Anda di halaman 1dari 2

Perdarahan Intrapartum

Perdarahan adalah penyebab tersering kematian ibu. Perdarahan tersebut bisa dialami oleh ibu
baik ketika sedang hamil, pada saat persalinan dan dalam masa pemulihan selama 40 hari setelah
melahirkan ( masa nifas ).
Usia merupakan peranan penting dalam siklus reproduksi, menurut WHO disebutkan bahwa usia
yang aman dan sehat untuk dapat hamil dan melahirkan yaitu usia 20-35 tahun, karena
kehamilan atau persalinan dalam masa reproduksi yang sehat dapat menghindari beberapa
komplikasi pada saat persalinan.
Usia ibu terlalu muda (kurang dari 20 tahun) Ibu yang hamil usia muda kondisi alat kandungan
belum siap sehingga mudah terjadi perdarahan, usia Ibu terlalu tua ( lebih dari 35 tahun ).
Kondisi fisik ibu bila tidak terjaga kesehatannya akan beresiko terhadap kemungkinan
perdarahan.
Melahirkan anak dengan jarak terlalu dekat, kurang dari 2 tahun. Terlalu sering melahirkan,
misalnya ibu yang melahirkan lebih dari 3 kali. Gangguan pembekuan darah. Proses persalinan
yang tidak aman ditolong dukun yang tak terlatih.

Tingkat kesehatan ibu juga berpengaruh dalam terjadinya komplikasi perdarahan pada masa
persalinan/intranatal, ibu dengan derajat kesehatan tinggi berkemungkinan memiliki persiapan
kehamilan dan persalinan yang baik sehingga mengurangi resiko terjadinya perdarahan
intrapartum. Ibu di daerah terpencil atau yang tinggal di daerah endemik yang tidak sehat pun
dapat mempengaruhi terhadap kesehatan reproduksinya.
Ibu dengan tingkat pendapatan keluarga rendah pun bisa berpengaruh terhadap derajat
kesehatannya, sehingga dapat terjadi anemia dan berakhir dalam komplikasi perdarahan pada
saat persalinan.
Angka kesakitan yang menyebabkan kematian ibu karena perdarahan intrapartum terjadi akibat
kekurangan darah dari jalan lahir sebanyak 1000 ml atau lebih selama persalinan (Bobak, I.M
dan Jensen, M.D 1995).

Perdarahan intrapartum biasanya disebabkan oleh


1. Plasenta previa
Yaitu plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat
menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Pada keadaan normal plasenta
terletak dibagian atas uterus.
Faktor resiko : primigravida dan grande multivara yang berumur lebih dari 35 thn.
2. Solutio plasenta
Yaitu terlepasnya plasenta yangb terletak normal pada korpus uteri sebelum jalan lahir.
Biasanya terjadi pada triwulan ketiga. Plasenta dapat terlepas seluruhnya(solusio plasenta
totalis), atau sebagian(solusio plasenta parsialis). Solusio plasenta terjadi 1 dari 50
persalinan.
Faktor resiko : ibu yang tua, multiparitas, penyakit hipertensi menahun, pre-eklamsia,
trauma, tali pusat yang pendek, tekanan pada vena cava inferior, dan defisiensi asam
folik.
3. Ruptur uteri
Yaitu kondisi uterus yang robek karena lemahnya dinding uterus.
Faktor resiko : riwayat secsio sesaria, partus lama,disproporsi fetopelvik, kelainan letak
atau presentasi, jaringan parut pada uterus, distensi berlebihan pada uterus, multipara, dan
trauma uterus.

Angka kejadian rupture uteri

Anda mungkin juga menyukai