Id Doc: 5a961e0981944d0c087b2411
BAB II
KAJIAN TEORI
Monolog berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata mono dan legein
yang memiliki arti hanya satu orang yang berbicara. Mono artinya satu sedangkan
legein artinya berbicara, jadi monolog adalah hanya satu orang yang berbicara dan
hanya dia yang menentukan pokok bahasan dan lainnya. Jika diterapkan dalam seni
Sementara itu menurut Satoto (2016: 106) “drama monolog adalah lakon
pemeran tersebut memerankan beberapa peran watak dalam lakon yang dipentaskan
itu. Disini pemeran monolog tidak seperti drama biasa yang membutuhkan banyak
orang. Meskipun tidak memiliki banyak pemain, pemeran yang hanya satu orang
ini terkadang dituntut harus bisa memerankan beberapa tokoh di beberapa naskah.
memberikan definisi “lakon adalah kisah yang dramatisasi dan ditulis untuk
dipertunjukkan diatas pentas oleh sejumlah pemain.” Lakon merupakan istilah lain
dari drama. Dalam teks drama bahkan teks monolog merupakan kisah yang di
diolah ini dituliskan ke dalam teks. Setelah ditulis dipertunjukkan oleh pemeran
Drama berasal dari kata Draien yang diturunkan dari kata ‘draomai’ yang
semula berarti berbuat, bertindak, dan beraksi (to do, to act). Dalam perkembangan
merupakan suatu cerita, yang dikarang dan disusun untuk dipertunjukkan oleh
cerita yang telah dibuat oleh seorang penulis. Penulis lalu menyusunnya menjadi
sebuah cerita yang utuh dan memiliki dramatik yang jelas. Setelah drama ditulis
dilakukan di ruangan ataupun diluar ruangan dan ditonton oleh masyarakat luas.
“drama adalah sebuah karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dan
pameran).” Penulis telah membuat teks drama dalam bentuk naskah. Dalam naskah
itu dibuat dialog-dialog yang akan diucapkan oleh aktor/aktris yang akan
memerankannya. Setelah naskah selesai ditulis oleh penulis, naskah itu diberikan
kepada aktor dan aktris yang akan memerankan tokoh dalam naskah drama itu.
Lalu, aktor dan aktris ini memerankan pertunjukkan yang akan ditonton oleh
masyarakat luas.
dapat dirumuskan:
3) Alur (Plot),
4) Setting (latar),
5) Aspek ruang
6) Aspek waktu
kehidupan batiniah, yaitu pikiran (cita), perasaan (rasa), dan kehendak (karsa).
Pengalaman dramatik yang lahir dari kehidupan itu, pada suatu saat
akibat adanya interkomunikasi estetik. Proses demikiran seharusnya ada pula pada
para penikmat (baca: audience, publik). Dan demikian pula proses perebutan makna
pokok yang menjadi dasar sebuah tema. Jadi, tema (theme) adalah gagasan, ide atau
pikiran utama di dalam karya sastra, baik terungkap secara tersurat maupun tersirat,
tema tidak sama dengan pokok masalah atau topik. Tetapi tema dapat dijabarkan ke
Sebenarnya, tema suatu karya sastra (termasuk jenis drama atau lakon),
bukan pokok persoalannya. Tetapi lebih bersifat ide sentral (pokok) yang dapat
secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, tersirat atau secara
simbolik.
Jika tema dan amanat merupakan ide sentral yang menjadi pokok
pemecahannya.
amanatnya. Dalam hal ini, tema dan amanat yang terkandung didalamanya
2) Penokohan
yang ditampilkan dalam sesuatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca
ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecendrungan tertentu seperti yang oleh
Dicetak pada tanggal 2019-08-30
Id Doc: 5a961e0981944d0c087b2411
yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.” Tidak
tokoh adalah orang yang menjadi pelaku dalam cerita fiksi atau drama, sedang
drama dengan cara langsung atau tidak langsung dan mengundang pembaca untuk
pembawa peran watak tokoh dalam suatu pementasan lakon. Penokohan harus
mampu menciptakan citra tokoh.”Oleh karena itu aktor yang memerankan tokoh
4. Penampilan fisiknya
6.
a. Pembeda Tokoh
berikut:
banyak muncul dalam cerita. Baik sebagai pelaku kejadian maupun yang
mengalami kejadian. Dalam banyak cerita, tokoh utama selalu hadir dalam setiap
kagumi yang salah satunya secara pupoler disebut hero – tokoh yang merupakan
sebagai memiliki kesamaan dengan kita, permasalahan yang dihadapi oleh tokoh
adalah “tokoh yang hanya memiliki satu kualitas pribadi tertentu, satu sifat watak
tertentu saja.” Sebagai tokoh manusia dalam cerita, tokoh ini hanya ditampilkan
salah satu sisinya saja, misalnya: pemalas. Ia sengaja dibuat penulis tidak memiliki
sifat dan tingkah laku yang membuat pembaca terkejut. Sifat, sikap dan tingkah
laku tokoh datar bersifat monoton, kaku dan hanya memiliki satu sifat saja.
Dicetak pada tanggal 2019-08-30
Id Doc: 5a961e0981944d0c087b2411
Nurgiyantoro menuturkan (2015: 266) adalah “tokoh yang memiliki dan diungkap
berbagai kemungkinnan sisi hidupnya, sisi kehidupan dan jati dirinya.” Berbeda
jauh dengan tokoh sederhana, tokoh bulat memiliki berbagai sifat. Sifat ini bisa saja
sengaja dibuat seragam seperti dia adalah seorang yang rajin, pandai dan saling
membantu. Namun, bisa pula berbeda dan saling bertolak belakang, misalnya dia
adanya peristiwa yang terjadi.” Tokoh ini tidak terlibat dengan berbagai perubahan
yang terjadi di sekitarnya. Jika diibaratkan, tokoh statis ini bagaikan karang yang
perkembangan (dan perubahan) peristiwa dan plot yang dikisahkan.” Ia secara aktif
sekitarnya ini membuat sikap dan watak tokoh berubah. Dengan demikian sikap
dan dan watak tokoh berubah secara dinamis dari awal cerita, tengah cerita dan
orang yang terikat dalam sebuah lembaga, atau seorang individu sebagai bagian dari
suatu komunitas atau seorang individu sebagai bagian dari suatu komunitas, yang
ada di dunia nyata. Penggambaran itu bisa dilakukan secara tidak langsung dan
Tokoh netral, di pihak laun, adalah “cerita yang bereksistensi demi cerita itu
bereksitensi dalam dunia fiksi. Ia hadir (atau dihadirkan) semata-mata demi cerita,
atau bahkan dia empunya cerita, pelaku cerita atau yang diceritakan. Kehadirannya
tidak berpretensi untuk mewakili atau menggambarkan sesuatu yang diluar dirinya,
3) Alur
Alur menurut Satoto (2016:2) adalah “jalinan peristiwa (baik linear maupun
non linear) yang disusun berdasarkan hukum klausal (sebab – akibat).” Jadi, alur
(plot) dramatik adalah alur (plot) yang menganut hukum dramatik. Artinya, tiap-
Dicetak pada tanggal 2019-08-30
Id Doc: 5a961e0981944d0c087b2411
gerak atau lakuan dramatik dalam lakon. Semua gerak atau lakuan yang terjadi
diatas pentas erupakan sebab atau akibat dari gerak-gerak atau laku-laku yang lain.
wajar.
M.H Abram (Satoto, 2016: 44) mengemukakan bahwa “alur (plot) dalam
lakon tidak hanya bersifat verbal (diucakan secara lisan lewat percakapan), tetapi
juga bersifat gerak fisik.” Hal ini tampak dalam penokohan. Antara gerak tokoh dan
Dengan kata lain ada saling ketergantungan antara alur dan perwatakan.
4) Latar (Setting)
Istilah ‘latar’ (setting) dalam arti yang lengkap meliputi aspek ruang dan
waktu terjadinya peristiwa. Bagian dari teks dan hubunganyang mendasari suatu
lakuan (action) terhadap keadaan sekeliling. Latar dapat menjadi lebih luas dari
sekedar urutan lakuan; dan tidak tergantung pada arti dari setiap peristiwa.
background atau latar belakang, evaluation atau penliaian, dan collateral atau yang
Dicetak pada tanggal 2019-08-30
Id Doc: 5a961e0981944d0c087b2411
mengiringi/ yang terjadi bersamaan; dimana ata where, kapan atau when dan while
saat atau waktu dakam masalah apa action (kejadian) itu ditempatkan.
Setting mncakup tiga aspek yakni, 1) aspek ruang, 2) aspek waktu dan 3)
aspek suasana.
Kata semiotik berasal dari kata semion (Yunani) yang berarti tanda. Di
sesuatu yang lain selain dirinya.” Kata biru seperti yang telah kita lihat,
struktur karya sastra (atau karya sastra) tidak dapat dimengerti maknanya secara
optimal.
Dalam mengkaji objek yang dipahaminya, seorang penafsir yang jeli dan cermat.
1) Ikon: sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang serupa dengan
mengisyaratkan petandanya.
3) Simbol : sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang oleh kaidah
petandanya.
3) Argument: Penanda dan petandanya akhir bukan suatu benda tetapi kaidah.
(Santosa, 2013:13)
1) Ikon
Ikon (Danesi, 2011: 33) adalah “tanda yang mewakili sumber acuan melalui
sebuah bentuk replikasi, simulasi, imitasi atau persamaan.” Dari ikonitas kita bisa
tahu bahwa manusia memiliki persepsi yang tinggi terhadap warna, bunyi, bentuk,
rasa, gerakan, dan dimensi yang berulang-ulang sehingga memiliki makna tertentu.
Salah satu bentuk ikon yang dikenal manusia ialah tulisan, gambar gua dan
piktogram. Ikonitas dasar ini memainkan peran yang penting dalam perkembangan
manusia.
2) Indeks
dengan cara menunjuk padanya atau mengaitkannya (secara implisit atau eksplisit)
Dicetak pada tanggal 2019-08-30
Id Doc: 5a961e0981944d0c087b2411
dengan sumber acuan lain.” Dalam indeks sumber acuan pertama memiliki
hubungan dengan sumber acuan lainnya secara klausal. Salah satu wujud indeks
adalah jari yang menunjuk, kata keterangan atau garis diagram pada peta.
a) Indeks ini mengacu pada lokasi spesial (ruang) sebuah benda, makhluk dan
dengan tangan seperti jari menunjuk kata penjelas, kata keterangan dan figur seperti
b) Indeks ini saling menghubungkan benda-benda dari segi waktu. Kata keterangan
atau grafik garis waktu yang melambangkan poin-poin waktu yang terletak
disebelah kiri dan kanan satu sama lain di kalender, semuanya merupakan contoh
indeks temporal.
c) Indeks ini saling menghubungkan pihak-pihak yang ambil bagian dalam sebuah
situasi. Kata ganti orang atau kata ganti tak tentu adalah contohnya indeks orang.
3) Simbol
oleh simbol dengan cara konvensional. Pada umumnya kata-kata adalah simbol.
Namun, penanda seperti bunyi, objek dan sosok juga merupakan simbolik terhadap
sumber acuannya. Salah satu contoh simbol adalah tanda salib dapat menyimbolkan
agama kristiani, hitam dapat mewakili kotor, suram dan misterius. Pemaknaan
Dicetak pada tanggal 2019-08-30
Id Doc: 5a961e0981944d0c087b2411
terhadap simbol dilakukan berdasarkan kesepakatan sosial atau berupa tradisi yang
ajaran kristiani; bintang Daud melambangkan ajaran Yahudi; bulan sabit dan
simbol-simbl tertentu sebagai sistem kilat untuk mencatat dan memanggil kembali
informasi.
kreatif dan dinamis. Tanda yang berubah menjadi simbol dengan sendirinya akan