Praktikum
Praktikum
Farmasi
I. Berbagai bentuk sediaan obat topikal
Tujuan : - mengetahui berbagai bentuk sediaan obat topikal
- Kelebihan dan kekurangan masing-masing sediaan
- Mengetahui dasar pemilihan bentuk sediaan obat topikal
Demonstrasi : - aneka krim, salep, gel, bedak, pasta, lotio
- Kristal KMnO4
- Solusio KMnO4 1 : 5000 dan 1 : 10.000
- Contoh resep sediaan topikal
Hasil praktikum :
No
1
Nama Obat
Hydrokortison Acetate
2,5 %
Ictiol salep
Salicyl bedak
Verive gel
Faberi lotio
Bioplacenton jelly
Komposisi
Hydrocortison
Acetate 2,5 %
Washable Cream q.s
Ictiol 10 %
Vaselin ad
Acetil salicylicum 2 %
Talcum ad 100
Asam salisilat 0,5 %
Asam borat 1%
Resorcinol 2 %
Allantoin 0,1%
Triclosan 0,1%
Alkohol 25%
Asam salisilat
Amilum
Talcum
Alkohol
Sulfur
Aquades
Placenta extract 10%
Neomicyn sulphate
-
Indikasi
Eczema
Kelainan
alergi kulit
Bisul
(karbunkle)
gatal
-
Acne
Gatal
Alergi
(miliaria)
Acne
Luka bakar
ulkus
0,5%
Jelly base q.s
Salep 2-4
Asam salisilat 2%
Sulfur presipitarum
kronik
Luka
Eczema
dermatitis
kronik
Scabies
4%
Vaselin kuning ad 100
Chloramphenicol 20
Kalmicitine salep
10
Gentamicyn salep
11
Pasta Lassari
infeksi
mg
Gentamycin
sulpahate 0,1%
Acid saliculicum 1 mg
Zinc oxide 12,5 mg
Amylum tritici 12,5
infeksi
primer &
sekunder
Kutu air
pruritus
mg
-
12
Kalium permanganat
kristal
Vas flat ad 50
Acetyl salicylicum 2%
Talcum ad 100
Terapi topikal kulit terdiri dari Vehikulum, Bahan aktif, Agen tambahan
(emulgator, pengawet, antioksidan, chelating agent)
A. Vehiculum
vehiculum adalah Bahan (tunggal/campuran) yang ditambahkan pada obat
untuk dijadikan suatu bentuk sediaan obat tertentu.
Vehikulum diperlukan pada formulasi obat untuk membuat sediaan dengan
dosis, volume, dan bentuk tertentu.
Kegunaan vehiculum dapat bersifat spesifik dan non spesifik. Untuk spesifik
pada dermatologi berfungsi sebagai bahan pembawa zat aktif kontak ke
kulit. Sedangkan kegunaan vehikulum non spesifik: mendinginkan,
melindungi, emolien, oklusif dan astringen
Vehikulum optimal bila stabil (kimia, fisik) dan tidak menonaktifkan obat.
Vehiculum yang baik bila nonalergik, noniritan, dapat diterima secara
kosmetik dan mudah dipakai.
kontraindik
asi
Cairan
Salap
Mengerin
gkan
luka
basah
Members
ihkan
permukaan
luka
dari
mikroorganis
me
sehingga
mulai terjadi
reepitelisasi
Mengura
ngi
gejala
gatal,
rasa
terbakar,
parestesi oleh
bermacam2
dermatosis
Daya
penetrasinya
lebih dalam
Lubrikasi
,
emolien,
proteksi
Bedak
Mendingi
nkan
Jika
pengobata
n
tidak
diatur,
luka akan
menjadi
terlalu
kering
Tidak
dapat
digunakan
pada
daerah
berambut
Tidak
dapat
digunakan
di seluruh
tubuh
Di
kulit
lengket
karena
lemak,
tapi
mudah
dipbersihk
an
misalnya
lanolin
anhidros
dan
petrolatum
hidrofilik.
Penet
rasi& daya
Mebersih
kan kulit yang
sakit
dari
debris
(pus,
kusta)
dan
sisa2
obat
topikal
Dermatos
is yang kering
& kronik
Dermatiti
s yang dalam
& kronik
penetrasi plg
kuat
Dermatiti
s
yang
berkusta dan
bersisik
Dermatos
is yang kering
Der
matitis
madidans
(basah)
Der
matitis
Krim
Butuh
emulgator
dan
ditambah
kan
pengawet
Bedak kocok
(campuran
air
dan
bedak)
diambahkan
gliserin
untuk
Efek anti
pruritus
lemah
astrigen (ex :
kelamin)
Antiinfla
masi ringan
Mengura
ngi
pergeseran
kulit (daerah
intertriginosa,
dan kaki)
Proteksi
mekanis,
antiseptik
(ex
:
zinkosida)
Lubrikasi
dan
mengeringkan
(ex
:
magnesium
silikat)
Bisa
digunakan di
daerah
berambut
Indikasi
kosmetik
Penetrasi
bisa diatur
Memberi
rasa
sejuk/enak
Mudah
dibersihkan
dari kulit
Sebagai
emolien
Bisa
digunakan
pada
luka
basah
yang
superficial
lekat
sedikit
sekali
(dapat
digunakan
stearat
untuk
meningkat
kan daya
lekat)
Tidak
dianjurkan
di
luka
basah
dapat
menimbul
kan iritasi,
mengeras,
krusta
,
granuloma
Dapat
terisap
hidung
oleh
pemakain
Penet
rasinya
lebih
rendah
daripada
salap
Cepat
hilang dari
kulit
Tidak
bisa
digunakan
pada
daerah
berambut
& superfisial
Memperta
hankan
vesikel/bula
agar
tidak
pecah,
misalnya pada
varisela
dan
herpes zoster
Indikasi
kosmetik
Dermatos
is
yang
subakut
dan
luas
yang
dikehendaki
ialah penetrasi
yang
lebih
besar
daripada
bedak kocok
Boleh
digunakan di
daerah
berambut
Dermatos
is yang kering,
superfisial,
dan agak luas,
yang
diinginkan
ialah
sedikit
yang
basah,
terutama
yang ada
infeksi
sekunder
Der
matitis
madidans
Der
matitis
madidans
Daer
aha
badan
yang
pelekat
15%
10-
Pasta
(campuran
bedak
&
vaselin)
Linimen
(pasta
pendingin)
campuran
cairan
,
bedak, salap
Gel
Mengerin
gkan luka dan
sebagai
protektif
Digunak
an pada luka
agak basah
Tidak
punya
daya
penetrasi
mengurangi
rasa
gatal
lokal
Dapat
mengikat
cairan sekret
lesi yang akut
Lebih
melekat pada
kulit daya
kerja
lokal
tinggi
Daya
pengobatanny
a tinggi
barier
impermiabel,
proteksi, atau
tabir surya.
Asorbsi
lebih baik dari
cream
karena
krim
langsung
mencair jika
berkontak dg
kulit
&
Tidak
bisa
di
daerah
berambut
Tidak
bisa
digunakan
pada
daerah
genitalia
eksterna
dan
lipatanlipatan
badan
Sulit
dibersihka
n
Tidak
boleh
digunakan
untuk lesi
produktif
kuran
g
menutup,
lebih
kering
(dibanding
kan salep.)
penetrasi
Pada
keadaan
subakut
dermatosi
s yang agak
basah
Dermatosis
yang subakut
berambut
dermatos
is
yang
eksudatif
dan
daerah
berambut
Dermatosi
s
madidans
membentuk
suatu lapisan
Ada 2 macam kompres :
1. Kompres terbuka terjadi penguapan cairan kompres disusul oleh
absobsi eksudat atu pus. Selain itu berfungsi untuk membersihkan,
melunakan, mengeringkan, antiseptik, epitelisasi, mendinginkan.
Indikasi : dermatosis medidans, infeksi kulit dg eritema yang mencolok
misalnya erisipelas, ulkus kotor yang mengandung krusta
Efek pada kulit : kulit yang semula eksudatif menjadi kering, permukaan
kulit menjadi dingin, vasokontriksi, eritema berkurang.
Caranya dengan pake kain kasa yeng bersifat absorben & non iritasi serta
tidak terlalu tebal
2. Kompres tertutup: vasodilatasi, bukan untuk penguapan
Indikasi : kelainan dalam, misalnya limfogranuloma venerium
Caranya dengan digunakan pembalut tebal dan ditutp dengan bahan
impermeable, misalnya selofan atau plastik
Cara pemberian obat dapat dilakukan dengan 4 macam cara :
1. Oral melalui mulut
2. Inhalasi penyemprotan lewat hidung, seperti obat asma
3. Parenteral melalui injeksi atau suntikan
4. Topikal obat luar
B. Bahan Aktif
1. Asam salsilat (AS) zat keratolitik mengurangi proliferasi epitel dan
normalisasi keratinisasi yang terganggu
Khasiat : - Kompres: AS 1 bersifat antiseptik
- Keratoplasti: AS 2%
- Keratolitik: AS 3-20%
- Destruktif: AS 30-60%
- Memperbaiki penetrasi obat:AS3-5%
2. Sulfur
Khasiat: antisebore, antiakne, antiskabies, antibakteri Gram (+), antijamur
Bentuk yang sering: sulfur presipitatum
Konsentrasi: 4-20%
3. Ter Merupakan hasil destilasi kering dari: Batubara (likuor karbonis
detergen/LKD), Kayu (oleum kadini, oleum rusi), Fosil (iktiol)
Efeksamping: iritasi, folikulitis, akne ter, fototoksik, karsinogenik
4. Asam borat (konsentrasi 3 %)
Tidak dianjurkan untuk dipakai sebagai bedak, kompres atau dalam
salap berhubung antiseptiknya sangat sedikit dan dapat bersifat toksik,
terutama pada kelainan yang luas dan erosi terlebih-lebih pada bayi.
5. Kortikosteroid
Indikasi:
Topikal: dermatitis, psoriasis ringan
Intralesi: keloid, parut hipertrofik, alopesia areata, aknekistik,
prurigo
Kontraindikasi: infeksi, ulkus
Lama pakai: lemah: 4-6 minggu, kuat 2 minggu
IV.
Interaksi obat
Tujuan : mengetahui adanya kemungkinan terjadi interaksi obat dalam
pencampuran obat topikal
Dasar teori : pencampuran bahan-bahan obat dengan obat jadi, ataupun
antar obat-obat jadi, dapat menyebabkan interaksi yang mengubah
penampilan fisik obat dan khasiat obat. Selain itu, segi higienis dan
segi ekonomis juga perlu dipertimbangkan
Bahan : - ketokonazol 5 g dan acidum salicylicum 100mg (2%)
Alat : mortir dan stamper
Langkah kerja : 1. Ambil krim paten yang mengandung kotekonazol
sebanyak 5 g, masukkan ke dalam mortir
2. Ambil acidum salicylicum 100mg (2%), kemudian ditambahkan
sedikit demi sedikit ke dalam mortir sambil diaduk rata dengan
stamper
3. Amati dan catat perubahan warna yang terjadi pada sediaan
obat tersebut
Hasil : terjadi perubahan warna dari putih menjadi merah muda
Tanda-tanda terjadi interaksi : terjadi endapan, perubahan warna, keluar
gas, dan perubahan bentuk (pada padat
higroskopis kalo meleleh, berarti H 2O nya
keluar)
Pada obat injeksi, kalau ada pertikel asing akan membentuk endapan
Rumus kemungkinan interaksi
n= jumlah
obat
Vormiko merupakan campuran ketokonazol dan asam salisilat terjadi
perubahan warna setelah 1 malam didiamkan inilah bukti telah terjadi
interaksi
KULIT
(teman2 maaf nih, gambarnya ga sesuai dengan yang pas kita praktikum,
karena kita tak ada yang berhasil memfoto gambarnyaa,, jadi ini nyari di
internet, fitzpatrick, tapi ada yang ga dapat nih gambarnyaa. Maaf banget yaa
T_T)
yang perlu diingat banget tuh kalo keadaan lesinya basah, maka gunakan
sedian obat basah, dan yang kering dengan sediaan obat kering.
Pada daerah vaskularisasi tidak boleh pakai salap
1. Psoriasis skalp
2. Lickenifikasi
(intinya sih yang di foto pas parktikum itu, kalo ga salah letaknya di kaki,
kayak likenifikasi biasa, tapi ada pusnya gitu, berarti udh ada infeksi
sekundernyaa)
Status dermatologi : berskuama, kering, hiperpigmentasi, ada pus,
jaringan nekrotik, krusta dari ekso, lesi naik, batas sirkumskrip sampai
difus, dan ukuran numular.
Pengobatan : kalo tidak ada krusta menggunakan vehiculum salap
(vaselin), kemudian ditambahkan asam salisilat (3-5%). Asam salisilat
bersifat keratolitik, yang menyebabkan penyerapan lebih kuat. Sedangkan
kalo ada krusta tidak boleh pake salap
Bisa juga dengan kortikosteroid yang berdungsi sebagai antiinflamasi dan
antiproliferasi/antimitosis, tetapi penggunaan kortikosreoid jangan lebih
dari 2 minggu. Selain itu W/O juga bisa digunakan.
3. Dermatitis numularis
(hiks, ini dari internet begini. Tapi seingetku gambarnya tuh yang dibibir
itu, yang kayak kena sengatan lebah gitu.. tapi di cari2 di internet ga ada
yang letaknya di bibir, adanya yang di tangan.. maaf yaa )
Status dermatologi : makula eritematosa, ukuran plakat, batas tegas
(bagian medial) dan difus (bagian lateral)
Pengobatan : krim OW (oil in water), Obat antiinflamasi dan antipruritus
Apabila ada infeksi jangan dikasih kortosteroid, 1-3 hari dikasih antibiotik.
Obat topikalnya bisa dengan asmlusida klindamisin