Anda di halaman 1dari 10

PATOFISIOLOGI HIPOTIROID

DIVA NATASYA KRISMANITA


22010113130161

Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis


hormon tiroid atau gangguan pada respon jaringan
terhadap hormon tiroid.
Sintesis hormon tiroid diatur sebagai berikut :
1. Hipotalamus membuat Thyrotropin Releasing
Hormone (TRH) yang merangsang hipofisis anterior.
2. Hipofisis anterior mensintesis thyrotropin (Thyroid
Stimulating Hormone = TSH) yang merangsang
kelenjar tiroid.
3. Kelenjar
tiroid
mensintesis
hormon
tiroid
(Triiodothyronin = T3 dan Tetraiodothyronin = T4
= Thyroxin) yang merangsang metabolisme jaringan
yang meliputi: konsumsi oksigen, produksi panas
tubuh, fungsi syaraf, metabolisme protrein,
karbohidrat, lemak, dan vitamin-vitamin, serta kerja
daripada hormon-hormon lain.

Hipotiroid dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar


tiroid, hipofisis, atau hipotalamus.
a. Apabila disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid,
maka kadar HT yang rendah akan disertai oleh
peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya
umpan balik negatif oleh HT kepada hipofisis anterior
dan hipotalamus.
b. Apabila hipotiroid terjadi akibat malfungsi hipofisis,
maka kadar HT yang rendah disebabkan oleh
rendahnya kadar TSH. TRH dari hipotalamus tinggi
karena tidak adanya umpan balik negatif baik dari
TSH maupun HT.
c. Hipotiroid yang disebabkan oleh malfungsi
hipotalamus akan menyebabkan rendahnya kadar
HT, TSH, dan TRH.

Jika produksi hormone tiroid tidak adekuat maka kelenjar


tiroid akan berkompensasi untuk meningkatkan
sekresinya sebagai respons terhadap rangsangan
hormone TSH. Penurunan sekresi hormone kelenjar tiroid
akan menurunkan laju metabolisme basal yang akan
mempengaruhi semua system tubuh. Proses metabolic
yang dipengaruhi antara lain :
1. Penurunan produksi asam lambung.
2. Penurunan motilitas usus
3. Penurunan detak jantung.
4. Gangguan fungsi neurologist.
5. Penurunan produksi panas

Patofisiologi hipotiroidisme didasarkan atas masing-masing


penyebab yang dapat menyebabkan hipotiroidisme, yaitu :
1. Hipotiroidisme sentral (HS)
Apabila gangguan faal tiroid terjadi karena adanya
kegagalan hipofisis, maka disebut hipotiroidisme sekunder,
sedangkan apabila kegagalan terletak di hipothalamus
disebut hipotiroidisme tertier.
50% HS terjadi karena tumor hipofisis. Keluhan klinis tidak
hanya karena desakan tumor, gangguan visus, sakit kepala,
tetapi juga karena produksi hormon yang berlebih (ACTH
penyakit Cushing, hormon pertumbuhan akromegali,
prolaktin galaktorea pada wanita dan impotensi pada pria).
Urutan kegagalan hormon akibat desakan tumor hipofisis
lobus anterior adalah gonadotropin, ACTH, hormon
hipofisis lain, dan TSH.

2. Hipotiroidisme Primer (HP)


Hipogenesis atau agenesis kelenjar tiroid. Hormon
berkurang akibat anatomi kelenjar. Jarang ditemukan,
tetapi merupakan etiologi terbanyak dari
hipotiroidisme kongenital di negara barat. Umumnya
ditemukan pada program skrining massal. Kerusakan
tiroid dapat terjadi karena:
a. Operasi,
b. Radiasi,
c. Tiroiditis Autoimun,
d. Karsinoma,
e. Tiroiditis subakut,
f. Dishormogenesis, dan
g. Atrofi.

Pascaoperasi. Strumektomi dapat parsial (hemistrumektomi


atau lebih kecil), subtotal atau total. Tanpa kelainan lain,
strumektomi parsial jarang menyebabkan hipotiroidisme.
Strumektomi subtotal M. Graves sering menjadi
hipotiroidisme dan 40% mengalaminya dalam 10 tahun, baik
karena jumlah jaringan dibuang tetapi juga akibat proses
autoimun yang mendasarinya.
Pascaradiasi. Pemberian RAI (Radioactive iodine) pada
hipertiroidisme menyebabkan lebih dari 40-50% pasien
menjadi hipotiroidisme dalam 10 tahun. Tetapi pemberian
RAI pada nodus toksik hanya menyebabkan hipotiroidisme
sebesar <5%. Juga dapat terjadi pada radiasi eksternal di
usia <20 tahun : 52% 20 tahun dan 67% 26 tahun
pascaradiasi, namun tergantung juga dari dosis radiasi.

Tiroiditis autoimun. Disini terjadi inflamasi akibat


proses autoimun, di mana berperan antibodi antitiroid,
yaitu antibodi terhadap fraksi tiroglobulin (antibodiantitiroglobulin, Atg-Ab). Kerusakan yang luas dapat
menyebabkan hipotiroidisme. Faktor predisposisi
meliputi toksin, yodium, hormon (estrogen
meningkatkan respon imun, androgen dan supresi
kortikosteroid), stres mengubah interaksi sistem imun
dengan neuroendokrin. Pada kasus tiroiditis-atrofis
gejala klinisnya mencolok. Hipotiroidisme yang terjadi
akibat tiroiditis Hashimoto tidak permanen.

Karsinoma. Kerusakan tiroid karena karsinoma primer


atau sekunder, amat jarang.Hipotiroidisme sepintas.
Hipotiroidisme sepintas (transient) adalah keadaan
hipotiroidisme yang cepat menghilang. Kasus ini sering
dijumpai. Misalnya pasca pengobatan RAI, pasca
tiroidektomi subtotalis. Pada tahun pertama pasca
operasi morbus Graves, 40% kasus mengalami
hipotiroidisme ringan dengan TSH naik sedikit. Sesudah
setahun banyak kasus pulih kembali, sehingga jangan
tergesa-gesa memberi substitusi. Pada neonatus di
daerah dengan defisiensi yodium keadaan ini banyak
ditemukan, dan mereka beresiko mengalami gangguan
perkembangan saraf

Anda mungkin juga menyukai