deviator lebih
besar bila dibandingkan dengan pembebanan kecepatan rendah (0,05%/menit).

2. Delta regangan akibat beban siklik semakin kecil seiring bertambahnya jumlah siklus.

3. Delta regangan akibat beban siklik kecepatan tinggi lebih besar daripada beban siklik kecepatan rendah
Hasil Percobaan Sampel (w=40%)

V2 = 0,5%/menit

V1 = 0,05%/menit

Pemberian beban siklik dengan kecepatan tinggi (0,5 %/menit), menghasilkan tekanan air pori dan
tekanan air pori ekses yang lebih besar bila dibandingkan dengan pembebanan kecepatan rendah
(0,05 %/menit).
Hasil Percobaan Sampel (w = 50%)

V1 = 0,05%/menit

V2 = 0,5%/menit

V2 = 0,5%/menit

V1 = 0,05%/menit

1. Pemberian beban siklik dengan kecepatan tinggi (0,5%/menit), menghasilkan tegangan deviator lebih kecil bila
dibandingkan dengan pembebanan kecepatan rendah (0,05%/menit)  kontradiktif dengan hasil pengujian
sampel (w = 40%)
2. Delta regangan akibat beban siklik semakin kecil seiring bertambahnya jumlah siklus.
3. Delta regangan pada sampel dengan beban siklik kecepatan tinggi lebih besar daripada beban siklik kecepatan
rendah
Hasil Percobaan Sampel (w = 50%)

V2 = 0,5%/menit

V1 = 0,05%/menit

Pemberian beban siklik dengan kecepatan tinggi (0,5 %/menit), menghasilkan tekanan air pori dan tekanan air pori
ekses yang lebih besar bila dibandingkan dengan pembebanan kecepatan rendah (0,05 %/menit).
Kondisi Akhir Sampel

Shear Plane
Berdasarkan Gambar (a) terlihat bahwa sampel yang diberi beban siklik
memiliki deviator stress dan undrained shear strength lebih tinggi
dibandingkan dengan sampel tanpa beban siklik. Selain itu, terlihat
bahwa terjadi penurunan kekakuan akibat beban siklik (Ecy < ENC ).

Perbandingan pengujian siklik dan non-siklik


Gambar di atas merupakan hasil pengujian beban siklik pada sampel tanah dengan OCR yang beragam. OCR yang semakin
besar disebabkan oleh penurunan beban gempa seiring dengan berjalannya waktu. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
beban siklik menyebabkan degradasi kekakuan tanah yang direpresentasikan dengan semakin landainya kurva stress –
strain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa deformasi yang terjadi saat gempa tidak disebabkan oleh penurunan
undrained shear strength melainkan disebabkan oleh degradasi kekakuan.

Anda mungkin juga menyukai