TENTANG
PLASENTA PREVIA
2. Etiologi
Penyebab plasenta previa secara pasti sulit ditentukan, tetapi ada beberapa faktor
yang meningkatkan risiko terjadinya plasenta previa, misalnya bekas operasi rahim
(bekas sesar atau operasi mioma), sering mengalami infeksi rahim (radang panggul),
kehamilan ganda, pernah plasenta previa, atau kelainan bawaan rahim.
3. Patofisiologi
Terdapat perdarahan pada vagina pada usia kehamilan 20 minggu, timbul secara
spontan tanpa melakukan aktivitas atau akibat trauma abdomen, darah berwarna merah
segar, disertai atau tanpa disertai rasa nyeri akibat kontraksi uterus. Perlu juga dicari
beberapa faktor predisposisi seperti riwayat solusio plasentae, perokok, hipertensi,
multiparitas dan kehamilan ganda.
4. Manifestasi klinis
Anamnesis
Perdarahan jalan lahir berwarna merah segar tanpa rasa nyeri, tanpa sebab,
terutama pada multigravida pada kehamilan setelah 20 minggu.
Pemeriksaan fisik
a) Pemeriksaan luar, bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas
panggul, ada kelainan letak janin.
b) Pemeriksaan inspekula, perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum.
5. Komplikasi
a) Prolaps tali pusat
b) Prolaps plasenta
c) Plasenta melekat
d) Robekan-robekan jalan lahir
e) Perdarahan post partum
f) Infeksi
g) Bayi prematuritas atau kelahiran mati
6. Pemeriksaan penunjang
a) USG : biometri janin, indeks cairan amnion, kelainan congenital, letak dan derajat
maturasi plasenta. Lokasi plasenta sangat penting karena hal ini berkaitan dengan
teknik operasi yang akan dilakukan.
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan plasenta praevia dibagi dua, yaitu ekspektatif (konservatif) dan aktif.
a) Konservatif
Dilakukan bila perdarahan sedikit, keadaan ibu dan janin baik, berat janin < 2500
gram atau usia gestasi < 36 minggu. Bila terjadi perdarahan banyak atau gawat
janin, dilakukan tindakan aktif. Pemberian tokolitik hanya pada kasus terpilih.
b) Aktif
Dilakukan bila TBJ 2500 gram atau usia gestasi 36 minggu. Bila terjadi perdarahan
banyak lakukan resusitasi cairan, atasi anemia (transfusi), dan PDMO. Plasenta
yang terletak dua sentimeter dari OUI merupakan indikasi kontra persalinan
pervaginam (RCOG Evidence Base Level III). Cara persalinan harus berdasarkan
keputusan klinik disesuaikan dengan fasilitas yang ada. Pada kasus sulit dengan
kemungkinan terjadi plasenta akreta, sebaiknya didampingi spesialis obstetri dan
ginekologi senior.
8. Asuhan keperawatan
a. Pengkajian
1. Identitas klien
Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, medical
record dll.
2. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah
Sakit atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus
haid, pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.
3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan tanda-tanda vital
a) Nyeri/ketidaknyamanan
b) Sistem vaskuler
c) Sistem Reproduksi
d) Traktus urinarius
e) Traktur gastro intestinal
f) Integritas Ego : Mungkin cemas, ketakutan dan khawatir
b. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri b/d pelepasan plasenta
2) Gangguan rasa nyaman b/d letak plasenta yg tidak abnormal
3) Cemas b/d Koping tidak efektif; perubahan psikologi kehamilan
4) Intoleransi aktivitas b/d kelemahan
5) Perubahan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan B/D Frekuensi Mual Dan Muntah Saat
Kehamilan
DAFTAR PUSTAKA
www. Google.com/ Asuhan keperawatan maternitas Akses 17 mei 09.com
Carpenito, Lynda, (2001), Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Penerbit Buku
KedokteranEGC, Jakarta
Hamilton, C. Mary, 1995, Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, edisi 6, EGC, Jakarta
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Media Aesculapius.
Marilynn E.Doenges. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.