Anda di halaman 1dari 12

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Danau Semayang adalah sebuah danau yang berlokasi di daerah aliran sungai Mahakam di

Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Indonesia. Danau ini memiliki luas sekitar

13.000 hektare. Danau Semayang berada di sebelah kiri sungai Mahakam dan bersebelahan

dengan Danau Melintang yang terletak disebelah kanan Mahakam. Danau Semayang terdapat di

Daerah Mahakam Tengah (DMT), merupakan salah satu lingkungan lahan basah terbesar di

Kalimantan. Keanekaragaman hayati di Lingkungan danau Semayang cukup tinggi, termasuk

biota perairan maupun terestrial, juga sumber daya air yang melimpah untuk berbagai aktivitas

masyarakat sekitar. Bisa dikatakan lingkungan Danau Semayang merupakan zona yang memiliki

kekayaan plasma nutfah yang dan wilayah ekologis yang mempunyai nilai ekonomi potensial

untuk berbagai kegiatan.

Danau memiliki total tampungan yang sangat besar, dan masih perlu mendapatkan

perhatian serius terkait operasi dan pemeliharaan maupun pengelolaannya agar fungsi dan

manfaatnya dapat ditingkatkan antara lain untuk penyediaan kebutuhan air baku, pariwisata,

perikanan, irigasi dapat dioptimalkan. Danau Semayang dan Danau Melintang merupakan

danau terbesar di Kalimantan Timur.

Secara geografis danau Semayang terletak pada koordinat 0013’24,48” S dan 116 0

27’17,55” E, Dan juga terjadi penurunan kualitas air di danau semayang tesebut. Di danau ini

wisatawan dapat menikmati pemandangan hamparan air sungai yang tenang dan juga kicauan

burung. Keindahan alam ini mencapai puncaknya pada saat matahari terbit dan matahari

terbenam. Seolah-olah matahari terbit dan tenggelam ditengah rimba Pulau Kalimantan. Selain

sebagai kawasan wisata alam, danau ini dijadikan sebagai sumber mata pencaharian penduduk
2

yang ada disekitar danau, dan sebagai salah satu pusat perikanan di Kabupaten Kutai

Kartanegara. Namun keadaannya sangat menyedihkan ketika musim kemarau tiba. Sebagian

besar permukaan danau mengalami kekeringan terutama di daerah pinggiran danau, seperti

bagian danau yang terletak di sebelah barat dan timur desa Semayang. Yang tersisa hanya alur-

alur air ditengah danau dengan kedalaman sekitar 0,5 meter. Alur-alur inilah yang dijadikan

masyarakat sebagai jalur transportasi perahu ’ketinting’. Dari hasil pengamatan tersebut dapat

dilihat bahwa yang terjadi di danau Semayang telah menjadi alih fungsi danau oleh masyarakat,

karena dalam keadaan musim panas berkepanjangan masyarakat sekitar yang sebelumnya

berprofesi sebagai nelayan beralih profesi menjadi petani. Masyarakat sekitar bercocok tanam

didaerah yang dangkal. Akibat kemarau yang berkepanjangan maka terjadi kebakaran di sekitar

lokasi danau sehingga mengakibatkan terjadinya lahan kritis di Daerah Tangkapan Air.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :


1. Bagaimana keadaan umum danau Semayang?
2. Apa saja permasalahan di ekosistem danau Semayang?
3. Bagaimana teknik penyelamatan ekosistem danau Semayang?

1.3.Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui keadaan umum danau Semayang.
2. Untuk mengetahui permasalahan di ekosistem danau Semayang.
3. Untuk mengetahui teknik penyelamatan ekosistem danau Semayang.
3

II. PEMBAHASAN

2.1. Potensi Danau Semayang

2.1.1. Keadaan Umum Danau Semayang

Danau Semayang, merupakan salah satu danau terluas di Kalimantan Timur yang

terkenal sebagai salah satu sentra perikanan terbesar di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).

Potensi perikanan danau semayang terutama dari hasil tangkapan sangat melimpah. Danau

Semayang terdapat di Daerah Mahakam Tengah (DMT), merupakan salah satu lingkungan lahan

basah terbesar di Kalimantan. Keanekaragaman hayati di lingkungan danau Semayang cukup

tinggi, termasuk biota perairan maupun terestrial, juga sumberdaya air yang melimpah untuk

berbagai aktifitas masyarakat sekitar. Bisa dikatakan lingkungan Danau Semayang merupakan

zona yang memiliki kekayaan plasma nutfah yang dan wilayah ekologis yang mempunyai nilai

ekonomi potensial untuk berbagai kegiatan.

Berdasarkan potensi yang ada tersebut, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(Bappeda) Kukar bekerjasama dengan Jurusan Manajemen Sumber Daya Perairan Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan Univerisitas Mulawarman (Unmul), melakukan penelitian valuasi

ekonomi ekosistem dan sumberdaya di lingkungan danau Semayang. Hasil penelitian tersebut di

seminarkan belum lama ini di Bappeda Kukar, yang disampaikan oleh, Adnan, Muchlis Effendi,

Moh Mustakim dan Erwan Sulistyanto dari Fak Perikanan dan Ilmu Kelautan Unmul. Dari hasil

survey yang dilakukan, lingkungan danau Semayang merupakan lingkungan perairan dengan

tipologi lingkungan yang terdiri daerah lithoral dan pelagik yang ditandai dengan adanya

tumbuhan air yang berada dipinggir-pinggir danau dan memiliki permukaan air yang cukup luas.

Disamping itu dari hasil survey untuk melihat kondisi mophometri dasar danau dan tingkat

kedalaman menunjukan danau semayang memiliki kedalaman yang relative dangkal dengan rata-
4

rata kedalaman sekitar 2,3 m dan bentuk morphometri dasar danau yang landai. Hal ini

dikarenakan adanya proses pendangkalan dan sedimentasi yang diakibatkan dari kegiatan

konversi hutan pada daerah tangkapan air menjadi lahan pertanian, tambang batu bara,

perkebunan, kelapa sawit dan lain-lain.

2.1.2. Sumberdaya Perikanan Danau Semayang

Jenis-jenis ikan yang tertangkap di Danau Semayang dari hasil survey dan wawancara

yang dilakukan ternyata memiliki keanekaragaman yang cukup tinggi diantaranya; yaitu yang

paling banyak Ikan Toman (Snake Head/Chana SP), Lais (Krytoterus SP), Jelawat (Laptobarbus

Hoeveni), Haruan (Chana Striata), Puyu (Anabas Testudineus), Baung (Hemibragus), serta

udang galah ( Macrobrancium Rosenbergii). Dengan melimpahnya potensi perikanan di Danau

Semayang itu, maka mayoritas warga sekitar danau berprofesi sebagai pengusaha ikan, baik

perikanan tangkap maupun olahan. Selain potensi perikanan, Danau Semayang juga sangat

bermanfat bagi kehidupan warga sekitarnya. Hasil survey dan wanwancara dengan masyarakat

yang tinggal disekitar danau menginformasikan bahwa danau Semayang memliki nilai guna

yang cukup besar dan kompleks. Selain untuk usaha perikanan, Danau Semayang juga berfungsi

sebagai sarana transportasi, ekologi, pendidikan, dan bahkan rekreasi.

2.1.3. Sebagai Jalan Pintas Transportasi

Berbagai manfaat langsung dari Danau Semayang adalah sebagai jalan pintas transportasi

dari Kecamatan Kota Bangun ke Kahala. dan tentu saja sebagai daerah penangkapan

ikan serta tempat budidaya dengan karamba. Sedangkan guna tidak langsungnya yaitu sebagai

penyimpan air yang berguna dalam pengendalian banjir. Dari hasil penelitian Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah (Bappeda) Kukar bekerjasama dengan Jurusan Manajemen Sumber Daya

Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Univerisitas Mulawarman (Unmul), didapatkan
5

bahwa nilai Guna Langsung ( Direct Use Value) Danau Semayang melalui Pendekatan valuasi

ekonomi sumberdaya alam dengan menggunakan dan menghitung nilai guna langsung. Indikasi

besarnya pendapatan yang cukup tinggi diperoleh masyarakat yang tinggal disekitar danau

memberikan pemahaman bahwa sumberdaya dan keberadaan danau Semayang memberikan

kontribusi secara ekologis dan ekonomi kepada masyarakat. Nilai guna langsung sumberdaya

alam danau Semayang dari Akumulasi Surplus kegiatan ekonomi yang meliputi kegiatan

penangkapan ikan, budidaya keramba, dan kegiatan transportasi adalah sebesar

Rp.43.360.055.729 (43,3 Miliar lebih) per tahun. Kontribusi dari nilai langsung sumberdaya

alam danau Semayang diperoleh dari kegiatan penangkapan ikan dengan presentasi kontribusi

sebesar 57%, kegiatan budidaya keramba sebesar 32%,dan kegiatan transportasi sebesar 11%.

2.1.4. Pertanian Padi

Selain ikan, masyarakat juga menanam padi, pada saat musim kering. Hasil pertanian ini

cukup tinggi terutama puncak produktivitas pada tahun 1997 (saat kemarau panjang) dengan

hasil produksi 3,5 ton/ha. Namun di tahun-tahun selanjutnya telah menurun kembali. Hal ini

disebabkan karena padi yang ditanam belum sempat memberikan hasil namun air pasang naik

telah kembali sehingga gagal panen. Hal ini membuat masyarakat ragu menanam padi, karena

terkadang salah prediksi cuaca yang tidak menentu.

2.2. Permasalahan Danau Semayang

2.2.1. Pendangkalan

Pada saat kemarau, beberapa bagian dari badan danau menjadi dangkal, yang

memberikan peluang berkembangnya tumbuhan air. Perkembangan tumbuhan air yang pesat

dikhwatirkan menyebabkan laju pendangkalan di danau. Tumbuhan air mempercepat laju

penguapan air danau. Tumbuhan air akan berkembang secara pesat saat air dangkal, kemudian
6

akan mati saat permukaan air danau merangkak naik dan menumpuk didasar danau. Lajunya

pendangkalan daerah perairan akan menyebabkan munculnya masalah terhadap populasi pesut,

karena wilayah geraknyaakan terbatasi. Semakin n sempit ruang Pesut, peluang untuk terluka

akibat hantaman transfortasi air akan semakin besar mengingat wilayah curam dasar danau

Semayang hanya sedikit, terutama dibagian alur-alur transportasi yang menghubungkan danau

Melintang dari arah danau Semayang dari utara yang bergabung menuju sungai pela. Selain

penumpukan tumbuhan air didasar danau, pendangkalan danau juga disebabkan pengaruh erosi

hulu sungai Mahakam.

Proses sedimentasi yang semakin mengkhwatirkan bisa berdampak pada berlangsungnya

proses suksesi danau. Apabila suksesi danau semayang menjadi daratan terjadi, maka fungsi

sebagai penampung air akan hilang. Hal ini akan menimbulkan kerugian dan kompleks, baik

kerugian imateri maupun materi. Untuk itu sebaiknya dilakukan upaya-upaya untuk mencegah

terjadinya pendangkalan, yaitu dengan pengerukan. Dari hasil penelitian Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah (Bappeda) Kukar bekerjasama dengan Jurusan Manajemen Sumber Daya

Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Univerisitas Mulawarman (Unmul), Danau

Semayang memiliki nilia strategis, baik secara ekologis, sosial dan ekonomi. Maka pentingnya

nilai ekonomi suatu kawasan yang memiliki Sumberdaya Alam yang cukup besar seperti Danau

Semayang dapat membantu pengambil kebijakan dalam menentukan langkah-langkah strategis

pengelolaan kawasan sehingga dapat memenuhi kaidah-kaidah pembangunan berkelanjutan.

2.2.2. Pecemaran Perairan

Kegiatan transportasi adalah sebesar Rp.43.360.055.729 (43,3 Miliar lebih) per tahun.

Kontribusi dari nilai langsung sumberdaya alam danau Semayang diperoleh dari kegiatan

penangkapan ikan dengan presentasi kontribusi sebesar 57%, kegiatan budidaya keramba sebesar
7

32%,dan kegiatan transportasi sebesar 11%. Dari ketiga kegiatan ini akan menyebabkan

terjadinya pencemaran perairan seperti tumpahan minyak bakar, oli, pemberian pakan yang

berlebihan pada keramba dan ditambah lagi dengan pembuangan sampah yang dilakukan oleh

masyrakat yang bermukim disekitar daerah danau. Pembuangan limbah domestik oleh masyrakat

tanpa menampung dan mengolah nya terlebih dahulu, hal ini menyebabkan kualitas perairan

danau Semayang menurun dan terlihat kotor sehingga tidak dapat menghasilkan sumberdaya

ikan dalam jumlah yang besar dan jenis ikan yang beragam.

2.2.3. Alih Fungsi Lahan

Pemanfaatan ruang atau wilayah yang tidak sesuai dengan peruntukannya oleh

masyarakat setempat. Akibat bertambahnya populasi penduduk di sekitar danau Semayang ini,

mendorong keinginan masyarakat untuk mendirikan rumah di daerah danau Semayang ini.

Jumlah penduduk yang berada disekitar danau ini yaitu 11.692 orang Selanjutnya, karena

masyarakat butuh penghasilan untuk memenuhi kebutuhannya, pada saat musim kemarau danau

Semayang ini mengalami surut sehingga masyarakat mengambil kesempatan untuk menggarap

daerah danau yang kering tersebut sebagai lahan padi.

2.3. Upaya Penyelamatan Ekosistem Danau Semayang

2.3.1. Penetapan tata ruang kawasan danau

Permasalahan yang di hadapai adalah pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan

peruntukannya, dan konflik pemanfaatan ruang. Dan untuk menangani masalah tersebut perlu

diadakan program dan kegiatan penataan ruang kawasan danau yaitu, penyusunan RTRW dan

RDTR Kawasan Danau, penyusunan kajian lingkungan hidup strategis kawasan Ekosistem

Danau, dan penyusunan zonasi pemanfaatan perairan danau. Sasaran dari kegiatan ini adalah
8

untuk pemanfaatan ruang kawasan danau sesuai dengan daya dukung dan daya tampung

kawasan di danau Semayang.

2.3.2. Penyelamatan ekosistem perairan danau

Pencemaran air oleh limbah merupakan salah satu permsalahan danau. Adapaun kegiatan

dan program guna mengatasi pencemaran air adalah penentuan dan penetapan kelas air,

penertiban terhadap kegiatan yang dapat menyebabkan pencemaran air, serta pemantauan dan

evaluasi kualitas air. Sasaran dari kegiatan dan program ini adalah pemanfaatan danau dan

beban pencemaran limbahnya tidak melebihi daya tampung beban pencemaran air danau.

Perubahan morfologi danau akibat pendangkalan dan penyempitan merupakan permasalahan

utama saat ini, program dan kegiatan untuk mengatasi masalah ini adalah revitalisasi danau.

Pengerukan dasar danau dengan memperhatikan kondisi ekosistem. Sasaran dari kegiatan ini

adalah mengurangi pendangkalan yang terjadi. Untuk menangani masalah banjir perlu diadakan

kegiatan survey, investigasi, dan desain pengendali banjir kawasan danau dan sekitarnya.

Sasaran dari kegiatan ini adalah mengatasi permasalahan banjir dikawasan sekitar danau.

Sedimentasi yang terjadi di danau merupakan permasalahan yang ada, adapun kegiatan dan

program untuk mengatasi sedimentasi. Program dan kegiatan yang dilaksanakan adalah

pengendalian dan pemanfaatan sedimen perairan danau yaitu dengan cara pengerukan

sedimen/lumpur danau, pemanfaatan sedimen/tanah mineral danau untuk kompos/pupuk

organik, pemanfaatan sedimen/ tanah mineral danau untuk bahan baku pembuatan batu bata.

Kegiatan dan program ini bertujuan untuk meningkatkan volume tampung perairan danau.

2.3.3. Penyelamatan lahan sempadan danau

Permasalahan yang dihadapi adalah alih fungsi lahan. Sebagian lahan sempadan danau

diisi pemukiman penduduk , dan lahan yang ada didanau di garap untuk pertanian sawah,
9

kegiatan pariwisata yang mencemari kawasan danau. Melihat permasalahan yang ada maka

perlu diadakan program dan kegiatan sebagai berikut, penentuan daerah sempadan dan daerah

air surut sebagai zona perlindungan danau dalam tata ruang ekosistem danau., pemasangan

patok batas sempadan sungai, relokasi bangunan / pemukiman di sempadan danau, larangan dan

penertiban pengolahan lahan sempadan dan air surut. Kegiatan dan program ini dilakukan

adalah untuk mengembalikan fungsi sempadan danau.

2.3.4. Penyelamatan Ekosistem DAS dan DTA

Masalah yang dihadapi dalam penyelamatan ekosistem DAS adalah lahan kritis, erosi,

banjir, pembukaan perkebunan kelapa sawit dan sedimentasi. Melihat permasalahan ini maka

perlu diadakan kegiatan dan program guna memulihkan lahan kritis dan mempertahankan luas

lahan. Ketan dan programnya adalah konservasi sumber daya lain, yang meliputi pembuatan

bronjong/pelindung tebing, pembangunan sarana dan prasarana pengendalian sedimen ( check

dam /dam penahan/ dam pengendali), perlu diadakan pengukuran debit dan sedimen, pembuatan

outlet pintu air sungai terpadu, pembangunan embung, pembangunan sumur resapan.

2.3.5. Penataan Wilayah Danau

Penaataan wilayah danau perlu diperhatikan untuk memulihkan fungsi dan manfaat

danau, yaitu memberikan perlindungan populasi pesut Mahakam dan usaha meningkatkan

produksi air tawar. Penataan wilayah diusahakan sedemikian rupa sehingga dapat mencegah

erosi agar beban sedimen dalam air berkurang sekaligus menangani perubahan komponen

lingkungan lain (iklim mikro, hidrologi dan sosial ekonomi budaya). Pertimbangan

hidrodinamika perairan Mahakam (pasang surut) maka penataan tersebut tidak hanya meliputi

wilayah sekitar danau saja, melainkan DTA nya juga dengan tujuan memulihkan kemudian dan

selanjutnya melakukan pencegahan gangguan pendangkalan, invasi tumbuhan air dan


10

meningkatkan produksi ikan air tawar yang dapat dimanfaatkan oleh masyrakat.

Penataan wilayah sekitar danau lebih diutamakan pada wilayah rawa atau genangan. Daerah ini

harus merupakan daerah proteksi untuk melindungi semua aspek dan kepentingan di sekitar

danau sehingga dipertimbangkan untuk ditetapkan sebagai kawasan lindung karena masyarakat

kurang berkepentingan langsung dalam memenuhi kebutuhannya. Pengembangan potensi

pariwisata dan rekreasi alam yang sudah dilakukan adalah dengan membangun sarana dan

prasarana, khususnya pada desa Pela Baru yang berdekatan dengan Kota Bangun dan berhadapan

langsung dengan hamparan danau Semayang.

2.3.6. Penanggulangan Tumbuhan Air

Berlimpahnya tumbuhan air sering menjadi masalah karena mengakibatkan pendangkalan

perairan danau. Usaha mengurangi tumbuhan air yang berlebihan dapat dilakukan menggunakan

hewan pemakan tumbuhan seperti ikan grass cap atau mengganti tumbuhan penggangu dengan

tanaman produktif yang dapat dimanfaatkan.

2.3.7. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan

Menyediakan Reservasi Sumberdaya Perikanan Penangkapan ikan pada musim kemarau

mengakibatkan eksploitasi berlebihan, sehingga menurunkan populasi dan produksi ikan. Maka

perlu reservasi (reservat) sumberdaya perikanan yang memberi kesempatan untuk produksi ikan

sepanjang tahun.

1. Penutupan Musim Penagkapan

Saat air tertinggi (banjir) populasi ikan akan menyebar sehingga menyulitkan penangkapan.

Oleh karenanya biasa dilakukan penangkapan intensif yaitu menggunakan tumbuhan terapung,

namun dampak populasi tumbuhan tidak dapat dihindari sehingga perlu dihentikan.

2. Pengaturan Ukuran Mata Jaring dan Jumlah Nelayan


11

Penggunaan ukuran mata jaring yang kecil akan meningkatkan jumlah tangkapan (ikan besar

dan kecil) akan mengurangi populasi. Maka perlu pembatasan ukuran mata jaring, selain itu

perlu pembatasan jumlah nelayan sehingga dapat memberi kesempatan produksi danau.

3. Pengembangan Budidaya Perikanan

Mempertahankan kualitas lingkungan dan antisipasi penurunan produksi perikanan dengan

budidaya perikanan, khusus jenis ikan berekonomi.

4. Penanggulangan Pencemaran Perairan Danau

Data kualitas air yang tersedia belum banyak diketahui seberapa besar atau jauh tingkat

pencemaran di danau ini. Oleh karenanya perlu dilakukan analisis kualitas lingkungan terutama

kualitas air sehingga diketahui faktor penyebab pencemaran sehingga dapat dilakukan

penanggulangan.

2.3.8. Pemanfaatan Wilayah DAS

Secara umum ekosistem danau dibatasi oleh sungai, sehingga kualitas perairan danau turut

pula ditentukan oleh segala sesuatu yang masuk dalam danau yang berasal dari DAS. Oleh

karena itu pemanfaatan lahan wilayah DAS berkaitan denga tingkat erosi dan nutrien yang

masuk dalam suatu perairan danau akan menyuburkan perairan sehingga menunjang

pertumbuhan oragnisme air.

III. KESIMPULAN DAN SARAN


12

3.1. Kesimpulan

1. Danau Semayang, Melintang dan danau Jempang merupakan suatu ekosistem yang

memiliki fungsi ekologis yang sangat menentukan kehidupan didalamnya dan telah

mengarah pada degradasi

2. Kawasan danau merupkan daerah rawa tergenang dengan sumber air berasal sungai

Mahakam dengan pembentukan sedimentasi akibat erosi.

3. Keberadaan berbagai jenis ikan, udang yang semakin berkurang bahkan pesut yang sudah

tidak dijumpai didanau memberi gambaran bahwa telah terjadi gangguan terhadap fungsi

ekologis kawasan ini.

3.2. Saran

1. Pemerintah sebagai pengambil kebijakan perlu mempertimbangkan aspek konservasi

dan budidaya dalam pengembangan kawasan danau selain aspek sehingga dapat

mempertahankan eksistensi ekosistem danau.

2. Penanggulangan tumbuhan air, pengelolaan sumberdaya perikanan, penanggulangan

pencemaran perairan danau perlu segera dilakukan dengan pendekatan partisipatif

guna menunjang tujuan kelestarian kawasan.

Anda mungkin juga menyukai