Anda di halaman 1dari 4

FLUIDA PEREKAH

Fluida perekah / fracturing fluids adalah fluida yang digunakan pada operasi
perekahan hidraulik untuk menghantarkan daya pompa ke batuan formasi sehingga
memungkinkan terjadinya perekahan batuan dan sebagai pembawa material pengganjal ke
dalam rekahan. Fluida perekah tersebut akan dipompakan pada beberapa tingkat (stages)
yang masing-masing mempunyai fungsi tersendiri. Secara garis besar, selain digunakan untuk
memulai perekahan dan memperluas rekahan, fluida perekah juga harus dapat memperlebar
rekahan, mentransport dan menempatkan proppant, mempunyai sifat low fluid loss
(kehilangan fluidanya sedikit) waktu crosslink-nya terkontrol, dan tidak mahal. Juga tidak
menyebabkan friksi yang besar di tubing, mudah dibersihkan dengan clean-up (dimulainya
produksi kembali), kompatibel dengan formasi dan fluidanya, mudah dicampur, aman untuk
personalia, dan relatif murah. Pembahasan mengenai fluida perekah meliputi pembahasan
mengenai mekanika fluida yaitu: rheologi, leak off, hidrolika perekahan dan pemilihan fluida
dasar serta additifnya.
1. MEKANIKA FLUIDA HYDRAULIC FRACTURING
Mekanika fluida untuk pekerjaan perekahan hidraulik meliputi rheology, fluid loss
(leak off) dan hidrolika fluida perekah yang terdiri dari pembahasan mengenai kehilangan
tekanan aliran dan horse power pompa yang diperlukan.
1.1. Rheologi Fluida Perekah
Pada pekerjaan hydraulic fracturing, rheology merupakan sifat aliran fluida yang
digunakan untuk mendapatkan harga viskositas yang cukup. Viskositas fluida perekah perlu
direncanakan dengan baik karena viskositas merupakan salah satu parameter yang penting
dalam keberhasilan pekerjaan hydraulic fracturing. Viskositas fluida perekah tersebut,
dipengaruhi oleh banyak faktor seperti regim aliran, temperatur dan konsentrasi proppant.
Berdasarkan hubungan shear stress (t) dan shear rate (), fluida di alam dapat
dikelompokan menjadi tiga macam, yaitu Newtonian, Bingham Plastic, dan Power Law.
Fluida newtonian adalah fluida yang mempunyai hubungan linier antara shear stress dan
shear rate (viskositasnya konstan) atau dengan kata lain viskositasnya hanya dipengaruhi oleh
perubahan temperatur. Sedangkan untuk fluida non-Newtonian (power law dan bingham
plastic), viskositasnya selain dipengaruhi oleh temperatur juga dipengaruhi oleh perubahan
shear stress dan shear rate. Gambar 1 memperlihatkan plot t vs untuk tiga macam fluida.
Gambar 7.
Harga Shear Rate vs Shear stress pada Fluida Newtonian dan Non-Newtonian
(8)
Untuk fluida Newtonian berlaku Persamaan :
= = ) / ( dy du .................................................................. .......... (1)
Keterangan :
= Viskositas, cp
t = Shear stress, lbf/ft
2

= Shear rate, sec


-1
Sedangkan untuk fluida bingham plastic berlaku :
= +
y
...(2)
Keterangan :

y
= yield point (fluida Newtonian = 1)
Untuk fluida perekah, yang berlaku adalah fluida power law, karena sifat dari fluida
power law yang viskositasnya selain dipengaruhi oleh temperatur juga dipengaruhi oleh shear
stress dan shear rate, di mana viskositas fluida akan turun dengan berkembangnya shear rate.
Pada fluida power law berlaku hubungan :
n
K ' = ............................................................................ ................ (3)
Keterangan :
K = consistency index, lbf-sec
n
/ft
2
n = power law index. (untuk n = 1, maka fluidanya Newtonian)
Pada Gambar 2. memperlihatkan plot t (shear stress) vs (shear rate) pada fluida
power law dalam skala log-log. Untuk log-log plot berlaku hubungan :
' log log log n K + = ..................................................... ................... (4)
Gambar 8.
Hubungan Shear Stress dan Shear Rate Fluida Power Law pada Log-log Plot
Untuk menentukan apparent viscosity fluida perekah, maka perlu diketahui terlabih
dahulu harga K, dan n. Harga K ditentukan dengan uji laboratorium. Dalam pengukuran
dengan alat di laboratorium, kalau aliran terjadi di sekitar silinder (misalnya di annulus) maka
dibuat faktor K yang berhubungan dengan flow behavior index, n = n. Bila B = r
cup
/r
bob,
r
cup
adalah radius dalam (misalnya tubing O.D.) dan r
bob
= radius cup yang luar (misalnya casing
I.D.) maka berlaku hubungan :
'
' / 2
2 ' / 2
) 1 ( '
) 1 (
'
n
n
n
B B n
B B
K K

]


= .................................................... ................ (5)
Untuk aliran fluida perekah pada pipa berlaku :
'
' 4
1 ' 3
'
n
pipa
n
n
K K

]

+
= ......................................................... ..................... (6)
Sedangkan untuk slot (antara dua pipa, annulus atau pada rekahan) berlaku :
'
' 3
1 ' 2
'
n
slot
n
n
K K

+
= ............................................................ ................... (7)
Pada saat fluida perekah mengalir, besarnya shear rate akan berubah tergantung regim
aliran yang terjadi, dimana hal ini dipengaruhi oleh daerah yang dilewati oleh aliran fluida
perekah sehingga harus dihitung pula besarnya harga shear rate tersebut. Besarnya shear rate
dapat dihitung dengan persamaan berikut :
Untuk aliran fluida perekah pada pipa, harga shear rate dapat didekati dengan
persamaan :
d
u
n
n 8
' 4
1 ' 3
'

]

+
= .................................................................................. (8)
Keterangan :
d = diameter pipa, ft
u = superficial velocity = q/A, ft/sec
Sedangkan besarnya shear rate untuk slot yang menyerupai geometri rekahan dapat
dihitung dengan persamaan :
w
u
n
n 6
' 3
1 ' 2
'

]

+
= .................................................................................. (9)
Keterangan :
w = lebar slot atau rekahan, inch u = superficial velocity, ft/s
w = lebar rekahan, in. =
h w
q

5615 . 0
q = laju injeksi dalam bbl/menit (bpm), h = tinggi rekahan, ft,
Dengan demikian, perhitungan untuk menentukan apparent viscosity dapat
dinyatakan sebagai berikut :
' 1
'
' 880 . 47
n
app
K

cp ....................................................................... (10)
Fluida perekah merupakan fluida yang bersifat power law yang sangat sensitif
terhadap temperatur tinggi, sehingga selain dipengaruhi oleh regim aliran, viskositasnya juga
akan mudah berubah oleh karena pengaruh temperatur. Pada temperatur tinggi, Polymer
dapat mengalami degradasi dengan cepat sehingga viskositas fluida perekah akan turun.
Karena itu perlu dilihat berapakah harga temperatur kerja polymer yang bersangkutan yang
dapat dilihat dari setiap buku service companies (kontraktor). Gambar 3. berikut ini
memperlihatkan contoh efek temperatur pada viskositas fluida perekah 40 lb/1000 gal HPG.
Gambar 9.
Efek Temperatur pada Viskositas untuk 40 lb/1000 gal HPG
Selain dipengaruhi oleh regim aliran dan temperatur, viskositas fluida perekah juga
dipengaruhi oleh konsentrasi material pengganjal (proppant) yang terdapat didalamnya,
semakin tinggi kadar proppant maka viskositas relatif fluida perekah akan semakin naik,
seperti tampak dalam Gambar 4. yang memperlihatkan harga viskositas fluida perekah pada
suatu harga n yang dipengaruhi oleh kadar proppant.
Gambar 10.
Pengaruh kadar proppant terhadapViskositas fluida perekah pada
suatu harga n

Anda mungkin juga menyukai