P1-PENDAHULUAN
6 MARET 2023
CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Menyatakan arti penting sediaan steril dalam sistem penghantaran obat dan menyebutkan
kategori serta persyaratan sediaan steril
2. Menjelaskan prinsip dasar formulasi sediaan steril
3. Menjelaskan sifat fiskokimiawi yang utama bahan untuk sediaan steril yang mempengaruhi
kualitas penampilan dan stabilitas sediaan steril
4. Menjelaskan rancangan fasilitas untuk produksi sediaan steril
5. Menyebutkan konsep perilaku konsumen dan kepuasan konsumen
6. Membuat rancangan pengemas sediaan steril
7. Menjelaskan sediaan obat mata dan menjelaskan konsep formulasi serta pengembangan
formula sediaan obat mata
8. Menjelaskan sediaan parenteral volume kecil dan menjelaskan konsep formulasi serta
pengembangan formula sediaan parenteral volume kecil
9. Menjelaskan konsep suspense dan emulsi steril
10. Menjelaskan konsep freeze dried technology dalam kepetingan sediaan serbuk steril
11. Menjelaskan sediaan parenteral volume besar dan menjelaskan konsep formulasi serta
pengembangan formula sediaan parenteral volume besar
12. Menjelaskan konsep total parenteral nutrition dan menghitung kebutuhan bahan untuk TPN
OBAT STERIL ?
PENDAHULUAN
• Lingkungan (udara)
• Personel
• Mesin/Peralatan
PIROGEN DAN DEPIROGENASI
Semakin banyak
partikel yang ada
diudara, maka
Viable Non-Viable semakin rentan
Particle Particle terjadinya
Bakteri, jamur, kontaminasi
Debu, serat,
material spora produk.
lainnya
JENIS PIROGEN
1. Pirogen eksogen (berasal dari luar tubuh)
Mikroba Endotoksin (LPS), asam lipoteikoik, peptidoklikan, DNA
bakteri, eksositosin, enterotoksin, lipoarabinomannans, fungi, virus
dan parasit.
Non-mikroba Partikel pengemas, media kultur, limbah sel, plastik,
obat-obatan, debu.
http://pathmicro.med.sc.edu/fox/lps.jpg
Extremely heat stable – recommended conditions for inactivation are 180 0C for 3 hours.
Viral Contamination
• Viruses are small (nm)
non-living entities that
“hijack” the
machinery of a host
cell.
Udara/Lingkungan
o Udara merupakan sumber kontaminan
utama dalam proses pembuatan obat,
sehingga didalam CPOB diatur adanya
syarat ruangan.
o Kualitas produk SANGAT
DIPENGARUHI oleh KUALITAS
UDARA yang ada.
o Persyaratan HVAC dalam proses
pembuatan obat diatur sangat ketat dalam
CPOB
MANUSIA / Personel
• Terdapat lebih dari 200 jenis spesies bakteri yang berbeda
yang ditemukan yang berhubungan dg manusia
• Bakteri-bakteri tersebut ditemukan di usus halus, mata, hidung,
mulut, rambut dan KULIT
• Kulit manusia dapat mengandung 1000 microba/ mm2 !!
Staphylococcus epidermidis
Scanning EM. CDC.
Mesin dan Peralatan
3. Kromatografi pertukaran ion endotoksin bermuatan negatif diserap oleh penukar anion.
Digunakan pada sampel protein dan nanopartikel bermuatan positif.
4. Destilasi dan reverse osmosis Digunakan pada sistem Water for Injection (WFI)
5. Teknik ekstraksi 2 fase Triton X-114 menghilangkan komponen nonpolar pada fase
detergen
6. Panas kering memanaskan pada suhu 180° C (3jam), 250° C (30menit), 650° C (1 menit)
untuk peralatan, wadah penyimpanan.
7. Pengaliran plasma dapat digunakan pada peralatan operasi, dokter gigi, implan buatan
10. Metode absorpsi Bereaksi pada endotoksin bermuatan negatif sehingga endotoksin
menggumpal dan tertinggal pada karbon aktif atau filter.
UJI PIROGEN
Limulus polyphemus dengan mekanisme
degranulasi dan penghancuran sel darah
amebosit karena adanya endotoksin.
FISIKA
Panas basah, Panas
kering, Radiasi
KIMIA
desinfektan dan Gas
MEKANIK
Filtrasi
STERILISASI PANAS BASAH
Proses sterilisasi :
1. Proses pemvakuman (menghilangkan udara)
2. Proses pemanasan
3. Proses peningkatan tekanan dan suhu
4. Proses pembunuhan M.O
Aplikasi :
Sediaan farmasi : injeksi Volume kecil & besar, Obat mata,
Larutan irigasi, suspensi, emulsi
Wadah : Plastik, Gelas, Karet
Bahan Lain : Membran filter, media kultur
STERILISASI PANAS KERING
Aplikasi :
1. Oven digunakan untuk : logam, alat gelas, salep, minyak, waxes,
powders.
Min 180°C < 30 menit
Min 170 °C < 1 jam
Min 160 °C < 2 jam
Bahan farmasi :
• Zat padat dan sediaan minyak
• Albumin, enzim protease
• Na alginat, akasia dalam bentuk serbuk
• Vit. B compleks (kering), Vit C
• Basis salep
STERILISASI GAS
filtrasi
radiasi
Titik kritis sterilisasi, selain melakukan prosedur sterilisasi dengan benar,
juga memilih metode sterilisasi yang tepat berdasarkan sifat fisika kimia
bahan aktif, terutama stabilitas alat/bahan terhadap panas.
Alat yang tahan akan pemanasan, misalnya: beaker glass, gelas kimia,
erlenmeyer, batang pengaduk, batang pipet, dapat dilakuakn sterilisasi
menggunakan cara panas, baik panas basah (autoklaf) ataupun panas
kering (oven).
Alat yang tidak tahan panas, misalnya tutup pipet, wadah sediaan yang
terbuat dari plastik tidak tahan panas, dapat disterilkan dengan
menggunakan cara dingin, misalnya dengan dialiri gas etilen oksida atau
disterilkan dengan cara radiasi.
Apabila tidak memungkinkan dilakukan sterilisasi dengan cara tersebut,
maka dilakukan desinfeksi dengan cara merendam alat tersebut dalam
alkohol 70% selama 24 jam (hal ini belum menjamin sterilitas alat).
Apabila bahan berupa serbuk, cairan dengan pembawa non air, semisolida, maka:
1. Apabila bahan tahan terhadap pemanasan, maka metode sterilisasi terpilih adalah cara
panas kering, menggunakan oven dengan suhu 160 ⁰C selama 2 jam.
2. Apabila tidak bisa dilakukan cara pertama, maka dilakukan sterilisasi menggunakan
oven dengan waktu yang dikurangi.
3. Bila cara ke-2 tidak dapat dilakukan, maka dipilih metode radiasi, menggunakan
senyawa Cobalt 60 dengan dosis 25 kGy.
4. Bila tidak dapat dilakukan, maka dilakukan dengan metode radiasi, dengan dosis
radiasi diturunkan.
5. Apabila metode radiasi tidak dapat dilakukan, maka dilakukan proses sterilisasi filtrasi.
6. Apabila metode sterilisasi filtrasi tidak dapat dilakukan, maka dilakukan dipilih cara
aseptik untuk membuat sediaan, tanpa dilakukan sterilisasi akhir.
STERILISASI AKHIR
PROSES ASEPTIS
STERILISASI AKHIR
Metode ini merupakan metode yang paling umum dan paling banyak
digunakan dalam pembuatan sediaan steril. Persyaratannya adalah zat aktif
harus stabil dengan adanya molekul air dan tingginya suhu sterilisasi.
Sediaan disterilkan pada tahap terakhir pembuatan sediaan.
Contoh yang paling banyak digunakan pada metode ini adalah sterilsasi
dengan autoklaf (suhu 121°C, selama 15 menit).
ASEPTIK
• Metode ini biasanya digunakan untuk zat aktif yang
sensitif terhadap suhu tinggi yang dapat
mengakibatkan penguraian dan penurunan kerja
farmakologinya.
• Antibiotika dan beberapa hormon tertentu merupakan
zat aktif yang sebaiknya dikerjakan secara aseptik.
• Metode aseptik bukanlah suatu cara sterilisasi
melainkan suatu cara kerja untuk memperoleh sediaan
steril dengan mencegah kontaminasi jasad renik dan
partikulat dalam sediaan jadi.
TERIMA
KASIH