Anda di halaman 1dari 7

PENJADWALAN PROYEK

DENGAN METODA PERT / CPM


(Program Evaluation and Review Technique / Critical Path Method)

Dalam berbagai situasi seorang manajer proyek bertanggung jawab untuk merencanakan, menjadwal dan
mengendalikan proyek yang memiliki sejumlah besar pekerjaan dan kegiatan yang terpisah dan dilakukan
oleh bagian-bagian dan atau individu yang berbeda.. Seringkali proyek ini sedemikian besarnya sehingga
sangat rumit dantidak mungkin manajer mengingat semua informasi mengenai rencana, jadwal dan
perkembangan proyek tersebut. Dalam situasi seperti ini Program Evaluation and Review technique dan
Critical Path Method telah terbukti sangat berguna.
PERT/CPM telah digunakan untuk merencanakan, menjadwal dan mengendalikan bermacam-mcam
proyek, misalnya :
1. Penelitian dan Pengembangan produk-produk dan proses baru
2. Konstruksi pabrik, bangunan dan jalan raya
3. Pemeliharaan peralatan yang besar dan kompleks
4. Desain dan instalasi system baru
Dalam proyek seperti diatasmanajer harus menjadwal dan mengkoordinasikan bermacam-macam pekerjaan
atau kegiatan sehingga proyek tersebut dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Faktor yang membuata
masalah ini menjadi rumit adalah adanya saling keterkaitan antar aktivitas: sebagai contoh. Beberapa
kegiatan tergantung dari penyelesaian kegiatan lainnya sebelum dapat dimulai. Suatu proyek dapat saja
memiliki ratusan bahkan ribuan kegiatan. Sehingga manajer proyek harus membuat suatu prosedur yang
dapat membantunya menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :
1.
2.
3.
4.

Berapakah total waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh proyek


Kapankah suatu pekerjaan atau kegiatan harus dimulai atau diakhiri
Kegiata apa saja yang termasuk kegiatan kritis yaitu kegiatan yang harus diselesaikan tepat pada waktu
yang telah dijadwalkan agar proyek tidak mengalami keterlambatan
Berapa lama suatu kegiatan yang tidak kritis dapat ditunda sampai akhirnya penundaan tersebut
mengakibatkan keterlambatan pada penyelesaian proyek secara keseluruhan

PERT dan CPM dapat membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

PENJADWALAN PROYEK DENGAN AKTIFITAS YANG DIKETAHUI WAKTUNYA


Contoh Kasus
Pemilik dari Western Hills Shoping Center merencanakan untuk memoderenisasi dan melakukan expansi
bisnis didalam pusat perbelanjaan miliknya. Proyek tersebut diharapkan dapat menyediakan 8 sampai 10
bisnis baru. Pendanaan telah diatur melalui investor pribadi. Selebihnya adalah tanggung jawab dari
pemilik pusat perbelanjaan tersebut untuk merencanakan, menjadwalkan dan menyelesaikan proyek
tersebut. Dibawah ini akan ditunjukkan bagaimana PERT dan CPM dapat membantunya.
Langkah pertama dari proses pembuatan PERT dan CPM adalah mengembangkan daftar aktifitas yang ada
dalam proyek tersebut. Tabel 1. Menunjukkan daftar aktifitas dari proyek pengembangan pusat
perbelanjaan Western Hills. Terdapat 9 kegiatan yang dideskripsikan dan ditandai dengan huruf A sampai I
sebagai referensi. Informasi tambahan dalam tabel tersebut adalah Immediate Predecessor (selanjutnya
disebut Predecessor saja) dan waktu kegiatan (dalam hitungan minggu).dalam suatu kegiatan yang
ditunjuk, kolom Immediate predecessor mengidentifikasi aktifitas yang harus segera diselesaikan agar
kegiatan tersebut dapat dimulai pelaksanaannya.

Aktifitas A dan B tidak memiliki Predecessor sehingga pelaksanaannya dapat dimulai segera setelah proyek
dimulai, segingga dalam kolom predecessor ditandai dengan tanda minus. Entri yang lain dalam kolom
predecessor menunjukkan bahwa kegiatan C, D dan E tidak dapat dimulai sampai pekerjaan A diselesaikan,
aktivitas F tidak dapat dimulai sampai aktifitas E diselesaikan, aktivitas g tidak dapat dimulai sampai
aktivitas D dan F diselesaikan, aktivitas H tidak dapat dimulai sampai aktivitas B dan C diselesaikan dan
aktivitas I tidak dapat dimulai sampai aktivitas G dan H diselesaikan.
Tabel 1. Daftar aktifitas untuk proyek pengembangan pusat perbelanjaan Western Hills

AKTIVITAS
A
B
C
D
E
F
G
H
I

DESKRIPSI AKTIVITAS
Persiapan gambar arsitektur
Indentifikasi calon penyewa ruangan
Mempersiapkan prospektus bagi calon penyewa
Memilih kontraktor
Mempersiapkan izin bangunan
Mendapatkan persetujuan izin bangunan
Pekerjaan konstruksi
Penyelesaian negoisasi kontrak dengan penyewa
Para penyewa menempati ruangan
Total Waktu proyek

IMMEDIATE
PREDECESSOR
A
A
A
E
D, F
B, C
G, H

WAKTU
AKTIVITAS
5
6
4
3
1
4
14
12
2
51

Kolom terakhir dari daftar diatas menunjukkan jumlah minggu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
masing masing aktivitas. Sebagai contoh, aktivitas A memerlukan waktu 5 minggu, B memerlukan 6
minggu dst. Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk seluruh aktivitas tersebut adalah 51 minggu. Sebagai
hasilnya, mungkin anda akan berfikir bahwa itulah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.
Tetapi akan ditunjukkan, bahwa dua atau lebih dapat dilakukan secara bersamaan, sehingga mempersingkat
waktu pelaksanaan proyek. Pada puncaknya, PERT dan CPM menyediakan jadwal mendetail dari kegiatan
untuk menyslesaikan proyek dalam waktu yang paling singkat.
Dengan menggunakan predecessor yang terdapat dalam tabel 1, kita dapat menggambar penampilan secara
grafis dari proyek diatas. Gambar 1. Melukiskan network (jaringan) aktivitas untuk proyek Western Hils.
Aktivitas berhubungan dengan titik dalam network (digambarkan sebagai bujur sangkar) dan tanda panah
menunjukkan urutan hubungan antar aktivitas.
Gambar 1.
E
Persiapan izin

A
Persiapan gambar

D
Pilih kontraktor

C
Pemb. Prospekt.

START

F
Dapat izin

B
Ident. Cal. penyewa

G
Konstruksi

H
nego kontrak

I
Peny. masuk

FINISH

KONSEP CRITICAL PATH

Untuk memfasilitasi perhitungan PERT / CPM, kita akan memodifikasi network dari proyek seperti
ditunjukkan pada gambar 1. Perlu dicatat bahwa bagian pojok kiri atas dari setiap kotak mewakili huruf
aktivitas dan tepat dibawahnya adalah waktu aktivitas.
Gambar 2.

E
1

A
5

F
4

D
3

G
14

C
4

START

H
12

I
2

FINISH

B
6

Untuk menentukan waktu pelaksanaan proyek. Kita harus menganalisa network tersebut dan
mengidentifikasi apa yang disebut Critical Path (langkah kritis) dalam network itu. Namun sebelum
melakukannya, kita perlu mendefinisikan konsep langkah itu sendiri. Langkah adalah urutan titik-titik
yang berhubungan dari titik start sampai titik finish. Sebagai contoh urutan titik-titik A-E-F-G-I. Dari
network diatas kita dapat menemukan langkah lainnya seperti, A-D-G-I, A-C-H-I dan B-H-I. Seluruh
langkah yang mungkin dalam suatu network harus dibuat agar kita bisa menghitung langkah mana yang
menggunakan waktu paling banyak. Setelah ditemukan langkah yang paling lama waktunya, maka langkah
ini disebut sebagai langkah kritis dan menentukan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan. Apabila
langkah kritis ini tertunda maka seluruh proyek akan tertunda. Aktivitas yang ada pada critical path disebut
sebagai aktivitas kritis (critical activities).
MENENTUKAN CRITICAL PATH

Kita akan mulai dengan menentukan Earliest Start Time (Waktu mulai paling awal) dan Latest Start Time
(waktu mulai paling lambat).
ES = Earliest Start Time bagi suatu aktivitas
EF = Earliest Finish Time bagi suatu aktivitas
(Waktu selesai paling awal)
t = Waktu aktivitas
Earliest Finish Time (EF) bagi suatu aktivitas adalah,

EF = ES + 1
Aktivitas A dapat dimulai segera setelah proyek dijalankan, sehingga kita menuliskan Earliest Start Time
untuk aktivitas A adalah 0. Dengan waktu aktivitas 5 minggu maka Earliest Finish Time untuk aktivitas A
adalah :
EF = ES + t = 0 + 5 = 5

Kita akan menuliskan Earliesst Start Time dan Earliest Finish Time bagi aktivitas A di dalam kotak tepat
disebelah kanan huruf aktivitas.
Earliest Start
Time

Earliest Finish
Time
A
5

Karena suatu aktivitas tidak dapat dilakukan sampai seluruh predecessornya selesai, maka aturan berikut ini
dapat digunakan untuk menentukan Earliest StartTime untuk masing-masing aktivitas.
ATURAN EARLIEST START TIME
Earliest Start Time bagi suatu aktivitas adalah sama dengan Earliest Finish Time yang terbesar dari
seluruh predecessornya

Sekarang kita akan menggunakan aturan Earliest Start Time untuk bagian-bagian lain dari network yang
melibatkan titik A, B, C dan H seperti ditunjukkan pada gambar 3. Dengan Earliest Start Time 0 dan
dengan waktu aktivitas 6 untuk aktivitas B, kita tunjukkan bahwa ES = 0 dan Ef = ES + t = 0 + 6 = 6 dalam
kotak B. Melihat pada kotak C, kita mencatat bahwa aktivitas A adalah satu satunya predecessor bagi
aktivitas C. Earliest Finish Time untuk aktivitas A adalah 5, sehingga earliest finish Time bagi aktivitas C
haruslah EF = ES 5. Dengan waktu aktivitas 4 minggu maka earliest Finih Time bagi aktivitas C adalah
EF = ES + t = 5 + 4 = 9. Kedua angka ES dan EF tersebut ditunjukkan pada kotak aktivitas C (lihat gambar
4).
Meneruskan dengan gambar 4 kita akan melangkah ke aktivitas H dan menggunakan aturan Earliest Start
Time untuk aktivitas tersebut. Dengan aktivitas B dan C sebagai predecessor, maka Earliest Start Time bagi
aktivitas H haruslah sama dengan Earliest Finish Time yang terbesar dari kedua predecessornya yaitu B dan
C. Sehingga dengan Ef = 6 untuk aktivitas B dan EF = 9 untuk aktivitas C, kita memilih nilai yang terbesar
yaitu 9 sebagai Earliest Start Time bagi aktivitas H, Maka Earliest Finish time nya adalah EF = ES + t = 9 +
12 = 21. Angka ES = 9 dan EF = 21 dapat dimasukkan kedalam kotak aktivitas H pada gambar 4.
Gambar 3

A
5

ES EF
0 5

C
4

START

B
6

H
12

ES EF
0 6

Gambar 4

A
5

ES EF
0 5

C
4

START

B
6

ES EF
0 6

EF untuk C = 9
9
H
12

Berapa ES & EF untuk H ?

Dengan cara diatas kita dapat menetapkan Earliest Start Time dan Earliest Finish Time bagi semua aktivitas
dalam network.. Gambar 5 menunjukkan nilai ES dan EF pada seluruh aktivitas dalam network. Harap
dicatat bahwa Earliest Finish Time bagi aktivitas I (aktivitas terakhir) adalah 26. Sehingga kita tahu bahya
penyelesian proyek ini adalah 26 minggu.
Gambar 5

A
5

START

B
6

E
1

D
3

C
4

F
4

10

G 10 24
14

H
12

21

I
2

24 26

FINISH

Sekarang kita akan melanjutkan algoritma diatas untuk menemukan Crtical Path dengan membuat
perhitungan mundur dalam network. Karena proyek diselesaikan dalam waktu 626 mingg, kita akan
memulai dengan aktivitas I dimana Latest Finish Time (waktu penyelesaian paling lambat) / LF untuk
aktivitas I adalah 26. Dengan demikian Latest Finish Timen (waktu mulai paling lambat) / LS untuk
aktivitas itu dapat dihitung sebagai berikut :
LS = Latest Start Time ( waktu mulai paling lambat)
LF = Latest Finish Time (waktu penyelesaian paling lambat)
Maka

LS = LF + 1
Kita mulai menghitung mundur bagi aktivitas I, kita tahu bahwa Letest Finish Tme adalah LF = 26 dan
waktu aktivitasnya adalah t = 2. Sehingga Latest Start Time bagi aktivitas I adalah LS = LF t = 26 2 =

24. Kita akan menuliska nilai LS dan LF tepat dibawah nilai Es dan EF dalam kotak aktivitas. Maka untuk
kegiatan I, kita memiliki :

I
2

24 26
24 26
Latest Finish
Time

Latest Start
Time

Aturan berikut ini dapat digunakan untuk menetukan Latest Finish Time pada setiap aktivitas dalam
network.
ATURAN LATEST FINISH TIME
Latest Finish Time dari suatu aktivitas adalah nilai terkecil dari Latest Start Time untuk semua
aktivitas yang secara langsung mengikuti aktivitas tersebut (successor).

Secara logis, aturan ini menyatakan bahwa waktu yang paling lambat dari penyelesaian suatu aktivitas
sama dengan nilai terkecil dari Latest Start Time bagi aktivitas yang ada dibelakangnya ( Successor).
Gambar 6 menunjukkan network sang sudah lengkap dengan hasil perhitungan mundur dengan nilai LS
dan LF.
Gambar 6

A
5

0
0

5
5

START

B
6

0
6

E
1

5
56

D
3

5
7

8
10

C
4

5
8

9
12

F
4

6
6

10
10

G 10 24
14 10 24

H 9 21
12 12 24

I
2

24 26
24 26

FINISH

6
12

Kita dapat menggunakan aturan Latest Finish Time untuk menghitung LS dan LF yang ditunjukkan dalam
aktivitas H. Latest Finish Time dari aktivitas H pastilah sama dengan Latest Start Time untuk aktivitas I.
Sehingga, kita buat LF = 24 untuk aktivitas H. Dengan menggunakan persamaan LS = LF - t, kita dapatkan
bahwa LS = 24 12 = 12 sebagai Latest Start Time bagi aktivitas H. Nilai ini ditunjukka pada kotak
aktivitas H dalam gambar 6.
Aktivitas A memerlukan lebih banyak keterlibatan dari aplikasi aturan Latest Start Time. Pertama perlu
dicatat bahwa ada 3 kegiatan (C, D dan E) yang secara langsung mengikuti kegiatan A. Gambar 6

menunjukkan bahwa Latest Start Time untuk aktivitas C, D dan E adalah LS = 8, LS = 7 dan LS = 5.
Periksalah nilai tersebut dan nilai LS dan LF lainnya dalam network tersebut.
Setelah kita melakukan perhitungan maju dan mundur, kita dapat menentukan jumlah Slack yang berkaitan
dengan setiap aktivitas. Slack didefinisikan sebagai Lamanya Waktu dimana suatu aktivitas dapat
ditunda tanpa menyebabkan kenaikan pada waktu penyelesaian proyek secara total, . Jumlah Slack
dalam suatu aktivitas dapat dihitung dengan cara berikut :

Slack = LS - ES = LF - EF
Sebagai contoh , Slack yang berkaitan dengan aktivitas C adalah LS ES = 8 - 5 = 3 minggu. Sehingga
aktivitas C dapat ditunda sampai 3 mingg dan seluruh proyek masih dapat diselesaikan tepat pada waktu
yang telah direncanakan yaitu 26 mingg. Dalam hal ini aktivitas C tidak merupakan aktivitas kritis dalam
penyelesaian proyek selama 26 minggu. Dengan menggunakan rumus yang sama kita bisa melihat aktivitas
E sebagai aktivitas kritis karena Slack yang dimilikinya adalah LS - ES = 5 - 5 = 0. Sehingga aktivitas
E tidak dapat ditunda karena penundaan akan mengakibatkan keterlambatan seluruh proyek. Oleh karena
itu aktivitas ini harus dilakukan tepat sesuai yang telah direncanakan. Secara umum aktivitas kritis
adalah aktivitas yang memiliki slack = 0.
Tabel 2. Daftar Slack dan Critical Path
Earliest
Latest
Aktivitas
Start
Start
(ES)
(LS)
A
0
0
B
0
6
C
5
8
D
5
7
E
5
5
F
6
6
G
10
10
H
9
12
I
24
24

Earliest
Finish
(EF)
5
6
9
8
6
10
24
21
26

Latest
Finish
(LF)
5
12
12
10
6
10
24
24
26

Slack
(LS ES)

Critical
Path ?

0
6
3
2
0
0
0
3
0

Yes

Yes
Yes
Yes
Yes

Start dan Finish Time yang ditunjukkan dalam gambar 6 dapat digunakan untuk mengembangkan jadwal
detail dari Start Time dan Finish Time untuk seluruh aktivitas. Dengan meletakkan data tersebut di dalam
tabel maka kita dapat mengetahui Critical Path dari network diatas yaitu A E F G I, serta informasi
mengenai sejauh mana suatu aktivitas yang tidak kritis dapat ditunda sebelum penundaan tersebut
menyebabkan keterlambatan proyek. Didalam network biasanya kita menggambarkan Critical Path dengan
tanda panah tebal seperti pada gambar 7.
Gambar 7

A
5

0
0

5
5

START

B
6

0
6

E
1

5
56

D
3

5
7

8
10

C
4

5
8

9
12

F
4

6
6

10
10

G
14

H
12

6
12

9
12

21
24

10
10

24
24

I
2

24
24

26
26

F IN IS H

Anda mungkin juga menyukai