Anda di halaman 1dari 75

2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D.

HERMAWAN
INDALPRO / 1
DASAR-DASAR
INSTRUMENTASI PROSES
02
Mempelajari dasar-dasar instrumentasi proses yang menunjang
kelangsungan sistem pengendalian proses
1. Karakteristik Pengukuran (Measurement Characteristics)
2. Pengukuran Suhu (Temperature Measurement)
3. Pengukuran Tekanan (Pressure Measurement)
4. Pengukuran Volume/Level (Level Measurement)
5. Pengukuran Laju Aliran (Flow Measurement)
Tujuan:
Materi:
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 2
2.1 Karakteristik Pengukuran
Tujuan dasar instrumentasi proses untuk mendapatkan informasi
penting (P, V, T, F, C) yang berkaitan dengan kelangsungan proses
Suatu perbandingan sebuah kuantitas yang tidak diketahui
nilainya dengan suatu nilai standar (dalam satuan tertentu)
Pengukuran (Measurement)
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 3
Instrument
Measuring:
Indicating:
Recording:
Mengukur nilai variabel proses
Menujukkan nilai variabel proses
Mencatat nilai variabel proses
2.1 Karakteristik Pengukuran
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 4
2.1 Karakteristik Pengukuran
Elemen-Elemen Pengukuran
Measured
Medium
Primary
Sensing
Element
Variable
Conversion
Element
Variable
Manipulation
Element
Measured
Quantity
Data
Transmission
Element
Data
Presentation
Element
Presented
data
Observer
Gambar 2.1.1. Elemen-elemen fungsional dari sistem instrumen
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 5
PSE menerima energi dari media yang diukur dan menghasilkan
output yang besarnya tergantung dari kuantitas yang diukur.
VCE mengubah/mengkonversi output PSE menjadi variabel fisik,
seperti tegangan (voltage), jarak perpindahan (displacement)
VME memanipulasi sinyal var. fisik untuk menghasilkan sinyal
instrumen yang diinginkan.
DTE mengirim (transmit) data dari elemen satu ke elemen lain.
DPE menunjukkan hasil pengukuran
pointer yang bergerak di sepanjang skala ukur
catatan pena pada sebuah kertas)
2.1 Karakteristik Pengukuran
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 6
Temperature bulb (liquid or gas)
Capillary tube
Scale
Spiral bourdon tube
Gear mechanism
Pointer
2.1 Karakteristik Pengukuran
Gambar 2.1.2. Filled system thermometer
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 7
2.1 Karakteristik Pengukuran
Measured
Medium
Primary
Sensing
Element
Variable
Conversion
Element
Temp.
Measured
Quantity
Variable
Conversion
Element
Data
Presentation
Element
Presented
data
Observer
Gambar 2.1.3. Elemen-elemen fungsional dari sistem termometer
Fluid
Data
Transmission
Element
Variable
Manipulation
Element
Pressure
Motion Motion
P
r
e
s
s
u
r
e

Temperature tube Tubing
Spiral Bourdon
Tube
Linkage Gear Scale and Pointer
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 8
Karakteristik Kinerja Instrumen
2.1 Karakteristik Pengukuran
Kar. Statis:
Calibration
Accuracy
Precision
Reproducibility
Drift
Sensitivity
Resolution
Dead Zone
Backlash
True Value
Static Error
Mistake
Systematic error
Random Error
Source of Error
Kar. Dinamis:
Speed of Response
Fidelity
Lag
Dynamic Error
Zero-Order Instrument
First-Order Instrument
Second-Order Instrument
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 9
2.1 Karakteristik Pengukuran
Kalibrasi (calibration)
Penentuan nilai ukur dalam suatu skala bacaaan; biasanya
menghasilkan output: voltage, current, frequency, pressure, flow.
Langkah-langkah penting dalam kalibrasi:
1. Uji konstruksi instrumen dan tentukan semua input yang mungkin
2. Tentukan input yang akan diterapkan untuk kalibrasi instrumen
3. Siapkan peralatan yang mengijinkan semua input bervariasi di
dalam rentang (range) yang diperlukan
4. Dengan menjaga beberapa input konstan, variasikan input lain,
catat outputnya, susun hubungan (persamaan) input-output
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 10
2.1 Karakteristik Pengukuran
Akurasi (accuracy)
Kemampuan suatu alat atau sistem untuk menanggapi nilai nyata
variabel yang diukur di bawah kondisi reference.
Dalam praktiknya, akurasi dinyatakan dalam batas error (limit
of error) dari alat ukur atau sistem di bawah kondisi operasi
tertentu yang mungkin sudah/belum ditentukan.
Presisi (precision)
Derajat kebenaran (degree of exactness) dari sebuah istrumen
Contoh: sebuah resistor mempunyai nilai tahanan (nyata) 1592154
Jika diukur dengan multimeter, terbaca 1,5 M. Pengamat tidak dapat
membaca nilai yang sesungguhnya (pada skala). Meskipun tidak ada
kesalahan pembacaan, namun kesalahan atau error muncul akibat dari
skala bacaan (disebut precision error)
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 11
2.1 Karakteristik Pengukuran
Reproducibility
Kedekatan hasil pengukuran output yang dilakukan berulang-ulang,
dengan input dan kondisi operasi yang sama dalam periode waktu
tertentu.
Perfect Reproducibility: instrumen tidak mempunyai drift (kalibrasinya
tidak bergeser dalam periode waktu panjang: minggu, bulan, tahun)
Drift
Sebuah perubahan yang tidak diinginkan atau variasi output secara
gradual dalam periode waktu. Jadi jika drift terjadi, korelasi antara input-
output tidak dapat dibuat. Drift biasanya muncul jika instrumen sudah
kuno.
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 12
Sensitivity
2.1 Karakteristik Pengukuran
Perbandingan (ratio) dari perubahan output terhadap perubahan input,
pada kondisi tunak.
Resolution
Nilai inkremen terkecil dari sebuah input atau output yang dapat dideteksi
Jika inkremennya kecil fine resolution
besar coarse resolution
Dead Zone
Rentang terbesar dari varabel terukur yang tidak dapat direspon oleh
instrumen, kadang-kadang disebut dead spot atau hysteresis. Dead zone
biasanya terjadi pada instrumen penunjuk (indicating) atau pencatat
(recording).
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 13
Backlash
2.1 Karakteristik Pengukuran
Disebut juga mechanical hystersis: kehilangan gerak yang mungkin
terjadi pada elemen mekanik (gear, linkage, atau peralatan transmisi
mekanik lainnya) karena terputus hubungan (kait-nya tidak kuat).
True Value
Nilai variabel terukur yang terbebas dari error
True value = Instrument reading Static error
Static Error
Perbedaan numeris antara nilai sesungguhnya dengan nilai yang diukur
oleh instrumen
Mistake
Kesalahan yang disebabkan oleh manusia (ketidak-telitian membaca,
penerapan instrumen yang kurang tepat, kesalahan komputasi)
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 14
Systematic Error
2.1 Karakteristik Pengukuran
Kadang-kadang disebut bias; deviasi seragam dari titik titik pengukuran
sebuah instrumen. Ada 2 jenis:
1. Instrumental error: disebabkan oleh instrumen (friksi pada bearing,
tegangan pegas/spring)
dihindari dengan:
(a) pemilihan instrumen yang tepat
(b)penerapan faktor koreksi setelah penentuan besarnya error
(c) kalibrasi instrumen terhadap alat standar.
2. Environmental error: disebabkan oleh kondisi eksternal (efek suhu,
humiditas, tekanan barometrik)
dihindari dengan:
(a) menyediakan penyejuk ruangan (AC)
(b)melapisi komponen tertentu dalam intrumen
(c) menggunakan perlindungan (shield) magnetik
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 15
Random Error
2.1 Karakteristik Pengukuran
Error yang tidak diketahui penyebabnya. Error ini biasanya kecil, dan
mungkin dapat ditangani secara matematis menurut hukum probabilitas.
Sources of Error
1. Pengetahuan yang tidak cukup tentang parameter proses dan kondisi
perancangan.
2. Perancangan yang pas-pasan (poor design)
3. Perubahan parameter proses
4. Perawatan yang tidak baik (poor maintenance)
5. Error karena manusia yang mengoperasikan instrumen
6. Keterbatasan perancangan
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 16
Karakteristik Dinamis
2.1 Karakteristik Pengukuran
Instrumen jarang menanggapi secara spontan perubahan variabel terukur.
Malah, ada juga yang menunjukkan sifat lambat (slowness/sluggishness)
karena sesuatu seperti: massa, kapasitas termal, kapasitas fluida, atau
kapasitas elektrik.
Pure Delay (keterlambatan) sering dijumpai ketika instrumen menunggu
beberapa reaksi untuk menanggapi perubahan variabel terukur. Instrumen
industri selalu digunakan untuk mengukur kuantitas yang berfluktuasi.
kelakuan kelakuan dinamik dinamik dari dari sebuah sebuah instrumen instrumen sangat sangat penting penting untuk untuk
dipelajari dipelajari ( (lebih lebih penting d.p d.p. . kelakuan kelakuan statik statik) ).
Kelakuan dinamik dari intrumen dapat dipelajari dengan melakukan
variasi var. terukur a.l. step change, linear change, sinusoidal change.
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 17
Speed of Response
2.1 Karakteristik Pengukuran
Kecepatan instrumen dalam menanggapi perubahan variabel terukur.
Fidelity
Tingkat kepercayaan instrumen dalam menanggapi perubahan variabel
terukur tanpa error dinamik.
Lag
Keterlambatan dalam menanggapi perubahan variabel terukur.
Dynamic Error
Perbedaan antara nilai nyata yang bervariasi karena waktu dengan nilai
yang ditunjukkan oleh instrumen
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 18
Respon Dinamik Instrumen Order Nol
2.1 Karakteristik Pengukuran
Hubungan input dan output:
i
i
m
i
m
m
m
i
m
m o
o
n
o
n
n
n
o
n
n
x b
dt
dx
b
dt
x d
b
dt
x d
b x a
dt
dx
a
dt
x d
a
dt
x d
a
0 1
1
1
1
0 1
1
1
1
+ + + +
= + + + +

L
L
y sensitivit static
a
b
K = =
0
0
. (2.1.1)
Dimana: x
o
= output ; x
i
= intput ; t = time
as, bs = parameter fisik (diasumsi konstan)
Jika as, bs = 0
i
x b x a
0 0 0
=
i i
Kx x
a
b
x = =
0
0
0
. (2.1.2)
Order nol
. (2.1.3)
. (2.1.4)
Ideal or perfect dynamic
performance
(no lag or no distortion)
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 19
Respon Dinamik Instrumen Order Satu
2.1 Karakteristik Pengukuran
Hubungan input dan output:
i o
o
x b x a
dt
dx
a
0 0 1
= +
y sensitivit static
a
b
K = =
0
0
. (2.1.5)
t cons time
a
a
tan
0
1
= =
. (2.1.7)
Order satu
. (2.1.8)
. (2.1.9)
i o
o
Kx x
dt
dx
= +
1 +
=
s
K
x
x
i
o

. (2.1.6)
i o
o
x
a
b
x
dt
dx
a
a
0
0
0
1
= +
Transformasi Laplace:
dimana:
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 20
Respon Dinamik Instrumen Order Dua
2.1 Karakteristik Pengukuran
Hubungan input dan output:
i o
o o
x b x a
dt
dx
a
dt
x d
a
0 0 1
2
2
2
= + +
ratio damping
a a
a
= =
2 0
1

. (2.1.10)
] / [ ,
2
0
time rad frequency natural undamped
a
a
n
= =
. (2.1.12)
Order dua
. (2.1.13)
. (2.1.14)
1 2
1
2
2 2
2
2
+ +
=
+ +
=
s s
K
s
s
K
x
x
n n
i
o

. (2.1.11)
( )
i o
o
n
o
n
Kx x
dt
dx
dt
x d
= + +

2 1
2
2
2
Transformasi Laplace:
dimana:
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 21
2.2. Pengukuran Suhu
Gb. 2.2.1. Rentang/skala suhu.
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 22
2.2 Pengukuran Suhu
Beberapa Metode Pengukuran Suhu
1. Expansion Thermometer
2. Filled-System
Thermometer
Expansion of solid
Expansion of liquid
Expansion of gas
Liquid-filled thermometer
Vapor-pressure thermometer
Mercury-filled thermometer
3. Electrical Temperature Instrument
Resistance thermometer
Thermocouple
Thermistor
4. Pyrometer
Radiation pyrometer
Optical pyrometer
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 23
2.2 Pengukuran Suhu
Bimetallic Thermometer
Ekspansi elemen bimetallic (dua strip logam). Masing-masing strip
logam mempunyai koefisien ekspansi termal berbeda. Ketika strip
dipanaskan, seiring dengan naiknya suhu, keduanya berekspansi dengan
panjang berbeda (Gb. 2.2.2).
Gb. 2.2.2. Bimetallic Strips
Jarak ekspansi proporsional terhadap pangkat dari panjang strip dan
berbanding terbalik dengan tebal strip (logam). Pergerakan bimetallic
digunakan menggerakkan pointer sehingga melintasi skala kalibrasi suhu.
tetap
Tersedia: 103 s.d. 1004
o
F
atau 75 s.d. 540
o
C
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 24
2.2 Pengukuran Suhu
Gb. 2.2.5. Thermometer with spiral bimetallic element.
Digunakan di rumah dan di kantor sebagai indikator suhu lingkungan.
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 25
2.2 Pengukuran Suhu
Gb. 2.2.4. Thermometer with helical bimetallic element
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 26
2.2 Pengukuran Suhu
Liquid in Glass Thermometer
Gb. 2.2.5. Liquid in glass
thermometer
Salah satu alat ukur suhu yang paling
sederhana, dan digunakan di laboratorium
dan industri.
Range: 18.4 s.d. 608
o
F atau 120 s.d. 320
o
C
Alkohol : untuk suhu sangat rendah
Merkuri : untuk suhu tinggi (merkuri
membeku pada suhu 39
o
C).
Mudah pecah dan tidak mudah beradaptasi
dengan perubahan suhu, sehingga
penggunaannya di industri terbatas.
Termometer gelas berisi air raksa yang digunakan di industri: tangki
terbuka berisi cairan, kettle, steam line,dan aliran fluida dalampipa.
Tidak digunakan, jika suhu berfluktuasi
akan diukur dengan akurasi tinggi.
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 27
2.2 Pengukuran Suhu
Gb. 2.2.6. Liquid in metal
thermometer
Kelemahan termometer gelas diatasi dengan
penggunaan termometer logam.
Glass bulb diganti dengan steel bulb
Merkuri digunakan sebagai cairan, karena
tidak kelihatan, bourdon tube digunakan
untuk mengukur perubahan volume cairan.
Ketika suhu naik, volume merkuri dalam
bulb mengembang, bourdon tube cenderung
untuk lurus, sehingga dapat menggerakkan
pointer.
Liquid in Metal Thermometer
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 28
2.2 Pengukuran Suhu
Rentang suhu dari cairan yang digunakan dalam termometer logam:
87 s.d. +260 125 s.d. +500
Cairan organik lain
+20 s.d. +90 +70 s.d. +195
Ether
46 s.d. +150 50 s.d. +300
Alcohol
40 s.d. +400 40 s.d. +750
Xylene
39 s.d. +650 3 s.d. +1200
Mercury
Rentang suhu
(
o
C)
Rentang suhu
(
o
F)
Cairan
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 29
2.2 Pengukuran Suhu
Gb. 2.2.7. Filled-system
thermometer
Filled-system Thermometer
Jika bulb dipanaskan atau
didinginkan, maka fluida
didalamnya mengembang atau
berkontraksi, sehingga bourdon
tube bergerak.
Perpindahan bourdon tube
menggerakan pointer untuk
membaca suhu.
Cairan pengisi bulb: mercury,
ethyl alcohol, xylene,
toluene.
Koefisien ekspasi xylene
adalah 6 kali mercury.
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 30
Cairan pengisi bulb: mercury, ethyl alcohol, xylene, toluene.
Koefisian ekspasi xylene adalah 6 kali koef ekspansi mercury, jadi
memungkinkan perancangan bulb kecil.
Liquid- filled Thermometer
Kadang-kadang, air digunakan sebagai pengisi bulb
Kriteria yang harus dipenuhi:
1. Tekanan sistem (di dalam bulb) harus lebih besar daripada
tekanan uap cairan pengisi, untuk mencegah penguapan.
2. Cairan pengisi tidak boleh membeku supaya tidak
mengganggu kalibrasi/pembacaan suhu.
2.2 Pengukuran Suhu
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 31
2.2 Pengukuran Suhu
Gb. 2.2.8. Vapor-pressure
thermometer
Vapor- pressure Thermometer
Bulb sebagian berisi cairan, kapiler
dan bourdon berisi gas.
Cairan mendidih dan menghasilkan
gas/uap yang mengisi kapiler dan
bourdon. Cairan terus mendidih
sampai mencapai tekanan uapnya.
Di titik P
vap
cairan berhenti
mendidih, kecuali jika suhu naik.
Saat suhu turun, sebagian uap
mengembun, dan tekanan turun.
Karena perubahan tekanan ini,
bourdon menggerakkan pointer yang
dapat mengindikasikan suhu.
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 32
2.2 Pengukuran Suhu
Rentang suhu cairan yang digunakan dalam vapor-pressure thermometer
120 s.d. 220
o
C 100
o
C 375
o
C Water
130 s.d. 300
o
F (60 s.d. 160
o
C) 34.5
o
C 194
o
C Di-ethyl ether
80 s.d. 180
o
F 4.6
o
C ---- Methyl bromide
60 s.d. 130
o
F (20 s.d. 80
o
C) 0.6
o
C 154
o
C Bulane (n)
30 s.d. 100
o
C 12.2
o
C 187
o
C Ethyl-chloride
150 s.d. 250
o
C 110.5
o
C 321
o
C Toluene
200 s.d. 350
o
F 78.5
o
C 243
o
C Ethyl-alcohol
30 s.d. 120
o
C 10
o
C 157
o
C Sulphur dioxide
30 s.d. 130
o
F (0 s.d. 50
o
C) 23.7
o
C 143
o
C Methyl chloride
Untuk mengukur suhu sangat rendah (sampai
253
o
C)
185.7
o
C 122
o
C Argon
Rentang suhu yang tersedia Titik
didih
Suhu
kritis
Cairan
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 33
Gb. 2.2.9. Types of thermometer bulbs
Mercury-filled Thermometer
Similar dengan liquid-filled thermometer, keduanya dipisahkan karena
karakteristik mercury yang unik dan kepentingannya dalam pengukuran
suhu medium.
Karakteristik Mercury :
mendukung operasi
elemen pengendalian
akurasi cukup tinggi
respon cepat
Rentang tekanan
tinggi: 400 s.d. 1200
psig
2.2 Pengukuran Suhu
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 34
2.2 Pengukuran Suhu
Perbandingan beberapa fluida pengisi pada filled-system thermometer
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 35
2.2 Pengukuran Suhu
Electrical Temperature Instruments
Resistance Thermometer
Gb. 2.2.10. Resistance thermometer
Karena tahanan logam tertentu
berubah dengan berubahnya suhu, sifat
ini digunakan untuk mengukur suhu.
Jika T maka R (vice versa).
Elemen tahanan biasanya panjang
(dibentuk spiral), diselubungi dengan
porselin untuk mencegah hubungan
singkat antara wire dan metal sheath.
Jenis-jenis logam: platinum, copper,
dan nickel.
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 36
Karakteristik beberapa RTD
2.2 Pengukuran Suhu
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 37
2.2 Pengukuran Suhu
Thermocouple
Gb. 2.2.11. Thermocouple
Jika salah satu junction
dipanaskan, arus
mengalir dalamcircuit
dan dideteksi oleh
galvanometer.
Prinsip kerja
thermocouple
tergantung dari
pengaruh thermo-
electric.
Jumlah arus yang dihasilkan tergantung dari perbedaan suhu antara dua
junction dan karakteristiknya. Hal ini pertama kali diteliti oleh Seeback (1821)
sehingga dikenal dengan Seeback Effect.
Cocok untuk digunakan sebagai salah satu element pengendalian (sensor
element for control system).
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 38
Gb. 2.2.12. Penerapan thermocouple
2.2 Pengukuran Suhu
Penerapan thermocouple
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 39
Gb. 2.2.13. EMF chart for various thermocouples with free end at 0
o
C
2.2 Pengukuran Suhu
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 40
Gb. 2.2.14. Radiation pyrometer
Radiation Pyrometer
2.2 Pengukuran Suhu
Pyrometry adalah salah satu
teknik pengukuran suhu tanpa
kontak fisik, tetapi suhu fluida
dideteksi dengan mengukur
radiasi elektromagnetik.
Lensa digunakan untuk menyatukan (focus) energi radiasi dari bodi. Radiasi
energi diterima oleh detector (thermocouple, thermophile), dan diteruskan
ke recorder, sehingga suhu fluida dapat dibaca.
Dalam pyrometer radiasi,
sebuah bodi hitam digunakan
untuk menyerap panas.
Pryrometer dapat mengukur suhu tinggi (>1400
o
C)
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 41
Gb. 2.2.15. Industrial optical pyrometer
Optical Pyrometer
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 42
2.3. Pengukuran Tekanan
A
F
P =
Definisi:
. (2.3.1)
Barometric
Pressure
Total or
Absolute
Pressure
(Psia)
Gauge
Pressure
Vacuum
Absolute
Pressure
Absolute Reference
Atmospheric Reference
(Standard Atmospheric
Pressure = 760 mm Hg
= 29.921 in Hg
= 14.696 psia)
P
r
e
s
s
u
r
e
Gb. 2.3.1. Hubungan antara tekanan absolut, gauge, dan barometrik.
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 43
Beberapa Metode Pengukuran Tekanan
1. Manometer method
(paling sederhana)
2. Elastic Pressure
Transducers
U-tube manometer
Well-type manometer
Barometer
Micromanometer
C-type bourdon tube pressure gauge
Diaphragm pressure transducer
Bellows
3. Pressure measurement by measuring vacuum
4. Force-Balance Pressure Gauge
5. Electrical pressure Transducer
2.3 Pengukuran Tekanan
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 44
2.3 Pengukuran Tekanan
U- tube manometer
( ) ( )( )
( )gh P
g h h P P
l
l


=
=
2 1 2 1
. (2.3.2)
Dimana:
Gb. 2.3.2. U-tube manometer
= densitas fluida di dalam U-tube

l
= densitas fluida yang diukur tekanannya
h = (h
1
h
2
), perbedaan ketinggian fluida dalam U-tube
g = percepatan grafitasi
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 45
2.3 Pengukuran Tekanan
Banyak digunakan karena pengukurannya lebih mudah: pembacaan hanya
pada salah satu leher tube.
Akurasi tinggi dapat tercapai jika zero-level pada well diset pada zero-level
pada skala sebelum pembacaan dilakukan
Well- type manometer
Gb. 2.3.3. Well-type manometer
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 46
2.3 Pengukuran Tekanan
Alat ukur tekanan absolute dengan rentang tekanan dari zero absolute
sampai atmospheric pressure.
Biasanya dinyatakan dalam mm Hg.
Barometer
Gb. 2.3.4. Barometer
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 47
Elastic Pressure Transducer
Menggunakan elemen sensor elastis: Bourdon tube, bellows, dan
diaphragm.
Gb. 2.3.5. C-type bourdon tube pressure gauge
C- type bourdon tube pressure gauge
2.3 Pengukuran Tekanan
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 48
Digunakan secara luas untuk tekanan gauge; dan dapat mendeteksi tekanan
rendah: 0 4 mm.
Diaphragm Pressure Transducer
2.3 Pengukuran Tekanan
Gb. 2.3.6. Diaphragm pressure transducer
(a) Metallic Diaphragm
(b) Slack Diaphragm Gauge
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 49
Digunakan untuk mengukur tenakan absolut (tekanan rendah)
Range: tekanan rendah sampai 155.1 mmHg (3 psi) ;
atau sampai 40 mmHg, jika bellows dibuat cukup besar.
Bellows
2.3 Pengukuran Tekanan
Gb. 2.3.7. Bellows pressure element
Gb.2.3.8. Differential Bellows Gauge
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 50
2.4. Pengukuran Level
Merupakan salah satu pengukuran tertua
Penting dalam proses industri berpengaruh terhadap tekanan dan
laju alir masuk dan keluar tangki.
Metode Pengukuran:
Langsung:
Tak-langsung:
Sight Glass
Float-type
Hydrostatic pressure type
Electrical method
Sight glass for an open tank
High pressure sight glass
Float-operated liquid level indicator
Hydraulic transmission system
Press. Gauge method
Air bellows
Air purge system
Capacitance level indicator
Radiation level detector
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 51
Sight Glass
Disebut juga gauge glass; digunakan untuk pengukuran level cairan dalam
tangki secara kontinyu.
2.4 Pengukuran Level
Gb. 2.4.1. Sight glass for an open tank
Ketika level cairan dalam tangki bergerak naik atau turun, level cairan dalam
sight glass juga bergerak naik dan turun, shg level dapat dibaca pada skala.
Cairan dalam sight glass boleh tidak sama dengan cairan dalam tangki.
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 52
Untuk tekanan tinggi, sight glass harus dihubungkan dgn tangki pada bagian
atas dan bawah (Gb. 2.4.2). Jika tidak perbedaan tekanan antara tangki dan
sight glass akan menyebabkan kesalahan pembacaan.
Sight Glass (lanjutan)
2.4 Pengukuran Level
Gb. 2.4.2. High pressure sight glass
Valve dipasang untuk mencegah pecahnya glass.
Panjang glass 900 mm.
Jika lebih; 2 atau lebih sight
glass harus disediakan
untuk level yang berbeda.
Mampu menahan tekanan:
350 psi (steam 252
o
C)
1000 psi (cairan)
Batasan:
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 53
2.4 Pengukuran Level
Kelebihan:
Sight Glass (lanjutan)
1. Pembacaan langsung sangat memungkinkan.
2. Perancangan khusus tersedia untuk penggunaan sampai 316
o
C dan
1000 psi.
3. Glass tahan terhadap korosi.
Kekurangan:
1. Hanya dapat dibaca di lokasi tangki.
2. Cairan di dalam sight glass mungkin membeku pada musim dingin,
sehingga menyebabkan kesalahan pembacaan.
3. Cairan yang mengandung padatan tak-larut atau cairan kental
(viscous) tidak dapat diukur levelnya dengan baik.
4. Akurasi tergantung pada kebersihan glass dan cairan.
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 54
Gb. 2.4.3. Float-operated liquid
level indicator
Float- Type Level I ndicator
2.4 Pengukuran Level
Standard Liquid Level:
ft 60 ft (0,15 1,52 m)
Pergerakan float ditransmisikan
melalui stainless steel atau phosphor
bronze flexible cable ke pointer , dan
pointer menunjukkan ketinggian
cairan dalam tangki.
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 55
Gb. 2.4.4. Hydraulic Transmission System for
Level Indication
Float- Type Level I ndicator
Level cairan dapat
ditransmisikan ke suatu
tempat dengan sistem
transmisi hidrolik
2.4 Pengukuran Level
Empat elemen bellow
terhubungkan satu sama lain
melalui pipa berisi minyak:
2 di receiver (A & B)
2 di transmitter (C & D)
Float naik: A mengembang dan B tertekan, minyak di pipa mengalir dari B ke
C, dan D ke A, pointer bergerak ke kanan; Bagaimana jika sebaliknya?
Transmisi Level : sampai 250 ft (6,35 m)
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 56
Kelebihan:
Float- Type Level I ndicator (lanjutan)
1. Memungkinkan membaca level cairan di dalam tangki dari level
dasar, meskipun tangki dipasang di daerah bawah tanah.
2. Beaya murah, dan perancangannya terpercaya.
3. Dapat dioperasikan pada suhu yang relatif tinggi.
4. Terdapat berbagai pilihan material yang tahan korosi untuk
merancang tipe ini.
Kekurangan:
1. Terbatas untuk pengukuran level menengah (moderate).
2. Bentuknya disesuaikan dengan geometri tangki.
2.4 Pengukuran Level
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 57
2.4 Pengukuran Level
Pressure Gauge Method
Gb. 2.4.5. Open Tank Pressure Indicator
Metode paling sederhana
untuk pengukuran level
tangki terbuka
Tekanan hidrostatik:
g
S h P =
Level cairan:
g
S
P
h

=
. (2.4.1)
. (2.4.2)
Jika tangki tertutup:
ext g
P S h P + =
. (2.4.3)
P = tekanan: psi atau N/m
2
= densitas air
S
g
= specific gravity
h = tinggi cairan
P
ext
= tekanan cairan eksternal (tangki tertutup)
Dimana:
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 58
2.4 Pengukuran Level
Air Bellows
Gb. 2.4.6. Flexible air bellows
Ketika instrumen tidak dapat
diletakkan di datum tertentu, dipilih
air bellows
Bellows element dihubungkan dengan
press indicator menggunakan pipa.
Ketika tangki kosong, udara tidak
tertekan dan menunjukkan tekanan
nol.
Saat tangki terisi cairan, udara dalam bellows tertekan, dan pointer bergerak
menunjukkan tekanan cairan dalam tangki. Tekanan ini dikalibrasikan
menjadi tinggi cairan (level).
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 59
Gb. 2.4.7. A closed box air bellows connected to
the pressure fluid tank
Air Bellows
2.4 Pengukuran Level
Aplikasi Industri.
Liq seal digunakan
untuk pengukuran
level cairan yang
korosif atau viscous.
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 60
2.4 Pengukuran Level
Air Purge System
Gb. 2.4.8. Air purge system
Bubbler tube
Cocok untuk semua
cairan
Jika tangki kosong,
udara keluar dari
tube, dan tidak ada
tekanan balik
sehingga tekanan
nol.
Jika tinggi cairan bertambah, aliran udara terhambat oleh ketinggian cairan
tsb, menghasilkan tekanan balik yang menyebabkan pointer bergerak.
Pergerakan pointer dikalibrasikan menjadi besaran tinggi cairan.
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 61
Gb. 2.4.9. Capacitance level indicator
2.4 Pengukuran Level
Capacitance Level I ndicator
Parallel plate capacitor:
D
A
K C =
. (2.4.4)
C = capacitance: farad
K = konstanta dielektrik
A = luas plate, m
2
h = jarak dua plate: m
Dimana:
Jika tinggi cairan naik: capacitance naik, begitu juga sebaliknya.
Naik turunnya capacitance dikalibrasikan ke dalamterm level cairan
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 62
Kelebihan:
1. Sangat berguna untuk sistem dengan ukuran sangat kecil.
2. Sangat sensitif.
3. Cocok untuk sistem pengendalian atau untuk indikasi kontinyu.
4. Baik untuk slurry.
5. Prob material untuk fluida korosif tersedia
Kekurangan:
1. Kinerjanya dipengaruhi oleh pengotor fluida, karena pengotor dapat
mengubah konstanta dielektrik.
2. Sensitif terhadap perubahan suhu.
3. Fluida tertentu harus menggunakan Prob yang cocok.
4. Panjang prob harus sesuai dengan panjang dinding tangki.
2.4 Pengukuran Level
Capacitance Level I ndicator
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 63
2.4 Pengukuran Level
Radiation Level Detector
Gb. 2.4.10. Radiation type level indicator
Digunakan ketika, metode
elektrik yang lain tidak
memungkinkan
Tidak memerlukan kontak
dengan cairan yang diukur.
Gamma
ray
Jika tangki kosong:
ray
menembus dua dinding tangki
dan udara dalamtangki.
Jika tangki berisi cairan: cairan dalam tangki mengurangi radiasi
ray
.
Besarnya radiasi berbanding terbalik dengan volume cairan dalamtangki.
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 64
Kelebihan:
1. Tidak ada kontak fisik dengan cairan.
2. Cocok untuk cairan: korosif, abrasif, viscous, adherent
3. Cocok untuk sistem suhu dan tekanan tinggi.
4. Mempunyai akurasi dan respon yang baik.
5. Tidak mempunyai bagian yang bergerak.
Kekurangan:
1. Pembacaannya dipengaruhi oleh perubahan densitas cairan.
2. Source holder mungkin sangat berat.
3. Harga relatif mahal
2.4 Pengukuran Level
Radiation Level Detector
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 65
2.5. Pengukuran Laju aliran
Merupakan pengukuran tertua di bidang Instrumentasi
Menentukan jumlah material yang masuk atau keluar proses.
Metode pengukuran laju aliran:
1. Inferential type flowmeter
2. Quantity flowmeter
3. Mass flowmeter
Inferential type flowmeters
Variable head or differential meter
Akan dibahas
Variable area meter
Turbine meter
Thermal meter
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 66
2.5 Pengukuran Laju Aliran
Variable Head or Differential Meter
Gb. 2.5.1. Differential Pressure Flowmeter
Salah satu metode tertua dan sering digunakan di industri
. (2.5.1)
. (2.5.2)
Dari teori Bernoulli:
( )
2 1 2
2 p p A C m =
( )
( )
2
1
4
2 1
2
1
2
.

=

p p
A c q
d
Laju volumetrik
Laju alir massa
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 67
2.5 Pengukuran Laju Aliran
Dimana: q = laju alir volumetrik
m = laju alir massa
A = Luas penampang orifice
h = differential head (pressure) melewati tahanan dalam pipa
t cons
c
C
d
tan
1
4
=

c
d
= discharge coefficient
( )
( ) pipe the of diameter inside D
element n restrictio of diameter d
ratio diameter = =
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 68
2.5 Pengukuran Laju Aliran
Gb. 2.5.2. Orifice Plates
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 69
2.5 Pengukuran Laju Aliran
Gb. 2.5.3. Venturi tubes: (a) Classic ; (b) Eccentric ; (c) Rectangular
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 70
This is a Venturi tube demonstration
apparatus built out of PVC pipe and
operated with a vacuum pump
A copper aspirator. The water inlet
and outlet are at the top and
bottom, respectively; the air inlet is
on the side.
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 71
2.5 Pengukuran Laju Aliran
Variable Area Flowmeter
Gb. 2.5.4. Rotameter
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 72
2.5 Pengukuran Laju Aliran
Turbine Flowmeter
Gb. 2.5.5. Turbine Flowmeter
Cocok untuk pengukuran cairan dan gas dengan laju alir sangat rendah.
Akurasi: 1/4 s.d. 1/2
Aplikasi:
+ Militer
+ Sistem pencampuran
(industri petroleum)
+ Aerospace and airborne
+ Cryogenic (liq. O
2
and N
2
)
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 73
Liquid Measuring Devices:
Liquid/Gas Ultrasonic Flow Meter
Liquid Turbine Flow Meter
Orifice Plates
2.5 Pengukuran Laju Aliran
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 74
Gas Measuring Devices
Orifice plate flowmeter
Orifice plate holder
Mini Gas turbine flowmeter
Gas Turbine Flowmeter
Venturi tubes
Flow Nozzles
2.5 Pengukuran Laju Aliran
2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN
INDALPRO / 75
2.5 Pengukuran Laju Aliran
Thermal Flowmeter
Gb. 2.5.6. Heat transfer flowmeter
( )
1 2
T T WC Q
P
=
( )
1 2
T T C
Q
W
P

=
. (2.5.3)
. (2.5.4)
Sangat populer untuk pengukuran aliran gas tidak tunak.
Ada 2 : heat transfer flowmeter dan hot-wire flowmeter.
Dimana:
Q = perpindahan panas
W= laju alir massa fluida
C
P
= Kapasitas panas fluida
T
1
= suhu fluida sebelum dipanaskan
T
2
= suhu fluida setelah dipanaskan

Anda mungkin juga menyukai