Anda di halaman 1dari 34

FTS STERIL

Apt. Ummi Kalsum, M.Farm

P1-PENDAHULUAN
6 MARET 2023
CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Menyatakan arti penting sediaan steril dalam sistem penghantaran obat dan menyebutkan
kategori serta persyaratan sediaan steril
2. Menjelaskan prinsip dasar formulasi sediaan steril
3. Menjelaskan sifat fiskokimiawi yang utama bahan untuk sediaan steril yang mempengaruhi
kualitas penampilan dan stabilitas sediaan steril
4. Menjelaskan rancangan fasilitas untuk produksi sediaan steril
5. Menyebutkan konsep perilaku konsumen dan kepuasan konsumen
6. Membuat rancangan pengemas sediaan steril
7. Menjelaskan sediaan obat mata dan menjelaskan konsep formulasi serta pengembangan
formula sediaan obat mata
8. Menjelaskan sediaan parenteral volume kecil dan menjelaskan konsep formulasi serta
pengembangan formula sediaan parenteral volume kecil
9. Menjelaskan konsep suspense dan emulsi steril
10. Menjelaskan konsep freeze dried technology dalam kepetingan sediaan serbuk steril
11. Menjelaskan sediaan parenteral volume besar dan menjelaskan konsep formulasi serta
pengembangan formula sediaan parenteral volume besar
12. Menjelaskan konsep total parenteral nutrition dan menghitung kebutuhan bahan untuk TPN
OBAT STERIL ?
PENDAHULUAN

 Produk Steril adalah bentuk sediaan obat dalam bentuk


terbagi-bagi yang BEBAS DARI MIKROORGANISME HIDUP.

 Termasuk Sediaan Steril : preparat (sediaan) parentral


(obat suntik), preparat untuk mata, dan preparat irigasi
(misalnya: Infus)

 Penggunaan: tidak melalui “garis pertahanan tubuh”


manusia, yaitu membran kulit dan mukosa, maka sediaan
ini HARUS BEBAS dari kontaminasi mikroba dan dari
bahan-bahan toksis lainnya.
PENDAHULUAN
● Bersifat penting dan sebagai pendukung untuk
melengkapi ilmu farmasi lainnya untuk memperoleh
sediaan farmasi yang aman, efektif dan berkhasiat.
● Sesuai dgn CPOB, Produk steril dibuat dengan PERSYARATAN
KHUSUS
● Tujuan : Memperkecil resiko pencemaran mikroba,
partikulat, dan pirogen
● Sangat tergantung dari KETRAMPILAN, PELATIHAN dan
SIKAP PERSONALIA yang terlibat dalam pembuatan.
● Pembuatan produk steril harus sepenuhnya mengikuti
metode pembuatan dan prosedur yg ditetapkan secara
ketat karena risiko yang ditimbulkan dari obat jenis juga
sangat besar.
Sumber-sumber Kontaminasi

• Lingkungan (udara)
• Personel
• Mesin/Peralatan
PIROGEN DAN DEPIROGENASI

Semakin banyak
partikel yang ada
diudara, maka
Viable Non-Viable semakin rentan
Particle Particle terjadinya
Bakteri, jamur, kontaminasi
Debu, serat,
material spora produk.
lainnya
JENIS PIROGEN
1. Pirogen eksogen (berasal dari luar tubuh)
 Mikroba  Endotoksin (LPS), asam lipoteikoik, peptidoklikan, DNA
bakteri, eksositosin, enterotoksin, lipoarabinomannans, fungi, virus
dan parasit.
 Non-mikroba  Partikel pengemas, media kultur, limbah sel, plastik,
obat-obatan, debu.

2. Pirogen endogen (berasal dari dalam tubuh)


 Sitokin  IL-1 (Alfa & Beta), IL-6, TNF (alfa dan beta), IL-8, MIP dan
interferon.
Endotoxin: a pyrogenic (fever inducing) substance (e.g. lipopolysaccharide) present in the bacterial
cell wall. Endotoxin reactions range from fever to death.

http://pathmicro.med.sc.edu/fox/lps.jpg
Extremely heat stable – recommended conditions for inactivation are 180 0C for 3 hours.
Viral Contamination
• Viruses are small (nm)
non-living entities that
“hijack” the
machinery of a host
cell.
Udara/Lingkungan
o Udara merupakan sumber kontaminan
utama dalam proses pembuatan obat,
sehingga didalam CPOB diatur adanya
syarat ruangan.
o Kualitas produk SANGAT
DIPENGARUHI oleh KUALITAS
UDARA yang ada.
o Persyaratan HVAC dalam proses
pembuatan obat diatur sangat ketat dalam
CPOB
MANUSIA / Personel
• Terdapat lebih dari 200 jenis spesies bakteri yang berbeda
yang ditemukan yang berhubungan dg manusia
• Bakteri-bakteri tersebut ditemukan di usus halus, mata, hidung,
mulut, rambut dan KULIT
• Kulit manusia dapat mengandung 1000 microba/ mm2 !!

Staphylococcus epidermidis
Scanning EM. CDC.
Mesin dan Peralatan

Meskipun terlihat sangat halus,


permukaan mesin/peralatan
dapat menjadi “gudang” bakteri

Scanning electron micrograph of Listeria monocytogenes forming a biofilm in soy


on a stainless steel chip. Courtesy of Professor Amy Wong.
Permukaan Kritis
Permukaan kritis (“critical surfaces”) – “Permukaan
yang bersentuhan langsung atau berakibat langsung
terhadap sterilitas produk, wadah atau penutupnya”.

Permukaan kritis ini harus senantiasa dijaga


sterilitasnya, sebelum dan selama proses produksi
berlangsung.
DEPIROGENASI & STERILISASI

Depirogenasi : Menghilangkan atau Sterilisasi : Menghilangkan, membunuh,


menginaktivasi pirogen dari peralatan, dan menonaktifkan mikroorganisme di
sediaan farmasi dan wadah sediaan permukaan seperti pada stainless, gelas,
farmasi. media, sediaan farmasi dll.

Depirogenasi banyak digunakan dalam Sterilisasi digunakan dalam


bidang farmasi dan pada dasarnya untuk industri/produksi makanan dan produk
membersihkan permukaan yang farmasi untuk memusnahkan
mengalami kontak dengan manusia atau mikroorganisme yang mengontaminasi
hewan sebelumnya. bahan yang akan diinjeksikan.
CARA – CARA DEPIROGENASI
1. Ultrafiltrasi  menggunakan filter 0,025 µm menghilangkan endoktoksin dari air

2. Kromatografi absorpsi afinitas  menggunakan polimiksin B sebagai penangkap endotoksin

3. Kromatografi pertukaran ion  endotoksin bermuatan negatif diserap oleh penukar anion.
Digunakan pada sampel protein dan nanopartikel bermuatan positif.

4. Destilasi dan reverse osmosis  Digunakan pada sistem Water for Injection (WFI)

5. Teknik ekstraksi 2 fase Triton X-114  menghilangkan komponen nonpolar pada fase
detergen

6. Panas kering  memanaskan pada suhu 180° C (3jam), 250° C (30menit), 650° C (1 menit)
untuk peralatan, wadah penyimpanan.
7. Pengaliran plasma  dapat digunakan pada peralatan operasi, dokter gigi, implan buatan

8. Metode Inaktivasi  Hidrolisis asam-basa, oksidasi, alkali-etanol, NaOH, asam nitrat.


Digunakan pada permukaan dan peralatan.

9. Nanopartikel  Mengikat secara efisien endotoksin sehingga dapat dihilangkan.

10. Metode absorpsi  Bereaksi pada endotoksin bermuatan negatif sehingga endotoksin
menggumpal dan tertinggal pada karbon aktif atau filter.

11. Pengenceran dan pencucian  menggunakan WFI untuk menghilangkan endotoksin.


● Rabit Pyrogen test (RPT)  Kelinci
diinjeksi sampel uji secara intravena
kemudian diukur suhu tubuh melalui rektal.

● Limulus Amebocyte Lysate (LAL)  uji In


Vitro menggunakan sel darah amebosit dari

UJI PIROGEN
Limulus polyphemus dengan mekanisme
degranulasi dan penghancuran sel darah
amebosit karena adanya endotoksin.

● Monocyte Activation Test (MAT)  Suatu


tes dengan mekanisme aktivasi monosit
pada sel darah manusia oleh pirogen
sehingga terjadi pelepasan IL-1 beta, IL-6
dan TNF alfa yang dapat diukur
menggunakan ELISA (Enzyme-linked
immunosorbent assay).
CARA - CARA STERILISASI

FISIKA
Panas basah, Panas
kering, Radiasi

KIMIA
desinfektan dan Gas

MEKANIK
Filtrasi
STERILISASI PANAS BASAH

• Mekanisme koagulasi protein dan denaturasi protein


Menggunakan autoklaf untuk bahan-bahan tidak tahan pemanasan
pada suhu 121°C dan tekanan >1 atm selama 30 menit.

Proses sterilisasi :
1. Proses pemvakuman (menghilangkan udara)
2. Proses pemanasan
3. Proses peningkatan tekanan dan suhu
4. Proses pembunuhan M.O

Aplikasi :
 Sediaan farmasi : injeksi Volume kecil & besar, Obat mata,
Larutan irigasi, suspensi, emulsi
 Wadah : Plastik, Gelas, Karet
 Bahan Lain : Membran filter, media kultur
STERILISASI PANAS KERING

• Mekanisme dihadrasi dilanjutkan oksidasi mellaui konveksi (oven)


dan konduksi (pemijaran)

Aplikasi :
1. Oven digunakan untuk : logam, alat gelas, salep, minyak, waxes,
powders.
Min 180°C < 30 menit
Min 170 °C < 1 jam
Min 160 °C < 2 jam

2. Pemijaran untuk ZnO, NaCl, Tak (dalam kurs), Logam : Pinset,


tang, spatel, Gelas : Pengaduk, kaca arloji, mulut wadah, mortir
stamper
Waktu singkat 20 detik.
STERILISASI RADIASI

Energi radiasi ditransfer ke sel Mikroorganisme

Sel mikroorganisme (asam nukleat/DNA)


mengabsorbsi energi, terjadi dan merubah fungsi
komponen sel Mikroorganisme

Contoh : UV, Gamma, X

Bahan farmasi :
• Zat padat dan sediaan minyak
• Albumin, enzim protease
• Na alginat, akasia dalam bentuk serbuk
• Vit. B compleks (kering), Vit C
• Basis salep
STERILISASI GAS

• Reaksi alkilasi  -SH, -NH2, -COOH, -OH


(metabolit essensial yang terdapat pada
mikroorganisme)
• Atom H diganti dengan Radikal hidroksil

Contoh zat : Etilen oksida, formaldehid


STERILISASI FILTRASI

Pemisahan partikel dari suatu larutan dengan cara


melewatkan larutan tersebut melewati membran yang
berpori, biasanya ukuran (0,22µm, 0,10 µm)

Bahan : sellulose, Kapas, Wool, Logam, Serabut


carbon, Keramik
oven
autoklaf

filtrasi
radiasi
 Titik kritis sterilisasi, selain melakukan prosedur sterilisasi dengan benar,
juga memilih metode sterilisasi yang tepat berdasarkan sifat fisika kimia
bahan aktif, terutama stabilitas alat/bahan terhadap panas.
 Alat yang tahan akan pemanasan, misalnya: beaker glass, gelas kimia,
erlenmeyer, batang pengaduk, batang pipet, dapat dilakuakn sterilisasi
menggunakan cara panas, baik panas basah (autoklaf) ataupun panas
kering (oven).
 Alat yang tidak tahan panas, misalnya tutup pipet, wadah sediaan yang
terbuat dari plastik tidak tahan panas, dapat disterilkan dengan
menggunakan cara dingin, misalnya dengan dialiri gas etilen oksida atau
disterilkan dengan cara radiasi.
 Apabila tidak memungkinkan dilakukan sterilisasi dengan cara tersebut,
maka dilakukan desinfeksi dengan cara merendam alat tersebut dalam
alkohol 70% selama 24 jam (hal ini belum menjamin sterilitas alat).
Apabila bahan berupa serbuk, cairan dengan pembawa non air, semisolida, maka:

1. Apabila bahan tahan terhadap pemanasan, maka metode sterilisasi terpilih adalah cara
panas kering, menggunakan oven dengan suhu 160 ⁰C selama 2 jam.
2. Apabila tidak bisa dilakukan cara pertama, maka dilakukan sterilisasi menggunakan
oven dengan waktu yang dikurangi.
3. Bila cara ke-2 tidak dapat dilakukan, maka dipilih metode radiasi, menggunakan
senyawa Cobalt 60 dengan dosis 25 kGy.
4. Bila tidak dapat dilakukan, maka dilakukan dengan metode radiasi, dengan dosis
radiasi diturunkan.
5. Apabila metode radiasi tidak dapat dilakukan, maka dilakukan proses sterilisasi filtrasi.
6. Apabila metode sterilisasi filtrasi tidak dapat dilakukan, maka dilakukan dipilih cara
aseptik untuk membuat sediaan, tanpa dilakukan sterilisasi akhir.

• Farmakope Indonesia edisi V, farmakope lain


misalnya: USP, BP, EP, JP, dll.
• Handbook of Pharmaceutical Excipient
• The Pharmaceutical Codex
METODE PEMBUATAN SEDIAAN STERIL

STERILISASI AKHIR

PROSES ASEPTIS
STERILISASI AKHIR
Metode ini merupakan metode yang paling umum dan paling banyak
digunakan dalam pembuatan sediaan steril. Persyaratannya adalah zat aktif
harus stabil dengan adanya molekul air dan tingginya suhu sterilisasi.
Sediaan disterilkan pada tahap terakhir pembuatan sediaan.

Contoh yang paling banyak digunakan pada metode ini adalah sterilsasi
dengan autoklaf (suhu 121°C, selama 15 menit).
ASEPTIK
• Metode ini biasanya digunakan untuk zat aktif yang
sensitif terhadap suhu tinggi yang dapat
mengakibatkan penguraian dan penurunan kerja
farmakologinya.
• Antibiotika dan beberapa hormon tertentu merupakan
zat aktif yang sebaiknya dikerjakan secara aseptik.
• Metode aseptik bukanlah suatu cara sterilisasi
melainkan suatu cara kerja untuk memperoleh sediaan
steril dengan mencegah kontaminasi jasad renik dan
partikulat dalam sediaan jadi.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai