SID Air Baku Pulau Para, Kalama, Kahakitang, Mahangetang dan Pulau Batunderang
Kabupaten Kepulauan Sangihe
CV. CAHAYA KONSULTINDO
IX 6
Perikanan
dan
Kelautan
yang
bekerjasama
dengan
Gambar 9.1. Sumber air masyarakat existing berupa Bak Penampungan air Hujan dan
Sumur di Desa Behongan
SID Air Baku Pulau Para, Kalama, Kahakitang, Mahangetang dan Pulau Batunderang
Kabupaten Kepulauan Sangihe
CV. CAHAYA KONSULTINDO
IX 6
Gambar 9.2. Sumber air masyarakat yang belum dimanfaatkan Yaitu Mata Air Kelee dan
Mata air Lewae
pulau-pulau
tersebut
sudah
habis.
Sedangkan
Kampung
Taleko
SID Air Baku Pulau Para, Kalama, Kahakitang, Mahangetang dan Pulau Batunderang
Kabupaten Kepulauan Sangihe
CV. CAHAYA KONSULTINDO
IX 6
B. Pulau Para
Pulau
ini
merupakan
daearah
paling
air
yang
diguanakan
oleh
SID Air Baku Pulau Para, Kalama, Kahakitang, Mahangetang dan Pulau Batunderang
Kabupaten Kepulauan Sangihe
CV. CAHAYA KONSULTINDO
IX 6
Gambar 9.6. Sumur di Paralelle yang digunakan untuk Mandi dan cuci
C. Pulau Kalama
Pulau
Kalama
merupakan
salah
satu
selain
itu
pula
masyarakat
Kalama
SID Air Baku Pulau Para, Kalama, Kahakitang, Mahangetang dan Pulau Batunderang
Kabupaten Kepulauan Sangihe
CV. CAHAYA KONSULTINDO
IX 6
mendapatkan
penghasilan
terbesar
berbeda
(Kahakitang),
sehingga
untuk
memenuhi
kebutuhan
air
dilokasi
studi.
Namun
pulau
ini
bagi
masyarakat,
dimana
seluruh
SID Air Baku Pulau Para, Kalama, Kahakitang, Mahangetang dan Pulau Batunderang
Kabupaten Kepulauan Sangihe
CV. CAHAYA KONSULTINDO
IX 6
E. Pulau Batunderang
Pulau Batunderang merupakan satu-satunya
pulau dari kecamatan ini yang masuk dalam wilayah
studi. Dipulau ini terdapat beberapa sumber air baik
itu
digunakan
oleh
masyarakat
umum
maupun
penyaluran
air
dari
mata
air
ke
bak
SID Air Baku Pulau Para, Kalama, Kahakitang, Mahangetang dan Pulau Batunderang
Kabupaten Kepulauan Sangihe
CV. CAHAYA KONSULTINDO
IX 6
Kelebihan
Kelemahan
pada
DalakoBembanehe
Batusaiki-Taleko
Memiliki
lindongan/kampung
yang berjauhan dan tidak dalam
satu daerah tangkapan air.
Bak Tangkapan Air Hujan sudah
tua dan banyak yang kotor
Jarak dengan mata air Kelee
jauh kurang lebih 1,5 km dan
ketinggian
mata
air
jauh
dibawah (+12,97m) sedangkan
puncak bukit terendah +33 m.
Panjang daratan antara teluk
dimana Soa Behongan dan teluk
dimana
akan
dikembangkan
pariwisata bahari 205 m
sehingga sangat riskan jika
menggunakan air tanah sebagai
sumber air.
Kualitas Air dari sumur dangkal
mempunyai kesadahan yang
tinggi dengan debit air yang
sangat kecil
Memiliki
lindongan/kampung
yang berjauhan dan tidak dalam
satu daerah tangkapan air.
Hanya memiliki sumur sumber
air hanya pada daerah Makurese
dan Memaneke/Akuriang yang
kualitas
air
yang
memiliki
kesadahan yang tinggi
Bak Tangkapan Air Hujan sudah
tua dan banyak yang kotor
Perumahan penduduk ada yang
dibukit dan sumber air berada di
tepi pantai.
Memiliki
lindongan/kampung
yang berjauhan dan tidak dalam
SID Air Baku Pulau Para, Kalama, Kahakitang, Mahangetang dan Pulau Batunderang
Kabupaten Kepulauan Sangihe
CV. CAHAYA KONSULTINDO
IX 6
0,266
liter/detik
Kampung Batusaiki
berada
di
b. Pulau Para
Desa
Kelebihan
Memiliki beberapa sumur sebagai
sumber air dengan debit 0,18
liter/detik dan 0,16 liter/detik
Paralelle
Apelawo
c. Pulau Mahangetang
Desa
Kelebihan
Penataan Kampung yang baik
Soa
Mahangetang
Enematiang
Kelemahan
Memiliki
lindongan/kampung
yang berjauhan dan tidak dalam
satu daerah tangkapan air.
Bak Tangkapan Air Hujan sudah
tua dan banyak yang kotor
Kualitas Air dari sumur memiliki
kesadahan yang tinggi.
Beberapa perumahan penduduk
berada dibukit.
Mata air Aketuwo memiliki debit
air yang sangat kecil
Tidak
terdapat
sumber
air
lainnya selain bak penangkapan
air hujan
Berbeda daerah tangkapan air
dengan desa Paralelle
Bak Tangkapan Air Hujan sudah
tua dan banyak yang kotor
Kelemahan
Tidak terdapat sumber air lain
selain Bak Penangkap Air Hujan
Bak Tangkapan Air Hujan sudah
tua dan banyak yang kotor, Atap
seng sebagai pengkap air hujan
sudah banyak yang mengalami
korosi
Struktur tanah berbatu
Berbeda daerah tangkapan air
dengan Soa Mahangetang.
Memiliki sumur sumber air
SID Air Baku Pulau Para, Kalama, Kahakitang, Mahangetang dan Pulau Batunderang
Kabupaten Kepulauan Sangihe
CV. CAHAYA KONSULTINDO
IX 6
d. Pulau Kalama
Desa
Kelebihan
Penataan Kampung yang baik
Soa Kalama
e. Pulau Batunderang
Desa
Kelebihan
Terletak dekat dengan
Sangihe Besar
Pulau
Kelemahan
Sumber air lain jauh dan di tepi
pantai, jika air pasang mata air
ini akan tertutup oleh air laut.
Selain itu tidak terdapat sumber
air lain selain Bak Penangkap Air
Hujan
Bak Tangkapan Air Hujan sudah
tua dan banyak yang kotor, Atap
seng sebagai pengkap air hujan
sudah banyak yang mengalami
korosi
Struktur tanah berbatu
Kelemahan
Saluran air dari mata air ke bak
penampungan
terbuat
dari
bamboo yang sudah tua
Ada mata air yang belum
dimanfaatkan untuk masyarakat
umum
Kualitas
Air
baik
walau
mempunyai nilai BOD yang
melebihi ketentuan baku mutu
Faktor Lain:
Kondisi wilayah
Biaya Dan Metode Pelaksanaan
Sumb
er Air
Kuantitas /
Ketersediaan
Air
Alternatif Sistem
Penyediaan Air
Baku
Sistem
penyediaan air
baku usulan
SID Air Baku Pulau Para, Kalama, Kahakitang, Mahangetang dan Pulau Batunderang
Kabupaten Kepulauan Sangihe
CV. CAHAYA KONSULTINDO
Potensi
Sumber
Air
Kebutuhan air
penduduk
IX 6
Apabila dari hasil kajian tersebut, ternyata sumber air yang ada belum
dapat melakukan suplai secara menyeluruh, maka perlu dilakukan
investigasi potensi sumber air yang tersedia di wilayah tersebut. Ruang
SID Air Baku Pulau Para, Kalama, Kahakitang, Mahangetang dan Pulau Batunderang
Kabupaten Kepulauan Sangihe
CV. CAHAYA KONSULTINDO
IX 6
potensi
sumber
air
dan
merekomendasikan
sistem
BANGUNAN
AKUIFER
BUATAN
DAN
SIMPANAN
AIR
HUJAN
(ABSAH)
Bangunan ABSAH (Akuifer Buatan dan Simpanan Air Hujan) (gambar
9.10.) adalah bangunan penyediaan air baku mandiri yang terlepas dari
sistem penyediaan air umum. Bangunan ini dibuat dengan memanfaatkan
air hujan, yang dialirkan dari talang atap bangunan ke dalam akuifer atau
lapisan air tanah buatan (yaitu kerikil, pasir, hancuran bata merah, arang,
sedikit batugamping, pasir laut jika ada, ijuk dan bantalan-bantalan pasir),
yang kemudian disimpan di dalam reservoir, dan merupakan modifikasi
terhadap bangunan PAH (Penampung Air Hujan).
SID Air Baku Pulau Para, Kalama, Kahakitang, Mahangetang dan Pulau Batunderang
Kabupaten Kepulauan Sangihe
CV. CAHAYA KONSULTINDO
IX 6
Gambar 9.10. Bangunan Akuifer Buatan dan Simpanan Air Hujan (ABSAH)
Bangunan penampung air hujan (PAH) saat ini masih berukuran kecil
dengan kualitas air yang miskin mineral, dan kadang-kadang sering retak
akibat tidak adanya sistem pembasahan yang menerus terhadap bahan
bangunannya.
Dengan curah hujan yang tinggi dan dengan penguapan alami yang
bisa ditiadakan untuk skala lokal, maka volume air hujan yang dikumpulkan
bisa diperbesar asalkan bangunan penangkap air hujan yaitu atap
bangunan luasnya juga diperbesar dan cukup memadai. Dalam bangunan
ABSAH,
ukuran
resevoir
penyimpan
air
hujan
disesuaikan
dengan
b.
c.
bak akuifer buatan yang berisi material berupa pasir, pasir laut, kerikil,
hancuran bata merah, arang, kapur dan bantalan pasir serta ijuk
d.
SID Air Baku Pulau Para, Kalama, Kahakitang, Mahangetang dan Pulau Batunderang
Kabupaten Kepulauan Sangihe
CV. CAHAYA KONSULTINDO
IX 6
b.
fungsi bak penyimpan air adalah untuk menampung air yang lebih
bersih dari air aslinya
c.
d.
Lokasi yang paling sesuai untuk bangunan ABSAH ini antara lain:
a.
b.
daerah sulit air karena faktor geologi, yakni di daerah lolos air seperti
daerah batu gamping karst
c.
pulau-pulau
kecil
yang
mengalami
kesulitan
air
atau
perlu
e.
daerah yang kualitas airnya tidak bisa dipakai untuk keperluan tertentu
(misalnya air mengandung konsentrasi Fe atau Mn yang tinggi)
f.
g.
h.
i.
SID Air Baku Pulau Para, Kalama, Kahakitang, Mahangetang dan Pulau Batunderang
Kabupaten Kepulauan Sangihe
CV. CAHAYA KONSULTINDO
IX 6
b.
terjadi penguapan. Bagian yang boleh terbuka hanya bagian bak pengambil
air. Tutup berupa plat-plat beton dengan ukuran yang memungkinkan untuk
diangkat oleh satu orang dan disusun sedemikian rupa sehingga tidak ada
celah yang memungkinkan pemasukan air lain atau bahan pencemar
masuk kedalam akuifer buatan maupun kedalam tampungan.
Untuk daerah berair asin atau payau, daerah yang kualitas airnya tidak
bisa dipakai untuk keperluan tertentu dan daerah bergambut, dapat
dilakukan percampuran dengan air setempat, yang apabila dipakai secara
langsung tidak memenuhi syarat kualitas air bagi pemakai, dengan cara
rekayasa percampuran air dari tampungan dengan air setempat menurut
perbandingan tertentu.
Hal-hal yang harus diperhastikan dalam pemeliharaan bangunan
kombinasi ini antara lain:
a.
b.
c.
d.
SID Air Baku Pulau Para, Kalama, Kahakitang, Mahangetang dan Pulau Batunderang
Kabupaten Kepulauan Sangihe
CV. CAHAYA KONSULTINDO
IX 6
e.
SID Air Baku Pulau Para, Kalama, Kahakitang, Mahangetang dan Pulau Batunderang
Kabupaten Kepulauan Sangihe
CV. CAHAYA KONSULTINDO
IX 6
Energi yang relatif hemat. Konsumsi energi IPA RO relatif rendah untuk
kapasitas kecil, yaitu sekitar antara 8 - 9 kWh untuk air baku dengan
TDS 35.000 ppm dan 9 - 11 kWh untuk TDS 42.000 ppm (kapasitas
produksi 10 - 20 m3/hari).
2.
10
m3/hari),
seluruh
komponen
sistem
tersebut
hanya
4.
5.
6.
7.
Biaya produksi air minum bila dibandingkan dengan air mineral dalam
kemasan adalah jauh lebih murah, yaitu sekitar Rp. 15,- per liter.
Meskipun IPA RO tersebut mempunyai banyak manfaat, akan tetapi
SID Air Baku Pulau Para, Kalama, Kahakitang, Mahangetang dan Pulau Batunderang
Kabupaten Kepulauan Sangihe
CV. CAHAYA KONSULTINDO
IX 6
SID Air Baku Pulau Para, Kalama, Kahakitang, Mahangetang dan Pulau Batunderang
Kabupaten Kepulauan Sangihe
CV. CAHAYA KONSULTINDO
IX 6
secara
intuitif,~yaitu
dengan
melakukan
perbandingan
berpasangan
entukan
eara
yang
berpasangan/pairwise,
konsisten
menjadi
untuk
suatu
mengubah
himpunan
perbandingan
bilangan
yang
memiliki
banyak
keunggulan
dalam
menjelaskan
proses
SID Air Baku Pulau Para, Kalama, Kahakitang, Mahangetang dan Pulau Batunderang
Kabupaten Kepulauan Sangihe
CV. CAHAYA KONSULTINDO
IX 6
KRITERIA FUNGSI
Fungsi dapat dibedakan atas dua jenis yaitu Fungsi dasar yang merupakan
tujuan utama dari suatu kegiatan dan harus dipenuhi, dan Fungsi
Penunjang adalah suatu fungsi penunjang dari fungsi utama.
Fungsi Utama dari Sistem penyediaan air baku adalah
a. Ketersediaan
air
baku
yaitu
debit
yang
ada
dapat
memenuhi
kebutuhan masyarakat
b. Kualitas
disyaratkan.
Sedangkan sebagai fungsi penunjang adalah : ketersediaan sumber-sumber
air yaitu seberapa banyak sumber-sumber air yang ada dan dapat melayani
masyarakat.
KRITERIA KESESUAIAN LOKASI
Kriteria ini menggambarkan tentang hubungan antara lokasi sumber air
dengan daerah yang akan diberi air. Sebagai contoh di Desa Behongan
Terdapat mata air yang posisinya terletak pada +12,97 m dari permukaan
laut yang jika akan dialirkan ke Soa Behongan (Ibu kota Kecamatan
Tatoareng) harus melewati suatu bukit terendah dibelakang Soa Behongan
dengan ketinggian + 33 m dan jarak 3,5 km (karena
harus memutar
bukit). Hal ini dapat dikatakan bahwa lokasi sumber air dan lokasi yang
akan diberikan air kurang sesuai.
KRITERIA BIAYA
Kriteria
ini
memberikan
pengertian
bahwa
semakin
murah
biaya
pembuatan suatu system penyediaan air baku akan semakin baik. Namun
tidak
menutup
kemungkinan
bahwa
system
yang
akan
digunakan
SID Air Baku Pulau Para, Kalama, Kahakitang, Mahangetang dan Pulau Batunderang
Kabupaten Kepulauan Sangihe
CV. CAHAYA KONSULTINDO
IX 6
Perawatan
merupakan
suatu
kriteria
yang
harus
dipertimbangkan,
yang
terbatas,
maka
kriteria
tentang
kemudahan
dalam
Bob
ot
(%)
Ketersediaan air
49,1
7
Kesesuaian Lokasi
24,1
2
Biaya
13,0
6
Asumsi dasar
Ket
SID Air Baku Pulau Para, Kalama, Kahakitang, Mahangetang dan Pulau Batunderang
Kabupaten Kepulauan Sangihe
CV. CAHAYA KONSULTINDO
IX 6
Perawatan
9,58
Kemudahan
Pelaksanaan
4,06
semakin baik.
Sistem yang ada jika tidak dapat
dirawat
oleh
masyarakat
akan
membuat
mubasir
semua
yang
diinvestasikan dan masalah yang ada
akan muncul kembali serta tidak
menutup
kemungkinan
akan
menimbulkan masalah yang baru.
Semakin mudah pelaksanaan untuk
membangun sistem penyediaan air
baku akan semakin baik. Hal ini akan
berkorelasi dengan biaya dimana
semakin sulit pelaksanaannya akan
mengakibatkan
biaya
semakin
meningkat.
C. Penilaian
Untuk mendapatkan suatu alternatif pemecahan masalah digunakan
suatu cara Analysis Hirarchi Process (AHP) yang memberikan nilai dari
masing-masing sistem alternatif terhadap kriteria-kriteria yang telah
ditentukan, kemudian nilai tertinggi dari alternatif-alternatif yang akan
merupakan alternatif usulan pemecahan masalah.
D. Langkah-langkah Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah
Dalam penentuan alternatif pemecahan masalah ditempuh melalui
langka-langkah sebagai berikut :
1.
2.
Menentukan kriteria-kriteria
3.
4.
5.
SID Air Baku Pulau Para, Kalama, Kahakitang, Mahangetang dan Pulau Batunderang
Kabupaten Kepulauan Sangihe
CV. CAHAYA KONSULTINDO
IX 6
Pulau
Kahakitang
terdapat
desa
yang
terdiri
dari
Kriteria
1
2
3
4
5
Katersediaan Air
Kesesuaian Lokasi
Biaya
Perawatan
Kemudahan Pelaksanaan
Hasil AHP
ABSAH
Score
Bobot
0,4917
0,2412
0,1306
0,0958
0,0406
0,4917
0,3326
0,0848
0,1786
0,0646
IPA RO
Score
0,40685
0,20784
0,12374
0,20867
0,0529
0,2779
Jaringan Pipa
Score
0,23226
0,40904
0,14302
0,14594
0,06974
0,2885
0,2484
Dari hasil AHP didapatkan score tertinggi pada IPA-RO yang mempunyai
perbedaan sangat kecil dengan metode penampungan air hujan. Mengingat
kampong
ini
sebagai
ibukota
kecamatan
Tatoareng,
maka
akan
Dari score yang didapat, maka dilokasi ini akan digunakan Jaringan
Pipa yaitu dengan menangkap di Mata air Kelee dan mengalirkannya ke
hidran-hidran di kampung Sowang.
SID Air Baku Pulau Para, Kalama, Kahakitang, Mahangetang dan Pulau Batunderang
Kabupaten Kepulauan Sangihe
CV. CAHAYA KONSULTINDO
IX 6
3. Batusaiki
Dari score yang didapat, maka dilokasi ini akan digunakan Jaringan
Pipa yaitu dengan memanfaatkan sumur yang ada, menampungnya pada
reservoir dan mengalirkannya ke hidran-hidran di kampung Batusaiki.
4. Taleko
Dari score yang didapat, maka dilokasi ini akan digunakan Metode
ABSAH yaitu dengan memanfaatkan atap gereja sebagai salah satu media
penangkapan air hujan dan mengalirkannya ke hidran-hidran di kampung
Taleko.
5. Dalako
Dari score yang didapat, maka dilokasi ini akan digunakan Metode
ABSAH yaitu dengan memanfaatkan atap gereja sebagai salah satu media
penangkapan air hujan dan mengalirkannya ke hidran-hidran di kampung
Dalako.
SID Air Baku Pulau Para, Kalama, Kahakitang, Mahangetang dan Pulau Batunderang
Kabupaten Kepulauan Sangihe
CV. CAHAYA KONSULTINDO
IX 6
6. Bombanehe
Dari score yang didapat, maka dilokasi ini akan digunakan Metode
ABSAH yaitu dengan memanfaatkan atap gereja sebagai salah satu media
penangkapan air hujan dan mengalirkannya ke hidran-hidran di kampung
Bombanehe.
B. Pulau Para
Dari score yang didapat, maka dilokasi ini akan digunakan Metode
Jaringan Pipa yaitu dengan memanfaatkan sumur-sumur yang ada,
menampung dan mengalirkannya ke hidran-hidran di kampung Paralelle.
C. Pulau Kalama
Dari score yang didapat, maka dilokasi ini akan digunakan Metode
ABSAH yaitu dengan memanfaatkan atap gereja sebagai salah satu media
SID Air Baku Pulau Para, Kalama, Kahakitang, Mahangetang dan Pulau Batunderang
Kabupaten Kepulauan Sangihe
CV. CAHAYA KONSULTINDO
IX 6
D. Pulau Mahangetang
Pulau
Mahangetang
merupakan
salah
satu
pulau
yang
tidak
Dari score yang didapat, maka dilokasi ini akan digunakan Metode
ABSAH yaitu dengan memanfaatkan atap gereja sebagai salah satu media
penangkapan air hujan dan mengalirkannya ke hidran-hidran di kampung
Soa Mahangetang. Namun mengingat daerah ini merupakan salah satu
daerah tujuan wisata bahari, dapat ditambahkan dengan IPA-RO.
E. Pulau Batunderang
Batunderang memiliki beberapa mata iar sebagai sumber air dan saat
ini masyarakat memanfaatkannya dengan membuat jaringan jari bambu.
Dari score yang didapat, maka dilokasi ini akan digunakan Jaringan
Pipa yaitu dengan memanfaatkan mata air yang ada, menampungnya pada
reservoir dan mengalirkannya ke hidran-hidran di kampung Batunderang.
SID Air Baku Pulau Para, Kalama, Kahakitang, Mahangetang dan Pulau Batunderang
Kabupaten Kepulauan Sangihe
CV. CAHAYA KONSULTINDO
IX 6
Pulau
Kahakitang
terdapat
desa
yang
terdiri
dari
1.174
2.466
REN CA NA HIDR AN
351.400,00
2.226
2.156
SKALA
2.427
1.624
10 Cm
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100 M
R ENC AN A HIDRAN
2.373
3.238
BM 05
X : 779.707,000
Y : 351.124,000
Z : 2.258
2.058
2.309
Teluk Behongan
351.200,00
LAUT
RE NC AN A BA K AIR P A YAU
KAN TOR CA M AT
2.058
P OLSEK
LAPA NGAN
BOLA KA KI
RE NC AN A HID RAN
2.258
C OLD STORAG E
351.100,00
R UM A H/ KAN TOR
A P ITALAU
2.061
2.42
2.125
780.200,00
780.100,00
780.000,00
779.900,00
779.800,00
779.700,00
779.600,00
779.500,00
351.000,00
SID Air Baku Pulau Para, Kalama, Kahakitang, Mahangetang dan Pulau Batunderang
Kabupaten Kepulauan Sangihe
CV. CAHAYA KONSULTINDO
IX 6
seperti mata air yang dapat dialirkan menuju lokasi ini. Bak Penampungan
Air Hujan akan ditempatkan dekat dengan gereja GMIST Behongan yang
kemudian akan dialirkan kehidran yang terdapat di 4 (empat) lokasi.
Sedangkan IPA RO akan ditempatkan didekat kantor kecamatan yang
jaringan pipanya akan menggunakan jaringan pipa yang sama dengan
jaringan pipa dari ABSAH.
Sowang
Sowang merupakan lindongan dari Behongan yang dapat dialiri oleh
air yang bersumber dari mata air Kelee dengan cara menangkap dengan
menggunakan
bronkcapter
dan
menyalurkan
ke
hidran-hidran
yang
C P.T1
X : 780.220,438
Y : 350 .612,000
Z : 15.923
15.723
15.723
350.500,00
10.988
13.202
12.007
9.363
10.039
KA M P UN G S O W AN G
5.824
SKAL A
350.400,00
10
Cm
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100 M
4.525
350.300,00
3.935
C P .T2
X : 780.298,636
Y : 350.306,884
Z : 7.011
6.831
2.606
6.831
1.443
1.336
350.200,00
1.701
0.491
- 0.006
2.581
1.301
1.993
350.100,00
L A UT
35.64
9.968
7 8 0 .8 0 0 ,0 0
7 8 0 .7 0 0 ,0 0
7 8 0 . 6 0 0 ,0 0
18.588
7 8 0 . 5 0 0 ,0 0
7 8 0 . 4 0 0 ,0 0
7 8 0 .3 0 0 ,0 0
7 8 0 .2 0 0 ,0 0
7 8 0 . 1 0 0 ,0 0
33.737
20.764
Batusaiki
Batusaiki merupakan satu-satu sumber air yang ketersediaanya paling
banyak dikecamatan Tatoareng dengan kualitas yang memenuhi standar
baku mutu. Namun sayangnya air yang bersumber dari sumur didesa ini
sangat sulit untuk dialirkan ke kampung lain mengingat kondisi geografi
SID Air Baku Pulau Para, Kalama, Kahakitang, Mahangetang dan Pulau Batunderang
Kabupaten Kepulauan Sangihe
CV. CAHAYA KONSULTINDO
IX 6
peta
situasi
untuk
kampung/lindongan
ini
digambarkan
diatas
penampungan
sumur
dan
untuk
kemudian
selanjutnya
airnya
didistribusikan
dipompakan
ke bak
kehidran-hidran
yang
6.12
3.77
5.64
350.200,00
1.758
1.852
10.09
1.886
0.75
1.47
20.19
3.604
2.09
-0.55
1.825
BM
X : 778.308,000
Y : 350.163,000
Z : 3.804
3.604
13.02
1.70
-0.27
20.99
1.449
24.63
1.65
1.66
350.100,00
10 Cm
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100 M
778.300,00
0
0
778.200,00
778.100,00
SKALA
778.400,00
33.29
Taleko
Dikampung Taleko akan digunakan Metode ABSAH yaitu dengan
memanfaatkan atap gereja yang terletak lebih tinggi dari sebagian besar
rumah penduduk dikampung ini, sehingga digunakan sebagai salah satu
media penangkapan air hujan dan mengalirkannya ke hidran-hidran di
kampung Taleko.
Adapun lokasi hidran dikampung ini akan disediakan pada empat
tempat yaitu di samping bak penampungan untuk melayani penduduk yang
tinggal disekitar gereja, didaerah puncak untuk melayani penduduk yang
tinggal di daerah bukit, didaerah tengah bukit, dan didaerah pantai. Peta
situasi kampung dapat dilihat pada gambar berikut ini
SID Air Baku Pulau Para, Kalama, Kahakitang, Mahangetang dan Pulau Batunderang
Kabupaten Kepulauan Sangihe
CV. CAHAYA KONSULTINDO
IX 6
SKALA
350.900,00
10
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100 M
Cm
2.32
3.43
CP
X : 777.872,000
Y : 350.772,000
Z : 15.459
14.349
2.207
350.800,00
14.058
2.36
3.00
23.965
14.349
27.83
3.66
15.305
18.971
16.05
22.231
25.656
17.56
777.900,00
777.800,00
777.700,00
350.700,00
Dalako
L AUT
2.072
4.24
4.95
1.00
2.816
sumur
20.59
21.066
352.400,00
15.17
22.79
13.92
CP
X : 779.322,000
Y : 352.377,000
Z : 21.266
21.066
2.85
17.52
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100 M
Cm
7 7 9 .4 0 0 ,0 0
1
10
7 7 9 .3 0 0 ,0 0
0
0
7 7 9 .2 0 0 ,0 0
S KA LA
SID Air Baku Pulau Para, Kalama, Kahakitang, Mahangetang dan Pulau Batunderang
Kabupaten Kepulauan Sangihe
CV. CAHAYA KONSULTINDO
IX 6
Bombanehe
58.72
60.70
64.17
62.68
63.02
0.00
65.56
1.98
2.04
66.19
64.08
21.48
60.79
66.620
67.72
68.300
352.400,00
2.353
2.06
62.720
16.30
58.520
27.58
CP
X : 778.921,073
Y : 352.394,981
Z : 66.820
66.620
20.718
21.131
56.460
26.895
47.109
42.330
29.70
BM
X : 778.949,000
Y : 352.397,000
Z : 68.500
68.300
55.703
SKALA
10
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100 M
779.000,00
778.900,00
778.800,00
778.700,00
778.600,00
778.500,00
352.300,00
Cm
SID Air Baku Pulau Para, Kalama, Kahakitang, Mahangetang dan Pulau Batunderang
Kabupaten Kepulauan Sangihe
CV. CAHAYA KONSULTINDO
IX 6
339.700,00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.977
339.600,00
1.129
1.394
R UM AH / K ANT OR
A PITALAU
0.82
1.40
0.89
S UM UR
S D GM IS T
0.59
1.455
0.83
1.01
339.500,00
G EREJ A
LAU T
2.252
0.62
0.76
0.68
0.966
- 1.75
0.18
0.94
0.70
1.713
1.183
339.400,00
1.89
BM
X : 777.892,000
Y : 339.347,000
Z : 1.713
1.183
CP
X : 777.924,000
Y : 339.377,000
Z : 2.252
2.102
KA M P UN G P ARA
1.74
S KAL A
10
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100 M
Cm
339.300,00
7 7 8 .0 0 0 ,0 0
7 7 7 .8 0 0 ,0 0
7 7 7 .9 0 0 ,0 0
2.55
C. Pulau Kalama
Di Pulau Kalama ini akan digunakan Metode ABSAH yaitu dengan
memanfaatkan atap gereja sebagai salah satu media penangkapan air
hujan dan mengalirkannya ke hidran-hidran di kampung Soa Kalama
sejumlah 4 buah yaitu bertempat di samping bak penampungan air,
samping kiri kampung, samping kanan kampung dan bagian tengah muka
kampung.
R U M AH A PITALAU
5.06
4.70
2.92
2.98
2.61
1.790
BM
X :
Y :
Z :
357.900,00
0.728
1.39
1.04
BM
X : 772.450,848
Y : 357.889,147
Z : 0.928
0.728
1.890
0.59
0.949
CP 1
X : 772.511,048
Y : 357.849,664
Z : 1.139
0.949
2.632
1.679
357.800,00
10
20
30
40
50
60
10
70
80
90
100 M
- 2.246
7 7 2 .7 0 0 ,0 0
0.59
7 7 2 .6 0 0 ,0 0
7 7 2 .4 0 0 ,0 0
1.417
7 7 2 .5 0 0 ,0 0
KA M P UN G KA LA M A
S K ALA
07
772.576,000
357.911,000
3.804
3.604
D. Pulau Mahangetang,
SID Air Baku Pulau Para, Kalama, Kahakitang, Mahangetang dan Pulau Batunderang
Kabupaten Kepulauan Sangihe
CV. CAHAYA KONSULTINDO
IX 6
di
kampung
Soa
Mahangetang.
Hidran-hidran
di
Soa
6.036
772.400,000
3.231
6.260
6.799
7.19
7.022
6.97
7.37
8.009
8.13
772.300,000
BM 07
X : 772.154,240
Y : 347.980,317
Z : 6.648
6.448
1.24
3.46
6.448
7.45
5.70
772.200,000
9.15
6.60
7.901
8.39
CP 1
X : 772.237,000
Y : 347.945,000
Z : 8.101
7.901
9.15
10.66
772.100,000
KA M P UN G M AHEN GETA N G
2
10
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100 M
3 4 8 .4 0 0 ,0 0
3 4 8 .3 0 0 ,0 0
3 4 8 .2 0 0 ,0 0
3 4 8 .1 0 0 ,0 0
3 4 8 .0 0 0 ,0 0
3 4 7 .9 0 0 ,0 0
3 4 7 .8 0 0 ,0 0
S KA LA
E. Pulau Batunderang
Dipulau Batunderang ini akan digunakan Jaringan Pipa yaitu dengan
memanfaatkan mata air yang ada, menampungnya pada reservoir dan
mengalirkannya ke hidran-hidran di kampung Batunderang. Hidran akan
ditempatkan pada desa Batunderang sebanyak 6 (enam) lokasi.
SID Air Baku Pulau Para, Kalama, Kahakitang, Mahangetang dan Pulau Batunderang
Kabupaten Kepulauan Sangihe
CV. CAHAYA KONSULTINDO
IX 6
3 71.300,00
3 3.17
34.058
3 71.200,00
17.36 8
3 71.100,00
12.03
7.373
12 .0 3
12.03
9.200
B AL AI D ES A
3 71.000,00
12.16
8.33
S D GM IS T
7.44
1 0.24
1 1.406
CP
X :
Y :
Z :
1 4.64
11.706
789 .420,438
370.9 48,351
11.606
11.406
1 6.897
BM 05
X : 789.5 19,0 00
Y : 370.967,000
Z : 8.333
8.133
KA M P U N G BATU N DE RA N G
S KA LA
10
Cm
10
20
30
40
50
60
70
80
90
10 0 M
15.618
15.71
11.76 3
3 70.900,00
R U M A H/ K AN TOR
A P ITA LA U
B M - BPN
X : 7 89.473,761
Y : 370.910,380
Z : 1 5.768
15 .6 18
14.976
13.06 0
7 8 9 . 9 0 0 ,0 0
7 8 9 . 8 0 0 ,0 0
7 8 9 . 7 0 0 ,0 0
7 8 9 . 6 0 0 ,0 0
12.03
7 8 9 . 5 0 0 ,0 0
L AU T
7 8 9 .4 0 0 , 0 0
7 8 9 .3 0 0 , 0 0
13.21
3 70.800,00
2.
3.
4.
a.
SID Air Baku Pulau Para, Kalama, Kahakitang, Mahangetang dan Pulau Batunderang
Kabupaten Kepulauan Sangihe
CV. CAHAYA KONSULTINDO
IX 6
Tabel 9. 4. Tabel Konsep desain untuk pulau Lainnya dalam daerah studi tahun
2010
Dimana :
KA/Hari
KAM/Hari
SD
SKBTH
SPAB
SKA
SKAM
b.
KA/Hari
1
39,78
19,01
25,30
15,50
30,13
22,96
KAM/Hari
2
10,61
5,07
6,75
4,13
8,03
6,12
SD
3
35,59
13,19
17,55
13,95
26,90
20,53
SKBTH
4
-4,19
-5,83
-7,76
-1,55
-3,24
-2,44
SPAB
5
5,00
19,87
8,65
1,60
3,40
2,60
SKA
6=5-4
0,81
14,04
0,89
0,05
0,16
0,16
SKAM
7=5-2
-5,61
14,80
1,90
-2,53
-4,63
-3,52
Tabel 9. 6. Tabel Konsep desain untuk pulau Lainnya dalam daerah studi tahun
2015
DESA/LINDONGAN
Mahangetang
Para
Kalama
Batunderang
Dimana :
KA/Hari
KAM/Hari
KA/Hari
1
18,85
54,75
66,03
80,61
KAM/Hari
2
5,03
14,60
17,61
21,50
SD
3
18,88
48,34
65,13
23,33
SKBTH
4=3-1
0,02
-6,41
-0,90
-57,29
SPAB
5
0,00
7,06
1,00
58,66
SKA
6=5-4
0,02
0,64
0,10
1,37
SKAM
7=5-2
-5,03
-7,54
-16,61
37,16
SID Air Baku Pulau Para, Kalama, Kahakitang, Mahangetang dan Pulau Batunderang
Kabupaten Kepulauan Sangihe
CV. CAHAYA KONSULTINDO
IX 6
SD
KA/Hari
1
96,99
46,35
61,69
37,80
73,45
55,98
KAM/Hari
2
25,86
12,36
16,45
10,08
19,59
14,93
SD
3
67,26
42,86
57,04
34,95
67,92
51,76
SKBTH
4
-29,73
-3,49
-4,65
-2,85
-5,53
-4,22
SPAB
5
30,00
19,87
6,73
3,00
5,60
4,40
SKA
6=5-4
0,27
16,38
2,08
0,15
0,07
0,18
SKAM
7=5-2
4,14
7,51
-9,72
-7,08
-13,99
-10,53
Tabel 9. 8 Tabel Konsep desain untuk pulau Lainnya dalam daerah studi tahun
2025
DESA/LINDONGAN
Mahangetang
Para
Kalama
Batunderang
Dimana :
KA/Hari
KAM/Hari
SD
SKBTH
SPAB
SKA
SKAM
KA/Hari
1
20,02
53,29
133,71
209,09
KAM/Hari
2
5,34
14,21
35,66
55,76
SD
3
13,88
45,60
126,21
81,98
SKBTH
4=3-1
-6,14
-7,69
-7,50
-127,11
SPAB
5
6,20
8,06
7,60
48,00
SKA
6=5-4
0,06
0,37
0,10
-79,11
SKAM
7=5-2
0,86
-6,15
-28,06
-7,76
SID Air Baku Pulau Para, Kalama, Kahakitang, Mahangetang dan Pulau Batunderang
Kabupaten Kepulauan Sangihe
CV. CAHAYA KONSULTINDO
IX 6
SID Air Baku Pulau Para, Kalama, Kahakitang, Mahangetang dan Pulau Batunderang
Kabupaten Kepulauan Sangihe
CV. CAHAYA KONSULTINDO
IX 6