1

PENGENDALIAN PENGENDALIAN
MIKROORGANISME MIKROORGANISME
Hary Widjajanti Hary Widjajanti Hary Widjajanti Hary Widjajanti Hary Widjajanti Hary Widjajanti Hary Widjajanti Hary Widjajanti
Lab.Mikrobiologi FMIPA UNSRI Lab.Mikrobiologi FMIPA UNSRI Lab.Mikrobiologi FMIPA UNSRI Lab.Mikrobiologi FMIPA UNSRI Lab.Mikrobiologi FMIPA UNSRI Lab.Mikrobiologi FMIPA UNSRI Lab.Mikrobiologi FMIPA UNSRI Lab.Mikrobiologi FMIPA UNSRI
PENGENDALIAN PENGENDALIAN
- SEGALA KEGIATAN YANG DAPAT
MENGHAMBAT, MEMBASMI, ATAU
MENYINGKIRKAN MIKROORGANISME
PENTINGNYA PENGENDALIAN M .O. :
1. MENCEGAH PENYEBARAN PENYAKIT DAN
INFEKSI
2. MEMBASMI MIKROBA PADA INANG YANG
TERINFEKSI
3. MENCEGAH PEMBUSUKAN DAN PERUSAKAN
BAHAN OLEH MIKROBA
PENGENDALIAN M.O. :
A.SECARA FISIK DG SARANA FISIK
( KEADAAN ATAU SIFAT FISIK YANG
MENYEBABKAN SUATU PERUBAHAN)
CONTOH : SUHU, TEKANAN RADIASI, FILTRASI
B. SECARA KIMIA DG BAHAN KIMIA ( SUATU
SUBSTANSI YANG DICIRIKAN OLEH
KOMPOSISI MOLEKULAR YANG PASTI DAN
DAPAT MENYEBABKAN TERJADINYA REAKSI
CONTOH : SENYAWA FENOLIK, ALKOHOL,
KHLOR,IODIUM, ETILEN OKSIDA
ISTILAH-ISTILAH :
STERILISASI : PENGHANCURAN SEGALA BENTUK
KEHIDUPAN MIKROBA TERMASUK ENDOSPORA
DESINFEKSI : PENGHANCURAN BENTUK VEGETATIF
PATOGEN
ANTISEPSIS : PENGHANCURAN BENTUK
VEGETATIF PATOGEN PADA JARINGAN HIDUP
DEGERMING: PEMINDAHAN MIKROBA DARI AREA
TERBATAS SEPERTI PADA DAERAH SEKITAR
INJEKSI PADA KULIT
SANITASI : PERLAKUAN YANG DIMAKSUDKAN
UNTUK MENEKAN MIKROBA KE JUMLAH YANG
LEBIH RENDAH PADA PERABOTAN MAKANAN DAN
MINUMAN UNTUK MENJAGA TINGKAT KESEHATAN
MASYARAKAT.
ANTIMIKROBIAL SUBSTANSI YANG DAPAT
MEMBUNUH ATAU MENCEGAH PERTUMBUHAN
MIKROBA
ANTIBAKTERIAL (ANTIBACTERIAL)
ANTIVIRUS (ANTIVIRAL)
ANTIFUNGI (ANTIFUNGAL)
ANTIPROTOZOA(ANTIPROROZOAN)
MIKROBISIDA(GERMISIDA) ANTIMIKROBIAL YANG
MEMBUNUH MIKROBA
BAKTERISIDA
VIRUSIDA
FUNGISIDA
MIKROBIOSTATIK KEADAAN/SARANA YANG
MENGHAMBAT PERTUMBUHAN MIKROBIA
BAKTERIOSTATIK
FUNGISTATIK
2
KONDISI YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS AGEN
ANTIMIKROBIAL
1. Jumlah populasi mikroba
Makin besar populasi memerlukan waktu yang lebih
lama dibanding populasi yang sedikit
2. Intensitas atau konsentrasi mikrobisida
Makin kecil konsentrasi atau intensitas, makin lama
waktu untuk membunuh mikroba
3. Waktu kontak dengan agen mikrobisida
Makin lama waktu kontak, makin besar jumlah
mikroba terbunuh
4. Temperatur saat mikroba dikenai agen mikrobisida
Biasanya makin tinggi temperatur, makin cepat
populasi mikroba terbunuh
5. Sifat dari bahan yang mengandung mikroba
Sifat bahan yang bermacam-macam dapat
mempengaruhi laju kematian sel mikroba oleh
agen mikrobisida
6. Karakteristik mikroba yang ada
Mikroba sangat bervariasi dalam hal resistensinya
terhadap agen fisika atau kimia.
Conto :
B!"!#$%$ &%!&'!& G#$( ()) *!"' #!&'&t!n
t!#$+$% %$n$& +$#'%$+$ &%!&'!& G#$( (,).
B!"!#$%$ &!n-$.$ /'('$ *!"' !0!/t'0
t!#$+$% &%!&'!& G#$( ()) +$#'%$+$
t!#$+$% &%!&'!& G#$( (,).
MEKANISME PERUSAKAN SEL MIKROBA OLEH AGEN
ANTIMIKROBIAL :
1. PERUBAHAN PERMEABILITAS MEMBRAN
2. PERUSAKAN PROTEIN DAN ASAM NUKLEAT
A. PENGENDALIAN MIKROBA DENGAN SARANA
FISIK
1. SUHU TINGGI :
a. LEMBAB ( UAP AIR ATAU AIR )
b. KERING
c. INSENERASI/PEMBAKARAN
( INCENERATION / BURNING )
a. PANAS LEMBAB
- LEBIH EFEKTIF DIBANDING PANAS KERING
DENATURASI DAN KOAGULASI PROTEIN
PENTING MIS ENZIM
- PANAS KERING OKSIDASI KONSTITUEN
ORGANIK SEL
- DENATURASI PROTEIN SEL TERJADI PADA
SUHU LEBIH RENDAH DAN WAKTU KONTAK
LEBIH SINGKAT DIBANDING OKSIDASI
Contoh :
- Bacillus anthracis panas lembab 2-15 menit
pada 100
o
C, panas kering 180 menit pada
140
o
C
- Spora Clostridium botulinum panas lembab
4-20 menit pada 120
o
C, dengan panas kering
perlu 2 jam
- Sel vegetatif bakteri panas lembab 5-10 menit
pada 60 - 70
o
C
3
- Sel vege!"# $%!&"' !!( #()g" l!")
*!)!+ le&,!, --1. &e)" *!/! -.-0.
1
C
- S*1'! #()g" *!)!+ le&,!, --1. &e)"
*!/! *!)!+ $e'")g 2.-3. &e)"
PENERAPAN SUHU TINGGI UNTUK
MENGENDALIKAN MIKROBA
PANAS LEMBAP
1. U!* ,e'e$!)!)
P!)!+ /!l!& ,e)($ (!* 4e)(% ,e'e$!)!)
+!'!)! *!l")g *'!$"+ /!) /!*!
/"!)/!l$!) ()($ *'1+e+ +e'"l"+!+"
Uap bertekanan :
- menyediakan suhu jauh di atas titik didih
- pemanasan berlangsung cepat
- mempunyai daya tembus
- menghasilkan kelembaban yang tinggi
Alat untuk sterilisasi yang menggunakan uap
bertekanan yang diatur autoklaf yang dijalankan
pada tekanan 15 lb/in pada waktu 15 menit
Waktu yang diperlukan untuk sterilisasi bergantung
kepada sifat bahan yang disterilkan, tipe wadah, dan
volume bahan
2. Air mendidih
- Air mendidih (100
o
C) dapat mematikan bagian
vegetatif mikroorganisme yang ada dalam cairan
Autoklaf
- Bahan yang diberi perlakuan dengan air mendidih
pada beberapa menit tidak cukup steril, karena
endospora bakteri dapat bertahan pada suhu
100
o
C >1 jam
- Air mendidih tidak dianjurkan untuk metode
sterilisasi
3. Temperatur di bawah air mendidih Pasteurisasi
- Pasteurisasi cara klasik temperatur 63
o
C selama
30 menit
- High Temperature Short Time (HTST)
pasteurisasi susu dengan suhu 72
o
C selama 15
detik disimpan dalam lemari es
- Ultra High Temperature (UHT) Treatment 140
o
C
selama kurang dari 1 detik dapat disimpan tidak
di dalam lemari es
B. PANAS KERING
1. Udara panas
- Dianjurkan jika penggunaan uap bertekanan tidak
dikehendaki atau jika tidak terjadi kontak antara
uap bertekanan dengan benda yang akan
disterilkan
- Alat yang digunakan oven
- Biasa dilakukan untuk sterilisasi cawan petri, pipet,
minyak, serbuk
- Untuk alat-alat gelas suhu 160-180
o
C selama 2
jam
4
a. Kurva diplot secara logaritma (garis lurus) dan
secara aritmetik (garis putus-putus)
b. Efek dari besar dan kecilnya jumlah awal mikroba
Kurva kematian mikroba
2. Incenerasi (Inceneration)
Dilakukan untuk keperluan :
- memusnahkan bangkai, hewan yang terinfeksi,
bahan terinfeksi lain yang perlu dibuang
- jarum ose dipijarkan di atas lampu bunsen
PENERAPAN SUHU RENDAH UNTUK PENGENDALIAN
MIKROBA
- Penyimpanan dalam freezer suhu < 0
o
C untuk
makanan, obat, spesimen laboratorium
- Efektif untuk menghentikan pertumbuhan mikroba
- Kultur stok biasanya pada suhu -70
o
C
- Mikroba lebih baik disimpan dalam nitrogen cair
dengan suhu -196
o
C
RADIASI
Radiasi elektromagnetik energi dalam bentuk
gelombang elektromagnetik yang diteruskan melewati
ruang atau benda
Kandungan nergi dari radiasi berbanding terbalik
dengan panjang gelombang
Radiasi energi tinggi meliputi : sinar gamma, sinar X,
dan sinar ultra violet
Radiasi elektromagnetik : - radiasi terionisi
- radiasi tidak terionisasi
SPEKTRUM ELEKTROMAGNETIK
RADIASI
5
FILTRASI (PENYARINGAN)
- BEBERAPA BAHAN ( SERUM HEWAN, ENZIM,
VITAMIN, ANTIBIOTIK) TERMOLABIL CARA
YANG TERBAIK ADALAH FILTRASI
- FILTER BAKTERIOLOGIS DARI BAHAN ASBES,
TANAH DIATOMAE, PORSELEN, ATAU KACA
BERPORI (SINTERED GLASS)
- PENAHANAN MIKROBA PADA LAPISAN FILTER
KOMBINASI UKURAN PORI FILTER, SIFAT JARINGAN
BAHAN BERSERAT ATAU PARTIKULAT PENYUSUN
LAPISAN SARINGAN, DAN MUATAN LISTRIK BAHAN
FILTRASI MEMBRAN
UKURAN PORI UKURAN PORI
MENGONTROL MIKROBA MENGONTROL MIKROBA
YANG LEWAT YANG LEWAT
SAAT INI DIGUNAKAN
FILTER ESTER
SELULOSA DENGAN
PORI-PORI BERUKURAN
TEPAT DAN SERAGAM
BERKISAR 0,01 - 10 UM,
LAPISAN SANGAT TIPIS
+ 150 UM FILTER
MEMBRAN
FILTER MEMBRAN SELAIN UNTUK STERILISASI JUGA
DIGUNAKAN UNTUK :
- Pemisahan mikroba
- Identifikasi mikroba
- Kuantitasi mikroba
FILTER UDARA
HEPA ( High-Efficiency Particulate Air) FILTER
dialirkannya udara bersih bebas debu ke dalam
ruangan tertutup
Filtrasi dengan HEPA filter bersama-sama dengan LAF
(Laminar Air Flow) menyediakan udara bebas debu
dan bakteri, digunakan dalam:
- Ruang transfer mikrobiologis
- Ruang untuk merakit peralatan elektronik miniatur
DESSICATION / DESIKASI
- Kondisi yang bebas air dessication
- Pengeringan sel vegetatif mikroba menghentikan
aktivitas metaboliknya penurunan populasi yang
hidup
- Digunakan untuk : buah-buahan, daging, jagung,
gandum
- Lamanaya waktu bertahannya mikroba setelah
desikasi tergantung pada:
- Spesies organisme
- Bahan yang dikeringkan
- Kelengkapan proses pengeringan
- Kondisi fisik : cahaya, temperatur, kelembaban
Contoh :
- Kokus Gram (-) Neisseria gonorhoeae, Neisseria
meningitidis mati stelah beberapa menit
didesikasi
- Streptococcus dan bakteri kokus Gram (+) lebih
resisten dan bertahan sampai beberapa jam
- Mycobacterium tuberculosis dapat bertahan lebih
lama
- Endospra bakteri lebih tahan lagi
TEKANAN OSMOTIK
- Penggunaan gula dan garam konsentrasi tinggi
untuk pengawetan makanan didasarkan atas efek
tekanan osmotik
- Sel jika berada pada lingkungan hipertonis
plasmolisis
- Kapang dan khamir biasanya lebih mampu
dibandingkan dengan bakteri untuk tumbuh di
bahan yang kelembaban rendah atau tekanan
osmotik tinggi
6
PENGENDALIAN PENGENDALIAN PENGENDALIAN PENGENDALIAN PENGENDALIAN PENGENDALIAN PENGENDALIAN PENGENDALIAN
MIKROORGANISME DENGAN MIKROORGANISME DENGAN MIKROORGANISME DENGAN MIKROORGANISME DENGAN MIKROORGANISME DENGAN MIKROORGANISME DENGAN MIKROORGANISME DENGAN MIKROORGANISME DENGAN
BAHAN KIMIA BAHAN KIMIA BAHAN KIMIA BAHAN KIMIA BAHAN KIMIA BAHAN KIMIA BAHAN KIMIA BAHAN KIMIA
CIRI-CIRI DESINFEKTAN YANG IDEAL :
1. Aktivitas antimikrobial dengan spektrum luas
2. Kelarutan dalam air dan pelarut lain sampai pada
taraf yang diperlukan untuk dapat digunakan secara
efektif
3. Stabilitas tinggi
4. Tidak bersifat racun bagi manusia maupun hewan
5. Homogen
6. Tidak bergabung dengan bahan organik
7. Aktivitas antimikrobial pada suhu kamar atau
suhu tubuh
8. Kemampuan untuk menembus
9. Tidak menimbulkan karat dan warna
10. Kemampuan menghilangkan bau yang kurang
sedap
11. Berkemampuan sebagai deterjen
12. Ketersediaan dan biaya
FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU
DIPERTIMBANGKAN DALAM MEMILIH
BAHAN ANTIMIKROBIAL KIMIAWI :
1. Sifat bahan yang akan diberi perlakuan yang
serasi (compatible) dengan bahan yang akan
dikenai
2. Tipe mikroorganisme dipilih yang telah diketahui
efektif
3. Keadaan lingkungan suhu, pH, waktu,
konsentrasi, adanya bahan organik
KELOMPOK KELOMPOK--KELOMPOK UTAMA BAHAN KELOMPOK UTAMA BAHAN
ANTIMIKROBIAL KIMIAWI ANTIMIKROBIAL KIMIAWI ::
1. Fenol dan persenyawaan fenolat
2. Biguanides (Chlorhexidine)
3. Halogen (fluor, klor, brom, iodium)
4. Alkohol
5. Logam berat dan persenyawaannya (merkuri, perak,
tembaga) daya oligodinamik
6. Agen aktiv permukaan
7. Sabun dan detergen anionik-asam
DAYA OLIGODINAMIK
8. Detergen anionik-asam
9. Detergen kationik
10. Asam-asam organik
11. Aldehid (glutraldehid, formaldehid)
12. Sterilisator gas (etilenoksida)
13. Peroxygens (Agen pengoksidasi)
EVALUASI DESINFEKTAN DAN ANTISEPTIK
1. Teknik pengenceran (Tube-dilution
technique)
2. Teknik lempeng agar (Agar- plate technique)
3. Teknik koefisien fenol
7
TEKNIK PENGENCERAN (TUBE-DILUTION TECHNIQUE)
TEKNIK AGAR LEMPENG (AGAR-PLATE TECHNIQUE)
B. PENGENCERAN AGEN KIMIA DITAMBAHKAN PADA TENGAH
NUTRIEN AGAR LEMPENG YANG SUDAH DIINOKULASI DENGAN
MIKROORGANISME UJI DILIHAT ADANYA ZONA HAMBAT
C. PENGENCERAN AGEN KIMIA DICAMPURKAN KE DALAM
NUTRIEN AGAR KEMUDIAN DIINOKULASI DENGAN MIKROBA UJI
DILIHAT PERTUMBUHAN MIKROBANYA
EVALUASI DISINFEKTAN MENGGUNAKAN
TEKNIK LEMPENG AGAR
TEKNIK KOEFISIEN FENOL