sehinggga
terjadilah
pemberontakan-pemberontakan
yang
Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru
bagi tradisi Arab yang lebih menekankan senioritas. Pengaturannya tidak
jelas. Ketidakjelasan sistem pergantian khalifah ini menyebabkan terjadinya
persaingan yang tidak sehat di kalangan anggota keluarga istana.
Latar belakang terbentuknya dinasti Bani Umayyah tidak bisa di pisahkan dari
konflik konflik politik yang terjadi di masa Ali. Sisa sisa Syi'ah (para
pengikut Ali) dan Khawarij terus menjadi gerakan oposisi, baik secara terbuka
seperti masa awal dan akhir maupun secara tersembunyi seperti masa
pertengahan kekuasaan Bani Umayyah. Penumpasan terhadap gerakan
gerakan ini banyak menyedot kekuatan pemerintah.
-
Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, pertentangan antar etnis suku Arabia
Utara (Bani Qiys) dan Arabia Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak
zaman sebelum Islam makin meruncing. Perselisihan ini mengakibatkan para
penguasa Bani Umayyah mendapat kesulitan untuk menggalang perstuan dan
kestuan. Disamping itu sebagian besar golongan Mawali (non Arab), terutama
Iraq dan wilayah bagian timur Lainnya, merasa tidak puas karena status
Mawali itu menggambarkan suatu inferioritas, di tambah dengan keangkuhan
bangsa Arab yang di perlihatkan pada masa Bani Umayyah.
berkumpul orang-orang yang merasa tidak puas, baik dari sisi politik, ekonomi
maupun sosial terhadap pemerintahan Bani Umayyah.
Sedangkan asal mula kaum Mawali yaitu budak-budak tawanan perang yang
telah dimerdekakan kemudian istilah ini berkembang pada orang islam bukan arab.
Ketika bani Umayyah berkuasa orang mawali dipandang sebagai masyarakat
bawahan sehingga terbukalah jurang dan sekat sosial yang memisahkan, padahal
orang Mawali turut berjuang membelah Islam dari bani Umayyah, mereka adalah
kaum infantri yang berjalan kaki yang bertempur dengan kaki telanjang diatas terik
panasnya padang pasir. Mereka ahkirnya bergabung dengan gerakan anti pemerintah
yakni pihak Bani Abbasiyah dan Syi`ah.
Keturunan dari paman Rasulullah Keluarga Abbas, mulai bergerak aktif dan
menegaskan mereka untuk menduduki pemerintahan dengan cerdik mereka
bergabung dengan pendukung Ali dan menekangkan hak keluarga Hasyim. Dengan
memanfaatkan kekecewaan publik dan menampilkan sebagai pembelah sejati agama
islam, para keturunan Abbas