Diktat Ventilasi Tambang
Diktat Ventilasi Tambang
VENTILASI TAMBANG
FF
A. PENDAHULUAN
Dalam teknologi penambangan bawah tanah ada dua masalah pokok yang
menjadi kendala pada saat pelaksanaan, yaitu :
Segi Mekanika Batuan
Apakah sistem tambang bawah tanah yang akan diterapkan dapat
ditunjang oleh sistem penyanggaan terhadap bukaan-bukaan di dalam tambang.
Apakah masih menguntungkan untuk dilakukan penambangan dengan
menggunakan sisitem penyanggaan yang diperlukan.
Segi Ventilasi Tambang
Apakah pada kedalam tambang yang akan dihadapi masih dimungkinkan
untuk melakukan pengaturan udara agar penambangan dapat dilaksanakan
dengan suasana kerja dan lingkungan kerja yang nyaman.
Apakah jawaban dari kedua masalah diatas adalah ya?, Jika ya, maka
dapatlah dimulai membuat rancangan dari jaringan ventilasi dari tambang tersebut.
1. Fungsi Ventilasi Tambang
Ventilasi tambang berfungsi untuk :
a. Menyediakan dan mengalirkan udara segar kedalam tambang untuk
keperluan menyediakan udara segar (oksigen) bagi pernapasan para pekerja
dalam tambang dan juga bagi segala proses yang terjadi dalam tambang
yang memerlukan oksigen.
b. Melarutkan dan membawa keluar dari tambang segala pengotoran dari gasgas yang ada di dalam tambang hingga tercapai keadaan kandungan gas
dalam udara tambang yang memenuhi syarat bagi pernapasan.
c. Menyingkirkan debu yang berada dalam aliran ventilasi tambang bawah
tanah hingga ambang batas yang diperkenankan.
d. Mengatur panas dan kelembaban udara ventilasi tambang bawah tanah
sehingga dapat diperoleh suasana / lingkungan kerja yang nyaman.
2. Prinsip Ventilasi Tambang
Pada pengaturan aliran udara dalam ventilasi tambang bawah tanah,
berlaku hukum alam bahwa;
a. Udara akan mengalir dari kondisi bertemperatur rendah ke temperatur panas.
b. Udara akan lebih banyak mengalir melalui jalur-jalur ventilasi yang
memberikan tahanan yang lebih kecil dibandingkan dengan jalur bertahanan
yang lebih besar.
c. Hukum-hukum mekanika fluida akan selalu diikuti dalam perhitungan dalam
ventilasi tambang.
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
Persen
Volume (%)
Nitrogen (N2)
Oksigen (O2)
Karbondioksida (CO2)
Argon (Ar), dll
78,09
20,95
0.03
0,93
Persen Berat
(%)
75,53
23,14
0,046
1,284
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
Laju
Pernafasan
Per menit
Oksigen ter
konsumsi cfm
(10-5 m3/detik)
Istirahat
Kerja Moderat
Kerja keras
12 18
30
40
300-800 (0,82-2,18)
2800-3600 (7,64-9,83)
6000 (16,4)
0,01 (0,47)
0,07 (3,3)
0,10 (4,7)
Angka bagi
pernafasan
( respiratori
quotient)
0,75
0,9
1,0
Ada dua cara perhitungan untuk menentukan jumlah udara yang diperlukan
perorang untuk pernafasan, yakni;
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
Dengan harga angka bagi pernafasan = 1,0 ; maka jumlah CO2 pada pernafasan
akan bertambah sebanyak 1,0 x 0,1 = 0,1 cfm.
Dengan demikian akan didapat persamaan :
0,0003 Q + 0,1 = 0,005 Q
(Kandungan CO2
dlm udara normal)
Pengaruh
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
Di Udara
17 %
15 %
13 %
9%
7%
6%
1) Karbondioksida (CO2)
Gas ini tidak berwarna dan tidak berbau dan tidak mendukung
nyala api dan bukan merupakan gas racun. Gas ini lebih berat dari pada
udara, karenanya selalu terdapat pada bagian bawah dari suatu jalan
udara. Dalam udara normal kandungan CO2 adalah 0,03 %. Dalam
tambang bawah tanah sering terkumpul pada bagian bekas-bekas
penambangan terutama yang tidak terkena aliran ventilasi, juga pada
dasar sumur-sumur tua. Sumber dari CO2 berasal dari hasil pembakaran,
hasil peledakan atau dari lapisan batuan dan dari hasil pernafasan
manusia.
Pada kandungan CO2 = 0,5 % laju pernafasan manusia mulai
meningkat, pada kandungan CO2 = 3 % laju pernafasan menjadi dua kali
lipat dari keadaan normal, dan pada kandungan CO2 = 5 % laju
pernafasan meningkat tiga kali lipat dan pada CO2 = 10 % manusia hanya
dapat bertahan beberapa menit. Kombinasi CO2 dan udara biasa disebut
dengan blacdamp.
2) Methan (CH4)
Gas methan ini merupakan gas yang selalu berada dalam
tambang batubara dan sering merupakan sumber dari suatu peledakan
tambang. Campuran gas methan dengan udara disebut Firedamp.
Apabila kandungan methan dalam udara tambang bawah tanah
mencapai 1 % maka seluruh hubungan mesin listrik harus dimatikan. Gas
ini mempunyai berat jenis yang lebih kecil dari pada udara dan karenanya
selalu berada pada bagian atas dari jalan udara.
Methan merupakan gas yang tidak beracun, tidak berwarna, tidak
berbau dan tidak mempunyai rasa. Pada saat proses pembatubaraan
terjadi maka gas methan terbentuk bersama-sama dengan gas
karbondioksida. Gas methan ini akan tetap berada dalam lapisan
batubara selama tidak ada perubahan tekanan padanya. Terbebasnya
Program D-III T.Pertambangan FT - UNP
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
gas methan dari suatu lapisan batubara dapat dinyatakan dalam suatu
volume per satuan luas lapisan batubara, tetapi dapat juga dinyatakan
dalam satuan volume per satuan waktu. Terhadap kandungan gas
methan yang masih terperangkap dalam suatu lapisan batubara dapat
dilakukan penyedotan dari gas methan tersebut dengan pompa untuk
dimanfaatkan. Proyek ini dikenal dengan nama seam methane
drainage.
3) Karbon Monoksida (CO)
Gas karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak
berbau dan tidak ada rasa, dapat terbakar dan sangat beracun. Gas ini
banyak dihasilkan pada saat terjadi kebakaran pada tambang bawah
tanah dan menyebabkan tingkat kematian yang tinggi. Gas ini
mempunyai afinitas yang tinggi terhadap haemoglobin darah, sehingga
sedikit saja kandungan gas CO dalam udara akan segera bersenyawa
dengan butir-butir haemoglobin (COHb) yang akan meracuni tubuh lewat
darah. Afinitas CO terhadap haemoglobin menurut penelitian (Forbes and
Grove, 1954) mempunyai kekuatan 300 kali lebih besar dari pada oksigen
dengan haemoglobin. Gas CO dihasilkan dari hasil pembakaran, operasi
motor bakar, proses peledakan dan oksidasi lapisan batubara.
Karbon monoksida merupakan gas beracun yang sangat
mematikan karena sifatnya yang kumulatif, seperti terlihat pada gambar
1. Misalnya gas CO pada kandungan 0,04 % dalam udara apabila
terhirup selama satu jam baru memberikan sedikit perasaan tidak enak,
namun dalam waktu 2 jam dapat menyebabkan rasa pusing dan setelah
3 jam akan menyebabkan pingsan/ tidak sadarkan diri dan pada waktu
lewat 5 jam dapat menyebabkan kematian. Kandungan CO sering juga
dinyatakan dalam ppm (part per milion). Sumber CO yang sering
menyebabkan kematian adalah gas buangan dari mobil dan kadangkadang juga gas pemanas air. Gas CO mempunyai berat jenis 0,9672
sehingga selalu terapung dalam udara.
Gambar 1.
Pengaruh Racun Gas CO Sebagai Fungsi Waktu
4) Hidrogen Sulfida (H2S)
Gas ini sering disebut juga stinkdamp (gas busuk) karena
baunya seperti bau telur busuk. Gas ini tidak berwarna, merupkan gas
racun dan dapat meledak, merupakan hasil dekomposisi dari senyawa
belerang. Gas ini mempunyai berat jenis yang sedikit lebih berat dari
Program D-III T.Pertambangan FT - UNP
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
udara. Merupakan gas yang sangat beracun dengan ambang batas (TLVTWA) sebesar 10 ppm pada waktu selama 8 jam terdedah (exposed) dan
untuk waktu singkat (TLV-STEL) adalah 15 ppm. Walaupun gas H2S
mempunyai bau yang sangat jelas, namun kepekaan terhadap bau ini
akan dapat rusak akibat reaksi gas H2S terhadap syaraf penciuman. Pada
kandungan H2S = 0,01 % untuk selama waktu 15 menit, maka kepekaan
manusia akan bau ini sudah akan hilang.
Sim
Bol
Berat
Jenis
Udara
Sifat fisik
Pengaruh Sumber
Utama
2004
Ventilasi Tambang
=1
Oksigen
O2
1,105
6
Nitrgen
N2
0,967
3
Methan
CH4 0,554
5
Karbon
CO
Monoksid
a
0,967
2
Sulfur
SO2 2,263
Dioksida
6
H2
0,069
5
Radon
RA
7,665
TWA
(%)
Tdk berwarna
Bukan
tdk berbau,tdk racun tdk
ada rasa
berbahay
a
Tdk
Bukan
berwarna,
Racun
tdk
tapi
berbau,tdk
Menyesak
ada rasa
kan
Tdk
Sesak
berwarna,
nafas
tdk
berkering
berbau,rasa
at
agak asam
Tdk
Menyesak
berwarna,
kan nafas
tdk
dapat
berbau,tdk
meledak
ada rasa
Tdk
Racun
berwarna,
dapat
tdk
meledak
berbau,tdk
ada rasa
Tdk
Racun
berwarna,
dapat
bau telur
meledak
busuk, rasa
asam
Tdk
Racun
berwarna,
bau
mangganggu
, rasa asam
Bau tajam,
Racun
warna coklat,
rasa pahit
Tdk
Dapat
berwarna,
meledak
tdk
berbau,tdk
ada rasa
Radio
aktif
s
TLUC
(%)
Udara normal
Udara normal
lapisan
Pernafasan,la
pisan,motor
bakar,peledak
an
0,5
Lapisan,
motor bakar,
peledakan
5
15
Nyala
0,005
api,peledakan
,motor bakar,
oksidasi
Lapisan air
tanah,pele
dakan
0,001
Pembakaran
sulfida,motor
bakar
0,000
5
Peledakan,m
otor bakar
12.5
74
4
44
0,0
005
Air pada
api,panas
bateray
lapisan
4
74
IWL
3) Absorpsi (Absorption)
a) Penggunaan reaksi kimia terhadap gas yang keluar dari mesin
b) Pelarutan dengan percikan air terhadap gas hasil peledakan
4) Isolasi (Isolation)
a) Memberi batas sekat terhadap daerah kerja yang terbakar
Program D-III T.Pertambangan FT - UNP
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
Qg
B
Contoh.:
Suatu masukan gas pengotor dengan laju 10 cfm memasuki suatu
ruang kerja. Apabila MAC = 10 % maka banyaknya udara segar yang
diperlukan adalah:
Q = (10 / (0,1-0)) - 10 = 100 10 = 90 cfm
d. Karakteristik Debu, Sumber dan Cara Penanganannya
1) Perilaku Dinamik Partikel Debu
Debu yang dihasilkan dalam operasi tambang bawah tanah dapat
menimbulkan masalah kesehatan bagi para pekerjanya.
Partikel debu yang sering dijumpai di alam biasanya terdiri dari
partikel-partikel yang berukuran lebih besar dari pada 40 mikron.
Sedangkan partikel terkecil yang dapat dilihat melalui mikroskop adalah
0,25 mikron. Kurang lebih 80 % debu hasil dari operasi tambang
mempunyai ukuran partikel sekitar dibawah 1 mikron.
Partikel debu, baik yang dapat menimbulkan efek patologis atau
terbakar, umumnya berukuran lebih kecil dari 10 mikron. Sedangkan
partikel debu yang lebih kecil dari 5 mikron diklasifikasikan sebagai debu
yang terhisap (respirable dust). Partikel debu dengan ukuran lebih besar
dari 10 mikron sangat sulit untuk tersuspensi di udara dalam waktu yang
lama, kecuali kecepatan aliran udara sangat tinggi. Sedangkan partikel
debu yang sering dijumpai di tambang bahwah tanah mempunyai ukuran
rata-rata antara 0,5 3 mikron.
Partikel debu dengan ukuran dibawah 10 mikron, yang berbahaya
bagi kesehatan, tidak mempunyai inertia sehingga akan tersuspensi di
aliran udara. Oleh karenanya kontrol debu selalu berhubungan dengan
debu yang berukuran tersebut.
2) Klasifikasi Debu
Klasifikasi debu pada dasarnya dapat dibedakan menurut tingkat
bahaya terhadap fisiologis dan kemampuledakannya. Berikut ini adalah
klasifikasi yang diurut menurut menurunnya tingkat bahaya.
a) Debu Fibrogenik (berbahaya terhadap pernafasan);
(1) Silika (kuarsa dan chert)
Program D-III T.Pertambangan FT - UNP
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
b) Debu Karsinogenik
(1) Kelompok Radon
(2) Asbestos
(3) Arsenik
c) Debu Racun (racun terhadap organ tubuh dan jaringan/tissues)
(1) Bijih berilium
(2) Arsenik
(3) Timah hitam
(4) Uranium
(5) Radium
(6) Torium
(7) Kromium
(8) Vanadium
(9) Air raksa
(10) Kadmium
(11) Antimoni
(12) Selenium
(13) Mangan
(14) Tungsten
(15) Nikel
(16) Perak (khusus oksida dan karbonat)
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
Yang paling serius dari kesemua jenis penyakit itu adalah silicosis.
Sedangkan debu yang dianggap sangat berbahaya dan dapat
menimbulkan penyakit kanker adalah:
Crocidolite (asbestos)
Chrysotile (asbestos)
Arsenic.
5) Faktor-Faktor Yang Menentukan Kebahayaan Debu Kepada Manusia
Tingkat bahaya debu pada kesehatan dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain ; komposisi debu, kosentrasi, ukuran partikel, lamanya
waktu berhubungan, dan kemampuan individual.
a) Komposisi Debu
Ditinjau dari tingkat bahaya yang dapat ditimbulkan komposisi
mineralogi debu lebih penting dibandingkan komposisi kimiawi atau
sifat fisiknya. Sebagai contoh silika bebas memiliki aktivitas kimia
yang lebih besar di dalam paru-paru dibandingkan silika campuran.
Namun pada kasus asbestos, efek mekanik lebih penting,
sedangkan untuk debu beracun, kelarutan merupakan faktor penting.
b) Konsentrasi
Konsentrasi debu di udara dapat dinyatakan dengan dua cara yaitu:
atas dasar jumlah : satuan = mppcf (million of particles per
cubic foot)
= ppcc (particles per cubic
centimeter)
atas dasar berat : satuan
Program D-III T.Pertambangan FT - UNP
= mg/m3.
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
Faktor konsentrasi
merupakan faktor terpenting
kedua
setelah komposisi. Secara umum debu dapat membahayakan paruparu jika konsentrasinya lebih besar dari 0,5 mg/m3.
Untuk debu-debu beracun radioaktif konsentrasi yang lebih
kecil pun dapat membahayakan.
c) Ukuran Partikel
Debu berukuran haslus (< 5 m) merupakan debu yang paling
berbahaya karena luas permukaannya besar, dengan demikian
aktivitas kimianya pun besar. Selain itu debu halus tergolong debu
yang dapat dihirup (respirable dust) karena mungkin tersuspensi di
udara.
d) Lamanya Waktu Terdedah (exposed time)
Penyakit akibat debu umumnya timbul setelah seseorang
bekerja di lingkungan yang berdebu untuk suatu jangka waktu yang
cukup lama. Waktu rata-rata perkembangan penyakit silicosis berkisar
antara 20 sampai 30 tahun.
e) Kemampuan Individual
Faktor kemampuan individu terhadap bahaya debu sampai
saat ini merupakan faktor yang belum dapat dikuantifikasi.
Dapat disimpulkan bahwa penyakit akibat debu atau
pneumoconiosis dipengaruhi oleh kombinasi dari kelima faktor diatas.
Hubungan antara kelima faktor di atas dapat dilihat pada gambar 2
berikut;
Gambar 2.
Hubungan Antara Konsentrasi Rata-Rata Debu Dan Lamanya Waktu
Berhubungan Terhadap Gejala Pneumoconiosis (Hartman,1982)
C. PENGENDALIAN KUANTITAS UDARA
Pengendalian kuantitas berkaitan dengan beberapa masalah seperti,
perpindahan udara, arah aliran, dan jumlah aliran udara.
Dalam pengendalian kualitas udara tambang baik secara kimia atau fisik,
udara segar perlu dipasok dan pengotor seperti debu, gas, panas, dan udara
lembab harus dikeluarkan oleh sistem ventilasi.
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
Gambar 3
Sistem Aliran Fluida
Perhatikan gambar 3, dimana;
Energi total 1 = energi total 2 + kehilangan energi
..
(1)
Atau;
Energi masuk sistem = energi keluar sistem
Jadi didapat persamaan yang disebut persamaan Bernouli :
(P1/w) + (V12/2g) + ( Z1) = (P2/w) + (V22/2g) + ( Z2) + Hl
.. ..
(2)
Dimana :
(P/w)
= energi statik /head statik
(V2/2g)
= energi kecepatan /head kecepatan
Z
= energi potensial /head potensial
Hl
= energi kehilangan /head kehilangan
Setiap suku dalam persamaan diatas pada dasarnya adalah energi spesifik
dalam satuan ft. lb/lb atau ft. Karena ft adalah ukuran head fluida, maka suku-suku
tersebut dapat dinyatakan sebagai presure head atau head saja.
Sehingga persamaan (1) dapat ditulis menjadi :
Ht1 = Ht2 + Hl
(3)
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 13 - 59
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
(4)
Dimana ;
Hs
Hv
Hz
= head statik
= head kecepatan
= head potensial
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
Gambar 4
Susunan Saluran Udara Mendatar dan Tegak
4+1+0 1+1+1+3
5 6
Perhitungan dengan tekanan gage salah karena tidak mempertimbangkan
perubahan datum yang terjadi karena perubahan elevasi.
Pada prakteknya penggunaan tekanan absolut dalam perhitungan ventilasi
membuat rumit. Oleh karena itu diterapkan konvensi penggunaan tekanan gage
sebagai basis perhitungan dengan cara menghilangkan
Hz dalam semua
perhitungan.
Dengan demikian persamaan energi yang disederhanakan menjadi :
Ht1 = Ht2 + HL
Hs1 + Hv1 = Hs2 + Hv2 + HL
..
(5)
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
menimbulkan
Head los dalam aliran udara fluida dibagi atas dua komponen, yaitu :
friction loss (Hf) dan shock loss (Hx). Dengan demikian head loss adalah:
HL = Hf + Hx
(6)
Friction loss menggambarkan head loss pada aliran yang linear melalui
saluran dengan luas penampang yang tetap. Sedangkan shock loss adalah
kehilangan head yang dihasilkan dari perubahan aliran atau luas penampang
dari saluran, juga dapat terjadi pada inlet atau titik keluaran dari sistem,
belokan atau percabangan, dan halangan-halangan yang terdapat pada
saluran.
b. Mine Head
Untuk menentukan jumlah aliran udara yang harus disediakan untuk
mengatasi kehilangan head (head losses) dan menghasilkan aliran yang
diinginkan, diperlukan penjumlahan dari semua kehilangan energi aliran.
Pada suatu sistem ventilasi tambang dengan satu mesin angin dan
satu saluran keluar, komulatif pemakaian energi disebut mine head, yaitu
perbedaan tekanan yang harus ditimbulkan untuk menyediakan sejumlah
tertentu udara ke dalam tambang.
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
Gambar 5
Gradien Tekanan Untuk Sistem Aliran Udara Sederhana
Gambar 6
Gradien Tekanan Pada Sistem Ventilasi Tekan
Untuk menggambarkan sistem gradien tekanan perlu memperhatikan
beberapa hal berikut :
Head tekanan total selalu nol pada bagian masuk sistem, tetapi positif
dan sama dengan head kecepatan di bagian keluar.
Head keamanan statik selalu negatif dan sama dengan head kecepatan
pada bagian masuk tetapi nol pada bagian keluar.
Head total pada setiap titik digambarkan dahulu, dan head statik
berikutnya yang sama dengan pengurangan head total terhadap head
kecepatan.
Bila sumber tekanan aliran udara ditempatkan pada bagian keluar disebut
sistem ventilasi exhaust. Penggambarannya dilakukan sama dengan sistem
tekan, kecuali bahwa bagian masuk dianggap sebagai titik mula (lihat gambar 7).
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
Gambar 7
Gradien Tekanan Sistem Ventilasi Exhaust
Gambar 8
Gradien Tekanan Pada Sistem Booster
4. Keadaan Aliran Udara Di Dalam Lubang Bukaan
Dalam sistem aliran fluida akan selalu ditemui keadaan aliran : laminer,
entermediate dan turbulent. Kriteria yang dipakai untuk menentukan keadaan
aliran adalah bilangan Reynold (NRe). Bilangan Reynold untuk aliran laminer
adalah 2000 dan untuk turbulent di atas 4000.
NRe = ( D V )/( ) = ( D V ) / ()
(7)
Dimana:
= rapat massa fluida (lb.det2/ft4 atau kg/m3)
Program D-III T.Pertambangan FT - UNP
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
Gambar 9
Distribusi Kecepatan Aliran Di Dalam Lubang Bulat
Kecepatan maksimum terjadi pada pusat lubang, tetapi bilangan
Reynoldnya berbeda-beda. Yang paling penting untuk ventilasi adalah
kecepatan rata-rata, karena itu pengukuran kecepatan pada garis sumbu saja
tidak cukup. Karena bilangan Reynold di dalam suatu sistem ventilasi tambang
biasanya lebih besar dari pada 10.000, kecepatan rata-rata seringnya dapat
dinyatakan sebagai berikut :
V = 0.8 Vmax.
5. Perhitungan Head Loss
Head loss terjadi karena adanya aliran udara akibat kecepatan (Hv),
gesekan (Hf) dan tikungan saluran atau perubahan ukuran saluran (Hx).
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
Jadi dalam suatu sistem ventilasi distribusi head loss dapat disederhanakan
sebagai berikut :
Hs
= HL
= (Hf + Hx)
Hv
= Hv pada keluaran
Dan
Ht = Hs + Hv
a. Velocity head
Walaupun bukan merupakan suatu head loss, secara teknis dapat
dianggap suatu kehilangan. Velocity head merupakan fungsi dari kecepatan
aliran udara, yakni:
Hv = (V2)/(2g)
(8)
Dimana:
Hv
= velocity head
V
= kecepatam aliran (fps)
G
= percepatan gravitasi (ft/dt2)
Dari persamaan diatas, diperoleh turunan berikut :
Hv = ((w V2)/(5,2)(64,4)(60)2) = w ((V)/ (1.098))2
Atau :
Hv = ((V)/(4.000))2
Persamaan terakhir menyatakan bahwa kecepatan aliran sebesar 400
fpm ekuivalen dengan head kecepatan sebesar 1 inchi. Untuk
mempermudah perhitungan konversi dari kecepatan dan head kecepatan
dapat menggunakan nomogram yang ditunjukkan pada gambar 10
b. Friction Loss
Besarnya head loss akibat gesekan dalam aliran udara melalui lubang
bukaan di tambang bawah tanah sekitar 70 % hingga 90 % dari total
kehilangan (head loss). Friction loss merupakan fungsi dari kecepatan aliran
udara, kekasaran muka lubang bukaan, konfigurasi yang ada di dalam
lubang bukaan, karakteristik lubang bukaan dan dimensi lubang bukaan.
Persamaan mekanika fluida untuk friction loss pada saluran berbentuk
lingkaran adalah:
HL = f (L/D)(V2/2g)
Dimana:
L
D
V
F
(9)
= panjang saluran
= diameter saluran (ft)
= kecepatan (fpm)
= koefisien gesekan
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
HL = f (L/4 RH)(V2/2g)
Untuk friction loss pada ventilasi tambang (dikenal sebagai rumus
Atkinson) didapat sebagai berikut :
Hf = (f/5,2)(l/4RH)(0,075V2/2g(60)2) = (K/5,2)(L/RH)(V2)
= (KPLV2) / (5,2 A) = (KSV2)/ (5,2 A)
karena debit , Q = V x A, maka persamaan ditas menjadi;
Hf = (KPLQ2) / (5,2 A3)
Dimana :
Hf
= friction loss (inch water)
V
= kecepatan aliran
K
= faktor gesekan untuk densitas udara standar (lb.men2/ft4)
A
= luas penampang saluran (ft2)
S
= rubbing surface (ft2) = PL
P
= keliling saluran (ft)
L
= panjang saluran (ft)
Q
= debit udara (cfm)
Faktor gesek K didalam sistem ventilasi tambang berhubungan
dengan koefisien gesek dalam aliran umum fluida. Untuk bobot isi udara
standard:
K (800)(10)-10 f
Sebenarnya di dalam aliran turbulen nilai f berubah sesuai dengan
NRe. Tetapi pada ventilasi tambang K dianggap konstan dan besarnya untuk
berbagai kondisi lubang bukaan tambang bawah tanah bukan batubara
dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5
Faktor Gesek K untuk Lubang Bukaan Tambang Bawah Tanak Bukan Batubara
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
c. Shock Loss
Shock loss terjadi sebagai akibat dari adanya perubahan arah aliran
dalam saluran atau luas penampang saluran udara dan merupakan
tambahan terhadap friction losses. Walaupun besarnya hanya sekitar 10 % 30 % dari head loss total di dalam ventilasi tambang, tetapi tetap harus
diperhatikan.
Berdasarkan sumber yang menimbulkan shock loss, pada dasarnya
berkurangnya tekanan sebanding dengan kuadrat kecepatan atau
berbanding lurus dengan velocity head.
Perhitungan shock loss dapat dilakukan secara langsung sebagai berikut :
Perhitungan shock loss, Hx dalam inci air dapat dihitung dari velocity head,
yakni
Hx = X Hv
Dimana;
Hx = shock loss
X = faktor shock loss
Formula untuk menentukan faktor shock loss ter lihat pada tabel 6.
Tabel 6
Panjang Ekuivalen Untuk Berbagai Sumber Shock Loss (ft)
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
Sumber
Bend, acute, round
Bend, acute, sharp
Bend, right, round
Bend, right, sharp
Bend, obtuse, round
Bend, obtuse, sharp
Doorway
Overcast
Inlet
Discharge
Contraction, gradual
Contraction, abrupt
Expansion, gradual
Expansion, abrupt
Splitting, straight branch
Splitting, straight branch (90o)
Junction, straight branch
Junction, deflected branch (90o)
Mine car or skip (20 % of airway area)
Mine car or skip (40 % of airway area)
Feet
3
150
1
70
1
15
70
65
20
65
1
10
1
20
30
200
60
30
100
500
Le
Meter
1
45
1
20
1
5
20
20
6
20
1
3
1
6
10
60
20
10
30
150
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
Hukum Kirchoff
Ada dua dasar aturan dalam mempelajari sistem aliran listrik, yang dapat
digunakan pada sistem jaringan ventilasi.
Hukum Kirchoff 1
Bila ada aliran-aliran udara yang masuk melalui sutau titik atau
disebut juga Junction dan keluar lagi ke percabangan, maka udara
keluar harus sama dengan udara masuk (lihat gambar 10)
Q1 + Q2 = Q3 + Q4 = 0
Bila aliran udara keluar persimpangan dinyatakan positif dan
yang masuk dinyatakan negatif, maka;
Q1 + Q2 - Q3 - Q4 = 0
Atau ;
Q = 0
Q1
Q3
Q2
Q4
Gambar 10
Aplikasi Hukum Kirchoff 1
Hukum Kirchoff 2
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
HL = 0
Menurut gambar 4-12 jelas bahwa head loss jaringannya menjadi;
HL = Hla + HLb + HLc - HLd = 0
Hla , HLb dan HLc adalah positif karena aliran udara Q1 bergerak
melalui a, b, dan c dengan arah yang sama, sedangkan HLd adalah
negatif karena udara Q2 mengalir dengan arah berlawanan terhadap
aliran lainnya.
Gambar 11
Aplikasi Hukum Kirchoff 2
Menurut Atkinson, persamaan tersebut di atas dapat dibentuk menjadi ;
HL = Ra Q1 Q1 + Rb Q1 Q1 + Rc Q1 Q1 Rd Q2 Q2 = 0
c. Jaringan Seri
Dalam sistem ventilasi ada dua kemungkinan jaringan Seri dan Paralel (lihat
gambar 12)
Gambar 12
Rangkaian Jaringan Ventilasi Seri
Rangkaian jaringan ventilasi seri seperti tampat pada gambar 13.a
dapat disederhanakan dalam bentuk jaringan ventilasi seri seperti ditunjukkan
pada gambar 13.b.
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
Gambar 13
Saluran Aliran Udara : a) Hubungan Seri; b) Saluran Ekuivalen
Jumlah aliran udara yang mengalir melalui masing-masing saluran adalah
sama:
Q = Q 1 = Q2 = Q 3
Dan;
HL1 + HL2 + HL3 - Hm = 0
Atau ;
HL = (R1 + R2 + R3 + .. ) Q2 = Req.Q2.
d. Jaringan Paralel
Bila jaringan ventilasi dihubungkan secara paralel, maka aliran udara
dibagi menurut jumlah cabang paralel, yang besarnya masing-masing tergantung
kepada tahanan salurannya. Di dalam ventilasi tambang, percabangan paralel ini
disebut sebagai splitting sedangkan cabangnya sendiri disebut split. Kalau
jumlah aliran udara dibagi ke percabangan paralel menurut karakteristik
alamiahnya tanpa peraturan, hal ini disebut natural splitting
Sedangkan splitting terkendali berlaku bila pembagian jumlah aliran udara
diatur dengan memasang beberapa penyekat (regulator) di dalam saluran udara
yang dikehendaki.
Menurut hukum Kirchoff 1;
Q = Q1 + Q2 + Q3 +
Maka bila aliran udara didalurkan kepercabangannya paralel maka jumlah
total aliran udara merupakan penjumlahan jumlah aliran udara setiap saluran.
Demikian juga halnya dengan head loss.
Menurut hukum Kirchoff 2 ;
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
Gambar 14
Saluran Aliran Udara Paralel dan Saluran Ekuivalen
5
f.
Gambar 15
Penyelesaian Grafis Jaringan Ventilasi Sederhana
Pencabangan Terkendali
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
Jika saluran udara diatur secara paralel dan jumlah udara yang mengalir
ke setiap cabangnya ditentukan, maka diterapkan percabangan terkendali
(controlled splitting). Pengendalian tersebut umumya dilakukan dengan cara
membuat tahanan buatan pada salah satu cabang. Cabang yang tidak diberi
tahanan buatan disebut free split. Tahanan buatan merupakan shock loss yang
timbul oleh alat yang disebut regulator.
Dengan cara ini jumlah aliran udara ke permuka kerja atau tempat-tempat
lainnya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Namun dengan cara ini head
total serta kebutuhan daya secara keseluruhanakan meningkat dan selanjutnya
akan meningkatkan biaya.
1) Penentuan Ukuran Regulator
Untuk menentukan ukuran regulator pertama-tama harus ditentukan
besarnya shock loss yang harus ditimbulkan, hal ini ditentukan dengan
menghitung head loss untuk setiap cabang. Cabang dengan head loss
tertinggi adalah free split. Menurut hukum Kirchoff 2, pada saluran udara
paralel head loss sama. Dengan demikian besarnya shock loss pada setiap
cabang sama dengan selisih antara head loss pada free split dengan head
loss cabang yang bersangkutan.
Saluran
Udara
1
2
3
4
Q (cfm)
R x 1010
HL (in)
Mx (in)
20.000
15.000
35.000
30.000
23,50
1,35
3,12
3,55
0,940
0,030
0,382
0,320
Fre split
0,940-0,030 = 0,910
0,940-0,382 = 0,559
0,940-0,320 = 0,620
Penentuan ukuran regulator diturunkan dari rumus shock loss teoritis untuk
suatu saluran bulat dan simetris.
X = (((1/Cc) N)/N)2
Dimana X = faktor shock loss, N = nisbah luas regulator/ luas lubang bukaan
dan Cc = koefisien kontraksi.
Cc = 1 / ( X + (2x+Z))
Dimana Z = faktor kontraksi
X = Hx / Hv
Dimana Hx = shock loss yang harus ditimbulkan oleh regulator dan Hv =
head kecepatan.
Nilai Z dapat dilihat pada tabel. Dan untuk regulator, nilai Z = 2,5 adalah nilai
yang umum di tambang bawah tanah.
Tabel 6
Koefisien Kontraksi (berdasarkan saluran pojok siku, t = 2,50)
N
Cc
X
0.1
0.63
217.9
7
0.2
0.3
0.64 0.65
46.38 17.03
0.4
0.67
7.61
0.5
0.69
3.67
0.6
0.71
1.78
0.7
0.75
0.81
0.8
0.81
0.30
0.9
0.88
0.07
Tabel 7
Program D-III T.Pertambangan FT - UNP
Copyright
2004
1.0
1.0
0
Ventilasi Tambang
Faktor Konstraksi
Edge
Formed
Rounded
Smooth
Square
Sharp
1.05
1.50
2.00
2.50
3.80
Tabel 8
Koefisien Saluran Masuk
Edge
Formed
Round
Square
Z
1.05
1.50
2.50
Cc
0.975
0.785
0.630
X
0.0006
0.05
0.34
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
Gambar 16
Hubungan antara Efisiensi Kerja dan Temperatur Efektif
Tubuh manusia bereaksi terhadap panas dan selalau mencoba untuk
mempertahankan suhunya sekitar 37 oC dengan cara mengeluarkan panas melalui
cara konveksi, radiasi dan evaporasi. Namun demikian tubuh manusia akan
menerima panas kembali begitu produksi metabolismenya naik, atau menyerap
panas dari lingkungannya, dan bisa juga kombinasi kedua faktor tersebut. Sistem
syaraf sentral akan selalu bereaksi untuk menjalankan mekanisme pendinginan
secara alamiah.
Akan tetapi, bila syaraf sentral tidak dapat bekerja karena satu sebab dan
lainnya, maka hal ini hal ini akan dapat menyebabkan sakit dan kematian (lihat
gambar 17 berikut);
Gambar 17
Reaksi Fisiologis Terhadap Panas
Bila seseorang istirahat di dalam ruangan dengan kondisi udara jenuh, maka
batas kemampuannya untuk beradaptasi hanya akan mencapai temperatur 90 oF (32
o
C). namun bila ruangan tersebut dialiri udara dengan kecepatam 200 fpm maka
batas temperaturnya dapat naik hingga 95 oF (35 oC). Sedangkan temperatur normal
untuk seseorang dapat bekerja dengan nyaman adalah 26 27 oC.
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
Gambar 18
Grafik Temperatur Efektif
1. Kompresi Adiabatik
Bila kolom udara menurun di dalam suatu vertikal shaft, tekanannya akan
menaik sesuai dengan beratnya. Hal ini akan menyebabkan temperatur udara
menaik dan prosesnya dianggap adibiatik bila kandungan uap air tetap, aliran
udara tidak akan mengalami gesekan, dan tidak ada perpindahan panas antara
udara dengan lingkungannya (batuan). Sudah barang tentu hal ini tidak pernah
terjadi di alam. Kenaikan panas akibat autocompression sangat besar, sebagai
contoh suatu tambang emas di Afrika Selatan yang bekerja pada kedalaman
8.000 ft (2438,8 m) menimbulkan autokompresi sebesar 1 juta Btu/menit (17.550
kw) atau memerlukan refrigerasi sebanyak 5.000 ton/hari. Secara teoritik, bila
udara standard sebanyak 100.000 cfm (47,19 m3/det) dimasukkan kedalam
Program D-III T.Pertambangan FT - UNP
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
tambang bawah tanah sedalam 1.000 feet (304,8 m), maka banyaknya
refrigerasi yang dibutuhkan adalah:
ft3
lb 1.285 Btu
100.000 ------ X 0,075 --- X ------------- X 1.000 ft
menit
ft3 lb/1.000 ft
9.637 Btu/menit = 48,2 ton refrigerasi/hari (169,5 kw)
Begitu udara mengalir ke bawah vertikal shaft, tanpa ada perpindahan
panas antara vertikalshaft dengan udara luar dan tidak ada penguapan, udara
sebetulnya ditekan seperti bila kompresor menekan udara. Temperatur udara
kering naik 5,4 oF (3,02 oC) setiap perubahan kolom udara 1.000 feet.
Setiap penurunan elevasi sebesar 778 feet, ekuivalen dengan
penambahan panas sebesar 1 Btu (0,252 kcal). Dan untuk udara kering,
perubahan temperatur cembung kering adalah : 1/(0,24 x 778) = 0,00535oF/ft
(0,00983 oC/m) atau sama dengan 1 oF/187 ft (1 oC/102 m).
Aliran udara kebawah shaft akan menaikan temperatur dan bobot isinya
sesuai dengan kedalaman. Maka kebutuhan ventilasi akan meningkat dengan
semakin dalamnya aktivitas penambangan. Faktor lainnya dari kompresi
adiabatik adalah kenaikan temperatur cembung kering udara begitu mengalir
melalui fan. Besarnya kurang lebih 0,45 oF (0,25 oC) per 1 inchi air head statik.
Fan yang biasa dipakai di tambang bawah tanah mampu menekan hingga 10
inchi air head statik.
2. Peralatan Listrik Mekanik
Jumlah panas total yang dikeluarkan oleh peralatan listrik mekanik ke
udara tambang bawah tanah tergantung dari besarnya daya yang dipakai dan
bentuk kerja yang dilakukan. Peralatan yang banyak dipakai di tambang bawah
tanah adalah listrik, diesel, dan tekanan udara. Kesemua jenis peralatan
tersebut banyak menggunakan dayanya untuk mengatasi masalah beban gesek
dan rugi-rugi listrik yang akhirnya dikonversikan menjadi bentuk panas.
Panas yang dihasilkan oleh peralatan diesel tambang bawah tanah
ekuivalen dengan sekitar 90 % dari nilai kalor bahan bakar yang dikonsumsi.
Angka ini relatif sama untuk berbagai kondisi kerja mesin, baik dalam keadaan
tidak berbeban maupun berbeban. Nilai kalor bahan bakar solar adalah 140.200
Btu/gallon (9.334 kcal/liter). Untuk kepentingan praktis nilai kalor solar sebesar
125.000 Btu/gallon (8.322 kcal/liter) sering dipakai.
Peralatan listrik, seperti substation atau trafo merupakan sumber panas
yang cukup berarti. Sekitar 4 % energinya keluar sebagai panas. Pompa nonsubmersibel bisa mengeluarkan panas sebanyak 15 % dari energi inputnya.
3. Aliran Panas Dinding Batu
Persamaan umum aliran panas melalui dinding dapat ditulis sebagai berikut:
Q = kA.dt/dL
Dimana :
Q
A
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
K
dt
dL
Karena aliran panas dari dinding merupakan satu-satunya sumber panas yang
masuk ke tambang, maka penentuan laju pengeluaran panasnya secara vertikal
& horizontal tidak dapat ditentukan secara teliti. Dalam penentuan temperatur
batuan biasanya batas kedalaman minimum 50 feet dianggap sebagai awal
perhitungannya.Tabel 9 berikut memberikan gambaran temperatur maksimum
batuan induk pada berbagai tambang dalam.
Tabel 9
Temperatur Maksimum Batuan Induk
Tambang
Kolar Gold Field India
South Africa
Morro velho, Brazil
Nort Broken Hill,Australia
Great Britain
Bralorne.B.C. Canada
Kirkland Lake, Ont.
Falconebridge Mine, Ont
Lockerby Mine, Ont.
Levark Borehild (Inco),Ont
Garson Mine, Ont.
Lake Shore Mine, Ont.
Holinger Mine, Ont.
Creighton Mine, Ont.
Superior, Arizona
San Manuel, Arizona
Butte, Montana
Ambrosia Lake, NM
Brunswick Ni.12 New.
Brunswick, CA
Belle Isle Salt Mine,LA
Kedalaman
(ft)
11000
10000
8000
3530
4000
4100
4000-6000
4000-6000
3000-4000
7000-10000
2000-5000
6000
4000
2000-10000
4000
4500
5200
4000
3700
1400
(m)
3353
3048
2438
1076
1219
1250
1219-1829
1219-1829
914-1219
2134-3048
610-1524
1829
1219
610-3048
1219
1372
1585
1219
1128
427
Temperatur
(oF)
(oC)
152
66.7
125-130
51.7-54.4
130
54.4
112
44.4
114
45.6
112.5
50.3
66-81
18.9-27.2
70-84
21.1-28.9
67-96
19.4-35.6
99-128
37.2-53.3
54-78
12.1-25.6
73
22.8
58
14.4
60-138
15.6-58.9
140
60.0
118
47.8
145-150
60.8-65.6
140
60.0
73
22.8
88
31.1
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
Bahan Peledak
Btu/lb
Nitroglycerin
60 % Straight Dynamite
40 % Straight Dynamite
100 % Straight Gelatin
75 % Straight Gelatin
40 % Straight Gelatin
75 % Amonia Gelatin
40 % Amonia Gelatin
Semi Gelatin
AN-I-o 94.5/5.5
AN-FO 94.3/5.7
AN-AL-Water
2555
1781
1673
5219
2069
1475
1781
1439
1691
1601
1668
1979-2159
Q
(kJ/kg)
5943
4143
3891
5859
4812
3431
4142
3347
3933
3724
3880
4603-5022
Q
(kal/gram)
1420
990
930
1400
1150
820
990
800
940
890
927
1100-1200
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
a.
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
Gambar 19
Pembagian Aliran Ventilasi
Hal penting yang berikutnya adalah bagaimana strukturnya harus dapat
mencegah kebocoran angin untuk meningkatkan jumlah angin efektif.
Masalah ini bukan saja untuk maksud menyingkirkan gas di lokasi kerja yang
merupakan tujuan utama, tetapi dilihat dari segi pencegahan swabakar dan
ekonomi daya ventilasi juga penting. Untuk mencapai tujuan tersebut,
jaringan ventilasi utamanya menggunakan sistem diagonal (mengenai sistem
ini akan dijelaskan kemudian) dengan menggali ventilation shaft di bagian
dalam, sementara sebagian cara efektif pada konstruksi panel digunakan
sistem struktur ruang.
Program D-III T.Pertambangan FT - UNP
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
3. Ventilasi Utama
a. Jenis Ventilasi Utama
Ventilasi utama terdiri dari jenis-jenis berikut.
Penggolongan berdasarkan metode pembangkitan daya ventilasi,
terdiri dari : Ventilasi alami dan ventilasi mesin
Penggolongan berdasarkan tekanan ventilasi pada ventilasi
mesin, terdiri dari : Ventilasi tiup dan ventilasi sedot.
Penggolongan berdasarkan letak intake dan outtake airway, terdiri
dari : Ventilasi terpusat dan ventilasi diagonal
b. Ventilasi Alami
Setiap kenaikan atau penurunan temperatur sebesar 1oC, semua jenis
gas akan memuai atau menyusut sebesar 1/273 kali volumenya pada 0 oC.
Dengan kata lain, berat per satuan volume akan bertambah atau berkurang
sebesar 1/273 kali.
Temperatur di permukaan (di luar pit) berubah secara drastis tergantung
dari musim (terutama di negara 4 musim). Dalam satu hari, temperatur di luar
pit juga mengalami perubahan kecil dari siang ke malam. Tetapi, temperatur di
dalam pit pada kedalaman tertentu hampir tidak ada perubahan yang besar
sepanjang 4 musim atau malam dan siang. Temperatur di dalam pit yang
panas buminya tidak tinggi, pada musim panas lebih rendah daripada
temperatur udara luar. Sehingga, apabila terdapat perbedaan temperatur
intake airway dan return airway yang ketinggian mulut pit intake dan
outtakenya berbeda, akan timbul perbedaan kerapatan udara di dalam dan di
luar pit atau udara di intake airway dan return airway akibat temperatur,
sehingga membangkitkan daya ventilasi. Penyebab yang dapat
membangkitkan daya ventilasi adalah sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
5)
Pada suatu pit yang mempunyai 2 buah mulut pit yang ketinggiannya
berbeda seperti gambar di bawah, dimana pada musim panas temperatur di
dalam pit lebih rendah dari pada temperatur luar, maka udara di dalam pit
menjadi lebih berat dari pada udara di luar pit yang sama-sama mempunyai
tinggi L, sehingga mulut pit bawah menjadi outtake/exhaust. Pada musim
dingin terjadi kebalikannya.
Gambar 20
Program D-III T.Pertambangan FT - UNP
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
4,17
L(t ta )
1.000
4,17
x 200 x ( 25 o 10 o ) = 12 ,5, yakni menjadi 12,5 mmaq
1.000
Gambar 21
Ventilasi alami pada vertical shaft
L1
T1
L2 ..
t2 ..
H=
{(
4,17
L L x (t ta ) + L (t t )
2
1 2 1
1.000 2 1
Seandainya kedua vertical shaft berada pada level yang sama, maka L1L2 menjadi 0, sehingga rumus ini menjadi
h=
Program D-III T.Pertambangan FT - UNP
4,17
L (t t )
1.000 1 2 1
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
Seperti dapat dilihat pada rumus di depan, untuk terowongan yang sama,
tahanan ventilasi sebanding dengan kuadrat kecepatan aliran udara. Artinya,
kalau kecepatan menjadi 2 kali, tahanan menjadi 2 x 2 = 4 kali, dan saat
kecepatan menjadi 3 kali, tahanan menjadi 9 kali. Untuk terowongan yang
sama jumlah aliran udara sebanding dengan kecepatan udara, sehingga
untuk jumlah aliran udara juga dapat dikatakan hal yang sama. Misalnya,
pada suatu terowongan yang tiap menitnya dilewati 2.000 m3 udara, apabila
jumlah aliran udaranya langsung dijadikan 4.000 m3, maka tahanan yang
diterima menjadi 4 kali lipat.
Besar
0,00072
Kecil
0,00030
0,00130
0,00037
0,00237
0,00087
0,00424
0,00240
0,00154
0,00020
Rata-Rata
0,00055
0,00069
0,00140
0,00081
0,00207
0,00166
0,00414
0,00264
0,00222
0,00130
2) Tahanan Belokan
Tahanan ventilasi meningkat drastis dibelokan terowongan, ditempat
yang menyempit, serta pada tempat terjadinya tabrakan aliran udara.
Tahanan yang timbul dibelokan disebabkan oleh kerugian energi akibat
aliran udara yang berlebih. Mengenai hal ini, Petit dari Perancis telah
mengukur tahanan belokan dengan saluran kayu berbentu persegi panjang,
dimana tahanan tersebut dinyatakan dalam panjang saluran kayu yang lurus
dengan penampang yang sama. Hasilnya adalah seperti pada gambar
kanan. Artinya, belokan tegak lurus akan menimbulkan tahanan yang setara
dengan 82,3 m terowongan lurus. Sedangkan, apabila belokan dijadikan
bentuk lingkaran, tahanannya menjadi hanya 7 m.
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
uL 2
v
a
Q
(Q = jumlah aliran). Dengan substitusi v ke
a
h =K
L.u.v 2
L.u.Q 2
=K
a
a3
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
L.u
dalam rumus Atkinson merupakan konstanta yang ditentukan
a3
L.u
x1.000 (murgue)
a3
= R x 1.000 (murgue)
L.u.Q 2
M
=
xQ 2.......... .........( 2)
3
1
.
000
a
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
R = R1 + R2
Dengan cara yang sama, apabila beberapa airway
dihubungkan secara seri, dimana tahanan jenis masing-masing adalah
R1, R2, R3, dst, dan tahanan jenis keseluruhan adalah R, maka
R = R1 + R2 + R3 + .
Gambar 23
Saluran Udara Yang Berhubungan Secara Seri dan Paralel
(2)
Penggabungan paralel
Andaikan 2 buah airway dengan tahanan jenis masing-masing
R1 dan R2 saling dihubungkan secara paralel seperti (b) pada gambar di
atas, dimana ditengahnya sama sekali tidak ada cabang airway
memisah maupun menggabung. Apabila jumlah aliran pada masingmasing airway adalah V1 dan V2, maka penurunan tekanan masingmasing adalah R1V12 dan R2V22. Namun, pnurunan tekanan tersebut
seharusnya sama. Apabila nilai penurunan tekanan adalah h, maka
H = R1V12 = R2V22
Jadi
h
h
dan V =
2
R
R
1
2
Apabila 2 buah airway yang berhubungan secara paralel
dianggap sebagai 1 buah airway, dimana jumlah aliran udaranya V.
V1 =
Karena
V = V1 + V2
Maka terjadilah hubungan sebagai berikut
1
+
R
1
V = h
1
R
2
1
h =
+
R
1
1
R2
V2
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
1
R =
+
R
1
1
R
2
Atau
1
1
1
=
+
R
R1
R2
Dengan cara yang sama, apabila beberapa airway dengan
tahanan jenis R1, R2, R3, ., dihubungkan secara paralel, dimana
tahanan jenis pada waktu hubungan airway tersebut dianggap sebagai
1 buah airway adalah R, maka,
1
1
1
1
=
+
+
+ ....
R
R1
R2
R3
Equivalent Orifice
Misalkan pada sebuah papan tipis dibuat lubang, dimana jumlah
angin yang melalui lubang tersebut dibuat eqivalen dengan jumlah aliran
udara pada suatu pit. Sekarang, andaikan ukuran lubang dapat
diasumsikan sehingga perbedaan tekanan di depan dan belakang lubang
juga menjadi ekuivalen dengan tekanan ventilasi suatu pit, maka tahanan
ventilasi pit dapat dinyatakan dengan ukuran lubang tersebut. Ukuran
lubang yang diasumsi tersebut dinamakan equivalent orifice.
Di berbagai negara, hingga sekarang equivalent orifice ini digunakan
sebagai metode untuk menyatakan tahanan ventilasi secara sederhana.
Apabila jumlah angin dan tekanan ventilasi diketahui, equivalent
orifice dapat dihitung dengan rumus di bawah ini.
A = 0,38
Q
h
Q
78
= 0,38
= 3,05
h
94
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
Daya Ventilasi
Seperti diuraikan di depan, untuk melakukan ventilasi harus
dibangkitkan tekanan ventilasi yang cukup untuk mengatasi tahanan
ventilasi. Daya teoritis yang diperlukan untuk mengatasi tahanan tersebut
dinamakan daya ventilasi (atau daya penggerak udara), yang dapat
dinyatakan dengan rumus berikut.
N=
hQ
75
150 x 150
= 200 HP
75
L
v2
x
Da
2g
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
Mengecilkan f
Memendekkan L
Mengecilkan v
Membesarkan nilai Da
Ke 4 hal tersebut semuanya masalah yang berhubungan dengan
konstruksi pit.
Dalam hal ini, f yang paling kecil adalah konstruksi terowongan dari
beton. Sedangkan untuk Da, terowongan berbentuk lingkaran adalah yang
paling ideal. Dalam artian itulah, maka vertical shaft berbentuk lingkaran
dapat dikatakan tipe ideal. Akan tetapi, menggunakan bentuk ini terhadap
terowongan yang umum adalah sulit secara ekonomi, sehingga banyak
digunakan terowongan tipe setengah lingkaran yang memakai penyangga
steel sets. Jadi, karena alasan konstruksi pit, seringkali yang menjadi
metode utama untuk mengurangi tahanan ventilasi adalah mengurangi L
(memendekkan airway) dan v (kecepatan ventilasi). Untuk mengurangi v
terhadap jumlah angin ventilasi yang konstan, cukup dengan memperbesar
penampang terowongan. Akan tetapi terowongan berpenampang besar ini
mempunyai masalah, yaitu memerlukan biaya yang besar untuk penggalian
dan perawatannya. Oleh karena itu, dilakukan perhitungan ekonomi
penampang terowongan, dengan mempertimbangkan biaya untuk daya
penggerak ventilasi, serta biaya penggalian dan perawatan. Akan tetapi,
karena pertimbangan, bahwa tahanan ventilasi sebanding dengan kuadrat
kecepatan ventilasi, serta peningkatan ventilasi yang diperlukan terhadap
perkembangan di masa depan, sudah barang tentu penampang airway
utama harus dibuat dengan kelonggaran yang cukup.
Metode yang paling efektif untuk menerobis kebuntuan ventilasi
akibat perluasan daerah penambangan, perpindahan daerah penambangan
ke tempat dalam dan peningkatan gas yang timbul adalah menggali
ventilation shaft (vertical shaft untuk ventilasi) dibagian yang sedalam
mungkin. Dengan melakukan itu, seringkali semua masalah yang
berhubungan dengan f, L, v dan Da dapat diselesaikan.
Salah satu metode konstruksi pit untuk mengurangi tahanan ventialasi
adalah intake dan return airway utama dibuat berpenampang besar,
kemudian memperbanyak ventilasi cabang. Dengan demikian, bukan saja
akan mengurangu tahanan ventilasi tetapi dapat menyuplai udara segar
dan temperatur rendah ke setiap blok, dan apabila ternyata terjadi bencana
seperti kebakaran pit, dapat mencegah perluasan daerah yang terkena.
Seperti telah dijelaskan di atas, tahanan ventilasi merupakan hal yang
sangat penting bagi jumlah udara ventilasi. Oleh karena itu, kita teruskan
permbahasan yang lebih rinci lagi.
Sekarang, andaikan ada terowongan berpenampang persegi panjang
dengan lebar b dan tinggi b/2, maka
u = 2b + b = 3b (1)
a = b x b/2 = b2/2 . (2)
Apabila (1) dan (2) disubstitusi ke dalam rumus umum Atkinson, maka
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
h =K
L.3b.Q 2
L.Q 2
= 24 K
b5
b6 / 8
a)
Q
ho
(1)
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
(3)
300 2
= 180 mm
200 2
Kaidah ke 2
Jumlah (kapasitas) angin pada kipas angin berbanding lurus
dengan jumlah putaran.
Contoh soal:
Berapakah jumlah angin kipas angin di atas
300
= 7.050 m3
Jawaban : 4700 m3
200
Kaidah ke 3
Daya penggerak udara kipas angin berbanding lurus dengan
pangkat 3 jumlah putaran atau jumlah angin
Contoh soal:
Menjadi berapa kali daya penggerak kipas angin di atas?
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
= efisiensi
Perhitungan Ventilasi
a)
b)
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
(1)
rumus berikut.
(2)
Untuk titik hubung (pertemuan) airway manapun, seluruh jumlah
aliran udara yang mengalir menuju titik hubung sama dengan seluruh jumlah aliran
udara yang mengalir menjauhi titik tersebut. Artinya, disini berlaku persyaratan
kontinuitas. Andaikan jumlah aliran udara yang menuju dan meninggalkan satu titik
hubung adalah V1, V2, V3, .., dimana jumlah aliran udara yang menuju titik hubung
diberi tanda negatif, maka persyaratan kontiunitas dapat dinyatakan dengan rumus
berikut.
V1 + V2 + V3 + = 0 .. (3)
(3)
Untuk sirkuit manapun, jumlah matematis kerugian tekanan yang
terjadi di airway yang menyusunnya, sama dengan jumlah tekanan yang dibangkitkan
kipas angin yang berada di sirkuit tersebut dan ventilasi alami.
5.
Ventilasi Lokal
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
1)
Ventilasi permuka kerja penambangan yang mempunyai kemiringan,
harus dilakukan dengan mengalirkan udara dari bagian bawah ke bagian atas.
(Mengenai hal ini, peraturan keselamatan tambang batu bara Jepang menetapkan,
bahwa di lokasi kerja penambangan batu bara sistem lorong panjang pad atambang
batu bara kelas A, tidak diperbolehkan melakukan ventilasi mengarah ke bawah. Kecuali
ada alasan khusus seperti lapisan batu baranya landai, dan mendapatkan izin dari
kepala bagian pengawasan keselamatan tambang).
2)
Intake dan return airway permuka kerja penambangan dapat mengalami
penyempitan dengan majunya permuka kerja, sehingga terowongan tersebut senantiasa
harus dijaga pada ukuran yang telah ditentukan.
3)
Pada permuka kerja sistem mundur, ada kemungkinan gas pakat di gob
mengalir masuk ke bagian dangkal (up-dip) permuka kerja. Oleh karena itu, ventilasi
bagian dangkal terutama perlu hati-hati, dan gas pekat diencerkan dengan air jet atau
kipas angin lokal, atau dihantar ke tempat yang aman di dalam return airway dengan
saluran udara.
4)
Batuan ambruk dari atap (caving) dan batu kayu (petorified wood) yang
ada di permuka kerja dapat meningkatkan tahanan ventilasi permuka kerja secara
drastis, sehingga harus disingkirkan secepatnya.
b.
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
Dilihat dari segi fasilitas peralatan, ventilasi lokal dapat dibagi menjadi
ventilasi brattice, air jet, saluran udara dan metode kipas angin lokal.
1)
Ventilasi Brattice
Ini adalah metode ventilasi pada sebuah terowongan penggalian
maju dengan merentangkan papan kayu dan vinil, dimana satu sisi
dijadikan intake dan sisi lainnua sebagai exhaust. Di Jepang, pada
zaman penambangan batu bara sistem ruang dan pilar, ventilasi
permuka kerja terutama dilakukan dengan ventilasi brattice. Namun
karena banyak kebocoran angin dan boros bahan papan kayu, serta
memakan tenaga dan waktu, maka saat ini tidak digunakan lagi.
(Perhatikan Gambar).
Air jet
Ini adalah metode yang melakukan ventilasi melalui gaya yang
dihasilkan melalui penyemprotan udara kompresi dari nozel yang
dipasang di dalam saluran udara. Karena daya ventilasinya lemah, tidak
bisa digunakan untuk ventilasi jarak jauh, tetapi digunakan secara lokal
pada penyingkiran gas di lokasi terjadi ambrukan (caving). Namun,
karena bisa menimbulkan listrik statik, penanganan terhadapnya harus
dilakukan dengan baik. (Perhatikan gambar berikut)
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
1)
kipas
angin
lokal
harus
Apabila letak kipas angin lokal tidak baik (perhatikan gambar berikut)
Apabila letak kipas angin lokal dekat ke return airway, dapat
menjadi penyebab resirkulasi udara. Terutama pada waktu
mengoperasikan kembali kipas angin lokal yang sempat terhenti karena
suatu sebab, gas dapat mengalir balik ke posisi kipas angin lokal dan
menjadi penyebab timbulnya kecelakaan. Pada waktu meletakkan kipas
angin, dipilih tempat yang kondisi atap dan dindingnya baik serta tidak
ada tetesan air, dan mengambil tempat di sisi intake air dengan jarak
yang cukup dari mulut return airway, agar tidak terjadi resirkulasi udara.
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
Pengukuran
Kecepatan angin
Anemometer
Untuk mengukur kecepatan angin di dalam pit bawah tanah
biasanya menggunakan anemometer. Ini adalah kincir angin yang
sangat ringan dan gesekannya kecil, dimana baling-balingnya terbuat
dari pelat aluminium dan membentuk sudut 42-44o terhadap arah poros.
Untuk mengukur kecepatan angin, alat ini diletakkan di dalam aliran
udara untuk memutar baling-baling, dimana kecepatan angin atau jarak
tempuh aliran udara per satuan waktu dapat diperoleh dari jumlah
putaran dalam waktu tertentu. Daerah kemampuan ukurnya adalah 0,510 m/s.
2)
Tabung pitot
Pada tabung pitot terdapat lubang ukur tekanan total di depan dan
lubang ukur tekanan statis di samping. Perbedaan kedua tekanan
tersebut, yakni tekanan dinamis, diukur dengan manometer tabung U,
kemudian kecepatan angin diperoleh dari persamaan di bawah.
P = w2/2g
P = tekanan dinamis
= berat jenis udara
3)
w = kecepatan angin
g = percepatan gravitasi
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
Jumlah angin
Jumlah angin adalah perkalian kecepatan angin rata-rata dan luas
penampang. Pada umumnya, kecepatan angin terbesar terjadi di sekitar
pusat penampang terowongan. Oleh karena itu, apabila mengukur
kecepatan angin dengan anemometer, maka anemometer digerakkan
sepanjang penampang dengan kecepatan konstan untuk mengukur
kecepatan angin rata-rata. Kemudian nilai tersebut dikalikan dengan luas
penampang terowongan yang diukur untuk menghitung jumlah angin.
c.
Perbedaan tekanan
Apabila tabung gelas ditekuk membentuk huruf U dan ke dalamnya
dimasukkan air atau cairan lain hanya setengah bagiannya, kemudian dua
buah tekanan yang hendak diukur masing-masing dihubungkan ke kedua
ujung tabung gelas dengan pipa, maka perbedaan tekanan dapat diukur
sebagai perbedaan ketinggian cairan. Apabila mau mengukur perbedaan
tekanan yang kecil, cukup dengan memiringkan tabung U. Dengan
memiringkannya sebesar 0o, sensitivitas akan meningkat 1/sin 0 kali.
d.
Tekanan udara
1)
Barometer air raksa
Mengetahui tekanan udara melalui pengukuran tinggi kolom air
raksa yang terangkat oleh tekanan udara. 1 atmosfir adalah 760 mm Hg.
Alat ini cocok untuk pengukuran di tempat tetap (diam), tetapi tidak cocok
digunakan dengan membawanya di dalam pit bawah tanah.
2)
Barometer aneloide
Wadah yang bagian dalamnya kedap dibuat dengan
menempelkan 2 lembar logam tipis berbentuk lingkaran bergelombang.
Dengan adanya perubahan tekanan, wadah tersebut mengembang dan
mengempis, dimana deformasi yang kecil tersebut diperbesar secara
mekanis untuk ditunjukkan dengan jarum. Kurang memuaskan dari segi
ketelitian, tetapi cocok untuk dibawa.
3) Altimeter untuk pesawat terbang
Telah dilaporkan penggunaan alat ini untuk pit bawah tanah.
Cukup dapat mencapai tujuan.
e.
Penurunan Tekanan
1) Melakukan pengukuran penurunan tekanan yang terjadi karena
mengalirnya udara di dalam lorong angin adalah hal yang sangat penting.
Apabila pada 2 titik pengukuran di dalam lorong angin diletakkan tabung
tekanan statis Pitot dan di tengah-tengahnya diletakkan tabung U,
kemudian dihubungkan dengan pipa (misalnya pipa karet), maka
perbedaan tekanan yang tampak pada tabung U adalah penurunan
tekanan. Apabila 2 titik yang hendak diukur penurunan tekanannya
berjarak jauh, selang jarak tersebut dibagi menjadi beberapa bagian,
kemudian penurunan tekanannya diukur dan nilai penjumlahan untuk
Copyright
2004
Ventilasi Tambang
Copyright
2004