Anda di halaman 1dari 94

1

Sistematika
Pajak Perusahaan 1.
Konsep Rekonsiliasi 2.
Rincian Item Rekonsiliasi 3.
Kasus dan Ilustrasi 4.
3
Pajak Perusahaan (1)
Pajak atas Penghasilan Perusahaan
Dibayar langsung oleh perusahaan.
Angsuran pajak (PPh 25).
Pembayaran pajak akhir tahun (PPh 28/ 29).
Dipotong oleh pihak lain (final, tidak final, 22, 23).
Diungkapkan di Laporan Laba Rugi sehingga
mempengaruhi jumlah beban pajak; serta di Laporan
Posisi Keuangan (Utang pajak atau Pajak dibayar di
muka).

Kewajiban Memotong Pajak Pihak Lain (Withholding Tax)
Pajak atas penghasilan yang diterima pihak lain (PPh
21, 23, 26).
PPN atas penyerahan Barang atau Jasa Kena Pajak
(BKP/ JKP).
Diungkapkan di Laporan Posisi Keuangan sebagai
Utang pajak atau Pajak dibayar di muka; namun tidak
mempengaruhi Laporan Laba Rugi.


4
Pajak Perusahaan (2)
Pajak Lainnya
PPN
PPnBM.
PBB
Dikenakan atas tanah dan bangunan, dibayar
setiap tahun.
Bea Pengalihan Hak atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB).
Dikenakan pada pembeli saat melakukan
pengalihan hak. menambah harga perolehan
dari tanah dan bangunan yang dibeli.
Pajak Daerah (misalkan Pajak Reklame).
Bea Materai.


5
Perusahaan setiap bulan harus mengangsur
pajak.
Angsuran diperhitungkan dari pajak tahun
sebelumnya (untuk perusahaan baru ada cara
perhitungan sendiri)
Angsuran pajak akan dicatat sebagai
pembayaran pajak dimuka dan akan
diperhitungkan dalam pajak akhir tahun
Pajak dibayar di muka PPh 25 2.000.000
Kas 2.000.000
Pajak Perusahaan yang Diangsur
(PPh 25)
Pajak Final
Tidak boleh diperhitungkan sebagai kredit pajak dan
penghasilan tersebut tidak dimasukkan dalam SPT.
Sering tidak dimasukkan dalam pencatatan sehingga akan
dicatat pendapatan sebesar nilai setelah pajak.
Misal untuk pendapatan bunga deposito sering langsung
dimasukkan setelah pajak.
Pajak tidak final
Potongan pajak dimasukkan sebagai kredit pajak dan
penghasilannya dimasukkan dalam SPT.
Pajak yang dibayar dicatat sebagai pembayaran pajak
dimuka.
Kas 940.000
Pajak dibayar di muka PPh 23 60.000
Pendapatan sewa 1.000.000
Pajak Perusahaan Dipotong Pihak
Lain
Pajak yang dipotong bukan merupakan pajak
perusahaan, melainkan pajak pihak ketiga.
Pihak ketiga dapat mengkreditkan pajak yang
telah dipotong jika pajak yang dipotong bukan
pajak final.
Pencatatan yang dibuat saat memotong pajak
Beban gaji 1.000.000
Utang PPh 21 karyawan
50.000
Kas 950.000
Perusahaan harus menyetorkan dan
melaporkan pajak yang dipotong.

Pajak Penghasilan Pihak Ketiga
PPN dikenakan atas setiap penyerahan barang
kena pajak yang dilakukan oleh Pengusaha
Kena Pajak.
PPN dikenakan pada setiap level distributor
PPN akan ditambahkan dari harga jual,
sehingga jumlah yang dibayar oleh konsumen
adalah harga jual ditambah dengan PPN.
PPN yang dibayar oleh konsumen akan dicatat
sebagai PPN keluaran.
Pencatatan saat penjualan:
Piutang dagang 330.000
Penjualan 300.000
PPN keluaran 30.000
PPN (1)
Ketika melakukan pembelian barang atau
barang yang yang dipergunakan untuk produksi,
perusahaan harus membayar PPN kepada
supplier.
PPN yang dibayarkan pada saat pembelian
disebut sebagai PPN masukan.
Pencatatan yang dilakukan pada saat
melakukan pembelian
Pembelian/ Persediaan 200.000
Pajak masukan 20.000
Utang dagang/ Kas 220.000


PPN (2)
Tidak semua pajak masukan boleh dikreditkan.
Jika pajak masukan yang tidak dapat dikreditkan
akan langsung dicatat menambah harga
perolehan aktiva.
Misalnya PPN masukan atas pembelian kendaraan
direksi.
PPN yang dibayar oleh perusahaan adalah
selisih atas pajak keluaran dengan pajak
masukan.
Pajak keluaran > pajak masukan = perusahaan harus
membayar
Pajak keluaran < pajak masukan = perusahaan dapat
meminta restitusi atau kompensasi (diperhitungkan
pada pajak periode berikutnya).
PPN dibayar dan dilaporkan untuk setiap masa
(bulan, maksimal 3 bulan), yaitu pada tgl 15 dan
20 pada masa berikutnya.
PPN (3)
Pencatatan yang dilakukan pada saat
pengakuan utang:
PPN keluaran 30.000
PPN masukan 20.000
Utang PPN 10.000
Pencatatan yang dilakukan pada saat
pembayaran utang:
Utang PPN 10.000
Kas 10.000
Jika PPN masukan lebih besar perusahaan
mengajukan permohonan untuk restitusi. Fiskus
akan melakukan pemeriksaan sebelum
mengabulkan permohonan restitusi.
PPN (4)
Dikenakan hanya satu kali yaitu pada :
Produsen penghasil barang mewah.
Importir barang mewah.
PPnBM tidak boleh dikreditkan dengan pajak
yang lain.
PPnBM akan ditambahkan dari harga jual yang
telah ditetapkan oleh produsen atau importir
Jumlah pajak yang dibayar oleh pembeli akan
dicatat sebagai utang PPnBM.
Utang PPnBM dibayarkan ke kas negara dan
dilaporkan kepada fiskus.
PPnBM
14
Pelaksanaan
pembukuan
berdasar
kebijakan
akuntansi
perusahaan
menyimpang
dari
ketentuan
perpajakan.
Perbedaan
timbul terkait
pengakuan
pendapatan
dan beban di
laporan laba
rugi.
Penyesuaian
diperlukan agar
laba yang
diperhitungkan
secara akuntansi
dapat diperlakukan
sebagai laba atau
penghasilan kena
pajak.
Hakikat Rekonsiliasi
Teknik Rekonsiliasi
Rekonsiliasi
melakukan
pembenaran atas
setiap item
pendapatan dan
beban sehingga
sesuai dengan
ketentuan
perpajakan.
Metode ini
memudahkan
proses pengisian
SPT.
Pembenaran
dilakukan
terhadap laba
akuntansi, dengan
melakukan
penambahan atau
(koreksi positif)
pengurangan
(koreksi negatif),
hanya berdasar
penyesuaian
penghasilan dan
beban yang tidak
sesuai.
R
e
k
o
n
s
i
l
i
a
s
i

K
o
r
e
k
s
i

Di dunia praktik, teknik rekonsiliasi yang lebih banyak
digunakan. Untuk memenuhi kebutuhan Catatan Atas
Laporan Keuangan, koreksi atas pendapatan dan
beban diklasifikasikan atas koreksi positif dan negatif.
Di sisi akuntansi bersifat
menguntungkan, sebab akan
menarik minat pemegang saham
potensial.
Perusahaan terbuka akan
memprioritaskan kepentingan ini.
Di sisi perpajakan bersifat tidak
menguntungkan, sebab
meningkatkan beban pajak yang
harus dibayar.
Trade Off Akuntansi - Perpajakan
Tingginya
Laba
Akuntansi dan pajak ditetapkan oleh otoritas
yang berbeda dan dengan tujuan yang berbeda.
Perbedaan antara akuntansi dan pajak tidak hanya
terjadi di Indonesia namun juga terjadi di negara
lain.
Penelitian pajak terkait Book Tax Gap.
Apa penyebab BTG.
Apa akibat terjadinya BTG Persistensi laba,
persistensi return, nilai informasi dari BTG.
Apakah BTG dapat dianggap sebagai alat untuk
melakukan earning management.

Latar Belakang Perbedaan
PSAK
Undang-
Undang
Akuntansi Pajak
Perbedaan
Perman
en
Tempor
er
Pajak
Tangguhan:
Aktiva/ Utang
Beban/
Pendapatan
Penelitian:
Book Tax
Gap
Effective
Tax Rate
Kerangka Perbedaan
Positif, bersifat meningkatkan Penghasilan Kena
Pajak (PKP)
Negatif, bersifat mengurangi PKP.
Berdasar Sifat
Temporer, merupakan akibat berbedanya waktu
pengakuan, namun akan berujung pada hasil
akhir serupa.
Permanen, merupakan perbedaan yang tidak
akan terserupakan seiring waktu.
Berdasar Jangka Waktu
Macam Perbedaan
Laba
akuntansi
Ditambah
penghasil
an yang
belum
diakui.
Dikurangi
penghasil
an yang
bukan
objek
pajak.
Ditambah
biaya non
deductibl
e.
Dikurangi
biaya
deductibl
e yang
belum
dibebank
an.
Dikurangi
penghasil
an
dikenai
PPh final.
Ditambah
biaya 3M
penghasil
an final.
Penghasi
lan Kena
Pajak
(PKP)
Langkah Penyesuaian Perbedaan
22
23
Penghasilan Bukan Objek Pajak (1)
Pasal 4 Ayat (3) UU PPh
a. Bantuan atau sumbangan, zakat yang diterima oleh
badan/ lembaga amil zakat yang disahkan oleh
pemerintah dan yang diterima oleh penerima zakat
yang berhak atau sumbangan keagamaan yang
sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di
Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan
yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang
diterima oleh penerima sumbangan yang berhak, yang
ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Pemerintah;
b. Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah
garis keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan,
badan pendidikan, sosial termasuk yayasan, koperasi,
atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan
kecil, yang ketentuannya diatur dengan atau
berdasarkan PMK, sepanjang tidak ada hubungan
dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau
penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan;
24
Penghasilan Bukan Objek Pajak (2)
Pasal 4 Ayat (3) UU PPh
c. Warisan;
d. Harta, termasuk setoran tunai, sebagai pengganti
saham atau sebagai pengganti penyertaan modal;
e. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan
pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam
bentuk natura dan/ atau kenikmatan dari Wajib Pajak
atau pemerintah, kecuali yang diberikan oleh bukan
WP, WP yang dikenakan pajak secara final atau WP
dengan Norma Penghitungan Khusus (deemed profit);
f. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang
pribadi sehubungan dengan asuransi kesehatan,
asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna,
dan asuransi bea siswa;
25
Penghasilan Bukan Objek Pajak (3)
Pasal 4 Ayat (3) UU PPh
g. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh
PT sebagai WP dalam negeri, koperasi, badan usaha
milik negara, atau badan usaha milik daerah, dari
penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan
dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat:
Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan;
dan
Bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara
dan badan usaha milik daerah yang menerima dividen,
kepemilikan saham pada badan yang memberikan
dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari
jumlah modal yang disetor;
h. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang
pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan, baik
yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai;
26
Penghasilan Bukan Objek Pajak (4)
Pasal 4 Ayat (3) UU PPh
i. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana
pensiun dalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkan
dengan Keputusan Menteri Keuangan;
j. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari
perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas
saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan
kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak
investasi kolektif;
k. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan
modal ventura berupa bagian laba dari badan
pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha
di Indonesia, dengan syarat badan pasangan usaha
tersebut:
Merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah,
atau yang menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor
usaha yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan; dan
Sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di
Indonesia;
27
Penghasilan Bukan Objek Pajak (5)
Pasal 4 Ayat (3) UU PPh
l. Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang
ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau
berdasarkan PMK;
m. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau
lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang
pendidikan dan/ atau bidang penelitian dan
pengembangan, yang telah terdaftar pada instansi yang
membidanginya, yang ditanamkan kembali dalam
bentuk sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/
atau penelitian dan pengembangan, dalam jangka
waktu paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya
sisa lebih tersebut, yang ketentuannya diatur lebih
lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan; dan
n. Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak
tertentu, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan
atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Biaya yang tidak dapat dikurangkan (non deductible) atas
penghasilan bruto, meliputi:
a. Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk
apapun;
b. Biaya yang dibebankan untuk kepentingan pribadi
pemegang saham, sekutu, anggota atau anggota;
c. Pembentukan dana cadangan, kecuali:
Cadangan untuk jenis usaha tertentu yang
ditetapkan KMK;
Cadangan untuk usaha asuransi;
Cadangan jaminan sosial dibentuk BPJS;
Cadangan penjaminan yang dibentuk LPS;
Cadangan biaya reklamasi untuk usaha
pertambangan;
Cadangan biaya reforestasi untuk usaha kehutanan;
Cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan
tempat limbah industri untuk usaha pengelolaan
limbah;
28
Non Deductible Expenses (1)
Pasal 9 Ayat (1) UU PPh
d. Premi asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna,
dan asuransi beasiswa yang dibayar oleh WP orang
pribadi;
e. Penggantian/ imbalan atas pekerjaan/jasa yang
diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali:
Penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh
pegawai ;
Diberikan di daerah tertentu atau diberikan berkaitan
dengan pelaksanaan pekerjaan sebagaimana
ditetapkan KMK;
f. Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan
kepada pemegang saham atau pihak yang mempunyai
hubungan istimewa;
g. Harta yang dihibahkan, bantuan, atau sumbangan,
selain sumbangan yang ditetapkan sebagai deductible
expense serta selain sumbangan keagamaan yang
bersifat wajib kepada lembaga yang dibentuk atau
disahkan pemerintah;
h. Pajak penghasilan;
29
Non Deductible Expenses (2)
Pasal 9 Ayat (1) UU PPh
i. Biaya yang dibebankan/ dikeluarkan untuk kepentingan
pribadi WP atau orang yang menjadi tanggungan;
j. Gaji anggota persekutuan, firma, atau perseroan
komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham;
k. Sanksi administrasi dan pidana di bidang perpajakan.
30
Non Deductible Expenses (3)
Pasal 9 Ayat (1) UU PPh
Non Deductible Expenses Lain
Non Deductible
Pengobatan secara
cuma cuma bagi
pegawai.
Makan siang bagi
sebagian pegawai.
PPh 21 ditanggung
perusahaan.
Biaya jamuan tanpa
daftar nominatif.
Deductible
Penggantian biaya
pengobatan.
Makan siang bagi
seluruh pegawai.
Tunjangan PPh 21.
Biaya jamuan dilengkapi
daftar nominatif.
31
a. Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan
lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara, dan
bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi
kepada anggota koperasi orang pribadi;
b. Penghasilan berupa hadiah undian;
c. Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas
lainnya, transaksi derivatif yang diperdagangkan di
bursa, dan transaksi penjualan saham atau
pengalihan penyertaan modal pada perusahaan
pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal
ventura;
d. Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa
tanah dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi,
usaha real estate, dan persewaan tanah dan/atau
bangunan; dan
e. Penghasilan tertentu lainnya, yang diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Pemerintah.
32
Penghasilan Dikenai PPh Final
Pasal 4 Ayat (2) UU PPh
33
PT. Arkeikum merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang wholesaling dan retailing bagi segmen konsumen bisnis
maupun segmen konsumen akhir. PT. Arkeikum merupakan
perusahaan yang 45% sahamnya dimiliki oleh publik dan
diperdagangkan di bursa efek di Indonesia. Perusahaan
melaksanakan pembukuan terkait kegiatan akuntansinya.
Berikut merupakan data yang diperoleh atas laporan keuangan
PT. Arkeikum di tahun 2012.
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (1)
34
Soal :














Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (2)
35
Nominal Akuntansi
Penjualan bruto 74,350,000,000
Retur penjualan (1,875,000,000)
Diskon penjualan (576,500,000)
Penjualan netto 71,898,500,000
Harga Pokok Penjualan
Persediaan barang dagangan awal (15,432,500,000)
Pembelian barang dagangan (56,984,500,000)
Persediaan barang dagangan akhir 36,857,500,000
(35,559,500,000)
Laba bruto 36,339,000,000
Biaya pemasaran
Gaji dan bonus pegawai tetap (1,864,000,000)
Tunjangan pajak penghasilan (92,740,000)
Pembagian sembako (364,835,000)
Pendidikan karyawan (986,320,000)
Promosi dan iklan (3,876,500,000)
Jamuan makan (284,250,000)
Telepon, air, dan listrik (734,250,000)
Penyusutan (50,625,000)
Biaya bahan bakar dan tol (54,320,000)
Total biaya pemasaran (8,307,840,000)
Soal :














Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (3)
36
Biaya umumdan administrasi (G&A)
Gaji dan bonus pegawai tetap (2,465,000,000)
PPh 21 ditanggung perusahaan (143,400,000)
Honorariumdan komisi pegawai tidak tetap (1,486,542,000)
Seragamsatpamgudang (94,560,000)
Telepon, air, dan listrik (1,055,600,000)
Biaya sewa kantor (1,633,500,000)
Penyusutan (1,254,000,000)
Royalti (660,000,000)
Biaya pembangunan pabrik baru (4,365,000,000)
Penghapusan piutang (4,763,480,000)
Pemeliharaan kendaraan (87,200,000)
Alat tulis kantor (154,380,000)
Biaya bahan bakar dan tol (328,600,000)
Asuransi kendaraan (364,700,000)
PBBgudang (762,300,000)
Riset (3,860,000,000)
Pendidikan karyawan (1,340,000,000)
Family gathering (134,700,000)
Total biaya umumdan administrasi (G&A) (24,952,962,000)
Laba operasional 3,078,198,000
Soal :














Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (4)
37
Pendapatan non operasi
Dividen dari PT. Negarakertagama 382,500,000
Dividen dari PT. Sutasoma 134,900,000
Sewa mesin 67,400,000
Bunga deposito (setelah pajak) 34,280,000
Dividen dari Bremen Ag. 276,500,000
Total pendapatan non operasi 895,580,000
Biaya non operasi
Dividen bagi PT. Smaradhahana (28,700,000)
Dividen bagi PT. Arjuna Wiwaha (16,300,000)
Dividen bagi publik (60,000,000)
Bunga pinjaman (76,275,000)
Sumbangan (764,820,000)
Denda pajak (452,300,000)
Rugi selisih kurs (124,890,000)
Biaya lain - lain (742,950,000)
Total biaya non operasi (2,266,235,000)
Laba sebelumpajak 1,707,543,000
Berikut merupakan keterangan yang menjelaskan perincian
berbagai elemen yang terdapat di laporan keuangan PT. Arkeikum.
a. Perusahaan mencatat penjualan berdasar prinsip akrual. Atas
jumlah tercantum, terdapat nilai pendapatan sebesar Rp
650.000.000,00 atas penjualan merchandise Olimpiade 2012 yang
diharapkan hanya akan terjadi di tahun penyelenggaraan event
olahraga tersebut.
b. Retur dan diskon penjualan dicatat ketika serah terima barang
telah dilakukan.
c. Persediaan barang dagangan dicatat dengan metode FIFO.
d. Atas gaji dan bonus pegawai tetap bidang pemasaran, Rp
1.300.000.000,00 diberikan dalam bentuk gaji bulanan dan
sisanya dalam bentuk bonus tahunan.
e. Atas tunjangan pajak penghasilan, Rp 32.500.000,00 diberikan
bagi pegawai dengan level supervisor, sedangkan sisanya
diberikan bagi pegawai dengan level manajer dan direktur.
f. Atas biaya pendidikan karyawan bidang pemasaran, Rp
175.000.000,00 diberikan sebagai tunjangan cuti pengganti gaji
bulanan.
g. Atas biaya promosi dan iklan, 25% di antaranya diwujudkan
melalui sampling produk secara cuma cuma kepada konsumen
akhir.
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (5)
38
h. Atas biaya jamuan makan, Rp 180.000.000 telah dilengkapi daftar
nominatif penerima secara lengkap.
i. Atas biaya telepon, air, dan listrik bidang pemasaran, meliputi Rp
334.250.000,00 untuk biaya air dan listrik. Seperempat dari biaya
telepon dianggarkan dalam bentuk penyediaan pulsa bagi Direktur
Pemasaran, seperempat lain dianggarkan atas pembelian
perangkat PDA baru bagi salesperson.
j. Atas biaya penyusutan bidang pemasaran, meliputi penyusutan
dengan metode garis lurus atas:
i. Telepon genggam direktur, dibeli tahun 2011 dengan nilai
tercatat Rp 25.000.000, disusutkan selama 5 tahun. Sesuai
peraturan pajak termasuk aset kelompok 1.
ii. Smartphone bagi salesperson yang berdinas di luar lapangan,
dibeli tahun 2009 dan disusutkan selama 4 tahun dan sesuai
peraturan pajak termasuk aset kelompok 1.
iii.PDA baru bagi salesperson yang dibeli di akhir Juni tahun
2012, disusutkan dengan masa manfaat 2 tahun, dan sesuai
peraturan pajak termasuk aset kelompok 1.
k. Atas biaya bahan bakar dan tol bidang pemasaran, separuh di
antaranya dialokasikan bagi Direktur Pemasaran.
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (6)
39
l. Atas honorarium dan komisi pegawai tidak tetap, termasuk
pembayaran senilai Rp 786.542.000,00 kepada mantan pegawai
yang masih dimanfaatkan jasanya secara lepas.
m. Atas biaya sewa kantor, meliputi pembayaran bagi kurun 30 bulan
dan dibayarkan di bulan Januari 2012.
n. Biaya penyusutan bidang G&A meliputi penyusutan dengan
metode garis lurus atas:
i. Gedung pabrik lama dengan nilai kapitalisasi awal Rp
13.850.000.000,00 yang diperoleh tahun 1990 dan disusutkan
dengan masa manfaat 25 tahun.
ii. Kendaraan niaga bagi keperluan distribusi dengan nilai
kapitalisasi awal Rp 6.000.000.000,00 yang diperoleh tahun
2008 dan disusutkan dengan masa manfaat 10 tahun.
Peraturan perpajakan menggolongkan aset ke dalam kelompok
2.
iii.Kendaraan dinas bagi Direktur Utama dengan nilai kapitalisasi
awal Rp 2.400.000.000,00 yang diperoleh akhir September
2012 dan disusutkan dengan masa manfaat 6 tahun. Peraturan
perpajakan menggolongkan aset ke dalam kelompok 2.
o. Atas royalti, merupakan pembayaran bagi suatu perusahaan di
luar negeri. Di dalamnya termasuk beban PPh 26 yang ditanggung
PT. Arkeikum.
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (7)
40
p. Atas biaya penghapusan piutang, senilai Rp 3.763.480.000,00
telah diberitahukan kepada Ditjen Pajak, namun Rp
500.000.000,00 di antara jumlah terlapor tersebut belum
didaftarkan ke BUPLN.
q. Atas biaya pemeliharaan kendaraan, Rp 10.000.000,00
merupakan biaya pemasangan sistem keamanan di kendaraan
Direktur Utama.
r. Atas biaya bahan bakar dan tol bidang G&A, 15% di antaranya
dialokasikan bagi Direktur Utama.
s. Atas biaya riset, 50% di antaranya ditenderkan dan dilaksanakan
di luar Indonesia.
t. Atas dividen PT. Negarakertagama, separuhnya berasal dari laba
ditahan. PT. Arkeikum memiliki proporsi kepemilikan 35%.
u. Atas dividen PT. Sutasoma, seluruhnya diberikan dalam bentuk
instrumen investasi. PT. Arkeikum memiliki proporsi kepemilikan
15%.
v. Atas dividen dari Bremen Ag., PT. Arkeikum telah mencatatnya
secara netto terhadap pajak di luar negeri dengan tarif 30%.
w. Bunga sebesar 8% p.a. atas deposito PT. Arkeikum dibayarkan di
akhir tahun. Pokok deposito bernilai tetap sepanjang tahun.


Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (8)
41
x. Bunga pinjaman sebesar 12% p.a. dibayarkan di akhir tahun,
dengan nilai pokok pinjaman bernilai tetap sepanjang tahun.
y. Sumbangan diberikan untuk pembangunan panti asuhan rubuh di
sekitar perusahaan dan pengadaan sarana bermain di dalamnya.
z. Biaya lain lain tidak memenuhi ketentuan perpajakan sebagai
deductible expense.
aa.Kredit pajak yang telah dipotong pihak lain meliputi:
i. PPh 22 atas impor dengan DPP PPN Rp 21.750.000.000,00.
Perusahaan telah memiliki API atas impor tersebut.
ii. PPh 23 yang dipotong pihak lain, sebesar Rp 631.250.000,00.
iii.Angsuran PPh 25 yang telah dibayar, sebesar Rp
855.750.000,00.
iv.STP PPh 25 sebesar Rp 451.500.000,00 termasuk denda Rp
35.500.000,00.
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (9)
42
Pertanyaan :
a.Bagaimanakah rekonsiliasi fiskal ditetapkan atas PT.
Arkeikum?
b.Berapakah besar PPh terutang dan kredit pajak di periode
berjalan?
c.Berapakah pajak kurang (lebih) bayar di periode berjalan?
d.Berapakah angsuran PPh 25 per bulan yang seharusnya
dibayarkan di periode mendatang?
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (10)
43
Jawaban :
a.












Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (11)
44
Nominal Akuntansi Koreksi Positif Koreksi Negatif Nominal Fiskal
Penjualan bruto 74,350,000,000 74,350,000,000
Retur penjualan (1,875,000,000) (1,875,000,000)
Diskon penjualan (576,500,000) (576,500,000)
Penjualan netto 71,898,500,000 71,898,500,000
Harga Pokok Penjualan
Persediaan barang dagangan awal (15,432,500,000) (15,432,500,000)
Pembelian barang dagangan (56,984,500,000) (56,984,500,000)
Persediaan barang dagangan akhir 36,857,500,000 36,857,500,000
(35,559,500,000) (35,559,500,000)
Laba bruto 36,339,000,000 36,339,000,000
Biaya pemasaran
Gaji dan bonuspegawai tetap (1,864,000,000) (1,864,000,000)
Tunjangan pajak penghasilan (92,740,000) (92,740,000)
Pembagian sembako (364,835,000) 364,835,000 0
Pendidikan karyawan (986,320,000) (986,320,000)
Promosi dan iklan (3,876,500,000) (3,876,500,000)
Jamuan makan (284,250,000) 104,250,000 (180,000,000)
Telepon, air, dan listrik (734,250,000) 150,000,000 (584,250,000)
Penyusutan (50,625,000) 14,375,000 (36,250,000)
Biaya bahan bakar dan tol (54,320,000) 13,580,000 (40,740,000)
Total biaya pemasaran (8,307,840,000) (8,307,840,000)
Keterangan :
Koreksi positif atas biaya telepon, air, dan listrik bidang
pemasaran
= 50% Biaya pulsa direktur + Pembelian PDA yang
seharusnya dikapitalisasi
= 50% * * 400.000.000 + * 400.000.000
= 50.000.000 + 100.000.000
= 150.000.000

Penyusutan bidang pemasaran menurut akuntansi
= 20% * 25.000.000 + Penyusutan smartphone + 6/12 * 50% *
100.000.000
= 5.000.000 + Penyusutan smartphone + 25.000.000
= 30.000.000 + Penyusutan smartphone



Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (12)
45
Keterangan :
Penyusutan bidang pemasaran menurut fiskal
= 50% * 25% * 25.000.000 + Penyusutan smartphone + 6/12 *
25% * 100.000.000
= 3.125.000 + Penyusutan smartphone + 12.500.000
= 15.625.000 + Penyusutan smartphone

Koreksi positif atas penyusutan bidang pemasaran
= Penyusutan menurut akuntansi - Penyusutan menurut
fiskal
= (30.000.000 + Penyusutan smartphone) - (15.625.000 +
Penyusutan smartphone)
= 14.375.000




Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (13)
46
Jawaban :
a.












Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (14)
47
Biaya umumdan administrasi (G&A)
Gaji dan bonus pegawai tetap (2,465,000,000) (2,465,000,000)
PPh 21 ditanggung perusahaan (143,400,000) 143,400,000 0
Honorariumdan komisi pegawai tidak tetap (1,486,542,000) (1,486,542,000)
Seragamsatpamgudang (94,560,000) (94,560,000)
Telepon, air, dan listrik (1,055,600,000) (1,055,600,000)
Biaya sewa kantor (1,633,500,000) 980,100,000 (653,400,000)
Penyusutan (1,254,000,000) 466,500,000 (787,500,000)
Royalti (660,000,000) 110,000,000 (550,000,000)
Biaya pembangunan pabrik baru (4,365,000,000) 4,365,000,000 0
Penghapusan piutang (4,763,480,000) 1,500,000,000 (3,263,480,000)
Pemeliharaan kendaraan (87,200,000) 5,000,000 (82,200,000)
Alat tulis kantor (154,380,000) (154,380,000)
Biaya bahan bakar dan tol (328,600,000) 24,645,000 (303,955,000)
Asuransi kendaraan (364,700,000) (364,700,000)
PBBgudang (762,300,000) (762,300,000)
Riset (3,860,000,000) 1,930,000,000 (1,930,000,000)
Pendidikan karyawan (1,340,000,000) (1,340,000,000)
Family gathering (134,700,000) (134,700,000)
Total biaya umumdan administrasi (G&A) (24,952,962,000) (24,952,962,000)
Laba operasional 3,078,198,000 3,078,198,000
Keterangan :
Koreksi positif atas biaya sewa kantor
= Proporsi biaya sewa dibayar di mukan
= 18/30 * 1.633.500.000
= 980.100.000

Penyusutan bidang G&A menurut fiskal
= Penyusutan kendaraan niaga + Penyusutan kendaraan
direktur
= 12,5% *6.000.000.000 + 50% * 3/12 * 12,5% *
2.400.000.000
= 750.000.000 + 37.500.000
= 787.500.000
Gedung pabrik lama tidak disusutkan menurut fiskal, sebab
telah melewati batas masa manfaat fiskal selama 20 tahun.

Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (15)
48
Keterangan :
Koreksi positif atas penyusutan bidang G&A
= Penyusutan menurut akuntansi - Penyusutan menurut fiskal
= 1.254.000.000 - 787.500.000
= 466.500.000

Koreksi positif atas biaya royalti
= Beban PPh 26 yang tidak boleh dibebankan
= 20% / 120% * 660.000.000
= 110.000.000




Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (16)
49
Jawaban :
a.












Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (17)
50
Pendapatan non operasi
Dividen dari PT. Negarakertagama 382,500,000 (191,250,000)
Dividen dari PT. Sutasoma 134,900,000
Sewa mesin 67,400,000
Bunga deposito (setelah pajak) 34,280,000 (34,280,000)
Dividen dari Bremen Ag. 276,500,000 118,500,000
Total pendapatan non operasi 895,580,000
Biaya non operasi
Dividen bagi PT. Smaradhahana (28,700,000) 28,700,000
Dividen bagi PT. Arjuna Wiwaha (16,300,000) 16,300,000
Dividen bagi publik (60,000,000) 60,000,000
Bunga pinjaman (76,275,000) 64,275,000
Sumbangan (764,820,000) 764,820,000
Denda pajak (452,300,000) 452,300,000
Rugi selisih kurs (124,890,000)
Biaya lain - lain (742,950,000) 742,950,000
Total biaya non operasi (2,266,235,000)
Laba sebelumpajak 1,707,543,000 12,419,530,000 (225,530,000)
Keterangan :
Koreksi positif atas dividen dari Bremen Ag.
= Beban pajak luar negeri yang seharusnya tidak di-netto-kan
= 30% / 70% * 276.500.000
= 118.500.000

Pokok deposito
= 100% / 80% * 34.280.000 / 8%
= 535.625.000
Pokok pinjaman
= 100% / 12% * 76.275.000
= 635.625.000


Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (18)
51
Keterangan :
Bunga pinjaman yang boleh dibebankan
= Selisih pokok pinjaman dan pokok deposito * Tingkat bunga
pinjaman
= (635.625.000 - 535.625.000) * 12%
= 12.000.000

Koreksi positif atas bunga pinjaman
= Bunga pinjaman menurut akuntansi - Bunga pinjaman
menurut fiskal
= 76.275.000 12.000.000
= 64.275.000




Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (19)
52
Jawaban :
b.
c.










Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (20)
53
Pajak yang dibayar di luar negeri 118,500,000
: 0.3/ 0.7 * 274,500,000
Batas maksimumKredit PPh 24 79,000,000
: 395,000,000/ 13,901,543,000 * 2,780,308,600
Kredit PPh 24 79,000,000
Laba sebelumpajak 13,901,543,000
PPh terutang (20%) 2,780,308,600
Tarif 20% berlaku bagi perusahaan yang minimal 40% sahamnya dikuasai publik
dan diperdagangkan di bursa efek, sesuai ketentuan Pasal 17 Ayat (2b).
Kredit pajak
Kredit PPh 22 (543,750,000)
: 2,5% * 21,750,000,000
Kredit PPh 23 (631,250,000)
Kredit PPh 24 (79,000,000)
Kredit PPh 25 (855,750,000)
STPPPh 25 (416,000,000) (2,525,750,000)
Pajak kurang (lebih) bayar 254,558,600
Jawaban :
d.












Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (21)
54
Laba sebelumpajak 13,901,543,000
Pendapatan tidak berkesinambungan (650,000,000)
Estimasi pendapatan tahun mendatang 13,251,543,000
PPh terutang (20%) 2,650,308,600
Kredit pajak
Kredit PPh 22 (543,750,000)
: 2,5% * 21,750,000,000
Kredit PPh 23 (631,250,000)
Kredit PPh 24 (79,000,000) (1,254,000,000)
Total PPh 25 setahun 1,396,308,600
Angsuran PPh 25 per bulan 116,359,050
CV. Pleistosen merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang penyediaan material bagi perusahaan konstruksi. CV.
Pleistosen baru dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
semenjak akhir 2011. Perusahaan melaksanakan pembukuan
terkait kegiatan akuntansinya. Berikut merupakan data yang
diperoleh atas laporan keuangan CV. Pleistosen di tahun 2012.
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (1)
55
Soal :














Ilustrasi 6.2
Persekutuan (2)
56
Nominal Akuntansi
Penjualan bruto 44,880,000,000
Retur penjualan (1,980,000,000)
Diskon penjualan (370,000,000)
Penjualan netto 42,530,000,000
Harga Pokok Penjualan
Persediaan barang dagangan awal (3,843,740,000)
Pembelian barang dagangan (18,499,220,000)
Persediaan barang dagangan akhir 1,587,320,000
(20,755,640,000)
Laba bruto 21,774,360,000
Biaya pemasaran
Gaji dan bonus pegawai tetap (994,735,000)
Penggantian pengobatan (145,370,000)
Pemberian kupon makan siang (254,850,000)
Pendidikan karyawan (537,280,000)
Promosi dan iklan (3,846,230,000)
Jamuan makan (528,400,000)
Telepon, air, dan listrik (58,300,000)
Perjalanan dinas (254,700,000)
Penyusutan (240,000,000)
Total biaya pemasaran (6,859,865,000)
Soal :














Ilustrasi 6.2
Persekutuan (3)
57
Biaya umumdan administrasi (G&A)
Gaji dan bonus pegawai tetap (1,968,300,000)
Honorariumdan komisi pegawai tidak tetap (458,330,000)
Pengobatan gratis bagi karyawan (427,530,000)
Pemberian makan siang (327,870,000)
Peralatan K3 pegawai lapangan (477,800,000)
Telepon, air, dan listrik (84,300,000)
Biaya sewa kantor (63,300,000)
Penyusutan (476,500,000)
Perpanjangan hak usaha (125,000,000)
Biaya pembelian kendaraan (600,000,000)
Penghapusan piutang (1,267,000,000)
Pemeliharaan gedung (540,000,000)
Pemeliharaan kendaraan (160,000,000)
Alat tulis kantor (75,300,000)
Asuransi gedung (235,000,000)
Asuransi kendaraan (115,000,000)
Pendidikan karyawan (764,300,000)
PPNmasukan (2,648,000,000)
PPh final dan retribusi daerah (150,000,000)
Total biaya umumdan administrasi (G&A) (10,963,530,000)
Laba operasional 3,950,965,000
Soal :














Ilustrasi 6.2
Persekutuan (4)
58
Pendapatan non operasi
Penerimaan bagi hasil atas pinjaman berakad syariah 365,000,000
Sewa tanah 240,000,000
Sewa gedung 793,000,000
Sewa kendaraan 134,000,000
Bunga deposito (setelah pajak) 132,000,000
Total pendapatan non operasi 1,664,000,000
Biaya non operasi
Gaji bagi sekutu aktif (750,000,000)
Bunga pinjaman (80,000,000)
Kegiatan amal (85,300,000)
Rugi selisih kurs (65,700,000)
Rugi usaha di Selandia Baru (1,320,000,000)
Biaya lain - lain (430,000,000)
Total biaya non operasi (2,731,000,000)
Laba sebelumpajak 2,883,965,000
Berikut merupakan keterangan yang menjelaskan perincian
berbagai elemen yang terdapat di laporan keuangan CV. Pleistosen.
a. Perusahaan mencatat penjualan berdasar prinsip akrual. Atas
jumlah tercantum, telah termasuk pula komponen PPN 10% di
dalamnya.
b. Atas nilai retur, di dalamnya telah tercakup pula komponen PPN
10%.
c. Atas gaji dan bonus pegawai tetap bidang pemasaran, Rp
454.735.000,00 diberikan dalam bentuk gaji bulanan dan sisanya
dalam bentuk bonus tahunan.
d. Kupon makan siang diberikan kepada pegawai bidang pemasaran
mengingat tugas yang didominasi aktivitas di luar kantor. Bagi
pegawai bidang lain, makan siang disediakan secara langsung di
kantor.
e. Atas biaya pendidikan karyawan bidang pemasaran, Rp
75.000.000,00 diberikan dalam bentuk penghargaan bagi peserta
diklat terbaik.
f. Atas biaya jamuan makan, separuhnya tidak dilengkapi daftar
nominatif penerima secara lengkap.
g. Atas biaya telepon, air, dan listrik bidang pemasaran, meliputi Rp
4.800.000,00 biaya pulsa bagi Direktur Pemasaran.
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (5)
59
h. Atas biaya perjalanan dinas, Rp 45.000.000,00 di antaranya
diberikan untuk memfasilitasi istri Direktur Pemasaran dalam
mendampingi pelaksanaan perjalanan.
i. Atas biaya penyusutan bidang pemasaran, meliputi penyusutan
dengan metode jumlah angka tahun atas:
i. Telepon genggam direktur, dibeli awal Juli 2012 dengan nilai
tercatat Rp 30.000.000, disusutkan selama 5 tahun. Sesuai
peraturan pajak termasuk aset kelompok 1.
ii. Kendaraan A, dibeli awal 2011 dengan nilai tercatat Rp
825.000.000, disusutkan selama 10 tahun. Sesuai peraturan
pajak termasuk aset kelompok 2.
iii. Kendaraan B, dibeli akhir 2011 dengan nilai tercatat Rp
550.000.000, disusutkan selama 10 tahun. Sesuai peraturan
pajak termasuk aset kelompok 2.
j. Peralatan K3 diberikan bagi pegawai yang bertugas atas
pengantaran material di lokasi konstruksi.
k. Atas biaya telepon, air, dan listrik bidang pemasaran, meliputi Rp
10.300.000,00 biaya pulsa bagi Direktur Operasional dan
Keuangan.
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (6)
60
l. Biaya penyusutan bidang G&A meliputi penyusutan dengan
metode garis lurus atas:
i. Gedung X untuk disewakan, dengan nilai kapitalisasi awal Rp
9.000.000.000,00 yang diperoleh tahun 2005 dan disusutkan
dengan masa manfaat 30 tahun dan nilai sisa Rp
705.000.000,00.
ii. Gedung Y untuk disewakan, dengan nilai kapitalisasi awal Rp
2.000.000.000,00 yang diperoleh tahun 2010 dan disusutkan
dengan masa manfaat 20 tahun.
iii.Kendaraan dinas bagi Direktur Utama dengan nilai kapitalisasi
awal Rp 400.000.000,00 yang diperoleh tahun 2010 dan
disusutkan dengan masa manfaat 4 tahun. Peraturan
perpajakan menggolongkan aset ke dalam kelompok 2.
m. Biaya pembelian kendaraan dibebankan atas pembelian di akhir
September 2012. Kendaraan diperuntukkan bagi operasional
pegawai lapangan.
n. Atas biaya penghapusan piutang, senilai Rp 1.175.000.000,00
telah diberitahukan kepada Ditjen Pajak dan didaftarkan ke
BUPLN, namun Rp 50.000.000,00 di antara jumlah terlapor
tersebut belum diumumkan dalam penerbitan.
o. Atas biaya pemeliharaan gedung, 80% dialokasikan untuk gedung
X dan 20% untuk gedung Y.

Ilustrasi 6.2
Persekutuan (7)
61
p. Atas biaya pemeliharaan kendaraan, seluruhnya merupakan
biaya overhaul tak tertanggung asuransi bagi kendaraan
Direktur Utama.
q. Atas biaya asuransi gedung, Rp 75.000.000,00
diperuntukkan bagi gedung Y dan sisasnya bagi gedung X.
r. Atas biaya asuransi kendaraan meliputi Rp. 100.000.000,00
asuransi selama 4 tahun bagi kendaraan yang baru dibeli
dan sisanya bagi asuransi kendaraan Direktur Utama.
s. Atas PPh final dan retribusi daerah, termasuk pajak bersifat
final yang telah dipotong pihak ketiga terhadap item item
pendapatan non operasi.
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (8)
62
t. Atas pinjaman konvensional dan deposito yang dimiliki, berikut
merupakan tabel keterangan terkait pokok deposito dan pokok
pinjaman sepanjang tahun berjalan.










u. Atas gaji yang dibayarkan bagi sekutu aktif, termasuk pula Rp
130.000.000,00 yang seharusnya dibayarkan di periode lalu.
v. Biaya lain lain memenuhi ketentuan perpajakan sebagai
deductible expense.
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (9)
63
Periode Pokok Deposito Tingkat Bunga
Januari Maret Rp 1.100.000.000,00 15%
April Juni Rp 1.000.000.000,00 15%
Juli September Rp 1.100.000.000,00 15%
Oktober Desember Rp 1.200.000.000,00 15%
Periode Pokok Pinjaman Tingkat Bunga
Januari Februari Rp 540.000.000,00 16%
Maret September Rp 450.000.000,00 16%
Oktober Desember Rp 590.000.000,00 16%
w. Kredit pajak yang telah dipotong pihak lain meliputi:
i. PPh 22 atas impor sebesar Rp 113.500.000,00.
ii. PPh 22 atas pembelian baja dengan nilai pembelian Rp
23.350.000.000,00.
iii.PPh 23 yang dipotong pihak lain, sebesar Rp
79.150.000,00.
iv.Angsuran PPh 25 yang telah dibayar, sebesar Rp
215.500.000,00.
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (10)
64
Pertanyaan :
a.Bagaimanakah rekonsiliasi fiskal ditetapkan atas CV.
Pleistosen?
b.Berapakah besar PPh terutang dan kredit pajak di periode
berjalan?
c.Berapakah pajak kurang (lebih) bayar di periode berjalan?
d.Berapakah angsuran PPh 25 per bulan yang seharusnya
dibayarkan di periode mendatang?
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (11)
65
Jawaban :
a.












Ilustrasi 6.2
Persekutuan (12)
66
Nominal Akuntansi Koreksi Positif Koreksi Negatif Nominal Fiskal
Penjualan bruto 44,880,000,000 (4,080,000,000) 40,800,000,000
Retur penjualan (1,980,000,000) 180,000,000 (1,800,000,000)
Diskon penjualan (370,000,000) (370,000,000)
Penjualan netto 42,530,000,000 42,530,000,000
Harga Pokok Penjualan
Persediaan barang dagangan awal (3,843,740,000) (3,843,740,000)
Pembelian barang dagangan (18,499,220,000) (18,499,220,000)
Persediaan barang dagangan akhir 1,587,320,000 1,587,320,000
(20,755,640,000) (20,755,640,000)
Laba bruto 21,774,360,000 21,774,360,000
Biaya pemasaran
Gaji dan bonuspegawai tetap (994,735,000) (994,735,000)
Penggantian pengobatan (145,370,000) (145,370,000)
Pemberian kupon makan siang (254,850,000) (254,850,000)
Pendidikan karyawan (537,280,000) (537,280,000)
Promosi dan iklan (3,846,230,000) (3,846,230,000)
Jamuan makan (528,400,000) 264,200,000 (264,200,000)
Telepon, air, dan listrik (58,300,000) 2,400,000 (55,900,000)
Perjalanan dinas (254,700,000) 45,000,000 (209,700,000)
Penyusutan (240,000,000) 66,250,000 (173,750,000)
Total biaya pemasaran (6,859,865,000) (6,859,865,000)
Keterangan :
Penyusutan bidang pemasaran menurut fiskal
= Penyusutan HP direktur + Kendaraan A +
Kendaraan B
= 50% * 6/12 * 25% * 30.000.000 + 12,5% * 825.000.000 +
12,5% * 550.000.000
= 1.875.000 + 103.125.000 +
68.750.000
= 173.750.000

Koreksi positif atas bunga pinjaman
= Penyusutan menurut akuntansi - Penyusutan menurut fiskal
= 173.750.000 240.000.000
= 66.250.000



Ilustrasi 6.2
Persekutuan (13)
67
Jawaban :
a.












Ilustrasi 6.2
Persekutuan (14)
68
Biaya umumdan administrasi (G&A)
Gaji dan bonus pegawai tetap (1,968,300,000) (1,968,300,000)
Honorariumdan komisi pegawai tidak tetap (458,330,000) (458,330,000)
Pengobatan gratis bagi karyawan (427,530,000) 427,530,000 0
Pemberian makan siang (327,870,000) (327,870,000)
Peralatan K3 pegawai lapangan (477,800,000) (477,800,000)
Telepon, air, dan listrik (84,300,000) 5,150,000 (79,150,000)
Biaya sewa kantor (63,300,000) (63,300,000)
Penyusutan (476,500,000) 332,750,000 (143,750,000)
Perpanjangan hak usaha (125,000,000) (125,000,000)
Biaya pembelian kendaraan (600,000,000) 600,000,000 0
Penghapusan piutang (1,267,000,000) 142,000,000 (1,125,000,000)
Pemeliharaan gedung (540,000,000) 432,000,000 (108,000,000)
Pemeliharaan kendaraan (160,000,000) 80,000,000 (80,000,000)
Alat tulis kantor (75,300,000) (75,300,000)
Asuransi gedung (235,000,000) 160,000,000 (75,000,000)
Asuransi kendaraan (115,000,000) 82,500,000 (32,500,000)
Pendidikan karyawan (764,300,000) (764,300,000)
PPNmasukan (2,648,000,000) 2,648,000,000 0
PPh final dan retribusi daerah (150,000,000) 136,300,000 (13,700,000)
Total biaya umumdan administrasi (G&A) (10,963,530,000) (10,963,530,000)
Laba operasional 3,950,965,000 3,950,965,000
Keterangan :
Penyusutan bidang G&A menurut fiskal
= Penyusutan gedung Y + Kendaraan direktur +
Kendaraan lapangan
= 5% * 2.000.000.000 + 50% * 12,5% * 400.000.000 +
3/12 * 12,5% * 600.000.000
= 100.000.000 + 25.000.000 + 18.750.000
= 143.750.000
Penyusutan gedung X tidak dapat dibebankan, sebab
pendapatan atasnya akan dikenai PPh bersifat final

Koreksi positif atas bunga pinjaman
= Penyusutan menurut akuntansi - Penyusutan menurut fiskal
= 476.500.000 143.750.000
= 332.750.000

Ilustrasi 6.2
Persekutuan (15)
69
Keterangan :
Koreksi atas PPh final dan retribusi daerah
= Beban PPh final yang tidak boleh dibebankan
= PPh final atas sewa tanah + PPh final atas sewa
gedung + PPh final atas bunga deposito
= 10% * 240.000.000 + 10% * 793.000.000 + 20%/
80% * 132.200.000
= 24.000.000 + 79.300.000 + 33.000.000
= 136.300.000
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (16)
70
Jawaban :
a.












Ilustrasi 6.2
Persekutuan (17)
71
Pendapatan non operasi
Penerimaan bagi hasil atas pinjaman berakad syariah 365,000,000
Sewa tanah 240,000,000 (240,000,000)
Sewa gedung 793,000,000 (793,000,000)
Sewa kendaraan 134,000,000
Bunga deposito (setelah pajak) 132,000,000 (132,000,000)
Total pendapatan non operasi 1,664,000,000
Biaya non operasi
Gaji bagi sekutu aktif (750,000,000) 750,000,000
Bunga pinjaman (80,000,000) 80,000,000
Kegiatan amal (85,300,000) 85,300,000
Rugi selisih kurs (65,700,000)
Rugi usaha di Selandia Baru (1,320,000,000) 1,320,000,000
Biaya lain - lain (430,000,000)
Total biaya non operasi (2,731,000,000)
Laba sebelumpajak 2,883,965,000 7,839,380,000 (5,245,000,000)
Keterangan :
Skedul pokok deposito dan pokok pinjaman.












Ilustrasi 6.2
Persekutuan (18)
72
Periode Pokok Deposito Tingkat Bunga
Januari Maret Rp 1.100.000.000,00 15%
April Juni Rp 1.000.000.000,00 15%
Juli September Rp 1.100.000.000,00 15%
Oktober Desember Rp 1.200.000.000,00 15%
Periode Pokok Pinjaman Tingkat Bunga
Januari Februari Rp 540.000.000,00 16%
Maret September Rp 450.000.000,00 16%
Oktober Desember Rp 590.000.000,00 16%
Keterangan :
Rata rata pokok deposito
= 3/12 * 1.100.000.000 + 3/12 * 1.000.000.000 + 3/12 *
1.100.000.000
+ 3/12 * 1.100.000.000
= 275.000.000 + 250.000.000 + 275.000.000 +
300.000.000
= 1.100.000.000
Rata rata pokok pinjaman
= 2/12 * 540.000.000 + 7/12 * 450.000.000 + 3/12 *
590.000.000
= 90.000.000 + 262.500.000 + 147.500.000

= 500.000.000
Rata rata pokok pinjaman lebih rendah daripada rata rata
pokok deposito, sehingga biaya bunga pinjaman tidak boleh
membebankan.


Ilustrasi 6.2
Persekutuan (19)
73
Jawaban :
b.
c.











Ilustrasi 6.2
Persekutuan (20)
74
Laba sebelumpajak 5,478,345,000
Bagian PKPdiberikan fasilitas pasal 31E 644,511,176
: 4,800,000,000/ 40,800,000,000 * 5,478,345,000
Pembulatan ke ribuan terdekat 644,511,000
Bagian PKPtidak diberikan fasilitas pasal 31E 4,833,834,000
: 5,478,345,000 - 644,511,000
PPh terutang 1,289,022,375
: (50% * 25% * 644,511,000) + (25% * 4,833,833,000)
Kredit pajak
Kredit PPh 22 impor (113,500,000)
Kredit PPh 22 industri baja (70,050,000)
: 0,3% * 23,350,000,000
Kredit PPh 23 (79,150,000)
Kredit PPh 24 (79,000,000)
Kredit PPh 25 (215,500,000) (557,200,000)
Pajak kurang (lebih) bayar 731,822,375
Jawaban :
d.












Ilustrasi 6.2
Persekutuan (21)
75
PPh terutang 1,289,022,375
: (50% * 25% * 644,511,000) + (25% * 4,833,833,000)
Kredit pajak
Kredit PPh 22 impor (113,500,000)
Kredit PPh 22 industri baja (70,050,000)
: 0,3% * 23,350,000,000
Kredit PPh 23 (79,150,000)
Kredit PPh 24 (79,000,000) (341,700,000)
Total PPh 25 setahun 947,322,375
Angsuran PPh 25 per bulan 78,943,531
Kresnadwipayana merupakan seorang pengusaha yang
memiliki studio foto dengan kelengkapan laboratorium fotografi
di Kota Denpasar. Gedung studio foto tersebut baru didirikan
pada satu tahun terakhir setelah sebelumnya Kresnadwipayana
hanya melaksanakan usahanya di rumah tinggal. Usaha
Kresnadwipayana tidak hanya menawarkan jasa fotografer,
rekayasa, dan pencetakan foto sebagai produk utama, akan
tetapi melayani pula pemesanan pigura khusus yang dibuat
secara hand made. Ide pelayanan pemesanan pigura tersebut
diperoleh Kresnadwipayana ketika membantu pengerjaan
tugas prakarya anak semata wayangnya yang tengah
menjalani masa orientasi SMA. Atas usaha yang dijalankannya,
Kresnadwipayana telah menerapkan kebijakan pembukuan
dengan laporan tahunan sebagai berikut.
Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (1)
76
Soal :














Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (2)
77
Nominal Akuntansi
Pendapatan jasa 1,750,000,000
Biaya usaha
Gaji dan bonus pegawai tetap (425,000,000)
Honorariumfotografer lepas (85,750,000)
Biaya transportasi pegawai (34,200,000)
Asuransi gedung (8,500,000)
Penyusutan (250,000,000)
Sewa gudang (25,000,000)
Pembuatan galeri display mini (25,300,000)
Telepon, air, dan listrik (32,200,000)
Perjalanan bisnis (18,500,000)
Pembuatan reklame berikut pengurusan izin (135,000,000)
Penghapusan piutang (286,500,000)
Biaya tender foto Karpeg (35,000,000)
Pendidikan karyawan (177,500,000)
Sumbangan perbaikan jembatan (25,000,000)
Total biaya usaha (1,563,450,000)
Laba usaha 186,550,000
Berikut merupakan keterangan yang menjelaskan perincian
berbagai elemen yang terdapat di laporan keuangan studio foto milik
Kresnadwipayana.
a. Atas pendapatan jasa, termasuk jasa foto kartu pegawai balaikota
dengan nilai kontrak sebelum pajak senilai Rp 375.000.000,00.
Pengadaan kartu pegawai merupakan proyek 5 tahunan dari
balaikota.
b. Atas gaji dan bonus pegawai tetap, termasuk gaji bagi tiga orang
editor sebesar Rp 20.000.000,00 per tahun, serta bagi adik ipar
Kresnadwipayana sebesar Rp 3.000.000,00 per bulan yang
bekerja di posisi serupa.
c. Atas honorarium fotografer lepas, nilai tersebut dicatat sesuai
jumlah kas yang diterima seorang fotografer profesional lepas
secara sekaligus dalam menangani suatu order khusus.
d. Atas biaya transportasi pegawai, imbalan diberikan dalam bentuk
tunai dan hanya berlaku bagi pegawai yang telah bekerja selama
minimal 3 tahun.
e. Kresnadwipayana melakukan pemotongan PPh 21 atas segala
bentuk imbalan kepegawaian.



Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (3)
78
f. Asuransi gedung meliputi asuransi atas studio foto dan
rumah tinggal Kresnadwipayana yang masing masing
memiliki nilai wajar Rp 1.530.000.000,00 dan Rp
510.000.000,00. Premi ditetapkan berdasarkan
perbandingan pro rata nilai wajar aset di tahun berjalan.
g. Biaya penyusutan diakui atas gedung dengan metode jumlah
angka tahun selama 10 tahun dengan nilai sisa Rp
155.000.000,00. Gedung tidak mengalami apresiasi nilai
wajar dibanding awal tahun.
h. Sewa gudang dibayarkan kepada pemilik petak di belakang
studio yang dipergunakan sebagai tempat penitipan material
pigura. Pembayaran dilakukan pada bulan November untuk
lima bulan menjelang.
i. Galeri display mini dibuat untuk tujuan eksibisi di balaikota,
namun kemudian dipergunakan kembali sebagai elemen
dekorasi studio.
j. Atas biaya telepon, air dan listrik, seperdelapannya
dimanfaatkan untuk keperluan rumah tinggal
Kresnadwipayana.

Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (4)
79
k. Atas biaya perjalanan bisnis, termasuk pula penggantian
tiket kereta bagi istri Kresnadwipayana yang mendampingi
perjalanan suaminya, senilai Rp 3.500.000,00.
l. Biaya penghapusan piutang dialokasikan untuk foto tercetak
yang belum diambil setelah lewat masa 3 bulan.
Kresnadwipayana telah mematuhi ketentuan perpajakan
terkait pengurusannya.
m.Biaya tender foto Karpeg dialokasikan atas pemberian
komisi bagi Kepala Tata Usaha Balaikota yang
mempermudah perolehan proyek foto untuk kartu pegawai.
n. Kredit pajak yang telah dipotong pihak lain meliputi:
i. PPh 23 yang dipotong pihak lain, sebesar Rp
3.150.000,00.
ii. Angsuran PPh 25 yang telah dibayar, sebesar Rp
10.750.000,00.
Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (5)
80
Pertanyaan (Bersifat independen dan saling lepas antar
keterangan) :
a. Berapakah pajak kurang (lebih) bayar bagi
Kresnadwipayana di periode berjalan?
b. Berapakah angsuran PPh 25 per bulan yang seharusnya
dibayarkan di periode mendatang?
c. Berapakah PPh terutang jika Kresnadwipayana memilih
menggunakan metode Norma Penghitungan Penghasilan
Netto dalam melakukan pemenuhan kewajiban
perpajakannya?
d. Berapakah PPh terutang jika Kresnadwipayana memiliki
sumber penghasilan lain berupa honorarium sebagai di
seminar fotografi tahunan sebesar Rp 34.125.000,00
netto terhadap PPh 21?
e. Berapakah PPh terutang jika ternyata galeri display mini
tersebut dikerjakan sendiri oleh anak Kresnadwipayana
dan pembayaran diberikan terhadapnya?
f. Berapakah PPh terutang jika istri Kresnadwipayana
bekerja sebagai akuntan studio foto Kresnadwipayana
dengan gaji Rp 2.500.000,00 per bulan?
Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (6)
81
Jawaban :
a.












Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (7)
82
Nominal Akuntansi Koreksi Positif Koreksi Negatif Nominal Fiskal
Pendapatan jasa 1,750,000,000 1,750,000,000
Biaya usaha
Gaji dan bonus pegawai tetap (425,000,000) 16,000,000 (409,000,000)
Honorariumfotografer lepas (85,750,000) (9,250,000) (95,000,000)
Biaya transportasi pegawai (34,200,000) (34,200,000)
Asuransi gedung (8,500,000) 2,125,000 (6,375,000)
Penyusutan (250,000,000) 173,500,000 (76,500,000)
Sewa gudang (25,000,000) 15,000,000 (10,000,000)
Pembuatan galeri display mini (25,300,000) (25,300,000)
Telepon, air, dan listrik (32,200,000) 4,025,000 (28,175,000)
Perjalanan bisnis (18,500,000) 3,500,000 (15,000,000)
Pembuatan reklame berikut pengurusan izin (135,000,000) (135,000,000)
Penghapusan piutang (286,500,000) (286,500,000)
Biaya tender foto Karpeg (35,000,000) 35,000,000 0
Pendidikan karyawan (177,500,000) (177,500,000)
Sumbangan perbaikan jembatan (25,000,000) 25,000,000 0
Total biaya usaha (1,563,450,000) (1,563,450,000)
Laba usaha 186,550,000 274,150,000 (9,250,000) 451,450,000
Keterangan :
Koreksi atas gaji dan bonus pegawai tetap
= Jumlah lebih yang dibayarkan akibat hubungan istimewa
= 12 * 2.000.000 - 20.000.000
= 16.000.000

Beban honorarium fotografer lepas menurut fiskal
= Kas diterima fotografer + Pemotongan PPh 21
= 85.750.000 + (5% * 50.000.000 + 15% * (X
50.000.000)
= 85.750.000 + (2.500.000 7.500.000 + 15% *
X)
= 85.750.000 5.000.000 + 15% * X
= 80.750.000 + 15% * X
Di mana X merupakan beban honorarium itu sendiri. Maka
persamaan dapat diselesaikan dengan substitusi matematika
sederhana sebagai berikut.
Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (8)
83
Keterangan :
X = 80.750.000 + 15% * X
85% * X = 80.750.000
X = 95.000.000
Di mana X merupakan beban honorarium itu sendiri.

Koreksi negatif atas honorarium fotografer lepas
= Honorarium menurut fiskal - Honorarium menurut
akuntansi
= 95.000.000 85.750.000
= 9.250.000




Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (9)
84
Keterangan :
Koreksi positif atas asuransi gedung
= Asuransi bagi rumah tinggal yang tidak boleh dibebankan
= 510.000.000 / (1.530.000.000 + 510.000.000) * 8.500.000
= 510.000.000 / 2.040.000.000 * 8.500.000
= 2.125.000

Penyusutan menurut fiskal
= 5% * 1.530.000.000
= 76.500.000
Koreksi positif atas penyusutan
= Penyusutan menurut akuntansi - Penyusutan menurut fiskal
= 250.000.000 76.500.000
= 173.500.000
Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (10)
85
Keterangan :
Koreksi positif atas sewa gudang
= Proporsi pembayaran sewa di muka yang tidak boleh
dibebankan
= 3/5 * 25.000.000
= 15.000.000
Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (11)
86
Jawaban :
a.












Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (12)
87
Laba sebelumpajak 451,450,000
PTKP(K/ 1) (18,480,000)
PKP 432,970,000
PPh terutang
: 5% * 50,000,000 2,500,000
: 15% * 200,000,000 30,000,000
: 25% * 182,970,000,000 45,742,500 78,242,500
Kredit pajak
Kredit PPh 22 Bendaharawan (56,250,000)
: 1,5% * 375,000,000
Kredit PPh 23 (3,150,000)
Kredit PPh 25 (10,750,000) (70,150,000)
Pajak kurang (lebih) bayar 8,092,500
Jawaban :
b.












Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (13)
88
PKP 432,970,000
Pendapatan tidak berkesinambungan (375,000,000)
Estimasi pendapatan tahun mendatang 57,970,000
PPh terutang
: 5% * 50,000,000 2,500,000
: 15% * 7,970,000 1,195,500 3,695,500
Kredit pajak
Kredit PPh 23 (3,150,000) (3,150,000)
Total PPh 25 setahun 545,500
Angsuran PPh 25 per bulan 45,458
Jawaban :
c.












Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (14)
89
Penghasilan bruto 1,750,000,000
Penghasilan netto 665,000,000
Norma 38% sesuai lapangan usaha 97910
PTKP(K/ 1) (18,480,000)
PKP 646,520,000
PPh terutang
: 5% * 50,000,000 2,500,000
: 15% * 200,000,000 30,000,000
: 25% * 250,000,000 62,500,000
: 30% * 146,520,000 43,956,000 138,956,000
Jawaban :
d.












Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (15)
90
Laba sebelumpajak 451,450,000
Honorarium 35,000,000
: 34,125,000 / (1 - (5% * 50%))
PTKP(K/ 1) (18,480,000)
PKP 467,970,000
PPh terutang
: 5% * 50,000,000 2,500,000
: 15% * 200,000,000 30,000,000
: 25% * 217,970,000,000 54,492,500 86,992,500
Jawaban :
e. Atas galeri display mini yang dikerjakan anak
Kresnadwipayana, maka beban tersebut tetap boleh
dibebankan sebagai beban usaha studio foto. Adapun atas
pembayaran yang diterima anak Krenadwipayana yang belum
dewasa dan belum menikah, maka penghasilan anak tersebut
digabungkan kepada penghasilan Kresnadwipayana.









Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (16)
91
Laba sebelumpajak 451,450,000
Penghasilan anak yang belumdewasa 25,300,000
PTKP(K/ 1) (18,480,000)
PKP 458,270,000
PPh terutang
: 5% * 50,000,000 2,500,000
: 15% * 200,000,000 30,000,000
: 25% * 208,270,000,000 52,067,500 84,567,500
Jawaban :
f. Atas istri yang bekerja hanya kepada satu pemberi kerja
dengan pekerjaan yang terkait usaha suami, maka dilakukan
penggabungan penghasilan antara Kresnadwipayana dan istri.
Adapun terkait biaya perjalanan bisnis yang semula tidak boleh
dikurangkan menjadi bersifat boleh dikurangkan, selama dapat
dibuktikan bahwa pendampingan istri selaku akuntan memang
diperlukan dalam perjalanan bisnis tersebut.








Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (17)
92
Laba sebelumpajak 451,450,000
Pembebanan perjalanan dinas (3,500,000)
Penghasilan istri 35,000,000
PTKP(K/ 1, Penggabungan) (34,320,000)
PKP 448,630,000
PPh terutang
: 5% * 50,000,000 2,500,000
: 15% * 200,000,000 30,000,000
: 25% * 198,630,000,000 49,657,500 82,157,500
Referensi
Fitriandi, Primandita dkk. 2011. Kompilasi Undang
Undang Perpajakan Terlengkap . Jakarta: Penerbit
Salemba Empat.
Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.

93
94
Dr. Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI
martani@ui.ac.id atau
dwimartani@yahoo.com
081318227080/ 08161932935
http:/staff.blog.ac.id/martani/

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai