Anda di halaman 1dari 4

Kajian Alih Wahana Dalam Persepolis: Masa Kanak-Kanak Tokoh Marjane

Suatu karya sastra atau seni memiliki media atau wahana yang digunakan untuk dapat
diapresiasikan. Sebuah novel menggunakan wahana teks, film menggunakan gambar bergerak,
komik menggunakan gambar diam, dan tari menggunakan gerak tubuh. Penggunaan wahana
suatu karya juga dapat berpindahmisalnya dari novel ke film atau komik ke filmdengan
judul yang sama atau pengadopsian suatu karya dari suatu wahan ke wahana lainnya.
Perpindahan wahana suatu karya tersebut dapat dikatakan sebagai alih wahana.
Sapardi Djoko Damono dalam bukunya Sastra Bandingan !""#$ %!%& menyatakan
bahwa alih wahana adalah perubahan dari satu kesenian ke jenis kesenian lain. Perubahan
tersebut tidak terbatas pada satu atau dua jenis karya. Damono juga menyatakan bahwa karya
sastra tidak hanya diterjemahkan dari satu bahasa ke bahasa lainnya, tetapi juga dialihwahanakan
atau diubah menjadi kesenian lainnya. 'erdasarkan pernyataan tersebut maka dapat dikatakan
bahwa suatu karya dapat berubah wahana dari satu wahana ke wahana lainnya, tidak terbatas
pada satu arah alih wahana melainkan juga dapat berubah ke berbagai ma(am bentukmisalnya,
dari karya sastra dapat menjadi film atau komik dan juga dari film menjadi karya sastra atau
komik.
Salah satu karya yang mendapat proses alih wahana ialah Persepolis karya )arjane
Satrapi. Persepolis mengisahkan tentang kisah hidup seorang anak perempuan keturunan *ran
yang bernama )arjane. *a dilahirkan di +eheran, *ran. )arjane hidup bersama kedua orang
tuanya dan neneknya di sebuah apartemen di +eheran. ,ehidupannya mengalami banyak
pergolakan, karena ia hidup di masa transisi kekuasaan di *ran. +ransisi kekuasaan tersebut
akhirnya memaksanya untuk keluar dari *ran dan menuju -ropa. Pergolakan dalam dirinya terus
berlangsung di -ropa dan akhirnya ia kembali ke +eheran. Setelah menetap kembali di +eheran,
ia malah mengalami sebuah fase adaptasi kembali dan akhirnya ia pergi ke Pran(is.
Persepolis: Masa Kanak-Kanak Marjane Dalam Novel Grafis dan Film Animasi
,arya (erita rekaan Persepolis pertama kali mun(ul dalam wahana novel grafis pada
tahun !""". ,isah tersebut dalam wahana novel grafis terbagi atas empat buku yang terbit se(ara
berurut dari tahun !""" hingga !"".. Pada tahun !""/, Persepolis akhirnya dibuatkan versi film
animasinya.
Dalam proses peralihwahanaan karya tersebutdari novel grafis ke film animasi
terdapat beberapa perubahan. Perubahan tersebut didasari bahwa dalam pengalihwahanaan suatu
karya perlu adaptasi dari wahana aslinya ke wahana yang baru. Perpindahan wahana media&
men(akup empat modalitas 0ars -llestrom !"%"$ %1&, yakni modalitas materi, modalitas pan(a
indera, modalitas ruang temporal, dan modalitas semiotik. 0ars -llestrom dalam tulisannya The
Modalities of Media: A Model For Understanding Intermedial Relation !"%"& menyatakan
bahwa Media and art forms are constantly being described and defined on the basis of one or
more of these modalities The categories of materiality! time and space! the "is#al and the
a#ditory! and nat#ral and con"entional sign! ha"e been reshaped o"er and o"er again! b#t they
tend to be mi$ed #p in f#ndamental %ays 2)edia dan bentuk seni yang terus3menerus
digambarkan dan didefinisikan berdasarkan satu atau lebih dari modalitas. ,ategori3kategori dari
materialitas, waktu dan ruang, visual dan auditori, dan tanda alam dan konvensional, telah
dibentuk kembali lagi dan lagi, tetapi mereka (enderung terlibat dalam (ara yang mendasar...4.
Dari pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa dalam perubahan wahana ada unsur3unsur yang
menjadi alasan perubahan3perubahan pada wahana karya yang baru. 5al tersebut terkait dengan
materialitas, fisik, dan segi tanda.
Dalam Persepolis! perubahan terjadi pada alur (erita. Pada versi novel grafisnya,
pengkisahan dimulai pada penggambaran suasana sosial di +eheran pada )arjane berumur
sepuluh tahun, sedangkan pada film animasinya, kisah dimulai pada saat )arjane dewasa dan
berada di bandar udara Peran(is. Pada versi novel grafisnya, latar belakang tokoh )arjane
dijelaskan se(ara detil. *a berasal dari keluarga *ran modern yang kedua orang tuanya merupakan
aktifis revolusi *ran. Penandaan bahwa orang tua )arjane adalah bagian dari aktifis revolusi
terlihat dari penggambaran dalam (erita yang mengisahkan keduanya sedang berjuang untuk
revolusi, baik dari segi ideologi maupun gerakan3gerakannya, seperti menjadi demonstran,
jurnalis foto, dan lain sebagainya.
Selain itu, juga dijelaskan kondisi politik pada masa tokoh )arjane lahir di *ran. ,ondisi
politik yang mendesak pemerintahan saat itu untuk mundur dan beralih peradaban menjadi
demokrasiyang tadinya berupa kerajaan. Penjelasan kondisi politik tersebut terdapat pada
bagian diskusi )arjane ke(il dengan ayahnya. Pada diskusi tersebut, ayahnya men(eritakan asal3
muasal kondisi politik yang ada di *ran se(ara detil kepada )arjane. )ulai dari awal hingga pada
kondisi yang dirasakan pada saat ayahnya dan )arjane sedang berdiskusi. 0alu, juga penjelasan
mengenai nasib kakek dari )arjane yang akhirnya dipenjara karena pandangan politiknya.
,ondisi kakeknya divisualisasi dan tokoh kakek pun hadir dalam versi novel grafis tersebut.
Penjelasan detil juga tampak pada pergolakan )arjane ke(il. Digambarkan bagaimana
)arjane yang merasa bahwa dirinya adalah seorang 6abi dan mengatakannya kepada gurunya di
sekolah. Selain itu, imaji )arjane ke(il tentang tokoh3tokoh revolusi dunia dan pandangan
)arjane ke(il tentang pergolakan politik juga di(eritakan dalam novel grafisnya. Simbol3simbol
yang digunakan salah satunya ialah digambarkannya diskusi antara 7ene Des(rates dan ,arl
)ar8 dalam sebuah bagian dalam novel grafis tersebut. Dengan kata lain, penggambaran politik
*ran pada masa )arjane ke(il sangat detil dan dibuat se(ara kronologis.
Sedangkan dalam film animasinya, penjelasan latar belakang kedua orang tuanyayang
merupakan aktifis revolusivisualisasikan dalam hubungan kedua orang tuanya terhadap tokoh3
tokoh revolusi atau aktifis *ran. 9ase pen(eritaan asal3muasal kondisi politik *ran digambarkan
dalam ilustrasi pendongengan ayah ke anak. Selain itu, pandangan3pandangan politik )arjane
ke(il juga tidak dijelaskan se(ara detil. 'eberapa tokoh pun ada yang dihilangkan se(ara
visualisasi, salah satunya ialah tokoh kakek )arjane dan 7ene Des(artes.
6uansa pemikiran3pemikiran revolusi *ran pun tidak terlalu dijelaskan se(ara detil.
5anya beberapa bagian yang berasal dari penjelasan beberapa tokoh. Pergolakan batin dari
)arjane ke(il juga diperhalus dengan tidak terlalu dimasukan bagian3bagian penjelasan alur
pergerakan revolusi. Selain itu, pen(eritaannya kurang kronologis dari versi novel grafisnya.
Perubahan3perubahan yang terjadi dalam film animasinya disebabkan material dalam
film tidak dapat menyamai material dalam novel grafis. Dalam novel grafisnya, pembabagan
materi pen(eritaan tersusun dengan jelas karena tidak ada batasan waktu dan ruang, sedangkan
dalam film terbatas pada durasi film keseluruhanpengkisahan )arjane remaja dan dewasa.
Selain itu, penjelasan detil dalam novel grafisnya diperlukan untuk memun(ulkan emosi3emosi
yang hanya tervisualisasikan dalam bentuk gambar dan tulisan, sedangkan dalam film, efek
emosi dan dramatikalnya dapat dibantu oleh penambahan musik latar.
Penjelasan detil dalam novel grafisnya juga berkaitan dengan pemaknaan tanda yang
lebih memiliki kemungkinan ambiguitas makna, sedangkan dalam film, ambiguitas makna dapat
ditutupi oleh audio suara dan intonasi dialog&.
%
2%4 5al tersebut berkaitan dengan bahasa tulis
dalam novel grafis memiliki otonomi dan tidak sekedar derivat dari bahasa lisan.
!
2!4 :adi, dalam
novel grafisnya diperlukan penjelasan detil agar tidak terjadi pemaknaan gandameskipun ada
gambar, namun gambar juga dapat memiliki makna ganda jika tidak disertai gerakan nyata yang
menjadi pengarah makna.
Kesimpulan
Persepolis dalam wahana novel grafis dan film animasinya memiliki perbedaan yang
didasari oleh beberapa faktor. 9aktor pertama ialah modalitas materi yang berbeda. :ika dalam
novel grafis tidak dibatasi oleh durasi, maka dalam film dibatasi oleh durasi film. 9aktor kedua
ialah modalitas pan(a indra visual dan audio visual&. Dalam novel grafis, penggambaran (erita
dalam novel grafis harus disertai oleh penjelasan yang detil untuk membangkitkan emosi dan
dramatikal (eritakarena hanya berupa tulisan dan gambar diamsedangkan dalam film, efek
tersebut dapat dimun(ulkan melalu musik latar, intonasi dialog, dan gambar bergerak yang
menunjukan pemaknaan adegan. 9aktor ketiga dan keempat ialah modalitas ruang temporal dan
semiotik. ,edua faktor tersebut berkaitan dengan pemaknaan (erita. :ika dalam novel grafis ada
dapat mun(ul ambiguitas makna (eritajika tidak dijelaskan detilmaka dalam film ambiguitas
makna tersebut tertutupi oleh audio suara, intonasi dialog, dan musik latar&.
1
2

Anda mungkin juga menyukai