BBLR
BBLR
PERAWATAN
BAYI BERAT
LAHIR RENDAH
(BBLR) DENGAN
METODE
KANGURU
BBLR
banyak
dikaitkan
dengan
tingkat
kemiskinan.2,3
BBLR
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Menurunkan angka mortalitas dan morbiditas BBLR.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Terwujudnya kajian ilmiah berdasarkan Kedokteran berbasis-bukti (Evidencebased medicine) tentang manfaat perawatan metode kanguru pada
perawatan BBLR.
2. Terwujudnya rekomendasi pemerintah dalam menetapkan kebijakan program
yang berkenaan dengan kesehatan bayi khususnya tentang perawatan
metode kanguru.
Ib.
Tingkat Rekomendasi
A.
B.
C.
Kontak badan langsung (kulit ke kulit) antara ibu dengan bayinya secara
berkelanjutan, terus-menerus dan dilakukan sejak dini.
Setelah di rumah ibu perlu dukungan dan tindak lanjut yang memadai.
Metode ini merupakan metode yang sederhana dan manusiawi, namun efektif
untuk menghindari berbagai stres yang dialami oleh BBLR selama perawatan di
ruang perawatan intensif.
dengan
perawatan
17,18,19
berpenghasilan rendah.
konvensional
(inkubator)
dilakukan
di
negara
bahwa
dengan
melakukan
PMK
akan
meningkatkan
angka
kelangsungan hidup pada BBLR dan bayi prematur serta menurunkan risiko infeksi
nosokomial, penyakit berat dan penyakit saluran pernapasan bawah.21 PMK juga
meningkatkan aktivitas menyusui dan meningkatkan kepercayaan serta kepuasan
ibu (Charpak dkk, 2005).22
3.4 Manfaat PMK
Untuk mempelajari manfaat dan penerapan PMK sebaiknya diketahui tentang
proses kehilangan panas pada bayi baru lahir. Pada intinya ada 4 cara kehilangan
panas pada bayi baru lahir yaitu: 1) Evaporasi merupakan proses kehilangan panas
melalui proses penguapan dari kulit yang basah. 2) Radiasi meliputi kehilangan
panas melalui pemancaran panas dari tubuh bayi ke lingkungan sekitar yang lebih
dingin. Hal ini terjadi misalnya bayi yang baru lahir segera diletakkan di ruang ber AC
yang dingin maka suhu tubuh bayi akan berkurang karena panasnya terpancar ke
sekitarnya yang bersuhu lebih rendah. 3) Konduksi yaitu cara kehilangan panas
melalui persinggungan dengan benda yang lebih dingin misalnya ditimbang pada alat
timbangan logam tanpa alas. 4) Konveksi yaitu kehilangan panas melalui aliran
udara. Hal ini misalnya terjadi pada bayi baru lahir diletakkan di dekat jendela atau
pintu yang terbuka maka akan ada aliran udara luar (yang mungkin lebih dingin)
yang akan berpengaruh pada suhu bayi.14 Atau bisa juga kehilangan panas secara
konveksi apabila bayi dibiarkan telanjang. Udara sekitar bayi lebih panas dari udara
jauh dari bayi. Udara panas lebih ringan dan naik ke atas digantikan oleh udara
dingin sehimgga terjadi juga aliran udara yang mengambil suhu bayi. (hukum Boyle)
Pada penelitian yang dilakukan oleh Usman dkk (1996) menyatakan bahwa
kemampuan mempertahankan suhu serta kenaikan berat badan pada BBLR yang
dilakukan PMK menunjukkan hasil yang lebih baik. Oleh karena itu, PMK sangat
berguna dalam pencegahan hipotermia pada perawatan BBLR di rumah.23
Secara garis besar, manfaat PMK adalah sebagai berikut :
Dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa PMK mempermudah pemberian ASI, ibu
lebih percaya diri dalam merawat bayi, hubungan lekat bayi-ibu lebih baik, ibu
sayang kepada bayinya, pengaruh psikologis ketenangan bagi ibu dan keluarga (ibu
lebih puas, kurang merasa stres) (Anderson 1991, Tessier dkk 1998, CondeAgudelo, Diaz-Rosello & Belizan 2003, Kirsten, Bergman & Hann 2001). Pada
penelitian lain juga melaporkan adanya peningkatan produksi ASI, peningkatan lama
menyusui dan kesuksesan dalam menyusui (Suradi dan Yanuarso 2000, Mohrbacher
& Stock 2003). Selain itu, bila perlu merujuk bayi ke fasilitas kesehatan maupun
Bagi petugas kesehatan paling sedikit akan bermanfaat dari segi efisiensi tenaga
karena ibu lebih banyak merawat bayinya sendiri. Dengan demikian beban kerja
petugas akan berkurang. Bahkan petugas justru dapat melakukan tugas lain yang
memerlukan perhatian petugas misalnya pemeriksaan lain atau kegawatan pada
bayi maupun memberikan dukungan kepada ibu dalam menerapkan PMK (Cattaneo,
Davanco, Bergman dkk, 1998).
Sedikitnya ada 3 manfaat bagi fasilitas pelayanan dengan penerapan PMK yaitu
lama perawatan lebih pendek sehingga cepat pulang dari fasilitas kesehatan.
Dengan demikian, tempat tersebut dapat digunakan bagi klien lain yang memerlukan
(turn over meningkat). Manfaat lain yang dikemukakan adalah pengurangan
penggunaan fasilitas (listrik, inkubator, alat canggih lain) sehingga dapat membantu
efisiensi anggaran (Cattaneo, Davanco, Bergman dkk, 1998). Dengan naiknya turn
over
serta
efisiensi
anggaran
diharapkan
adanya
kemungkinan
kenaikan
penghasilan (revenue).
Karena penggunaan ASI meningkat, dan bila hal ini dapat dilakukan dalam skala
makro maka dapat menghemat devisa (import susu formula). Demikian pula dengan
peningkatan pemanfaatan ASI kemungkinan bayi sakit lebih kecil dan ini tentunya
menghemat biaya perawatan kesehatan yang dilakukan di fasilitas kesehatan
pemerintah maupun swasta.14
3.5 Kriteria Pelaksanaan PMK
Pada umumnya bayi yang memenuhi kriteria untuk dilakukan PMK adalah
bayi BBLR , berat lahir 1800 gram, tidak ada kegawatan pernapasan dan sirkulasi,
tidak ada kelainan kongenital yang berat, dan mampu bernapas sendiri. Apabila
BBLR
tersebut
masih
memerlukan
pemantauan
kardiopulmonal,
oksimetri,
Posisi bayi diamankan dengan kain panjang atau pengikat lainnya. Kepala
bayi dipalingkan ke sisi kanan atau kiri, dengan posisi sedikit tengadah (ekstensi).
Tepi pengikat tepat berada di bawah kuping bayi. Posisi kepala seperti ini bertujuan
untuk menjaga agar saluran napas tetap terbuka dan memberi peluang agar terjadi
kontak mata antara ibu dan bayi. Hindari posisi kepala terlalu fleksi atau ekstensi.
Tungkai bayi haruslah dalam posisi kodok; tangan harus dalam posisi fleksi.1
Ikatkan kain dengan kuat agar saat ibu bangun dari duduk, bayi tidak
tergelincir. Pastikan juga bahwa ikatan yang kuat dari kain berada di setinggi dada
Memandikan bayi setiap hari tidak diperlukan dan tidak disarankan. Jika kebiasaankebiasaan setempat memerlukan mandi setiap hari, dan hal itu tidak dapat dihindari
maka sebaiknya dilakukan sebentar dan dengan air yang cukup hangat (sekitar 37
C). Bayi harus segera dikeringkan, diberikan pakaian minimal, lalu ditempatkan
kembali pada posisi kanguru secepat mungkin.
Semua
bayi
memerlukan
kasih
sayang
dan
perawatan
untuk
hal
berikut
harus
dijadikan
bahan
pertimbangan
ketika
Bayi terasa dingin : suhu bayi di bawah normal walaupun telah dilakukan
penghangatan
Sulit minum: bayi tidak lagi terbangun untuk minum, berhenti minum atau
muntah
Kejang
Diare
Kesehatan bayi secara keseluruhan dalam kondisi baik dan tidak ada apnea atau
infeksi
Berat bayi selalu bertambah (sekurang-kurangnya 15g/kg/hari) untuk sekurangkurangnya tiga hari berturut-turut
Ibu mampu merawat bayi dan dapat datang secara teratur untuk melakukan
follow-up
Di Malawi, bayi dipulangkan jika berat badan telah naik minimum 10g/hari
selama tiga hari, dapat minum dengan baik (minum melalui gelas atau dari ASI) dan
jika kondisi umum telah stabil. Terdapat batasan berat badan minimum yakni 1.500
g. Bayi yang dipulangkan dengan berat badan < 1.800 gram dipantau setiap minggu
dan bayi dengan berat badan >1.800 gram setiap dua minggu.
Tujuan tindak lanjut dan pemantauan:
1. Memberikan pelayanan pada bayi berat lahir rendah/ prematur pasca rawat inap
yang telah menjalani Perawatan Metode Kanguru
2. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan bayi yang menjalani PMK
Tempat Pemantauan
Pemantauan pasca rawat dapat dilakukan di Poliklinik Anak RS atau di sarana
kesehatan memenuhi syarat.
Waktu Pemantauan
Semakin kecil bayi pada saat pemulangan, semakin awal dan sering
pemantauan yang diperlukan. Jika bayi dilepas sesuai dengan kriteria diatas, anjuran
berikut ini dapat berlaku pada keadaan seperti :
1. Dua kali kunjungan ulang per minggu sampai dengan 37 minggu usia pasca
menstruasi
2. Satu kali kunjungan ulang per minggu setelah 37 minggu
Pemeriksaan pada kunjungan dapat bervariasi, sesuai dengan kebutuhan ibu
dan bayi. Periksalah hal-hal berikut setelah setiap kunjungan:
1. PMK
Lama kontak langsung kulit ibu-bayi, posisi, pakaian, suhu badan, dukungan
untuk ibu dan bayi. Apakah bayi menunjukkan tanda-tanda intoleransi? Apakah
saatnya untuk menyapih bayi dari PMK (biasanya sekitar 40 minggu dari usia
pasca menstruasi, atau sebelumnya) Jika belum, dorong ibu dan keluarganya
untuk melanjutkan PMK selama mungkin.
2. Pemberian ASI
Apakah memberikan ASI eksklusif? Jika ya, pujilah si ibu dan dorong ibu untuk
meneruskan. Jika tidak, anjurkan ibu untuk meningkatkan pemberian ASI dan
kurangi pemberian makanan atau cairan lain. Tanyakan dan lihat apakah ada
permasalahan dan berikan dukungan. Jika bayi mengkonsumsi tambahan
formula atau makanan lain, periksa keamanan dan kecukupannya; pastikan
bahwa keluarganya mempunyai persediaannya yang cukup.
3. Pertumbuhan
Timbang bayi dan periksa pertambahan berat badannya selama periode terakhir.
Jika tambahan berat badan mencukupi, misalnya rata-rata 15 g/kg/hari, pujilah
< 1.500 gram : diperlukan pemeriksaan setiap hari di poli rawat jalan
RS/sarana kesehatan yang memenuhi syarat
>1.500 gram: paling lambat dalam 2 hari setelah dipulangkan harus datang
untuk pemeriksaan di RS/sarana kesehatan yang memenuhi syarat. Perlu
dilakukan pemeriksaan 3-4 kali / minggu sampai BB 1.800 gram, kemudian
1x/minggu sampai BB 2.500 gram. Rekomendasi ini hanya sebagai pedoman
dan harus disesuaikan dengan keadaan bayi, ibu dan keluarga serta sarana
kesehatan. Tindak lanjut lebih sering diperlukan pada daerah yang dingin.
Berat badan dan panjang badan harus ditimbang secara rutin. Kenaikan BB
minimal 15 gram/kg/ hari. Sebaiknya BB dan PB di plot di kurva
pertumbuhan yang sesuai dengan usia gestasi.
Lingkar kepala dan panjang badan diukur minimal 1 bulan sekali dan diplot di
kurva pertumbuhan lingkar kepala yang sesuai usia gestasi.
Edukasi ibu pasien mengenai pemberian ASI dan tanda kegawatan pada
bayi
dan
menggunakan
jika
memungkinkan
instrumen
monitoring
dengan
untuk
penilai
independen
menilai
kemajuan
5. Pakaian Bayi
Jika bayi menerima PMK secara terus-menerus, bayi tersebut cukup dipakaikan
popok atau diapers sampai dibawah pusat. Pada saat bayi tidak dalam posisi
kanguru, bayi dapat ditempatkan di tempat tidur yang hangat dan diberi selimut.
Jika suhu ruangannya adalah 24-26C, bayi pada posisi kanguru hanya memakai
popok, topi yang hangat, dan kaus kaki. Namun, jika suhu turun di bawah 22C,
bayi tersebut harus memakai baju tanpa lengan yang terbuat dari kain katun yang
terbuka bagian depannya sehingga memungkinkan tetap terjadinya kontak kulit
dengan dada dan perut ibu. Ibu kemudian mengenakan bajunya yang biasa
untuk menghangatkan dirinya dan si bayi.
Peralatan resusitasi dasar dan oksigen, jika mungkin harus tersedia disetiap
ruangan BBLR dirawat.1
Hampir bisa dikatakan tidak ada efek samping dari penggunaan PMK. Dari
satu penelitian menyatakan bahwa PMK tidak berkaitan dengan peningkatan
risiko kematian. Oleh karena itu, PMK merupakan pendekatan yang aman
digunakan pada perawatan bayi BBLR yang secara klinis stabil.18
Persentase kematian pada bayi yang dilakukan PMK secara dini lebih rendah
daripada bayi yang dirawat di NICU. Sebagian besar kematian terjadi dalam
12 jam pertama kehidupan. Angka kelangsungan hidup pada bayi PMK lebih
baik daripada yang mendapat terapi konvensional (inkubator).29
2. Infeksi
Kejadian sepsis secara signifikan lebih tinggi pada bayi yang dirawat dengan
inkubator.37
3. Menyusui
Pada bayi PMK menyusui menjadi lebih sering dan lebih lama. Peranan dari
ASI ini sangat banyak diantaranya akan menignkatkan imunitas, sehingga
dapat mengurangi risiko infeksi yang pada akhirnya akan mengurangi masa
rawat di RS.40
4.
Kunjungan kembali ke RS
5. Pertumbuhan
Bayi dengan PMK, berat badannya naik lebih banyak per harinya dan
memiliki lingkar kepala yang lebih besar, meskipun perbedaannya secara
klinis tidak terlalu bermakna.15-16,42,43
6. Perkembangan psikomotor
7. Ketidakpuasan orangtua
Metode PMK merupakan metode pilihan yang paling diterima oleh ibu dan
keluarganya di rumah.
Kompetensi ibu pada bayi dengan PMK lebih baik daripada bayi yang dirawat
di inkubator. Namun persepsi ibu mengenai dukungan sosial pada bayi yang
dirawat di NICU lebih baik daripada bayi PMK.15
9. Hasil Lain
Episode hipotermia dan hipertermia lebih signifikan terjadi pada bayi yang
dirawat dengan inkubator daripada bayi yang dilakukan PMK.16,36 Pada
penelitian lain, PMK terbukti sama efektifnya dengan inkubator dalam
menghangatkan neonatus yang mengalami risiko hipotermia. Pada bayi yang
cukup bulan, bayi PMK mendapat panas dari suhu ibu saat suhunya kurang
dari 36,3C, tetapi akan kehilangan panas jika suhunya mencapai 37C. Oleh
karena itu, mungkin tidak ada risiko heat stress pada neonatus selama
PMK.44
Rata-rata kardiovaskular dan suhu pada bayi dengan PMK terdapat dalam
batas normal. Episode apnea, bradikardia, dan napas periodik tidak
ditemukan pada bayi PMK. Pernapasan yang teratur meningkat pada bayi
Kejadian hipoglikemia secara signifikan lebih tinggi pada bayi yang dirawat
dengan inkubator.36
Rerata masa rawat pada bayi PMK sekitar 4,5 hari dan pada kelompok
kontrol 6,5 hari.15 Pada penelitian lain, rerata masa rawat pada bayi PMK
sekitar 11 hari dan pada kelompok kontrol 13 hari.16 Rata-rata masa rawat
pada bayi PMK dua hari lebih singkat daripada kelompok kontrol.14
mampu
bernapas
sendiri.47,48
Sedangkan
pedoman
WHO
membuat
Kesehatan bayi secara keseluruhan dalam kondisi baik dan tidak ada apnea atau
infeksi
Berat bayi selalu bertambah (sekurang-kurangnya 15g/kg/hari) untuk sekurangkurangnya tiga hari berturut-turut
Ibu mampu merawat bayi dan dapat datang secara teratur untuk melakukan
pemantauan
Bayi yang dipulangkan dengan berat badan < 1.800 gram dipantau setiap minggu
dan dilakukan minimal di RS Umum daerah, sedangkan bayi dengan berat badan
>1.800 gram dipantau setiap dua minggu boleh dilakukan di Puskesmas.
Dari berbagai penelitian, tidak ada yang mencantumkan analisis biaya secara
detail mengenai perbandingan antara perawatan bayi BBLR yang menggunakan
PMK dengan perawatan konvensional (inkubator). Namun, ada salah satu penelitian
yang secara kasar membandingkan antara pemakaian inkubator dengan PMK
seperti berikut ini:49
Di negara berkembang, biaya untuk perawatan bayi BBLR (berat 1.000 gram)
dengan menggunakan inkubator adalah sebesar US$ 800 per hari.
Di Bogota, biaya untuk perawatan bayi BBLR (berat 1.000 gram) dengan
menggunakan inkubator adalah sebesar US$ 89 per hari.
Sedangkan bayi BBLR dengan PMK hanya membutuhkan biaya US$ 2 per hari.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode PMK merupakan
Bayi berat lahir rendah masih menjadi masalah besar di dunia maupun di
Indonesia khususnya, selain sebagai penyumbang terbesar kematian anak yaitu 27
% di dunia pada tahun 2000 dan 38,8 % di Indonesia pada tahun 2005.
Penatalaksanaan BBLR ini memerlukan sarana dan prasarana yang memadai
secara kuantitas dan kualitas, seperti rasio perawat yang baik adalah 1 perawat
berbanding 2-4 pasien atau alat kesehatan berteknologi tinggi seperti ventilator,
Continous Positive Air
Berdasarkan
fakta
yang
tersebut
diatas
maka
PMK
sangat
Kesehatan bayi secara keseluruhan dalam kondisi baik dan tidak ada apnea
atau infeksi
Ibu mampu merawat bayi dan dapat datang secara teratur untuk melakukan
follow-up
Bayi yang dipulangkan dengan berat badan < 1.800 gram dipantau setiap
minggu dan dilakukan minimal di RS Umum Daerah, sedangkan dan bayi
dengan berat badan >1.800 gram dipantau setiap dua minggu boleh
dilakukan di puskesmas.
Darmstadt GL, Bhutta ZA, Cousens S, Adam T, Walker N, Bernis L. Evidencebased, cost-effective interventions: how many newborn babies can we safe?.
Lancet. 2005; 365: 977-88.
http://www.who.int/child-adolescent-
health/OVERVIEW/CHILD_HEALTH/map_00-03_ world.jpg.
7
Badan Pusat Statistik. Survei Sosial dan Ekonomi Nasional. Jakarta: BPS; 2005.
The Executive Summary of The Lancet Neonatal Survival Series. Diunduh dari:
http://www.thelancet.com/journal/vol365/iss9465/full/llan.365.9465.neonatal_survi
val_series.32704.1
10 Suradi R, Yanuarso PB. Metode kanguru sebagai pengganti inkubator bagi bayi
berat lahir rendah. Sari Pediatri 2000;2(1):29-35.
11 Conde-Aguedelo A. Diaz-Rosello JL, Belizan JM. Kangaroo mother care toreduce
morbidity and mortality in low birth weight infant. Cochrane Library. 2003; 2.
12 Ludington-Hoe SM, Golant SK. Kangaroo care, the best you can do to help your
preterm infant. New York: Bantam Books; 1993:3-30.
13 Rey ES, Martinez HG. Manejo racional del nino prematuro. In: Universidad
Nacional, Curso de Medicina Fetal, Bogota, Universidad Nacional; 1983.
14 Pratomo H. Manfaat Perawatan Metode Kanguru (PMK) dan Penerapannya
dalam Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah dengan Metode Kanguru. Dalam:
Chair I, Marnoto WB, Rifai RFB, editor. Buku Panduan Resusitasi neonatus Edisi
ke-5. Jakarta: PERINASIA; 2006.
15 Thermal control of the newborn: A practical guide. Maternal Health and Safe
Motherhood
Programme.
Geneva:
World
Health
Organization,
1993
(WHO/FHE/MSM/93.2).
16 Shiau SH, Anderson GC. Randomized controlled trial of kangaroo care with
fullterm infants: effects on maternal anxiety, breastmilk maturation, breast
engorgement, and breast-feeding status. Proceeding of the International
Breastfeeding Conference. Sydney: Australias Breastfeeding Association, 1997.
17 Sloan NL, et al. Kangaroo mother method: randomised controlled trial of an
alternative method of care for stabilised low-birthweight infants. The Lancet.
1994; 344:782-785.
18 Charpak N, et al. Kangaroo mother versus traditional care for newborn infants:
2000 grams:a randomized controlled trial. Pediatrics. 1997; 100:682-688.
19 Cattaneo A, et al.
Kangaroo
care.
Diunduh
dari
Principles
of
kangaroo
mother
care.
Perinatal
Education
from
developing
countries.
BMJ 2004;
329:1179-1181
doi:10.1136/bmj.329.7475. 1179.
33 Lincetto O, Nazir AI, Cattaneo A. Kangaroo mother care with limited resources. J
Trop Pediatr. 2000;46: 293-5.
34 Charpak N, Ruiz-Pelaez JG, Figueroa de CZ. Current knowledge of kangaroo
mother intervention. Curr Opin Pediatr. 1996;8: 108-12.
35 NJ Bergman, LL Linley, SR Fawcus. Randomized controlled trial of skin-to-skin
contact from birth versus conventional incubator for physiological stabilization in
1200- to2199-gram newborns. Acta Paediatr. 93:779-785. 2004.
36 Gomez P, Baiges N, Batiste F, Marca G, Nieto J, Closa M. Kangaroo method in
delivery room for full-term babies. (in Spanish) An Esp Pediatr. 1998;48:631-633
37 Moore ER, Anderson GC. Randomized controlled trial of very early mother-infant
skin-to-skin contact and brestfeeding status. Journal of Midwifery & womens
health.medscape. 2007.
38 Anderson GC, Moore ER, Hepworth J, Bergman N. Early skin-to-skin contact for
mothers and their healthy newborn infants (Cochrane review). In: The Cochrane
Library, Issue 2. Chichester, UK: John Wiley & Sons, 2003.
39 Carfoot S, Williamson P, Dickson R. A randomized controlled trial in the north of
England examining the effects of skin-to-skin care on breastfeeding. Midwifery.
2005;21:71-79.
Mother
Care.
Diunduh
dari
http://www.bndes.gov.br/english/
studies/KangarooMother.pdf. 2008.
50 Haksari EL, Surjono A, Setyowireni D.Kangaroo mother care in low birth weight
infant: a randomized controlled trial. Pediatrica Indonesiana. 2002;42:3-4.