Anda di halaman 1dari 49

http://pak-anang.blogspot.

com


RUMUS LENGKAP
FISIKA SMA
http://pak-anang.blogspot.com

BESARAN DAN SATUAN


Nama besaran Satuan
Simbol
satuan
Dimensi
Panjang meter m [L]
Massa kilogram kg [M]
Waktu sekon s [T]
Suhu kelvin K []
Intensitas candela cd [J]
Kuat arus ampere A [I]
Banyak zat mole mol [N]




VEKTOR


Komponen vektor arah sumbu-x
v
x
= v

cos
Komponen vektor arah sumbu-y
v
y
= v

sin
Besar resultan
cos 2
2 2
y x y x
v v v v v + + =

Keterangan:
v
x
= vektor pada sumbu x
v
y
= vektor pada sumbu y
v

= resultan dari dua vektor


= sudut antara v
x
dan v
y



KELAJUAN DAN KECEPATAN


Kelajuan rata-rata (v
r
)
v
r
=
t
s


Kelajuan sesaat (v
t
)
0
lim

=

t
t
s
v
t

Kecepatan rata-rata (
r
v

)

t
s
v
r







y
x
v
x

v
x
v


http://pak-anang.blogspot.com

Kecepatan sesaat (
t
v

)

0
lim

t
t
s
v
t


Keterangan:
s = jarak tempuh (m)
s = perubahan jarak benda (m)
t = waktu (s)
t = selang waktu (s)



PERLAJUAN DAN PERCEPATAN


Perlajuan rata-rata (a
r
)

t
v
a
r

=
Perlajuan sesaat (a
t
)

0
lim

t
v
a
t
t

Percepatan rata-rata (
r
a

)

r
a

=
1 2
1 2
t t
v v
t
v


Percepatan sesaat (
t
a

)

t
a


=
0
lim

t
v
t


Keterangan:
a
r
= perlajuan rata-rata (m/s
2
)
a
t
= perlajuan sesaat (m/s
2
)
v = perubahan kecepatan (m/s)
t = perubahan waktu atau selang waktu (s)
v
1
= kecepatan awal benda (m/s)
v
2
= kecepatan kedua benda (m/s)



GERAK LURUS BERATURAN (GLB)


Kedudukan benda saat t
s
t
= s
0 +
v . t

Keterangan:
s
t
= kedudukan benda selang waktu t (m)
s
0
= kedudukan benda awal (m)
v = kecepatan benda (m/s)
t = waktu yang diperlukan (s)


http://pak-anang.blogspot.com

GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB)


Kedudukan benda saat t
s
t
= s
0 +
0
v . t + a . t
2

Kecepatan benda saat t
t
v =
0
v

+

a . t

t
v
2
=
0
v
2
+

2a . s
t

Keterangan:
s
t
= kedudukan benda selang waktu t (m)
s
0
= kedudukan awal benda (m)
v
t
= kecepatan benda saat t (m/s)
v
o
= kecepatan benda awal (m/s)
a = percepatan benda (m/s
2
)
t = waktu yang diperlukan (s)



GERAK JATUH BEBAS


Kedudukan saat t
s
t
= s
0 +
g . t
2

Kecepatan saat t
t
v = g . t
v
2
= 2 . g . h
Ketinggian benda (h)
h = g . t
2


Keterangan:
s
t
= kedudukan benda selang waktu t (m)
s
0
= kedudukan awal benda (m)
v
t
= v = kecepatan benda saat t (m/s)
t = waktu yang diperlukan (s)
g = percepatan gravitasi = 10 m/s



GERAK VERTIKAL KE ATAS


Ketinggian atau kedudukan benda (h)
s
t
= h =

0
v

. t -

g . t
2

Kecepatan benda (v
t
)
t
v

=
0
v -

g . t
v = v
0
2
2gh
Waktu untuk sampai ke puncak (t
p
)
t
p
=
g
v
0

Waktu untuk sampai kembali ke bawah (t)
t = 2t
p

http://pak-anang.blogspot.com

Tinggi maksimum (h
maks
)
h
maks
=

g
v
2
2
0


Keterangan:
s
t
= kedudukan benda selang waktu t (m)
s
0
= kedudukan awal benda (m)
v
t
= v = kecepatan benda saat t (m/s)
v
0
= kecepatan benda awal (m/s)
t = waktu yang diperlukan (s)
g = percepatan gravitasi = 9,8 m/s
2
atau 10 m/s
2


DINAMIKA GERAK LURUS


Hukum I Newton
F = 0
Hukum II Newton
a =
m
F

F = m

.

a
Hukum III Newton
F
aksi
= F
reaksi

Gaya berat (w)
W = m

.

g

Keterangan:
F = gaya yang berlaku pada benda (N atau kg m/s
2
)
W = gaya berat pada benda (N)
m = massa benda (kg)
a = percepatan benda (m/s
2
)
g = percepatan gravitasi = 9,8 m/s
2
atau 10 m/s
2




GAYA NORMAL DAN GAYA GESEK


Gaya normal pada lantai datar (N)
N = W = m . g
Gaya normal pada lantai datar dengan gaya bersudut
F
x
= F cos
F
y
= F sin
N = W F cos
Gaya normal pada bidang miring
N = W cos
Gaya gesek statis (f
s
)
f
s
=
s
. N
Gaya gesek kinetik (f
k
)
f
k
=
k
. N
http://pak-anang.blogspot.com

Keterangan:
F = gaya yang bekerja pada benda (N atau kg m/s
2
)
F
x
= gaya yang bekerja pada sumbu x (N atau kg m/s
2
)
F
y
= gaya yang bekerja pada sumbu y (N atau kg m/s
2
)
f
s
= gaya gesek statis (N)
f
k
= gaya gesek kinetik (N)
s
= koefisien gesek statis
k
= koefisien gesek kinetik



KATROL TETAP


Percepatan (a)
B A
A B
m m
W W
a
+

=
Tegangan (T)
B
B A
A
W
m m
m
T .
2
+
= dengan W
B
= m
B
g
A
B A
B
W
m m
m
T .
2
+
= dengan W
A
= m
A
g

Keterangan:
W
A
= gaya berat pada benda A (N)
W
B
= gaya berat pada benda B (N)
a = percepatan benda (m/s
2
)
m
A
= massa benda A (kg)
m
B
= massa benda B (kg)



GERAK PARABOLA


Benda dilempar horizontal dari puncak menara
Gerak pada sumbu x
x = v
ox
. t
Gerak pada sumbu y
v
y
= g . t
h =
2
1
g. t
2
t =
g
h 2

v
y
2

= 2 g h v
y
= gh 2
Kecepatan benda saat dilempar
v = gh v 2
2
0
+

Keterangan:
x = jarak jangkauan benda yang dilempar dari menara (m)
v
ox
= kecepatan awal pada sumbu x (m/s)
v
y
= kecepatan benda pada sumbu y (m/s)
http://pak-anang.blogspot.com

v = kecepatan benda saat dilempar (m/s)
v
0
= kecepatan awal (m/s)
h = tinggi (m)
g = percepatan gravitasi = 9,8 m/s
2
atau 10 m/s
2


Benda dilempar miring ke atas dengan sudut elevasi
Waktu yang ditempuh saat mencapai titik tertinggi (t
maks
)
t
maks
=
g
v
y 0
=
g
v sin
0
=
g
h 2

Tinggi maksimum (h
maks
)
h
maks
=
2
2
0
sin
2g
v

Waktu yang ditempuh saat mencapai titik terjauh
t
terjauh
= 2 t
maks
=
g
v
y 0
2
=
g
v sin 2
0
= 2
g
h 2

Jarak terjauh (x
maks
)
x
maks
=
g
v
2
0
sin 2

Koordinat titik tertinggi
E(x,y) = ( 2 sin
2
0
g
v
,
2
2
0
sin
2g
v
)
Perbandingan h
maks
dan x
maks

tan
4
1
=
maks
maks
x
h


Keterangan:
t
maks
= waktu yang ditempuh saat mencapai titik tertinggi (s)
t
terjauh
= waktu yang ditempuh saat mencapai titik terjauh (s)
v
0y
= kecepatan awal pada sumbu y (m/s)
v
0
= kecepatan awal (m/s)
h = tinggi (m)
h
maks
= tinggi maksimum (m)
x
maks
= jarak terjauh (m)
= sudut elevasi


GERAK MELINGKAR BERATURAN


Lintasan busur (s)
s = . R
Frekuensi (f)
f =
T
1

Periode (T)
T =
f
1

http://pak-anang.blogspot.com

Laju/kecepatan anguler ( )
=
T
2
= 2 f
Laju/kecepatan linear (v)
v = 2 f R
v = R
Percepatan sentripetal (a
sp
)
a
sp
R
R
v
2
2
= =
Gaya sentripetal (F
sp
)
F
sp
= m a = R m
R
v
m
2
2
=

Keterangan:
s = lintasan busur (rad.m)
= jarak benda pada lintasan (rad)
R = jari-jari lintasan (m)
f = frekuensi (Hezt)
T = periode (s)
v = laju/kecepatan linear (m/s)
= kecepatan sudut (rad/s)
a
sp
= percepatan sentripetal (m/s
2
)
F
sp
= gaya sentripetal (N)
m = massa benda (m)
a = percepatan linear (m/s
2
)



PADUAN DUA ATAU LEBIH GERAK MELINGKAR
BERATURAN


Perpaduan oleh tali (rantai)
2 1
1
2
2
1
v v
R
R
= =


Perpaduan oleh poros (as)
2
1
1
2
2 1
R
R
v
v
= =

Keterangan:

1
= kecepatan sudut poros pertama (rad/s)

2
= kecepatan sudut poros kedua (rad/s)
v
1
= kecepatan linear poros pertama (m/s)
v
2
= kecepatan linear poros kedua (m/s)
R
1
= jari-jari poros pertama (m)
R
2
= jari-jari poros kedua (m)






http://pak-anang.blogspot.com

GAYA GRAVITASI


Gaya gravitasi (F)
F =
2
R
mM
G
Percepatan gravitasi (g)
g
2
R
M
G =

Keterangan:
F = gaya gravitasi (N)
m = massa benda (kg)
M = massa bumi (kg)
R = jarak massa bumi dan massa benda (m)
G = tetapan gravitasi umum = 6,673 10
-11
Nm
2
. kg
-2




USAHA DAN ENERGI


Usaha (W)
W = F s cos
W = F s
Energi potensial gravitasi (E
p
)
E
p
= m g h
Usaha dan energi potensial gravitasi
W = E
p
= m g (h
2
h
1
) dengan h = h
2
h
1


Keterangan:
W = usaha (J atau kg m/s)
F = besar gaya yang digunakan untuk menarik benda (N)
s = jarak pergeseran atau perpindahan benda (m)
= sudut antara arah gaya dan arah perpindahan
E
p
= energi potensial gravitasi (J)
E
p
= perubahan energi gravitasi (J)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (10 m/s
2
)
h = ketinggian benda (m)
h
1
= ketinggian benda awal (m)
h
2
= ketinggian benda akhir (m)

Energi kinetik (E
k
)
E
k
=
2
1
m v
2

Usaha dan energi kinetik
W = E
k
=
2
1
m (v
2

2
v
1
2
)
Energi mekanik (E
m
)
E
m
= E
p
+ E
k
= = m . g . h

+
2
1
m.v
2


http://pak-anang.blogspot.com

Energi mekanik dalam medan gravitasi
E
m
= E
p
+ E
k
= konstan
Ep
1
+ Ek
1
= Ep
2
+ Ek
2


Keterangan:
E
p
= energi potensial (J)
E
k
= energi kinetik (J)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan benda (m/s)
w = usaha (J)
v
1
= kecepatan awal benda (m/s)
v
2
= kecepatan akhir benda (m/s)
E
m
= energi mekanik (J)
g = percepatan gravitasi
h = ketinggian benda (m)
Ep
1
= energi potensial awal (J)
Ep
1
= energi potensial akhir (J)
Ek
2
= energi kinetik awal (J)
Ek
1
= energi kinetik awal (J)
E
k
= perubahan energi kinetik (J)


Daya (P)
P =
t
E

=
t
W

=
t
s F

.
= F. v

Keterangan:
P = daya (J/s atau watt (W))
E = perubahan energi (J)
W = usaha (J)
F = gaya (N)
s = jarak (m)
v = kecepatan (m/s)
t = perubahan waktu (s)



MOMENTUM, IMPULS, DAN TUMBUKAN


Momentum (p)
p = m v
Impuls (I)
I = F t
Hubungan momentum dan impuls:
F t = m v

Keterangan:
p = momentum (kg m/s)
I = impuls (N/s)
F = gaya (N)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan (m/s)
t = perubahan waktu (s)


http://pak-anang.blogspot.com

Hukum kekekalan momentum:

p = tetap/konstan
,
2 2
,
1 1 2 2 1 1
. . . . v m v m v m v m + = +
Koefisien restitusi (e) tumbukan:
e =
2 1
,
2
,
1
v v
v v


Hukum kekekalan energi kinetik:
k
E =

'
k
E
2 '
2 2
2 '
1 1
2
2 2
2
1 1
.
2
1
.
2
1
.
2
1
.
2
1
v m v m v m v m + = +

Keterangan:
E
k
= energi kinetik sebelum tumbukan (J)
E
k
= energi kinetik sesudah tumbukan (J)
p = momentum sebelum tumbukan (kg m/s)
p = momentum sesudah tumbukan (kg m/s)
m
1
= massa benda 1 sebelum tumbukan (kg)
m
2
= massa benda 2 sebelum tumbukan (kg)
m
1
= massa benda 1 sesudah tumbukan (kg)
m
2
= massa benda 2 sesudah tumbukan (kg)
v
1
= kecepatan benda 1 sebelum tumbukan (m/s)
v
2
= kecepatan benda 2 sebelum tumbukan (m/s)
v
1
= kecepatan benda 1 sesudah tumbukan (m/s)
v
2
= kecepatan benda 2 sesudah tumbukan (m/s)
e = koefisien restitusi

Tumbukan lenting sempurana
e = 1
v = v
p = p
E
k
= E
k

Tumbukan lenting sebagian
0 < e < 1
v v
p = p
E
k
> E
k

Tumbukan tidak lenting sama sekali
e = 0
m
1
v
1
+ m
2
v
2
= (m
1
+ m
2
) v

Keterangan:
v = kecepatan benda setelah tumbukan (m/s)

Prinsip kerja roket sebelum mesin dihidupkan
p = m v = (m
1
+ m
2
) v = 0 karena v = 0
Prinsip kerja roket sesudah mesin dihidupkan
p = m
1
v
1
+ m
2
v
2


Keterangan:
v = kecepatan benda sebelum mesin dihidupkan (m/s)
v = kecepatan benda sesudah mesin dihidupkan (m/s)


http://pak-anang.blogspot.com

ELASTISITAS



Tegangan ()
=
A
F


Keterangan:
= tegangan (N.m
-2
)
F = gaya (N)
A = luas penampang benda (m
2
)

Regangan ()
=
0
L
L


Keterangan:
= regangan (m)
L = perubahan panjang benda (m)
L
0
= panjang awal benda (m)


Modulus Young (Y)
Y = / =
0
L A
L F

Hukum Hooke
F = k. x

Energi potensial pegas (E
p
)
E
p
=
2
1
k (x)

Keterangan:
F = gaya pada pegas (N)
E
p
= energi potensial pegas (J)
k = konstanta pegas
x = perubahan panjang pegas (m)



FLUIDA TAK BERGERAK


Massa jenis ( )
=
V
m

Berat jenis (S)
S = g

Keterangan:
= massa jenis benda (kg/m
3
)
http://pak-anang.blogspot.com

m = massa benda (kg)
V = volume benda (kg)
S = berat jenis benda (kg/m
2
s
2
)
g = percepatan gravitasi (m/s
2
)

Tekanan (P)
P
A
F
=
Tekanan pada fluida tak bergerak:
P
h
= .g.h

Keterangan:
P
h
= tekanan hidrostatis (pascal atau N/m
2
)
F = gaya permukaan (N)
A = luas permukaan benda (m
2
)
= massa jenis (kg/m
3
)
h = jarak antara titik dengan permukaan zat cair (m)

Hukum utama hidrostatis:
h g P P P P
C B A
. .
0
+ = = =

Keterangan:
P
A
= tekanan hidrostatis di titik A (pascal (pa) atau N/m
2
)
P
B
= tekanan hidrostatis di titik B (pascal (pa))
P
c
= tekanan hidrostatis di titik C (pascal (pa))
P
0
= tekanan udara luar (pascal (pa))
1 atm = 1,01 x 10
5
pa


Hukum Pascal
2 1
P P =
2
2
1
1
A
F
A
F
=

Keterangan:
P
1
= tekanan hidrostatis di daerah 1 (pa)
P
2
= tekanan hidrostatis di daerah 2 (pa)
F
1
= gaya permukaan daerah 1 (N)
F
2
= gaya permukaan daerah 2 (N)
A
1
= luas permukaan penampang 1 (m
2
)
A
2
= luas permukaan penampang 2 (m
2
)

Hukum Archimedes
F
A
=
f f
V g. .

Keterangan:
F
A
= gaya archimedes (N)

f
= massa jenis cair (kg/m
3
)
g = percepatan gravitasi (m/s
2
)
V
f
= volume benda yang tercelup (m
3
)




http://pak-anang.blogspot.com

Tegangan permukaan ()
=
l
F


Keterangan:
= tegangan permukaan (N/m)
F = gaya permukaan (N)
l = panjang (m)

Sudut kontak pada meniskus cekung:
F
adhesi
> F
kohesi
dan sudut kontak < 90 (runcing)
Sudut kontak pada meniskus cembung:
F
adhesi
< F
kohesi
dan sudut kontak > 90 (tumpul)

Kapilaritas
r g
y
. .
cos 2


=

Keterangan:
y = tinggi cairan dalam pipa kapiler (m)
= tegangan permukaan (N/m)
= massa jenis cairan (kg/m
3
)
= sudut kontak
g = percepatan gravitasi (m/s
2
)
r = jari-jari pipa kapiler (m)

Viskositas (f)
v r f =

Keterangan:
f = gaya geser oleh fluida terhadap bola (N)
= koefisien viskositas
r = jari-jari bola (m)
v = kecepatan bola dalam fluida (m/s)



FLUIDA BERGERAK


Debit fluida (Q)
Q =
t
V
= A v

Keterangan:
Q = debit fluida (m
3
/s)
V = volume fluida (m
3
)
t = waktu fluida mengalir (s)
A = luas penampang (m
2
)
v = kecepatan fluida (m/s)

Persamaan kontinuitas
A.v = konstan
A
1
.v
1
= A
2
.v
2

http://pak-anang.blogspot.com

Keterangan:
A
1
= luas penampang di daerah 1 (m
2
)
A
2
= luas penampang di daerah 2 (m
2
)
v
1
= kecepatan fluida di daerah 1 (m/s)
v
2
= kecepatan fluida di daerah 2 (m/s)

Hukum Bernoulli
P + .g.h + .v
2
= konstan
P
1
+ .g.h
1
+ .v
1
2
= P
2
+ .g.h
2
+ .v
2
2


Keterangan:
P
1
= tekanan fluida di daerah 1 (pa)
P
2
= tekanan fluida di daerah 2 (pa)
h
1
= tinggi pada daerah 1 (m)
h
2
= tinggi pada daerah 2 (m)
v
1
= kecepatan fluida pada daerah 1 (m/s)
v
2
= kecepatan fluida pada daerah 2 (m/s)

Kecepatan fluida pada tabung venturi
1
2
2
2
1
1

=
A
A
gh
v

Keterangan:
v
1
= kecepatan fluida yang masuk ke tabung venturi (m/s)
A
1
= luas penampang pada bagian 1 (m
2
)
A
2
= luas penampang pada bagian 2 (m
2
)
h = selisih tinggi fluida pada tabung venturi (m)

Kecepatan fluida pada tabung pitot:


'
. . 2 h g
v =

Keterangan:
v = kecepatan fluida pada tabung pitot (m/s)
h = selisih tinggi fluida (m)
= massa jenis fluida (kg/m
3
)
= massa jenis fluida di dalam cairan manometer (kg/m
3
)


Gaya angkat pesat
) (
2
1
2
1
2
2 2 1
v v A F F =

Keterangan:
F
1
= gaya angkat di bawah sayap (N)
F
2
= gaya angkat di atas sayap (N)
= massa jenis fluida (udara) (kg/m
3
)
v
1
= kecepatan fluida di bawah sayap (m/s)
v
2
= kecepatan fluida di atas sayap (m/s)



http://pak-anang.blogspot.com

GERAK TRANSLASI


Persamaan posisi r atau vektor posisi r:
r

= x i + y j
Vektor perpindahan (r):
r

= x i +y j dengan x = x
2
x
1
dan
y = y
2
y
1

Vektor kecepatan ( v

):
t
r
v
t

0
lim =
dt
r d

=
dt
dx
i +
dt
dy
j =
x
v i +
y
v j
dengan | v

|=
2 2
y x
v v + dan arahnya tan =
x
y
v
v

Vektor percepatan ( a

):
dt
v d
dt
v d
t
v
a
x
t

= =

=
0
lim i +
dt
dv
y
j =
x
a i +
y
a j
dengan | a

| =
2 2
y x
a a + dan arahnya tan =
x
y
a
a

Persamaan gerak translasi:
0
. v t a dt a v
dt
v d
a + = = =




+ = = = dt v t a dt v r
dt
r d
v ) . (
0


0 0
2
. .
2
1
r t v t a + + =



Keterangan:
r
0
= jarak awal kedudukan benda (m)
r = perpindahan benda (m)
v
0
= kecepatan awal (m/s)
v = kecepatan setelah t (m/s)
a = percepatan gerak benda (m/s
2
)
t = waktu (s)


GERAK ROTASI


Kecepatan sudut rata-rata (
r
)
r
= tan =
t


Kecepatan sudut sesaat ( ):
0
lim


= =


t
d
t dt

Percepatan sudut rata-rata:
t
r

=


Percepatan sudut sesaat:
2
2
0
lim


= =

t
d d
dt dt

http://pak-anang.blogspot.com

Keterangan:
r
= kecepatan sudut atau anguler rata-rata (rad/s)
= kecepatan sudut (rad/s)
r
= percepatan sudut rata-rata (rad/s
2
)
= percepatan sudut (rad/s)
= sudut elevasi
= perubahan jarak benda pada lintasan (rad)
= perubahan kecepatan sudut benda (rad/s)
t = perubahan waktu (s)


Kecepatan sudut ( ):
= .t +
0

Jarak ():
=
2
t +
0
t +
0

Kecepatan linear (v):
v = R
Percepatan linear (a):
a = R

Keterangan:

0
= kedudukan awal benda (rad)
0
= kecepatan sudut awal (rad/s)
R = jari-jari lintasan (m)

Momen gaya ( ):
= F R = R .F sin
Momen inersia (I):
I = m R
2

Momentum sudut ( L ):
= L m R
2
= I .
Hubungan momen gaya dan percepatan sudut:
= I . S
Energi kinetik gerak rotasi (E
k
)
E
k
= m .
2
v = m.R
2

2
= I.
2


Keterangan:
= momen gaya (Nm)
R = jari-jari lintasan (m)
F = gaya yang bekerja pada benda (N)
= sudut elevasi
I = momen inersia (kg m
2
)
L = momentum sudut (kg m/s
2
)
S = panjang lintasan (rad)
E
k
= energi kinetik gerak rotasi (joule)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan linear (m/s)


Hukum kekekalan momentum anguler/sudut:

. I = konstan

2 2 1 1
. . I I + = 2
'
2
'
1 1
. . I I +

http://pak-anang.blogspot.com

Keterangan:
I
1
= momen inersia awal benda 1 (kg m
2
)
I
2
= momen inersia awal benda 2 (kg m
2
)

1
= kecepatan sudut awal benda 1 (rad/s)

2
= kecepatan sudut awal benda 2 (rad/s)

1
= kecepatan sudut akhir benda 1 (rad/s)

2
= kecepatan sudut akhir benda 2 (rad/s)



KESEIMBANGAN BENDA TEGAR


Keseimbangan partikel, syaratnya:

= 0
x
F dan

= 0
y
F
Titik tangkap gaya resulton (x
o
, y
o
):
y
i yi
R
x F
x

=
.
0
, dengan R
y
= F
yi
x
i xi
R
y F
y

=
.
0
, dengan R
x
= F
xi

Syarat keseimbangan benda tegar memiliki: keseimbangan translasi: F
x
= 0 dan F
y
= 0
juga keseimbangan rotasi: = 0 dengan = F
Titik berat benda tegar Z(x
o
, y
o
):

=
i
i
w
x w
x
.
1
0
dan

=
i
i
w
y w
y
.
1
0
, dengan w = berat benda

Keterangan:
F
x
= gaya yang bekerja pada sumbu x (N)
F
y
= gaya yang bekerja pada sumbu y (N)



GETARAN PADA BANDUL SEDERHANA


Periode getaran (T)
T = 2
g
l

Frekuensi getaran (f)
f =
T
1
=
l
g
2
1

Fase getaran ():
=
T
t

Sudut fase ():
= 2
T
t





http://pak-anang.blogspot.com

Keterangan:
T = periode getaran (s)
f = frekuensi getaran (s)
g = percepatan gravitasi (m/s
2
)
l = panjang tali bandul (m)
= fase getaran
t = waktu getaran (s)


GETARAN PEGAS


Gaya pada pegas (F)
F = k y
Konstanta pegas (k)
k = m
2

Periode pegas (T)
T =
k
m
2
Frekuensi pegas (f)
f =
m
k
2
1


Keterangan:
F = gaya yang bekerja pada pegas (N)
k = konstanta pegas (N/m)
m = massa benda (kg)
= kecepatan sudut (rad/s)



GERAK HARMONIS


Persamaan simpangan gerak harmonis:
)
2
sin(
0

+ =
T
t
A y = ) sin(
0
+ t A
Fase ( )
=
T
t

Persamaan kecepatan gerak harmonis:
dt
dy
v =

= A cos ( t +
0
) atau
v =
2 2
y A
Persamaan percepatan gerak harmonis:
a

=
dt
dv
= - A
2
sin ( t +
0
) atau
a = y .
. 2


Paduan dua simpangan dua gerak harmonis:
y = 2 A sin (f
1
+ f
2
) t cos (f
1
+ f
2)
t
http://pak-anang.blogspot.com

Energi mekanik gerak harmonis:
E
m
= E
p
+ E
k
= m
2
A = k A
2

= 2
2
m
2
f
2
A
2

dengan E
p
= k.y
2
= k A
2
sin
2
t
E
k
= m.v
2
= k A
2
cos
2
t


Keterangan:
y = simpangan (m)
v = kecepatan (m/s)
a = percepatan (m/s
2
)
A = amplitudo (m)
= kecepatan sudut (rad/s)
t = waktu (s)
= fase
= sudut fase
E
p
= energi potensial (J)
E
k
= energi kinetik (J)
E
m
= energi mekanik (J)



GELOMBANG


Cepat rambat gelombang (v)

. f
T
v = =

Keterangan:
v = cepat rambat gelombang (m/s)
= panjang gelombang (m)
f = frekuensi gelombang (Hezt)
T = periode (s)

Pembiasan gelombang
1
2
2
1
sin
sin
n
n
v
v
r
i
= =

Keterangan:
i = sudut datang
r = sudut bias
v
1
= cepat rambat gelombang pada medium 1 (m/s)
v
2
= cepat rambat gelombang pada medium 2 (m/s)
n
1
= indeks bias medium 1
n
2
=

indeks bias medium

2

Indeks bias suatu medium
r
i
v
c
n
sin
sin
0
= = =






http://pak-anang.blogspot.com

Keterangan:
c = cepat rambat gelombang dalam ruang hampa udara (m/s)
v = cepat rambat gelombang dalam medium (m/s)

0
= panjang gelombang dalam ruang hampa (m)


= panjang gelombang dalam medium (m)

Jarak simpul ke perut (s p)
s p =
4



Keterangan:
s p = jarak simpul ke perut gelombang (m)
= panjang gelombang (m)



BUNYI SEBAGAI GELOMBANG


Hubungan intensitas bunyi dan jaraknya terhadap sumber bunyi:
2
1
2
2
2
1
R
R
I
I
= dengan
2
1
1
4
1
R
P
A
P
I
L

= = dan

2
2
2
4
2
R
P
A
P
I
L

= =

Keterangan:
I
1
= intensitas bunyi pertama (W/m
2
)
I
2
= intensitas bunyi kedua (W/m
2
)
R
1
= jarak sumber bunyi pertama dengan pendengar (m)
R
2
= jarak sumber bunyi kedua dengan pendengar (m)

Taraf intensitas bunyi (TI)
TI = 10 log
0
I
I


Keterangan:
TI = taraf intensitas bunyi (desibel atau dB)
I
0
= intensitas bunyi sebuah benda (W/m
2
)
I = intensitas bunyi sejumlah benda (W/m
2
)

Frekuensi layangan (f)
f = f
1
f
2


Keterangan:
f
1
= frekuensi gelombang pertama (Hezt atau Hz)
f
2
= frekuensi gelombang kedua (Hz)

Efek Doppler
f
p
=
s
s
p
f
v v
v v




http://pak-anang.blogspot.com

Keterangan:
f
p
= frekuensi yang terdengar oleh pendengar (Hz)
f
s
= frekuensi sumber bunyi (Hz)
v = kecepatan bunyi di udara (m/s)
v
p
= kecepatan pendengar (m/s) positif jika pendengar mendekati sumber bunyi
v
s
= kecepatan sumber bunyi (m/s) positif jika sumber bunyi menjauhi pendengar



GELOMBANG MEKANIS


Simpangan pada gelombang berjalan
y = A sin 2 ) (
v
x
t f
Simpangan gelombang stasioner dari getaran dawai
y = 2A sin

x 2
cos 2 f t

Keterangan:
x = jarak tiap titik (m)
v = kecepatan gelombang (m/s)
A = amplitudo (m)
= panjang gelombang (m)


Cepat rambat gelombang transversal dalam dawai (hukum Marsene)

F
v =

Keterangan:
F = gaya tegangan dawai (N)
= massa tali per satuan panjang (kg/m)
v = kecepatan gelombang (m/s)


Daya yang dirambatkan oleh gelombang
2 2 2
2 2 2
2
2
A f v
t
A f m
t
E
P

= = =
Intensitas gelombang:
2 2 2
2 2
2
2
A f v
A
A v
A
P
I
L L


= = =

Keterangan:
P = daya yang dirambatkan gelombang (watt)
E = energi yang dirambatkan gelombang (J)
= massa jenis tali (kg/m
3
)
A = amplitudo (m)
A
L
= luas penampang (m
2
)
I = intensitas gelombang (W/m
2
)



http://pak-anang.blogspot.com

SUHU


Perbandingan skala antara termometer X dengan termometer Y:
0
0
0
0
Y Y
Y Y
X X
X X
t t



Keterangan:
X = suhu yang ditunjukkan termometer x
X
0
= titik tetap bawah termometer x
X
t
= titik tetap atas termometer x
Y = suhu yang ditunjukkan termometer y
Y
0
= titik tetap bawah termometer y
Y
t
= titik tetap atas termometer y

Muai panjang
t L
L

=
.
0
L
t
= L
0
(1 + . t)

Keterangan:
= koefisien muai panjang (K
-1
)
L = L
t
L
0
= perubahan panjang (m)
t = perubahan suhu (K)

Muai luas
t A
A

=
.
0
= 2 A
t
=A ( 1 + . t)

Keterangan:
= koefisien muai luas (K
-1
) = 2
A =A
t
A
0
= perubahan luas (m
2
)
t = perubahan suhu (K)

Muai volume
t V
V

=
.
0
V
t
= V ( 1 + . t)

Keterangan:
= koefisien muai volume (K
-1
) = 3
V = Vt V
0
= perubahan volume (m
3
)
t = perubahan suhu (K)

Kalor jenis (c)
c =
T m
Q
.


Keterangan:
c = kalor jenis (J . kg
-1
. K
-1
)
T = perubahan suhu (K)
Q = kalor (J)



http://pak-anang.blogspot.com

Kapasitas kalor (C)
C =
T
Q

= m.c

Keterangan:
C = kapasitas kalor (J/T)

Azaz Black
Q
lepas
= Q
terima


Kalor lebur/beku
L
f
=
m
Q


Keterangan:
L
f
= kalor lebur/beku (J.kg
-1
)
Q = kalor (J)
m = massa benda (kg)

Kalor uap/didih
L
u
=
m
Q


Keterangan:
L
u
= kalor uap/didih (J.Kg
-1
)
Q = kalor (J)
m = massa benda (kg)



PERPINDAHAN KALOR


Besarnya kalor pada peristiwa konduksi:
H = k.A.T/

Keterangan:
H = kalor yang merambat pada medium (J)
k = koefisien konduksi termal (J s
-1
m
-1
K
-1
)
= panjang medium (m)
A = luas penampang medium (m
2
)
T = perbedaan suhu ujung-ujung medium (K)


Besarnya kalor pada peristiwa konveksi:
H = h.A.T

Keterangan:
H = kalor yang merambat pada medium (J)
h = koefisien konduksi termal (J s
-1
m
-2
K
-1
)
A= luas penampang medium (m
2
)
T = perbedaan suhu ujung-ujung medium (K)



http://pak-anang.blogspot.com

Energi pada peristiwa radiasi (berlaku hukum Stefan):
E = T
4

jika permukaannya tidak hitam sempurna:
E = e. T
4

sementara energi yang dipancarkan ke lingkungan:
E = e. (T
4
- T
0
4
)

Keterangan:
= konstanta Stefan (5,675 . 10
-8
W.m
-2
.K
-1
)
T = suhu (K)
e = emisivitas permukaan (0 < e <1)
T
0
= suhu sekitar atau suhu lingkungan



TEORI KINETIK GAS


Tekanan gas dalam ruang tertutup:
N
pV
E E
V
N
p
k k
2
3
.
3
2
= =

Keterangan:
p = tekanan gas (pa)
E
k
= energi kinetik gas (joule)
N = jumlah gas
V = volume (m
3
)

Hukum Boyle:
p.V = konstan
Hukum Gay Lussac:
V = K .T
Hukum Boyle-Gay Lussac
p .V = K .T
atau
p .V = N . k . T
Persamaan gas ideal:
p .V = n . R . T
dengan n
N
N
=
0


Keterangan:
K = konstanta
p = tekanan (pa atau N/m
2
)
T = suhu (K)
V = volume (m
3
)
N
0
= bilangan Avogadro = 6,025.10
26
k mol
-1

R = konstanta gas umum = 8,31.10
3
J.mol
-1
.K
-1

k = tetapan Boltzman = 1,38.10
-23
JK
-1

n = jumlah zat (mol)





http://pak-anang.blogspot.com

Hubungan suhu mutlak dan energi kinetik partikel:
k k
E
k
T kT E
3
2
2
3
= =
Energi dalam untuk gas monoatomik:
U = E
k
=
2
3
NkT
Energi dalam untuk gas diatomik pada suhu rendah:
U = E
k
=
2
3
NkT
Energi dalam untuk gas diatomik pada suhu sedang:
U = E
k
=
2
5
NkT
Energi dalam untuk gas diatomik pada suhu tinggi:
U = E
k
=
2
7
NkT

Keterangan:
U = energi dalam (J)
E
k
= energi kinetik (J)
N = jumlah gas
T = suhu (K)
V = volume (m
3
)



TERMODINAMIKA


Usaha oleh lingkungan terhadap sistem (W):
W = p.V

Keterangan:
W = usaha luar (J)
p = tekanan (pa)
V = perubahan volume (m
3
)

Proses isothermal:
T = konstan p.V = konstan
W = 2,3 . n RT log
1
2
V
V

Proses isokhorik:
V = konstan
T
p
= konstan
W = 0
Proses isobarik:
p = konstan
T
V
= konstan
W = p (V
2
V
1
)
Proses adiabatik:
pV = konstan
W = n C
v
(T
2
T
1
) = n .C
v
.T
http://pak-anang.blogspot.com


Keterangan:
W = usaha luar/kerja (J)
n = jumlah zat (mol)
R = konstanta gas umum = 8,31.10
3
J.mol
-1
.K
-1

T = suhu (K)
T = perubahan suhu (K)
V
1
= volume awal (m
3
)
V
2
= volume akhir (m
3
)
C
v
= kapasitas kalor pada volume konstan (J/K)

Kalor yang diberikan pada suatu sistem:
Q = W + U

Keterangan:
Q = kalor yang diserap/dilepas sistem (J)
U = perubahan energi dalam sistem (J)
W = usaha luar/kerja (J)


Kapasitas kalor gas (C):
C =
T
Q

= konstan
C =
T
W
T
U
T
W U

+


Keterangan:
C = kapasitas kalor gas (J/K)
Q = perubahan kalor (J)
T = perubahan suhu (K)
U = perubahan energi dalam (J)


Kapasitas kalor gas pada volume tetap (C
V
):
C
v
=
v
T
U


Kapasitas kalor gas pada tekanan tetap (C
p
):
C
p
= C
v
+ n R
=
v
p
C
C


Keterangan:
C
v
= kapasitas kalor gas pada volume tetap (J/K)
C
p
= kapasitas kalor gas pada tekanan tetap (J/K)
= tetapan/konstanta Laplace
n = jumlah zat (mol)
R = konstanta gas umum = 8,31.10
3
J.mol
-1
.K
-1

Tetapan Laplace () untuk gas ideal monoatomik: = 1,67
Tetapan Laplace () untuk gas ideal diatomik: = 1,40






http://pak-anang.blogspot.com

Usaha yang dilakukan pada gas dalam siklus Carnot:
W = Q
1
- Q
2

2
1
Q
Q
=
2
1
T
T

Persamaan umum efisiensi mesin ( ):
% 100
1
=
Q
W

Efisiensi mesin Carnot:
% 100 1
1
2

=
Q
Q

% 100 1
1
2

=
T
T

dengan 0 < < 1

Koefisien daya guna (K) pada mesin pendingin Carnot:
K =
W
Q
2
=
2 1
2
Q Q
Q

=
2 1
2
T T
T



Keterangan:
W = usaha atau kerja mesin (J)
Q
1
= kalor yang diserap pada suhu tinggi (J)
Q
2
= kalor yang diserap paa suhu rendah (J)
T
1
= suhu tinggi (K)
T
2
= suhu rendah (K)
= efisiensi mesin (%)
K = koefisien daya guna



LISTRIK STATIS


Gaya Coulomb antara dua benda yang bermuatan listrik
F
c
= k
2
2 1
.
r
q q


Keterangan:
F
c
= gaya Coulomb (N)
q
1
, q
2
= muatan listrik (C)
r = jarak kedua muatan (m)
k =
0
4
1

= 9.10
9
Nm
2
/C
2



Resultan gaya Coulomb pada suatu titik bermuatan
...
3 2 1
+ + + = F F F F
R

=
=
n
i
i
i
r
q
kq F
1
2



http://pak-anang.blogspot.com

Keterangan:
F = gaya Coulomb (N)
q = muatan yang ditinjau (C)
q
i
= muatan-muatan yang berinteraksi dengan q (C)
r
i
= jarak masing-masing muatan yang berinteraksi dengan q terhadap muatan q (m)
= tanda (+) dan (-) menunjukkan tanda arah, bukan pada jenis muatan yang berinteraksi
dengan q


Kuat medan listrik (E)
E =
2
r
q
k
q
F
C
=

Keterangan:
E = kuat medan listrik (NC
-1
)
F
C
= gaya Coulomb (N)
q = muatan listrik (C)
r = jarak antara titik dengan muatan listrik (m)


Total garis gaya listrik yang menembus suatu permukaan
= E A cos =
0

q


Keterangan:
= jumlah total garis gaya yang menembus suatu permukaan
E = kuat medan listrik (N/C)
A = luas permukaan (m
2
)
= sudut antara E dan A
q = besar muatan listrik (C)

0 =
8,85 10
-12
C
2
N
-1
m
-2



Beda energi potensial (E
p
) antara dua titik dalam medan listrik homogen
E
p
= F
C
. s cos

Keterangan:
E
p
= beda energi potensial (J)
F
c
= gaya Coulomb (N)
= sudut antara F
C
dengan s
s = jarak antara kedua titik (m)


Untuk membawa muatan q
2
ke titik lain didekat muatan q
1
yang berjarak r dari muatan itu
diperlukan energi sebesar:
W = E
p
= k.
r
q q
2 1
.


Keterangan:
W = energi (J)





http://pak-anang.blogspot.com

Kuat medan listrik homogen yang terdapat di antara dua plat sejajar bermuatan
E =
0



Keterangan:
E = kuat medan listrik
= kerapatan muatan (jumlah muatan per satuan luas permukaan)

0
=

8,85 10
-12
C
2
N
-1
m
-2



Beda potensial (V) antara dua titik dalam medan listrik homogen
V =
q
E
p

= -E s cos

Keterangan:
s = jarak antara dua titik (m)


Kapasitas kapasitor (C)
C =
V
q


Keterangan:
C = kapasitas kapasitor (farad)
q = muatan listrik (C)
V = tegangan listrik (volt)


Kapasitas kapasitor keping sejajar:
C =
d
A


Keterangan:
= permitivitas dialektrik
A = luas penampang (m
2
)
d = jarak kedua keping (m)

Kapasitas kapasitor susunan seri:
n s
C C C C C
1
...
1 1 1 1
3 2 1
+ + + + =
Kapasitas kapasitor susunan paralel:
C
P
= C
1
+ C
2
+ C
3
+ + C
n

Energi yang tersimpan dalam kapasitor:
W = =
C
q
2
q.V = CV
2


Keterangan:
W = energi kapasitor (J)
q = muatan listrik (C)
V = tegangan listrik (volt)
C = kapasitas kapasitor (farad)
C
s
= kapasitas kapasitor susunan seri (farad)
C
p
= kapasitas kapasitor susunan pararel (farad)
http://pak-anang.blogspot.com

RANGKAIAN ARUS LISTRIK SEARAH


Kuat arus listrik (I)
I =
t
q
=
t
e n


Keterangan:
I = kuat arus listrik (Cs
-1
atau ampere (A))
q = muatan listrik (C)
t = waktu yang dibutuhkan untuk menghantarkan arus listrik (s)
n = jumlah elektron
e = muatan elektron = 1,6 . 10
-19
C


Hukum Ohm
V = I R

Keterangan:
V = tegangan listrik (volt)
I = kuat arus (ampere)
R = hambatan ( = ohm)


Hambatan (R) pada suatu penghantar
R =
A
L


Keterangan:
R = hambatan penghantar ( = ohm)
L = panjang penghantar (m)
A = luas penampang penghantar (m
2
)
= hambat jenis bahan (Ohm . m)

Hukum Kirchoff I
I
masuk
= I
keluar

Hukum Kirchoff II
E + I R = 0

Keterangan:
I = arus masuk (A)
E = tegangan listrik (volt)
R = hambatan listrik (ohm)

Hambatan listrik susunan seri (R
s
)
R
s
= R
1
+ R
2
+ + R
n

Hambatan listrik susunan pararel (R
p
)
n p
R R R R
1
...
1 1 1
2 1
+ + + =
Tegangan listrik susunan seri (E
s
)
E
s
= E
1
+E
2
+ + E
n
I =
nr R
E n
+
.


http://pak-anang.blogspot.com

Tegangan listrik susunan pararel (E
p
)
E
p
= E
I =
n
r
R
E n
+
.


Keterangan:
I = arus listrik (A)
E = tegangan listrik (volt)
n = banyaknya sumber tegangan seri
r = hambatan dalam masing-masing sumber (ohm)
R = hambatan listrik (ohm)

Energi listrik (W):
W = q V = I
2
R t
Daya listrik (P):
P =
t
W
= I
2
.R = =
R
V
2
V.I

Keterangan:
W = energi listrik (J)
P = daya listrik (watt)
t = waktu (s)
I = arus listrik (A)
R = hambatan listrik (ohm)
V = tegangan listrik (volt)



INDUKSI MAGNETIK


Induksi magnetik (B):
B =
A



Keterangan:
B = induksi magnetik (weber/m
2
atau tesla)
= fluks magnetik (weber)
A = luas penampang (m
2
)

Induksi magnetik pada kawat lurus panjang (B)
B =
a
I

2
0


Keterangan:
B = medan magnetik (weber/m
2
atau tesla)
I = kuat arus listrik (ampere)
a = jarak dari suatu titik ke penghantar

0
= permeabilitas ruang hampa = 4 .10
-7
weber/ampere.meter




http://pak-anang.blogspot.com

Induksi magnetik pada kawat melingkar berarus (B)
B =
r
N I
2
0

=
L
N I
0


Induksi magnetik pada selenoida di pusat:
B = I n
0
dengan n =
l
N


Keterangan:
N = jumlah lilitan
r = jari-jari lingkaran (m)
L = panjang selenoida (m)
n = jumlah lilitan per panjang selenoida

Induksi magnetik pada selenoida di ujung kumparan:
B =
2
0
n I

Induksi magnetik pada toroida:
B =
R
N I

2
0
atau B =
a
N I

2
0
dengan a =
2
r R +

Gaya Lorentz pada kawat berarus dalam medan magnet:
F = B I L sin
Gaya Lorenzt dengan muatan bergerak dalam medan magnet:
F = B q v sin

Keterangan:
F = gaya Lorenzt (N)
B = medan magnetik (tesla atau T)
I = arus listrik (A)
q = muatan listrik (C)
v = kecepatan gerak muatan (m/s)
= sudut antara B dan I
= sudut antara B dan v
R = jari-jari toroida (m)


Gaya Lorenzt pada dua kawat sejajar
F =
a
L I I

2
2 1 0

Momen kopel (M)
M = N A B I sin

Keterangan:
I
1
= kuat arus listrik pada kawat pertama (A)
I
2
= kuat arus listrik pada kawat kedua (A)
L = panjang kawat (m)
a = jarak antara dua kawat (m)
M = momen kopel (Nm)
N = jumlah lilitan
A = luas penampang kumparan (m
2
)
B = medan magnetik (T)
I = kuat arus (A)
= sudut antara bidang normal dengan medan magnet


http://pak-anang.blogspot.com

Permeabilitas relatif suatu bahan

r =
0


Kuat medan magnet dengan inti besi
B =
r
B
0

Keterangan:

r
= permeabilitas relatif

0
= permeabilitas ruang hampa

r
= permeabilitas bahan
B = kuat medan magnet dengan inti besi (feromagnetik:
r
>1)
B
0
=

kuat medan magnet tanpa inti besi (udara)




INDUKSI ELEKTROMAGNETIK


GGL induksi ( ) menurut hukum Faraday
=
t
N


GGL induksi diri menurut hukum Henry
= L
t
I


Fluks magnetik ( )
= B A cos

Keterangan:
= GGL induksi (volt atau V)
N = jumlah kumparan
= fluks magnetik (Wb)
I = perubahan arus listrik (A)
t = perubahan waktu (s)
B = medan magnet (T)
A = luas penampang (m
2
)
= sudut antara medan magnet dan permukaan datar penampang

Induktansi diri (L)
L = N
I

atau
L =
l
A N
2
0


Energi yang tersimpan dalam induktor (W)
W = L.I
2

Induktansi silang (induktansi bersama):
M =
l
A N N
2 1 0


GGL induksi pada generator ( ):

maks
= N B A
=
maks
sin t
sementara kuat arus (I):
I
maks
= I
max
sin t

http://pak-anang.blogspot.com

Keterangan:
L = induktansi diri (henry atau H)
= fluks magnet (Wb)
N = jumlah kumparan
I = kuat arus listrik (A)
l = panjang selenoida (m)
0
= permeabilitas udara = 4
7
10 Wb m/A
W = energi yang tersimpan dalam induktor (J)
M = induktansi silang (henry)
N
1
= jumlah lilitan pada selenoida pertama
N
2
= jumlah lilitan pada selenoida kedua
A = luas penampang selenoida (m
2
)
B = medan magnet (T)
= kecepatan sudut (rad/s)
t = waktu (s)



TRANSFORMATOR (TRAFO)


Besaran daya pada kumparan primer:
P
p
= V
p
. I
p
= N
p
. I
p

Besaran daya pada kumparan sekunder:
P
s
= V
s
. I
s
= N
s
. I
s

Daya yang hilang:
P
hilang
= P
p
P
s

Hubungan antara besaran-besaran pada kumparan primer dan kumparan sekunder:
p
s
p
s
N
N
V
V
= dan
p
s
S
P
N
N
I
I
=
Efisiensi transformator:
% 100 =
p
s
P
P


Keterangan:
P
p
= daya pada kumparan primer (watt)
P
s
= daya pada kumparan sekunder (watt)
V
p
= tegangan listrik pada kumparan primer (V)
V
s
= tegangan listrik pada kumparan sekunder (V)
I
p
= kuat arus pada kumparan primer (A)
I
s
= kuat arus pada kumparan sekunder (A)
N
p
= jumlah lilitan pada kumparan primer
N
s
= jumlah lilitan pada kumparan sekunder
= efisiensi transformator (%)


ARUS DAN TEGANGAN BOLAK-BALIK


Nilai sesaat
I = I
maks
sin t
V = V
maks
sin ( t )

http://pak-anang.blogspot.com

Keterangan:
I = arus listrik (A)
I
maks
= arus listrik maksimum (A)
V = tegangan listrik (V)
V
maks
= tegangan listrik maksimum (A)
= kecepatan sudut (rad/s)
t = waktu (s)


Nilai efektif
maks
maks
ef
I
I
I . 707 , 0
2
= =
maks
maks
ef
V
V
V . 707 , 0
2
= =

Keterangan:
I
ef
= arus listrik efektif (A)
V
ef
= tegangan listrik efektif (V)

Rangkaian resistif
I = I
maks
sin t
V = V
maks
sin t
P
rata-rata
= I
ef
2
.R

Keterangan:
P
rata-rata
= daya rata-rata (watt)
R = resistor (ohm)

Reaktansi induktif (X
L
)
X
L
= L = 2 f L
Impedansi rangkaian R-L:
Z =
2 2
L
maks
maks
X R
I
V
+ =
Tegangan rangkaian R-L:
V
L
= I X
L

Sudut fase pada rangkaian R-L:
Tg =
R
X
L

Cos =
Z
X
L


Keterangan:
X
L
= reaktansi induktif (ohm)
= kecepatan sudut (rad/s)
f = frekuensi (Hz)
L = induktansi induktor (H)
Z = impedansi (ohm)
V
L
= tegangan induktor (V)
R = resistor (ohm)
= sudut fase
Cos = faktor daya



http://pak-anang.blogspot.com

Rangkaian kapasitif
I = I
maks
sin t
V =V
maks
sin (t - 90
o
)
Reaktansi kapasitif (X
c
)
X
C
=
C f C I
V
maks
maks C
2
1 1
= =

Keterangan:
X
C
= reaktansi kapasitif (ohm)
C = kapasitas kapasitor (farad atau F)

Impedansi rangkaian R-C
Z =
2 2
C
maks
maks
X R
I
V
+ =
Tegangan rangkaian R-C:
V
C
= I X
C

Sudut fase pada rangkaian R-C:
Tg =
R
X
C

Cos =
Z
X
C

Kuat arus pada rangkaian R-L-C
I =
R
V
=
R
V
R
=
L
L
X
V
=
C
C
X
V

Impedansi rangkaian R-L-C
2 2
) (
C L
X X R Z + =
Tegangan pada rangkaian R-L-C
2 2
) (
C L R
V V V V + =
Beda sudut fase pada rangkaian R-L-C
tg =
R
X X
C L

=
R
C L
V
V V

cos =
Z
R

Resonansi pada rangkaian R-L-C
Syaratnya X
L
= X
C
sehingga:
C L
f
1
2
1

=

Keterangan:
f = frekuensi resonansi (Hz)
L = induktansi induktor (H)
C = kapasitas kapasitor (F)

Harga impedansinya berharga minimum:
Z = R
Daya rata-rata (P
r
)
P
r
= I
ef
.V
ef
cos = I
ef
2
.R cos



http://pak-anang.blogspot.com

Keterangan:
= sudut fase

Daya semu (P
s
)
P
s
= I
ef
.V
ef
= I
ef
2
.R
Faktor daya (cos )
cos =
s
r
P
P



OPTIKA GEOMETRI


Pemantulan cahaya
Hukum Snellius: sinar datang (i), sinar pantul (r), dan garis normal (N) terletak pada satu bidang
datar; dan sudut datang sama dengan sudut pantul.
Pembiasan cahaya
n = indeks bias
v
c
n =
1
2
1 , 2
n
n
n =
n
1
sin i = n
2
sin r
2
1
2
1
1
2
sin
sin

= = =
v
v
n
n
r
i


Keterangan:
i = sudut datang
r = sudut bias
n = indeks bias mutlak
c = kecepatan cahaya di ruang vakum/hampa = 3 10
8
m/s
v = kecepatan cahaya dalam suatu medium (m/s)
n
2,1
= indeks bias relatif medium 1 terhadap medium 2

n
1
= indeks bias medium 1
n
2
= indeks bias medium 2
v
1
= kecepatan cahaya di medium 1 (m/s)
v
2
= kecepatan cahaya di medium 2 (m/s)
1
= panjang gelombang di medium 1 (m)
2
= panjang gelombang di medium 2 (m)

Pembiasan pada prisma
Besarnya sudut deviasi (D) pada prisma:
D = (i
1
+ r
2
) -
Sudut deviasi minimum (D
min
) berlaku pada prisma:
D
min
= 2i
1
, dan r
1
=
2


Sementara untuk sudut D
min
dan yang kecil berlaku:
D
min
= (n 1).

Keterangan:
= sudut puncak (pembias) prisma


http://pak-anang.blogspot.com

Pembiasan pada bidang sferis (lengkung):
R
n n
s
n
s
n
1 2 2 1
'

= +
Pembesaran (m) yang terjadi pada bidang sferis:
m =
h
h
s n
s n ' '
2
1
=

Keterangan:
n
1
= indeks bias medium
n
2
= indeks bias lensa
s = jarak benda (m)
s = jarak bayangan m)
h = tinggi benda (m)
h = tinggi bayangan (m)
R = jari-jari kelengkungan lensa (m)

Pembiasan pada benda yang berada di dalam kedalaman berbentuk bidang datar:
s =
1
2
n
n
s

Keterangan:
s' = kedalaman benda yang terlihat (m)


Sifat-sifat bayangan pada cermin datar:
- Jarak bayangan ke cermin (s) = jarak benda ke cermin (s)
- Tinggi bayangan (h) = tinggi benda (h)
- Sifat bayangan: tegak dan maya (tidak dapat ditangkap layar)
Perbesaran bayangan oleh cermin datar:
M =
h
h'
= 1
Jarak fokus (f) pada cermin lengkung:
R f s s
2 1
'
1 1
= = +
atau
s s
s s R
f
+
= =
'
. '
2

Jarak benda (s) pada cermin lengkung:
f s
f s
s

=
'
. '

Jarak bayangan (s) pada cermin lengkung:
f s
f s
s

=
.
'
Pembesaran (M) pada cermin lengkung:
M =
h
h
s
s ' '
= atau
M =
f s
f

atau
M =
f
f s '

http://pak-anang.blogspot.com

Keterangan:
f = jarak fokus (m)
R = jari-jari kelengkungan cermin (m)
s = jarak benda (m)
s = jarak bayangan (m)
h = tinggi benda (m)
h = tinggi bayangan (m)
M = pembesaran


Jarak fokus pada pembiasan cahaya di lensa:

=
2 1
1
1 1
1
1
R R n
n
f
m

Kekuatan lensa (P):
P =
f
1

Kekuatan lensa dan jarak fokus lensa gabungan:
P
gab
= P
1
+ P
2
+ ...
gab
f
1
=
1
1
f
+
2
1
f
+ ...

Keterangan:
f = jarak fokus lensa (m)
n
1
= indeks bias lensa
n
m
= indeks bias medium
R
1
= jari-jari kelengkungan lensa 1 (m)
R
2
= jari-jari kelengkungan lensa 2 (m)
P = kekuatan lensa (dioptri)
P
gab
= kekuatan lensa gabungan (dioptri)
f
gab
= jarak fokus lensa gabungan (m)



ALAT-ALAT OPTIK


Titik dekat mata normal (PP) = 25 cm
Titik jauh mata normal (PR) = ~
Rabun jauh (miopi):
PP < 25 cm dan PR < ~
P =
PR
1

Rabun dekat (hipermetropi):
PP > 25 cm
P =
PR s
1 1


Keterangan:
P = kekuatan lensa (dioptri)
s = jarak benda (m)



http://pak-anang.blogspot.com

Lup
Sifat bayangan pada lup (kaca pembesar): maya, tegak, diperbesar
Pembesaran anguler pada lup saat mata tidak berakomodasi:
=
f
s
n
f
x
= , s
n
= jarak titik dekat mata
Pembesaran anguler pada lup saat mata berakomodasi maksimal:
=
f
s
n
+ 1 dengan s
n
= 25 cm
Pembesaran anguler pada lup saat mata berakomodasi pada jarak x:
=
f
s
n
+
x
s
n
) 1 (
x
d f
f
S
n

+ =
Pembesaran sudut pada lup:
=
s
s
n
=

d s
s
s
s
n
'
'


Keterangan:
= pembesaran sudut atau pembesaran anguler
S
n
= jarak titik dekat mata (m)
f = jarak titik api atau titik fokus lup (m)
d = jarak lup ke mata (m)
x = jarak akomodasi (m)
s = jarak benda (m)
s = jarak bayangan (m)


Mikroskop
Sifat bayangannya: maya, terbalik, diperbesar
Panjang mikroskop:
d = f
ob
+ f
ok

Pembesaran linear total:
M = M
ob
. M
ok
=
ob
ob
s
s '
ok
ok
s
s '

Pembesaran sudut total untuk mata yang tidak berakomodasi:
M = M
ob
. M
ok
=
ob
ob
s
s '
ok
ok
s
s '


Pembesaran sudut total untuk mata yang berakomodasi maksimum:
M = M
ob
. M
ok
=
ob
ob
s
s '

+1
ok
n
f
s


Keterangan:
M = pembesaran linear total
M
ob
= pembesaran lensa obyektif
M
ok
= pembesaran lensa okuler
s
ob
= jarak benda di depan lensa obyektif (m)
s
ob
= jarak bayangan yang dibentuk lensa obyektif (m)
s
ok
= jarak benda di depan lensa okuler (m)
s
ok
= jarak bayangan yang dibentuk lensa okuler (m)
f
ob
= fokus lensa obyektif (m)
f
ok
= fokus lensa okuler (m)
d = panjang mikroskop (m)

http://pak-anang.blogspot.com

Teropong
Panjang teropong:
d = f
ob
+ f
ok

Pembesaran bayangan untuk mata yang berakomodasi maksimum:
1 + =
ok
ob
f
f
M
Pembesaran bayangan untuk mata yang tidak berakomodasi maksimum
ok
ob
f
f
M =

Dispersi Cahaya
Sudut dispersi prisma ():
= D
u
- D
m

Daya dispersi ():
= (n
u
n
m
)

Keterangan:
D
u
= sudut deviasi warna ungu
D
m
= sudut deviasi warna merah
n
u
= indeks bias warna ungu
n
m
= indeks bias warna merah

Interferensi Cahaya
Interferensi cahaya pada celah ganda (percobaan Young)
Garis terang (interferensi maksimum):
sin =
d
m

, dengan
L
pd
= m
Garis gelap (interferensi minimum):
sin =
d
m
2
) 1 2 (

+ , dengan
L
pd
=

+
2
1
m

Keterangan:
= panjang gelombang (m)
p = jarak pola ke terang pusat (m)
d = jarak celah (m)
L = jarak celah ke layar (m)
m = orde = 0, 1, 2, 3, ...


Interferensi cahaya pada selaput tipis
Garis terang (interferensi maksimum):
2nd cos r =

+
2
1
m
Garis gelap (interferensi minimum):
2nd cos r = m

Keterangan:
n = indeks bias lapisan
d = tebal lapisan (m)
r = sudut bias
m = order = 0, 1, 2, 3, ...



http://pak-anang.blogspot.com

Difraksi Cahaya
Difraksi cahaya pada celah tunggal:
Garis terang (interferensi maksimum):
d sin =

+
2
1
m dengan
L
pd
=

+
2
1
m
Garis gelap (interferensi minimum):
d sin = m , dengan
L
pd
= m
Difraksi cahaya pada kisi difraksi:
Garis terang (interferensi maksimum):
d sin = m
L
pd
= m
d =
N
1

Garis gelap (interferensi minimum):
d sin =

+
2
1
m dengan
L
pd
=

+
2
1
m

Keterangan:
d = jarak celah (m)
p = jarak pola ke terang pusat (m)
N = jumlah garis per satuan panjang
= panjang gelombang (m)
= sudut antara sinar yang dilenturkan dengan garis normal

Polarisasi Cahaya
Sudut polarisasi menurut hukum Brewster karena pembiasan dan pemantulan:
tan p =
n
n'

p + r = 90
o


Keterangan:
p = sudut pantul
r = sudut bias
n = indeks bias medium 1
n = indeks bias medium 2



KONSEP ATOM


Percobaan Thomson
=
m
e
1,7 10
11
C/kg

Keterangan:
e = muatan elementer = 1,60204 10
-19
C
m
e
= massa elektron = 9,11 10
-31
kg


http://pak-anang.blogspot.com

Deret Lyman
)
1
1 (
1
2
n
R =

; n = 2, 3, 4,
Deret Paschen
)
1
3
1
(
1
2 2
n
R =

; n = 4, 5, 6,
Deret Bracket
)
1
4
1
(
1
2 2
n
R =

; n = 5, 6, 7,
Deret Pfund
)
1
5
1
(
1
2 2
n
R =

; n = 6, 7, 8,

Keterangan:
= panjang gelombang (m)
R = tetapan Rydberg (1,007410
7
m
-1
)

Model atom Bohr
m.v.r = n (
2
h
)
r
n
= 5,3 . 10
-11
.n
2

E
n
=
2
6 , 13
n
(dalam eV)
E
n
=
2
18
10 . 174 , 2
n

(dalam J)

Keterangan:
E
n
= energi elektron pada kulit ke-n (eV)
m = massa partikel (kg)
v = kecepatan partikel (m/s)
r = jari-jari orbit (m)
n = bilangan kuantum utama = 1, 2, 3, ...
h = konstanta Planck = 6,63 10
-23
JS

Energi radiasi
h . f = E
1
E
2


Keterangan:
hf = energi radiasi
E
1
= energi awal atom
E
2
= energi keadaan akhir atom


INTI ATOM

Nuklida jenis inti atom ditulis: X
A
Z


Keterangan:
X = jenis inti atom atau nama unsur
A = nomor massa (jumlah proton + jumlah neutron)
Z = nomor atom (jumlah proton)
Jumlah netron: N = A Z
http://pak-anang.blogspot.com


Massa defek
m
D
= m
i
m
r
, atau:
m
D
= (Z.m
p
+ N.m
n
) m
r

Energi ikat inti:
E
b
= m
D
. c
2


Keterangan:
m
D
= massa defek (kg)
m
i
= massa inti (kg)
m
r
= massa proton ditambah massa neutron (kg)

Waktu paruh (T

)
N = N
o
()
n
dengan n =
2
1
T
t

T

=

693 , 0 2 ln
=
Umur rata-rata:
T =

1
=
2 ln
2
1
T
= 1,44 T


Keterangan:
N = jumlah sisa bahan yang meluruh
N
0
= jumlah bahan mula-mula
t = waktu peluruhan (s)
= konstanta peluruhan (disentregasi/s)
T = umur rata-rata (tahun)
2
1
T = waktu paruh (s)

Energi foton dalam spektrum emisi:
E
foton
= E
2
- E
1
= h.f

Keterangan:
E
foton
= energi foton (J)
h = konstanta Planck = 6,6310
-34
Js
f = frekuensi (Hz)



GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK


Cepat rambat gelombang magnetik (c)

1
= c

Keterangan:
c = kecepatan atau cepat rambat gelombang elektromagnetik (m/s)
= permitivitas medium (C
2
/Nm
2
)
= permeabilitas medium (Wb.m/A)

http://pak-anang.blogspot.com

Cepat rambat gelombang magnetik di ruang hampa
0 0
1

= c

Keterangan:

0
= permitivitas listrik ruang hampa = 8,8510
-12
C
2
/N.m
2


0
= permeabilitas magnet ruang hampa = 4 10
-7
Wb/A.m

Laju energi rata-rata per m
2
luas permukaan ( S

)
0
2
maks maks
B E
S

=

atau S

= E
maks
.H
maks
jika H
maks
=
0

B

Induksi magnetik pada gelombang elektromagnetik:
E =
0
H.v = c.B dan E
maks
= c.B
maks


Keterangan:
S

= laju energi rata-rata yang dipindahkan tiap m


2
luas permukaan
E
maks
= medan listrik maksimum (N/C)
B
maks
= medan magnet maksimum (T)

0
= permeabilitas magnet ruang hampa = 4 10
-7
Wb/A.m
v = kecepatan (m/s)
c = cepat rambat gelombang elektromagnetik (m/s)
H = intensitas medan magnet


Energi radiasi kalor
4
. .
.
T e
A
P
A t
E
W = = =

Keterangan:
W = energi persatuan waktu persatuan luas (watt.m
-2
)
P = daya (watt)
e = koefisien emisivitas (0 < e < 1)
e = 0 benda putih sempurna
e = 1 benda hitam sempurna
= konstanta Stefans-Boltzman = 5,67.10
-6
watt.m
-2
K
-4


Hukum pergeseran Wien
b =
maks
. T

Keterangan:

maks
= panjang gelombang yang dipancarkan pada energi maksimum (m)
b = tetapan pergeseran Wien = 2,8978.10
-3
mK
T = suhu mutlak (K)

Teori kuantum Planck
E
foton
= h f =

c h

E
total
= n h f = n

c h

P =

h
c
E
=
http://pak-anang.blogspot.com

Keterangan:
h = tetapan Planck = = 6,6310
-34
Js
c = kecepatan cahaya (m/s)
E = energi foton (J)
P = momentum foton (kg m/s)
= panjang gelombang (m)
n = jumlah foton
f = frekuensi foton (Hz)


Efek fotolistrik
E
k
= E W= hf W
W = h . f
0

E
k
= h (f f
0
)

Keterangan:
E
k
= energi kinetik elektron (J)
W = fungsi kerja logam (J)
f = frekuensi foton (Hz)
f
0
= frekuensi ambang (Hz)
h = konstanta Planck = 6,6310
-34
Js


Efek Campton
P =

h
c
hf
c
E
= =
= = ) cos 1 (
.

c m
h
e


Keterangan:
P = momentum foton (kg m/s)
= panjang gelombang (m)
h = tetapan Planck
c = kecepatan cahaya = 3 10
8
m/s
= panjang gelombang foton terhambur (m)
= panjang gelombang foton datang (m)
c m
h
e
.
= panjang gelombang Compton = 0,0243
= sudut hamburan foton
m
e
= massa diam elektron = 9,1 10
-23
kg


Teori de Broglie
P
h
mv
h
= =
mqv
h
2
= atau
k
E m
h
2
=

Keterangan:
m = massa partikel (kg)
v = kecepatan partikel (m/s)
= panjang gelombang (m)
P = momentum partikel (kg m/s)
q = muatan partikel (C)
http://pak-anang.blogspot.com

TEORI RELATIVITAS


Kecepatan relatif terhadap acuan diam:
2
'
'
1
c
v v
v v
v
x
x
x
+
+
=
2
2
'
1
.
c
v
t v x
x

=
2
2
2
1
'
c
v
c
vx
t
t

=

Keterangan:
v
x
= kecepatan relatif terhadap acuan diam (m/s)
v
x
= kecepatan relatif terhadap acuan bergerak (m/s)
v = kecepatan acuan bergerak terhadap acuan diam (m/s)
c = kecepatan cahaya = 3 10
8
m/s
x = tempat kedudukan peristiwa menurut kerangka acuan pertama
x' = tempat kedudukan peristiwa menurut kerangka acuan kedua
t = waktu peristiwa menurut kerangka acuan kedua (s)
t = waktu peristiwa menurut kerangka acuan pertama (s)


Kontraksi Lorenzt
2
2
1 '
c
v
L L = =
b
L

Dilatasi waktu
t =
2
2
1
c
v
t

t = b.t
Relativitas massa/massa relativistik
m =
0
2
2
0
1
m b
c
v
m
=



Keterangan:
L = panjang benda oleh pengamat bergerak (m)
L = panjang benda oleh pengamat diam (m)
b =
2
2
1
1
c
v

= konstanta transformasi
t = lama waktu oleh pengamat diam (s)
t = lama waktu oleh pengamat bergerak (s)
m = massa benda bergerak (kg)
m
0
= massa benda diam (kg)

http://pak-anang.blogspot.com

Relativitas momentum/momentum relativistik:
p = m .v = v m b
c
v
v m
0
2
2
0
1
.
=


Relativitas energi/energi relativistik:
Untuk benda yang bergerak:
E =
2
0
2
2
2
0
1
.
c m b
c
v
c m
=


Untuk benda diam:
E
0
=
2
0
2
0
0 1
c m
c m
=


Energi kinetik relativistik:
E
k
= E - E
0
=
2
. 0
2
0
2
2
2
0
) 1 (
1
c m b c m
c
v
c m
=



Keterangan:
p = momentum relativistik (kg m/s)
E
0
= energi diam (J)
E = energi total (J)
E
k
= energi kinetik (J)

Anda mungkin juga menyukai