Wibawa Kreshnandi
TOPIK BAHASAN
KONSEP DASAR SISTEM KONTROL
JENIS SISTEM KONTROL
CONTOH-CONTOH
PERANCANGAN SISTEM KONTROL
2
Sistem Kontrol
4
Sasaran Sistem Kontrol
1. Keselamatan (Safety)
2. Perlindungan Lingkungan (Environmental Protection)
3. Perlindungan peralatan (Equipment protection)
4. Tingkat produksi kelancaran (Smooth operation
production rate)
5. Kualitas produk (Product quality)
6. Keuntungan yang tinggi (High profit)
7. Pemantauan & Diagnosis (Monitoring & Diagnosis)
5
Sasaran Sistem Kontrol
Meningkatkan fleksibilitas :
dengan menambahkan fungsi-fungsi baru yang mayoritas
merupakan kontribusi mikro-prosessor.
Meningkatkan kehandalan :
dengan menambahkan switch semikonduktor atau
perangkat lain akan mengurangi tenaga kerja dan kausan
karena gesekan atau benturan.
Meningkatkan presisi dan kecepatan :
dengan menerapkan kendali digital dan teknologi
elektronika tingkat kepresisian dan kecepatan gerak dapat
meningkat secara signifikan.
6
Konsep Dasar Sistem Kontrol
Masukkan Keluaran
System Kontrol
A F
-
D + L
External
Energy
8
BASIC HARDWARE CONFIGURATION OF PROCESS CONTROL
SYSTEM
9
BASIC HARDWARE CONFIGURATION OF SERVO MECHANISM
CONTROL SYSTEM
Energy
Analog Voltage transformation
from/to electric
Digital Voltage Electric & Electronics
to/from mechanics
A
-
D +
External Energy
10
BASIC HARDWARE CONFIGURATION OF SERVO MECHANISM
CONTROL SYSTEM
11
Jenis Sistem Kontrol
13
Sistem kontrol Lup Terbuka / Open Loop
14
Sistem kontrol Lup Terbuka / Open Loop
Kelebihan:
konstruksinya sederhana dan perawatannya
mudah
lebih murah
15
Sistem kontrol Lup Terbuka / Open Loop
Kelemahan:
gangguan dan perubahan kalibrasi
16
Sistem Kontrol Lup Tertutup / Closed Loop
17
Komponen-Komponen Sistem Kontrol
18
Jenis Sensor Berdasar Sensitivitas masukan
Sensor Cahaya
Sensor Gerak
Sensor Suara
Sensor Air
Sensor Gas
Sensor Getar
Sensor Sentuh
19
Komponen-Komponen Sistem Kontrol
Transduser
Transduser mengubah satu bentuk daya menjadi bentuk daya
lainnya untuk berbagai tujuan termasuk pengubahan ukuran
atau informasi. Transduser bias berupa peralatan listrik,
elektronik, elektromekanik, elektromagnetik, fotonik.
Transduser juga didefenisikan sebagai peralatan yang
mengubah suatu bentuk sinyal menjadi bentuk sinyal lainnya.
Pada umumnya adalah mengubah besaran-besaran fisik
tersebut menjadi besaran listrik misalnya : tekanan,
temperatur, aliran, posisi dan lain-lain.
Transduser atau sensor adalah salah satu bagian dari
komponen sistem pengaturan. Sensor yang digunakan sebagai
elemen yang langsung mengadakan kontak dengan yang
diukur, sedang transduser berfungsi untuk mengubah besaran
fisik yang diukur menjadi besaran fisik lainnya. 20
Komponen-Komponen Sistem Kontrol
Transmitter
Transmitter mengubah signal dari sensor menjadi signal
standart yang sebanding atau ekivalen, signal dari transmitter
dikirim ke indikator/recorder/controller sesuai dengan
kebutuhan. Kegunaan dari transmitter yang memberikan
signal standart dan besaran proses (proses variable) yang
diukur diantaranya :
Peralatan lain seperti indikator, recorder, controller yang
bekerja dengan standart signal yang sama agar berfungsi
serbaguna, (multi purpose).
Memungkinkan pengiriman signal pada jarak jauh dan
cepat dan aman.
Secara keseluruhan menekan biaya investasi dan
pengoperasian maupun pemeliharaan.
21
Komponen-Komponen Sistem Kontrol
Transmitter
Dalam ilmu instrumentasi dikenal dua sistem signal yang
dipergunakan, yaitu sistem signal pneumatik dan sistem
signal elektrik. Berdasarkan kedua sistem tersebut
transmitter dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu :
1. Transmitter Pneumatik
2. Transmitter Elektrik
22
Komponen-Komponen Sistem Kontrol
Signal Transmitter
Output signal ada 2 macam yaitu signal elektrik dengan
besaran arus atau tegangan, dan signal pneumatik dengan
besaran yang digunakan adalah tekanan.
Sebagai standarisasi signal yang keluar dari transmitter, baik
elektrik atau pneumatik, dibuat hanya bekerja pada standart
skala tertentu.
Untuk signal pneumatik dibuat hanya bekerja pada standart
skala tertentu, yaitu sebesar : 3 – 15 Psi (0-100%) atau 0,2-1
kg/cm2(0-100%), dan untuk signal elektrik bila signalnya
dalam bentuk besaran arus maka skala kerjanya 4-20 mADC
(0-100%) atau 10-50 mADC (0-100%) dan jika menggunakan
signal tegangan skala kerjanya : 13 VDC (0-100%) atau 0-10
VDC (0-100%). Namun pada umumnya signal yang keluar
dari transmitter elektrik hampir selalu lebih banyak dalam
skala 4-20 mADC. 23
Komponen-Komponen Sistem Kontrol
Transmitter Pneumatik
Pada dasarnya transmitter pneumatik adalah berfungsi untuk
mengubah signal proses menjadi signal pneumatik serta
mengirimkan signal pneumatik itu ke alat penerima seperti
pencatat, pengatur dan penunjuk. Pokok utama transmitter
adalah udara yang bertekanan dan biasanya sumber udara yang
bertekanan 20 Psi atau 1,4 kg/cm ² . Transmitter pneumatik ini
dapat digunakan sampai jarak sekitar 200 meter.
Transmitter Elektrik
Transmitter elektrik sama halnya seperti transmitter pneumatik.
Transmitter elektrik juga terdiri dari dua bagian pokok yaitu :
Bagian perasa
Bagian pengirim
24
Peralatan Pengoperasian Transmitter Elektrik
Kompresor
Kompresor adalah sebuah mesin yang memampatkan udara
atau gas. Kompresor bekerja sebagai penguat, sebaliknya ada
pula kompresor yang menghisap udara atau gas yang
bertekanan lebih rendah dari tekanan atmosfer, dalam hal ini
kompresor lebih disebut pompa vakum (vacum pump).
Klasifikasi Kompresor
Kompresor terdapat dalam berbagai jenis dan model
tergantunr pada volume dan tekanannya. Sebutan kompresor
(pemampat) dipakai untuk tekanan tinggi, blower (peniup)
dipakai untuk tekanan sedang, sedangkan fan (kipas) dipakai
untuk tekanan yang sangat rendah.
25
Peralatan Pengoperasian Transmitter Elektrik
Converter
Converter adalah instrument yang dapat menggerakkan suatu
kendali. Peran converter adalah mengubah signal elektrik
menjadi signal pneumatik yang diperlukan untuk
mengoperasikan control valve. Besarnya signal listrik yang
merupakan signal input adalah 4-20 mA. Converter juga
disuplay dengan tekanan udara sebesar 1,4 kg/cm2. Besarnya
signal input ditentukan oleh besarnya signal input yang
berasal dari controller. Signal output dari converter
merupakan signal input bagi control valve, dimana
pengaturan besar persen bukaan control valve diatur oleh
besarnya signal output converter (biasanya dalam persen).
27
Peralatan Pengoperasian Transmitter Elektrik
Controller
Controller bekerja menerima signal input dari sebuah converter
dan mengirim sinyal output ke converter pada standart 0,2-1,0
kg/cm2pada tekanan pneumatik. Controller ini merupakan alat
pengatur otomatis yang berfungsi untuk mengatur agar
keadaan yang sedang berlangsung dari proses sesuai yang
diinginkan.
Recorder
Recorder dipakai untuk mengetahui perubahan dari waktu
dalam kondisi operasi atau mendapat rekaman dari harga hasil
pengukuran. Diantara recorder ada recorder yang bersambung
yang merekam harga hasil pengukuran terus menerus dengan
pena perekam. Dalam merekam harga hasil pengukuran
digunakan recorder jenis pencatat, recorder ini berganti-ganti
merekam harga hasil pengukuran pada beberapa tempat
dengan menggunakan switch-over otomatis. 28
Contoh Sistem kontrol Lup Terbuka / Open Loop
29
Sistem kontrol Lup Tertutup / Closed Loop
Feedback path
Set Point
Nilai dari controlled variable yang diinginkan
Error detector
Pembanding set point dengan sinyal feedback, dan
menghasilkan sinyal output yang sesuai dengan perbedaan
tersebut 32
Sistem kontrol Lup Tertutup / Closed Loop
Kontroler
“Otak” dari sistem. Ia menerima error sebagai input dan
menghasilkan sinyal kontrol yang menyebabkan controlled
variable menajdi sama dengan set point
Aktuator
“Otot” dari sistem. Ia adalah alat yang secara fisik melakukan
keinginan kontroler dengan suntikan energi tertentu
Variabel yang dimanipulasi
Besaran fisik yang merupakan hasil dari kerja yang dilakukan
aktuator.
Plant/proses
Proses tertentu yang dikontrol oleh sistem
Disturbances/gangguan
Faktor pengganggu, menyebabkan perubahan pada variabel
yang dikontrol
33
Sistem kontrol Lup Tertutup / Closed Loop
35
Sistem kontrol Lup Tertutup / Closed Loop
36
Sistem kontrol Lup Tertutup / Closed Loop
37
Sistem kontrol Lup Tertutup / Closed Loop
38
Sistem kontrol Lup Tertutup / Closed Loop
39
Sistem kontrol Lup Tertutup / Closed Loop
40
Sistem kontrol Lup Tertutup / Closed Loop
41
Sistem kontrol Lup Tertutup / Closed Loop
42
Sistem kontrol Lup Tertutup / Closed Loop
44
Sistem kontrol Lup Tertutup / Closed Loop
45
Perancangan Sistem Kontrol
Analisis
Analisis sistem kontrol adalah penelitian pada kondisi
tertentu dimana performansi sistem yang model
matematiknya diketahui.
Disain.
Disain sistem kontrol adalah proses pencarian suatu sistem
yang dapat menyelesaikan tugas yang diberikan. Pada
umumnya prosedur disain tidak diperoleh secara langsung
tetapi memerlukan metoda coba-coba
Sintesis.
Sintesis adalah mencari suatu sistem dengan prosedur
langsung yang akan bekerja menurut cara tertentu. Biasanya
prosedur semacam ini bersifat matematis dari awal sampai
akhir proses disain.
47
Perancangan Sistem Kontrol
48
Perancangan Sistem Kontrol
49
Perancangan Sistem Kontrol
Tahap 1:
memahami sistem yang akan dikontrol.
Tentukan tujuan dari sistem kontrol ( menetapkan
tujuan sistem kontrol)
Contoh :
mengontrol tujuan : untuk mengontrol kecepatan
motor secara akurat
atau
untuk mengendalikan arah motor
50
Perancangan Sistem Kontrol
Tahap 2:
Mengidentifikasi variabel kontrol ,
membangun model matematika sederhana dari sistem
dan memeriksa perilaku sistem
51
Perancangan Sistem Kontrol
Tahap 3:
Tuliskan spesifikasi :
Contoh :
rentang nilai variabel kontrol
akurasi kontrol
waktu penyelesaian
waktu puncak
52
Perancangan Sistem Kontrol
Tahap 4:
Konfigurasi sistem : memilih komponen sistem kontrol , yang
dirakit menjadi sebuah sistem yang layak , berdasarkan
persyaratan
53
Perancangan Sistem Kontrol
Tahap 5:
Mengembangkan model proses, aktuator dan sensor .
54
Perancangan Sistem Kontrol
Tahap 6:
Tentukan strategi kontrol, pilih parameter kunci untuk
disesuaikan .
Contoh 1 :
Kemungkinan hukum kontrol : P kontroler
Throttle = K * ( kecepatan yang diinginkan - kecepatan yang
sebenarnya )
Contoh 2 :
Kemungkinan hukum kontrol : PID
T
V K P e K D e K I edt
0
55
Perancangan Sistem Kontrol
Tahap 7:
Menganalisis dan mensimulasikan controller , dan pilih
parameter kunci untuk disesuaikan
Karakteristik sistem yang akan dianalisis meliputi :
Respon sementara
steady-state error
stabilitas
sensitivitas : perilaku sistem berubah dengan perubahan nilai
komponen atau parameter sistem , misalnya suhu, tekanan , dll
( sistem harus dibangun sehingga perubahan yang diharapkan
tidak menurunkan kinerja melampaui batas yang ditentukan )
evaluasi waktu respon sistem untuk masukan yang diberikan
Parameter disesuaikan : KP , KD , KI
56
Perancangan Sistem Kontrol
Tahap 8:
Menguji sistem kontrol pada sistem nyata
57
Terima kasih
58