BAB I
PENDAHULUAN
1
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
Dari sudut pandang kasus kriminalitas dan korupsi yang terdapat dalam
naskah, terlihat begitu kuatnya karakter tokoh yang ada dalam naskah ini d , maka
penulis merasa yakin untuk membawa naskah ini untuk mementaskannya guna
menyelesaikan Tugas Karya Akhir S-1 Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan
Seni, Universitas Negeri Surabaya.
2
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
1.3. Tujuan
Ketika manusia diberi akal dan pikiran, dari setiap langkah yang akan
dilakukan selalu memiliki tujuan. Namun demi melangkah menuju apa yang menjadi
target tentunya tidak dalam keadaan mulus dan lancar, hambatan dan kendala di
setiap detail langkah. Penulis merasa yakin apabila kendala tersebut muncul dalam
setiap proses latihan hingga penggarapan dari masing-masing aspek yang
mendukung pementasan ini berlangsung. Tujuan penulis agar terlaksana dan
suksesnya pementasan ini adalah sebagai berikut :
1.3.1. Memberikan penawaran konsep, ide dan gagasan yang menurut penulis
membutuhkan penggarapan yang lebih detail.
1.3.2. Mengaplikasikan ilmu teknik penyutradaraan realis yang diperoleh selama
menempuh studi di jurusan Sendratasik, FBS UNESA.
1.3.3. Memberi informasi tentang sebuah potret sejarah bangsa Indonesia kepada
penonton pada umumnya melalui gelar karya.
1.3.4. Mereviuw dan mengaplikasikan pertunjukan Domba Domba Revolusi
dalam era tahun 1948
1.4. Manfaat
1.4.1. Bagi Penulis
Menambah dan mengembangkan pengetahuan serta pengalaman yang
telah diperoleh dalam perkuliahan tentang teknik penyutradaraan realis.
1.4.2. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi serta wawasan tentang teater realis. Termasuk di
dalamnya berapresiasi dalam sebuah pertunjukan teater.
1.4.3. Bagi Jurusan
Sebagai referensi kepustakaan jurusan tentang penyutradaraan teater
realis.
3
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
4
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
5
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
memperoleh hadiah yang sama untuk tahun 1962. Melalui dramanya ini
B. Soelarto lebih terkenal karena pada awal dasawarsa 1960 itu dinilai
antirevolusi oleh kelompok Lekra sehingga karya tersebut dikritik habis-
habisan. Ketika diterbitkan dalam bentuk buku, drama tersebut direka
menjadi novel dengan judul Tanpa Nama (1963).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
6
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
7
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
8
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
9
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
a. Drama yang tidak menghadirkan unsur visual secara artifisial tetapi logis
seperti kehadiran setting-dekorasi, properti, kostum, dialog tokoh dan
pergerakan aktor diatas panggung (movement).
b. Memilki konflik yang jelas.
c. Memilki jalinan peristiwa (alur) yang berakar pada unsur kausalitas (sebab
akibat).
d. Konvensi panggung yang terdiri dari konvensi yang dikenal empat dinding.
e. Memiliki dramatik yang jelas.
f. Dan memeliki identifikasi tokoh yang jelas.
10
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
11
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
(empirisme). Dalam drama atau novel naturalistik banyak para wanita lembut
yang melakukan skandal cinta. Dramawan atau sasterawan yang beraliran
naturalisme menampilkan karya-karya mereka atas dasar kenyataan adanya
naluri-naluri dasar yang berbahaya yang sedikitpun tidak diindahkan oleh
manusia.
Filsuf Sigmon Freud menegaskan, bahwa naluri dasar manusia
tersalurkan secara normal dan muncul secara tidak langsung dalam cara yang
terdistorsi dan merusak. Drama ini penuh dengan kebusukan manusia dan hal-
hal yang tidak menyenangkan dalam kehidupan. Panggung menggambarkan
kenyataaan yang sebenarnya yang mereka ambil dari kehidupan yang nyata.
Seperti pertunjukan Andre Antoine yang berjudul The Buchers (Tukang Jagal),
ia menghadirkan setting naturalis dengan cara pentas dipenuhi dengan daging-
daging sapi yang sebenarnya seperti toko daging para penjagal. Tokoh
naturalisme yang sangat penting adalah Emile Zola (1840-1902), ia
mengatakan: “ Bukan drama, tetapi kehidupan yang harus disajikan pada
penonton”
Tokoh-tokoh yang berpengaruh pada aliran naturalisme lainnya adalah
Maxim Gorky yang menulis drama naturalistik yang termasyhur berjudu The
Lower Depth (1902). Drama ini melukiskan tentang kemiskinan, kesengsaraan
dan mimpi-mimpi para tokohnya. Di dalamnya digambarkan situasi tokoh yang
dikuasai oleh sifat tamak dan bermoral bejat, yaitu tokoh-tokoh yang dianggap
sebagai sampah masyarakat yang hidup di gudang bawah tanah. Begitulah
dramawan naturalisme menciptakan shock dramawan zaman victorian. Mereka
telah mengejutkan para penonton awal abad dua puluh dengan persoalan-
persoalan yang aktual. Kalau dramawan zaman Victorian berkata: “Tunjukkan
pandanganmu kebintang-bintang!,” maka dramawan naturalisme yang sangat
memuja ilmu pengetahuan mengejek dan berkata:” lakukanlah itu! Pasti kau
akan jatuh ke parit”
Perbedaan bentuk rancangan artistik antara realisme dan naturalisme
adalah sebagai berikut: setting realis memilki detail manusia atau sesuatu yang
sebenarnya berada di latar depan, sedangkan efek yang muncul tidak
menghadirkan rasa tertentu (apa adanya). Sementara setting naturalis memiliki
beberapa detail dan nuansa rasa yang menunjukkan bahwa kejelasan setting
akan menguasai dan mendominasi karakter.
12
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
13
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
14
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
pisah pada saat yang sama. Metode ini sangat berguna untuk perpindahan
waktu. Setting dalam realisme epik merupkan sebuah kombinasi setting yang
sederhana, properti yang mudah digerakkan, layar-layar, slide projektor dan
lain-lain. Tokoh dramawan realisme epik yaitu Paul Claudel (The Book of
Christoper Colombus), Clifford Odet (Waiting for Leftty), Thornton Wilder (The
Skin of Our Teeth-1942), dan Bertold Brecht (The Good Women of Setzuan).
15
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
16
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
ilmiah kehidupan yang aktual. Didasarkan pada observasi yang hati-hati terhadap
orang-orang biasa dan tempat-tempat yang riil.
Ciri-ciri pemanggungannya sendiri dibagi atas wilayah-wilayah yang
mempunyai nilai sendiri-sendiri di setiap wilayahnya. Seperti pentas dibagi ke
dalam sembilan wilayah. Dengan pembagian wilayah ini diharapkan para aktor
akan segera menganalisis arena permainan mereka. Naskah lakon realis haruslah
complete an self-contained, sebuah alur cerita yang padu, rangkaian peristiwa
yang disusun atas dasar sebab akibat. (Max Arifin-via Internet).
17
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
18
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
19
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
20
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
21
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
Sutradara:58 -80) disini di awali daro proses pra produksi hingga produksi.
Tahapan awal Mulai dari Analisis isi tematik, Anallisis sosok peran, Analisis
Struktur Cerita pada proses bedah naskah, Dalam proses ini Sutradara
melakukan tahapan awal tersebut di mulai saat Mata kuliah analisis naskah.
Tahapan selanjutnya adalah analisis Teknis yakni sutradara membagi beberapa
babak dengan adegaan di dalamnya dan mencatatya untuk di jadikan pegangan.
2. Stage Man
3. Artistik
4. Lighting
5. Pemusik
7. Hand Properti
Hal yang di lakukan yang sesuai dengan metode dari Suyatna Anitrun :
1. Mengkajji Sumber
Dalam hal ini suuttradara mencobaa mengkaji sumber dari beberapa
referensi entah it youtube, Buku, dan pengadaptasi naskah sendiri. Menuurut
suyatna anirun, Penulis naskah drama modern di Indonesia sudahh mulai
berfikir bebas dan tidak terikat dengan pengalaman batin penulis, sehingga apa
yang di tulis atau di adaptasi oleh ciitra pratiwi ini di temukan tambaahan-
tambahan yang tidak sesuai dengan orisinalitas naskah
22
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
Sikap, Gesture dan respon dari seorang tokoh harus memiliki takaran
tertentu sesuai dengan takaran emosi. Respon seorang aktor membutuhkan
intelegensi yang kuat dalam menempatkan timing dialog. Dalam hal ini
sutradara memberikan bentuk pelatihan dengan melakukan dialog terserah
namun tetap mengarah pada inti cerita untuk dapat mereeka gunakan sebagai
bahan improvisasi pada saat di atas panggung
5. Penggunaan Unsur Ruang
3. Teknik Pengembangan
5. Tempo Dramatik
23
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
BAB III
ANALISIS NASKAH DAN INTERPRETASI SUTRADARA
3.1 Sinopsis
Secara singkat, Naskah “Domba-domba revolusi” ini bercerita tentang salah
satu tokohnya yang digambarkan sebagai manusia paling berani, suci, dan paling
benar dengan semangat juang yang tinggi seolah olah ia adalah lambang dari revolusi
itu sendiri, ia pemuda(penyair) yang senantiasa berjuang demi bangsa yang merdeka,
Penyair : Semua lelaki yang masih mampu, sekarang dimobilisir untuk ikut
aktif membantu pertahanan kita dengan segala cara. segala senjata yang ada. termasuk
aku dan bapak bapak. perjuangan tidak mengenal kata menyerah! tidak mengenal
kompromi! tapi bapak sebagai seorang pemimpin rakyat, kini malah mau menyerah
malah mau kompromi. Bagaimana! (Sularto, 76 – 79 : 2008)
pemuda adalah ujung tombak dari sebuah perjuangan dengan semangat yang
mengebu gebu mengalir dalam darah mereka yang mengalir begitu deras. itulah yang
ingin digambarkan sularto ia melihat pemuda (penyair) adalah sosok idealis bagi
terciptanya revolusi. namun pemuda (penyair) juga adalah manusia biasa yang tak
pernah lepas dari kisah romantika, ia dikisahkan mempunyai perhatian khusus pada
sang pemilik losmen yang tak lain adalah ibu tirinya sendiri. berikut dialog singkatnya,
pada akhirnya seorang pejuang revolusioner sejati yang pantas kita anugerahi
sebagai patriot patriot bangsa yang kelak akannditoreh oleh tinta sejarah dan akan
selalu dikenang oleh para generasi baru, begitu pun dengan para pecundang, penggila
harta, dan para pemimpin yang takut dan tunduk pada tentara musuh akan dikenang
dengan sebagai pengkhianat revolusi dan benalu revolusi ! dengan keadaan dan
kondisi seperti itulah Sularto ingin menyampaikan sebuah arti perjuang yang
sebenarnya.
Synopsis pertunjukan.
24
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
“Jangan kira aku yang secara kebetulan membunuh seorang pengkhianat dan
serdadu musuh lalu aku di anggap sebagai seoang pahlawan, tuhaaaaan ampuni arwah
rawah orang yang kubunuh dan yang akan membunuhku, ampunilah arwah domba-
domba revolusi.”
3.2 Tema
Dapat dikatakan bahwa setiap cerita pasti memiliki tema. Dalam pengertiannya
yang paling sederhana, tema adalah makna cerita, gagasan sentral, atau dasar cerita
(Sayuti, 2000: 187). Menurut Robert Stanton (1965: 4) tema yang juga disebut ide
pusat merupakan sebuah arti pusat yang terdapat dalam cerita. Dikatakan Stanton lebih
jauh bahwa tema cerita memiliki nilai khusus dan umum, seperti halnya arti pusat
pengalaman manusia. Tema memberikan kekuatan dan kesatuan kepada
peristiwa-peristiwa yang diterangkan dan menceritakan sesuatu kepada
seseorang tentang kehidupan pada umumnya. Pada umumnya tema dikemukakan
secara implisit oleh pengarang. Pengarang memasukkan tema itu secara bersamasama
dengan kenyataan-kenyataan dan kejadian-kejadian dalam cerita. Pengarang tidak
mungkin menghadirkan tema secara terpisah dengan peristiwa-peristiwa, sebab ia
harus mencampurkan fakta dan tema menjadi sebuah pengalaman yang utuh. Dengan
demikian, tema merupakan suatu unsur yang berfungsi sebagai pemersatu elemen-
elemen cerita yang lain. Berdasarkan beberapa pokok pikiran di atas dapat diambil
kejelasan bahwa tema adalah dasar cerita yang menjadi ide pusat dari suatu cerita.
Naskah Domba- domba revolusi ini memiliki tema yang sangat luas, tapi dapat di
kerucutkan lagi naskah yang dikarang oleh B. Soelarto bertema “pemuasan hawa nafsu
untuk memenuhi ambisi pribadi di balik peristiwa revolusi”
25
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
Dua elemen dasar yang membangun alur adalah ‟konflik‟ dan ‟klimaks‟.
Konflik utama selalu bersifat fundamental, membenturkan ‟sifat-sifat‟ dan ‟kekuatan-
kekuatan‟ tertentu. (Stanton, 2007:32).
Menurut Soediro Satoto, 1996: 28-29 sorot balik (flashback), yaitu urutan
tahapannya dibalik seperti halnya regresif. Teknik flashback jelas mengubah teknik
pengaluran dari yang progresif ke regresif. Berbeda dengan teknik tarik balik
(backtracking), jenis pengalurannya tetap progresif, hanya saja pada tahap-tahap
tertentu, peristiwanya ditarik ke belakang. Jadi yang ditarik kebelakang hanya
peristiwanya (mengenang peristiwa yang lalu) tetapi alurnya tetap alur maju atau
progresif.
26
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
dan menarik amanat pada drama ini. Secara tekstual, alur maju juga mempermudah
pembaca untuk memberikan interpretasi terhadap teks yang dikajinya.
a. Pengenalan
pengenalan para tokoh (terutama tokoh utama), latar pentas, dan pengungkapan
masalah yang akan dihadapi penonton.
b.Pertikaian
penggalan teks drama berikut ini!
“PEDAGANG : Astaga. . . . Aku menemukan sesuatu. . . .
(dengan nafas terengah-engah)
Pada kutipan di atas terlihat bahwa pedagang sudah mulai masuk ke dalam
tahap pertikaian atau konflik. Penggambaran masalah sudah semakin jelas bahwa ada
bahaya yang menghampiri mereka.
27
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
c. Puncak
Pada tahap ini pelaku mulai terlibat dalam masalah-masalah pokok dan keadaan dibina
untuk menjadi lebih rumit lagi. Keadaan yang mulai rumit ini, berkembang hingga
menjadi krisis.
petikan naskah berikut ini!
“PENYAIR : Jarak tentara dekat sekali dengan kita, kita ada dalam
bahaya, sekalipun mereka membela kita ! tapi kita ingin
terbebas darinya bukan .. . . ? Tapi. . Tak mungkin rasanya.
PEDAGANG : Kita. . . .
PENYAIR : Ya. . . Tepat sekali, tak ada jalan lain, setidaknya kita dapat
dipercaya.”
Pada cuplikan naskah tersebut dapat dilihat bahwa puncak masalah itu adalah
terjebaknya mereka hingga harus mencari cara atau jalan keluar untuk dapat selamat.
d. Penyelesaian
penyelesaian pada naskah ini di gambarkan dengan cerita yang di akhiri
dengan pembunuhan serdadu dan petualang oleh seorang perempuan tersebut namun
cerita berakhir dengan adanya gedoran pintu dari bala bantuan srdadu, masih belum di
ketahui sosok perempuan ini di bawa oleh para serdadu ini ataukah di tembak mati.
Tapi yang jelas sosok perempuan ini sangat berpengaruh terhadap naskah ini
28
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
Pada tahap penyelesaian drama ini dapat dilihat bahwa drama ini berakhir
dengan tanda tanya karena permasalahan itu di akhiri dengan suara bom dan tembakan
tanpa diketahui bagaimana nyawa mereka.
3.4 Penokohan
perempuan
Tokoh Perempuan mewakili karakter pejuang perempuan. Dalam drama
ini, perempuan memiliki sifat yang begitu keras dan tidak akut terhadap ancaman
dari laki-laki.
penyair
Sosok yang digambarkan sebagai manusia yang tidak jelas dari
penampilnnya namun,penampilanya itu bertolak belakang dengan
sikapnyadibandingkan tokoh lain yang digambarkan dengan penampilan
nasionalis. Ia membawa sebuah paradigma baru bahwa tidak selamanya sesuatu
yang di luarnya jelek itu, mewakili isi dalamnya buktinya penyair yang di luarnya
jelek, namun di dalam hatinya begitu mulia dan sangat nasionalis.
petualang
Dalam naskah ini, sosok antagonis sangat tepat disarangkan pada tokoh
ini. Kelicikanya terhadap ucapan yang di lontarkan pada semua orang
.
pedagang
29
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
tokoh ini memiliki peran yang sama dengan politikus keduanya sama-
sama menjadi “tameng” untuk melancarkan niat busuk Petualang. Dan
akhirnya, kedua tokoh ini harus meninggal karena kebodohannya
politikus
tokoh ini memiliki peran yang sama pedagang keduanya sama-sama
menjadi “tameng” untuk melancarkan niat busuk Petualang. Dan akhirnya,
kedua tokoh ini harus meninggal karena kebodohannya.
serdadu
Tokoh yang merupakan tokoh pelangkap ini perannya kurang terlihat
pada naskah ini fungsinya lebih menjurus untuk mewakili sikap bangsa penjajah
yang suka “menikmati” perempuan Indonesia.
30
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
Penyair
Sosok yang digambarkan sebagai manusia yang
tidak jelas dari penampilnnya
namun,penampilanya itu bertolak belakang
dengan sikapnyadibandingkan tokoh lain yang
digambarkan dengan penampilan nasionalis. Ia
membawa sebuah paradigma baru bahwa tidak
selamanya sesuatu yang di luarnya jelek itu,
mewakili isi dalamnya buktinya penyair yang di
luarnya jelek, namun di dalam hatinya begitu
mulia dan sangat nasionalis.
Serdadu
Petualang
Tokoh yang merupakan tokoh pelangkap ini
Dalam naskah ini, sosok antagonis sangat
perannya kurang terlihat pada naskah ini
tepat disarangkan pada tokoh ini.
fungsinya lebih menjurus untuk mewakili
Kelicikanya terhadap ucapan yang di
sikap bangsa penjajah yang suka
lontarkan pada semua orang
“menikmati” perempuan Indonesia.
Pemaparan latar belakang sosial budaya sekitar 1948 itu disesuaikan dengan
latar waktu DDR yang kisahnya terjadi tahun 1948. Oleh sebab kondisi sosial budaya
masyarakat Indoensia kurun waktu 1948 merupakan suatu kondisi yang cukup luas
dan kompleks, maka yang akan digunakan sebagai dasar pemahaman tema DDR akan
dibatasi pada unsur-unsur tertentu. Unsurunsur yang dimaksudkan mencakup kondisi
sosial, kondisi politik dan aspek-aspek penyimpangan politik yang terjadi pada
31
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
masa tersebut. Selain itu, cakupan ketiga unsur di atas dibatasi pada
keterkaitannya dengan tempat yang menjadi sentral jalannya revolusi, yakni daerah
Yogyakarta dan sekitarnya.
Latar tempat : di losmen wilayah jawa tengah area Jogjakarta. Di tengah
peperangan
32
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
33
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
Indonesia, Budaja, Cerita, Sastra, Minggu Pagi, Star Weekly,Sinar Harapan, dan
Horison. Cerpen itu dikumpulkan dalam antologi berjudul Catatan Tahun '60.
Cerpennya yang berjudul "Rapat Perdamaian" memperoleh hadiah dari
Masyarakat Sastra tahun 1961, sedangkan dramanya yang berjudul Domba-
Domba Revolusi memperoleh hadiah yang sama untuk tahun 1962. Melalui
dramanya ini B. Soelarto lebih terkenal karena pada awal dasawarsa 1960 itu
dinilai antirevolusi oleh kelompok Lekra sehingga karya tersebut dikritik habis-
habisan. Ketika diterbitkan dalam bentuk buku, drama tersebut direka menjadi
novel dengan judul Tanpa Nama (1963). Karya yang lain berupa novel, yaitu Si
Nona dan Kasta Baru, sedangkan karya dramanya Orang-Orang Konsekuen dan
Tak Terpatahkan (1967), serta kumpulan sastra lakon berjudul Lima Drama
(1985). Selain itu, ia juga menulis buku Teknik Menulis Lakon. B. Soelarto juga
telah menerjemahkan beberapa karya asing, seperti Betina dan Komedi Kecil
(kumpulan cerpen Guy de Maupassant). Dia juga menerjemahkan novel Emile
Zola yang berjudul Tambang Batubara dan dramanya Therese Raquin. Pada
tahun 1986 ia menulis buku dengan judul Dari Kongres Pemuda Indonesia
Pertama ke Sumpah Pemuda. Atas kecermatan dan kelengkapan dokumen
pribadinya terbit Surat-Surat Politik Iwan Simatupang 1964—1966 (1986) yang
disunting oleh Frans Parera. Buku tersebut memuat surat-surat Iwan kepada
Soelarto. Sayang sekali surat B. Soelarto sendiri tidak dapat diselamatkan
seiring dengan meninggalnya Iwan Simatupang. Secara tidak langsung Surat-
Surat Politik Iwan Simatupang 1964—1966 dapat menjadi sumber informasi
tentang B. Soelarto, terutama yang berhubungan dengan persoalan politik.
Dapat dinyatakan bahwa Soelarto adalah sahabat Iwan Simatupang. Visi dan
sikap politik Iwan yang terungkap dalam surat-suratnya itu menyiratkan hal
yang sama tentang Soelarto. Iwan mengenal Soelarto sebagai pengarang yang
sikap politiknya berseberangan dengan kelompok Lekra. Dia menjadi teman
bercurah rasa dan pikiran untuk Iwan Simatupang. Dengan Domba-Domba
Revolusi, Soelarto dianggap antirevolusi karena sastra lakon itu menampilkan
sinisme terhadap revolusi. Dua cerpen Soelarto yakni "Tanah" dan "Rapat
Perdamaian" yang dimuat dalam Sastra edisi September 1961 dan Oktober 1961
menyebabkan majalah tersebut dianggap reaksioner oleh kelompok Lekra. H.B.
Jassin (1985) menegaskan bahwa B. Soelarto dengan drama Domba-Domba
Revolusi menggemparkan khalayak sastra Indonesia. Jassin juga menyebut
34
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
Soelarto tergolong sastrawan yang mengajari kita untuk cinta pada manusia-
manusia kecil dengan permasalahan-permasalahannya, manusia-manusia
sebangsa kita juga, meskipun cerpennya yang berjudul "Tanah" dan "Rapat
Perdamaian" dikatakan oleh kelompok Lekra sebagai karya yang memiliki
tendensi untuk memusuhi rakyat dan memusuhi perdamaian, sehingga dianggap
sebagai karya sastra yang reaksioner. A.Teeuw (1989) menilai karya B. Soelarto
khususnya Domba-Domba Revolusi sebagai karya yang penting karena
menunjukkan usaha Soelarto untuk mengatasi realisme sehari-hari yang dalam
kisah-kisah perang lain terlalu biasa. Melalui karya tersebut, terungkap
konfrontasi simbolis dari seorang pemimpin politik, seorang usahawan, seorang
dosen, seorang penyair, dan seorang gadis yang polos, tetapi berbudi. Jakob
Sumardjo (1992) mengatakan bahwa Soelarto mempersoalkan pengagungan
"pahlawan-pahlawan" pada zaman revolusi yang sering dipergunakan oleh
kaum petualang demi keuntungan pribadi sendiri. Sikap sinis Soelarto terhadap
kaum petualang yang demikian itu rupanya mendatangkan kritik pihak penguasa
waktu itu bahwa drama Soelarto ini "antirevolusi" atau melemahkan keagungan
makna revolusi yang sedang diagung-agungkan pada masa itu.
tahun 1962 terbit lagi karya drama atau lakon yang berbicara masalah
revolusi, yakni Domba-domba Revolusi karya Bambang Soelarto. Pada saat
terbitnya, Domba-domba Revolusi (selanjutnya disingkat DDR) cukup
menghebohkan karena pandangan pengarang yang begitu sinis terhadap arti
kepahlawanan. Kesan pertama setelah membaca drama-drama Soelarto adalah
syaratnya konfl ik-konfl ik sosial antar tokoh yang dilatarbelakangi hasrat bisa
mengeruk keuntungan pribadi dari revolusi kemerdekaan. Tokoh Politikus,
Petualang, dan Pedagang dalam DDR adalah contoh yang representatif dari
sinyalemen di atas. Sementara itu, tokoh Penyair dalam adalah manusia-
manusia yang menatap revolusi dengan tanpa pamrih. Bukan mustahil bahwa
konfl ik sosial yang didasari perbedaan kepentingan seperti yang tercermin
dalam kedua lakon di atas secara memesis juga terjadi pada masa revolusi
dahulu. Fakta-fakta sosiologis di atas jelas berkaitan dengan faktor-faktor
eksternal di luar teks lakon. Bagaimana pun juga pengarang adalah anggota
kelompok masyarakat. Dengan demikian, dalam pemilihan bahan untuk
35
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
36
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
3.7.1 Dialog
Naskah ini memiliki model dialog yang sangat kaku dimana, semua
maksud dan tujuan pembahasan semua terdapat pada dialog tokoh, gaya dialog
yang ketika di ucapkan mudah dipahami bagi pembaca tapi sulit dipahami bagi
penonton
37
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
3.7. 2 Spektakel
a. Suspense-suspense dialog tokoh
c. Bisnis acting pemain
d. Permaina property
3.7.3 Setting
3.7.4 Property
Adapun properti yang akan mendukung dan menjadi simbol bahwa
keadaan saat itu berada pada tera milenium, serta menjadikan aktor atau
aktris kaya dalam mengeksplorasi dan menghidupkan properti yang
dihadirkan.
3.7.4 Make Up
38
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
BAB IV
PENCIPTAAN
39
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
Selain proses latihan pribadi ,proses latihan dengan sutradara juga sangat
penting, karena saat proses latihan dengan sutradara dapat memunculkan ide-ide baru
serta dapat menyatukan proses penggarapan naskah secara menyeluruh. Peran
sutradara sangat dominan ,aktor harus menuruti keinginan dan arahan dari sutradara
dalam latihan demi terciptanya pertunjukan sesuai konsep garap sutradara. setelah
mengetahui paparan identitas diri dalam peran, perlu adanya sebuah schedule untuk
memberikan isi dalam setiap latihan maka dari itu progress dalam latihan sangatlah
diperlukan , berikut tahapan yang dilalui penulis dalam setiap lagtihan individu:
1) Menganalisis naskah, peran tokoh, kondisi social, karakter tokoh yang di
perankan
2) Mengarahkan aktor Membaca naskah setiap hari dalam setiap aktivitas
3) Mengarahkan aktor Memahami dialog yang diucapkan dalam setiap
tokoh,
4) Mengarahkan aktor Memahami dialog karakter tokoh, dengan membaca
naskah berulangkali dan membaca biografi penulis
5) Membaca naskah dengan perasaan sedih, marah, menghentak, bernyanyi,
bahagia.
6) Mengarahkan aktor Olah vocal melakukan pelatihan dalam setiap aktifitas
dengan menggumam, mendesis, berbisik keras, dan melakukan ucapan
Da,DI,Du,De,Do, dengan menarik mimic dalam setiap latihan individu
7) Mengarahkan aktor Olah rasa, pendalaman rasa dengan member isi dalam
setiap dialog dengan mengolah rasa sedih, bahagia, takut, dan lain
sebagainya
8) Mengarahkan aktor Olah tubuh, dilakukan untuk pemanasan untuk
pembebasan tubuh dari gerak gerak kecil yang tidak cocok
9) Mengarahkan aktor Observasi, dilakukan untuk pendalaman karakter
tokoh yang di perankan, disini tom adalah seorng pemabuk dan seorang
penjaga kasir supermarket, yang dilakukan adalah observasi pemabuk
tingkat sedang dan penjaga malam kasir supermaret
40
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
11) 30 November 2017 ,Running adegan dari awal hingga akhir beserta
musik
41
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
4.1.1 Casting
1. Membaca naskah
2. Membaca naskah dengan tokoh yang berbeda dari yang sudah
dibaca
3. Melihat dari cara baca dan pola ekspresinya
4. Melihat efect yang ditimbulkan oleh tubuhnya dari membaca
42
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
nama Leny Ayu M. Ketika sutradara menganalisa tekhnik dan gaya pula
postur pemeranannya, cukup mendukung dalam tokoh seorang pemilik
losmen. Dan juga ada Beberapa tokoh dalam naskah domba domba
revolusi yang di casting adalah:
Politikus-satria bella
Alasan: postur tubuh yang kurus dan gaya fokal atau gaya dialog
yang lantang, namun memiliki kekurangan terhadap intonasi dan diksi
selama ini.
4.1.2 Reading
43
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
4.1.3 penghayatan
4.1.4 Blocking
44
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
45
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
46
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
47
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
48
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
49
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
50
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
- kuning= penyair
-merah = petualang
- biru = pedagang
- putih = politikus
-abu2 = serdadu
4.1.5 observasi
51
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
14 1 jam di gunakan untuk olah tubuh, dan olah vocal -memahami dialog secara
2 jam di gunakan untuk reading bersama sama
-memahami dialog lawan main
-memahami dialog dialog
-memahami arti dialog dan
symbol simbolnya
-Membaca full dialog awal
hingga akhir
18 1 jam di gunakan untuk olah tubuh, dan olah vocal -mengerti maksud dan tujuan
2 jam di gunakan untuk reading dialog yang dilontarkan kepada
pemain
-merespon dialog lawan main
dengan intonasi
yang sesuai
52
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
21 1 jam di gunakan untuk olah tubuh, dan olah vocal -merespon dialog dialog lawan
2 jam di gunakan untuk reading dengan intonasi
diksi dan pressing yang sesuai
-membangun tangga dramatic
dialog
-Membaca full dialog awal
hingga akhir
25 1 jam di gunakan sebagai olah tubuh dan olah vocal -membaca, dan memahami
2 jam di lakukan sebagai pembangunan motivasi dalam
dialog nomer
berdialog 001-153 berulang kali
-membangun tangga dramatic
dialog
28 1 jam di gunakan sebagai olah tubuh dan olah vocal -membaca dan memahami
2 jam di lakukan sebagai pembangunan motivasi dalam
dialog no 153-306 berulang kali
berdialog -membangun tangga dramatic
dialog
Oktober 1 jam di gunakan sebagai olah tubuh dan olah vocal -membaca dan memahami
02 2 jam di lakukan sebagai pembangunan motivasi dalam
dialog no 306-4061
berdialog Berulang kali
(lepas naskah) -Membaca full dialog awal
hingga akhir
-membangun tangga dramatic
dialog
53
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
12 1 jam di gunakan sebagai olah tubuh dan olah vocal -pembangunan motivasi gerak
2 jam di lakukan sebagai pembangunan motivasi gerak
aktor dialog
dalam beracting no 153-306 berulang kali
-membangun tangga dramatic
dialog
Konsultasi ke dua
16 1 jam di gunakan sebagai olah tubuh dan olah vocal -pembangunan motivasi gerak
2 jam di lakukan sebagai pembangunan motivasi gerak
aktor dialog
dalam beracting no 306-4061Berulang kali
-Membaca full dialog awal
hingga akhir
-membangun tangga dramatic
dialog
19 1 jam di gunakan sebagai olah tubuh dan olah vocal -penggarapan blocking moffing
2 jam di lakukan sebagai pembangunan motivasi aktor dialog
mofing dan blocking nomer 001-153 berulang kali
30 1 jam di gunakan sebagai olah tubuh dan olah vocal -penggarapan blocking moffing
2 jam di lakukan sebagai pembangunan motivasi aktor dialog
mofing dan blocking no 153-306 berulang kali
November1 jam di gunakan sebagai olah tubuh dan olah vocal -penggarapan blocking moffing
02 2 jam di lakukan sebagai pembangunan motivasi aktor dialog
mofing dan blocking no 306-406 Berulang kali
54
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
Konsultasi ke tiga
06 1 jam di gunakan sebagai olah vocal -running adegan dengan
2 jam di lakukan sebagai pembangunan motivasi gerak
blocking moffing aktor dengan
dalam beracting dialog
-penggarapan teknik muncul
aktor
-penggarapan bisnis ackting
aktor
9,10,11 UTS
55
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
10-20 UAS
4.2 Blocking
56
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
Dengan blocking yang tepat, kalimat yang diucapkan oleh aktor menjadi
lebih mudah dipahami oleh penonton. Di samping itu, blocking dapat
mempertegas isi kalimat tersebut. Jika blocking dikerjakan dengan baik, maka
karakter tokoh yang dimainkan oleh para aktor akan tampak lebih hidup.
FOKUS
Dalam mengatur blocking, hal yang paling utama untuk diperhatikan
sutradara adalah perhatian penonton. Setiap aktivitas, karakter, perubahan
ekspresi dan aksi di atas pentas harus dapat ditangkap mata penonton dengan
jelas. Oleh karena itu, pengaturan blocking harus mempertimbangkan pusat
perhatian (fokus) penonton. Hal ini dapat dikerjakan dengan menempatkan
pemain dalam posisi dan situasi tertentu sehingga ia lebih menonjol atau lebih
kuat dari yang lainnya.
Prinsip Dasar
Pada dasarnya fokus adalah membuat pemain menjadi terlihat jelas oleh
mata penonton. Oleh karena itu, prinsip-prinsip dasar di bawah ini dapat
digunakan sebagai petunjuk dalam menempatkan posisi dan mengatur pose
pemain.
x Kurangilah menempatkan pemain dalam posisi menghadap lurus ke arah
penonton atau menyamping penuh. Usahakan pemain menghadap diagonal (kurang
lebih 45 derajat) ke arah penonton. Menghadap lurus ke arah penonton akan
memberikan efek datar dan kurang memberikan dimensi kepada pemain, sedangkan
menyamping penuh akan menyembunyikan bagian tubuh yang lain. Dengan
menghadap secara diagonal, maka dimensi dan keutuhan tubuh pemain akan dilihat
dengan jelas oleh mata penonton. Gambar di bawah memperlihatkan pemain dengan
pose menyamping, diagonal, dan ke depan. Jika diperhatikan dengan seksama, pemain
dengan pose diagonal lebih memiliki dimensi dibandingkan pemain dengan pose yang
lain.
57
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
4.3.2 property
Property adalah srtistik panggung penunjang suasana, dalam hal ini
properti berarti perlengkapan yang ada didalam ruangan losmen ada beberapa
jenis dari property dan propeti setting, dalam hal ini property adalah benda mati
yang berada di dalam losmen. Seperti:
Properti = gelas dan teko berisi air, wadah jajan, berkas berkas, buku
pada rak buku, figora dengan foto foto,
Set property = meja kursi, lemari buku, fas bunga, meja pemilik losmen,
dll
58
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
4.3.4 Lighting
Lighting sebagai pendukung suasana dslam pertunjukan kali ini dengan
pemakaian filter biru antara lampu setwing dan 1 spot di tengah kemudian
pemakaian lampu back denga filter orange, dan berikut spot lighting dalan
naskah domba domba revolusi karya B. Soelarto sutradara abdul fatah jaelani.
4.4 Musik
Musik terbagi menjadi beberapa, seperti musik latar, musik effeck, musik ilustrasi
dalam naskah domba domba revolusi terdapat beberapa musik sebagai mendukung
pertunjukan
Adapun acuan musik sutradara mencari revrensi beberapa musik sebagai pondasi
penggarapan musik, seperti halnya musik latar yang sutradara jadikan bahan obserfasi
adalah film “jendela pak broto” yang dui produksi oleh TVRI pada tahun 1962,
begitupun musik effek dan ilustrasi tegang yang dipakai seperti ledakan bom, dan
juga ledakan peluru mortir.
Adapun beberapa adegan yang diberikan musik latar maupun effeck sebagai berikut:
Opening dan penutupan yang mencontoh film “jendela pak broto”
dengan melodi mello
59
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
Effeck ledakan ledakan ada adegan pedagang dan juga politikus dalam
dialog mereka
(suara ledakan bom dari luar losmen
Pedagang: suara apa iotu bung.
Petualang: tenang pak itu hanya ledakan suara peluru mortir dari
jauh
Pedagang: persetan jauh atau dekat yang penting kita harus segfera
pergi dari sini)
Musik ilustrasi romantis ketika penyair dan pemilik losmen berdua dan
penyair memutuskan untuk pergi dari losmen untuk mencari tahu kabar
di luar
Musik ilustrasi menegangkan ketika penyair datang ke losmen dengan
membawa 5 granat menawarkan kepada petualang, pedagang, dan
politikus
Musik ilustrasi sedih ketyoika penyair menceritakan kisah hidupnya
yang di tinggal oleh ayahnya sejak kecil
Musik tragis pembunuhan pemilik losmen terhadap petualang dan juga
serdadu musuh
Bas dram
Gitar
Violin
Cello
Kaju
Piano
4.5 Make up
Make up sebagai pendukung karakter tokoh dimana ke 6 tokoh ini memiliki
karakter yang berbeda beda makeup pemeran dalam naskah domba domba revolusi
sutradara abdul fatah jaelani sebagai berikut:
60
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
Penyair
Petualang
Pedagang
61
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
Politikus
rambut klimis
kerutan di kening umur 45
bibir agak gelap
wajah yang agak pucat
62
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
Pemilik losmen
make up canting
alis natural
bibir natural
Serdadu
4.6 Kostum
Kostum sebagai pendukung karakter tokoh selain make up dimana naskah ini berlatar
di tahun 1948 maka, kostum yang dipakai terlihat masih jadul, seperti berikut:
63
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
Petualang
pemakaian kaos dalam dengan
berwarna putih
baju luar hijau
celana kream
dengan sepatu dan topi koboi
Serdadu
64
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
Celana cream
Dengan kaos kaki hingga lutut
Sepatu boat
Pemilik losmen
Pedagang
65
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
Kaos putuh
Celana hitam
Ransel
Sepatu boat
Jaket berwarna hijau
politikus
66
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
BAB V
PENUTUP
5.1Kesimpulan
67
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
5.2 Saran
Dalam setiap penggarapan semua karya seni pertunjukan yang tujuan akhirnya
adalah dipertontonkan untuk umum, maka selayaknya pertunjukan itu dapat dijadikan
konsumsi yang enak, baru dan menarik sehingga tuntutan sebagai penampil adalah:
a. Intensitas dan keseriusan dalam berproses ditambah (daya juang)
b. Kerja kelompok dalam setiap proses harus ditambah (komunal)
c. Berdasarkan pada teori, pengalaman dan aplikasi didalam mengkaji naskah
DAFTAR PUSTAKA
68
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
Jakob Sumardjo 1983 “Peta Bumi Sastra Drama Indonesia” dalam Bagi Masa Depan Teater
Indonesia.
Sutardjo. Eds. Bandung: Granesia.
Kuntowij oyo 1981 “Peristiwa Sejarah dan Sejarah Sastra”. Jakarta: Tifa Sastra, 41/XI.
Nuryanto 1992 “Penerapan Metode Content analysis dalam Bidang Penelitian Bahasa dan
Seni”, Yogyakarta:
Makalah Lokakarya Fak. Pendidikan Bahasa dan Seni, IKIP Yogyakarta, 11-13 Mei.
Ongkhoham 1978 “Pemberontakan Madiun 1948: Drama Manusia Dalam Revolusi”. Jakarta:
Prisma 7/VII/08, Jakarta.
Sartono Kartodirdjo 1975 Sejarah nasional IV. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan RI
Dokumentasi Proses
69
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
70
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
71
Konsep garap penyutradaraan naskah Domba-Domba Revolusi karya B. Soelarto sutradara 2017
A. Fatah Jaelani
72