Disusun Oleh:
Nama - nama Kelompok
1. Agus Friady Saputra Zal (12510015)
2. Yosua Mandacan
(11510012)
3. Serius Kulka
(12510031)
A. Pendahuluan
Konflik adalah suatu hubungan antara dua pihak atau lebih (baik individu maupun kelompok)
yang memiliki, atau mereka mengira memiliki, tujuan-tujuan yang incompatible (Chris
Mitchell, 1981: chapter 1). Konflik akan muncul manakala para pihak itu mengejar tujuantujuan mereka yang incompatible tersebut. jadi, konflik merupakan pengejaran terhadap
tujuan-tujuan sesungguhnya atau yang dipersepsikan yang incompatible dari individuindividu atau kelompok-kelompok yang berbeda.
Konflik adalah fenomena yang tak dapat dihindarkan dalam kehidupan manusia karena ia
memang merupakan bagian yang inheren dari eksistensi manusia sendiri. Mulai dari tingkat
mikro, interpersonal sampai pada tingkat kelompok, organisasi, komunitas dan negara, semua
hubungan manusia,
Adapun kelompok kami akan memfokuskan pada penjelasan dan penggambaran salah satu
metode dan alat analisis konflik yang disebutkan di atas, yaitu pemetaan konflik (conflict
mapping).
5. Untuk melihat para sekutu atau suatu yang potensial berada dimana
Menggambarkan bagaimana sifat dan keadaan hubungan antar para pihak yang terlibat
dalam konflik, secara otomatis akan mempermudah pemetakan para pihak dalam kelompokkelompok atau kategori-kategori tertentu, misalnya mana sekutu dan mana lawan dari para
pihak yang terlibat dalam konflik.
6. Untuk mengidentifikasi mulainya intervensi atau tindakan.
Kapan waktu untuk melakukan intervensi dan darimana intervensi itu dilakukan juga akan
dapat diketahui dengan lebih simple melalui peta konflik ini. Melalui visualisasi dalam
gambar peta kita akan mengetahui antisipasi dan respon terhadap konflik tersebut.
7. Untuk mengevaluasi apa yang telah dilakukan
konflik yang ditanganinya juga akan terpantau lewat simbol yang diberikan dalam peta
konflik. Dengan demikian evaluasinya juga dapat dilakukan dengan tepat.
tersebut. Mulanya, spanduk di pasang tepat di depan lokasi yang akan didirikan Alfamart, yaitu
di samping gereja. Namun sekarang, spanduk di pasang di gapura selamat datang. Tidak hanya
spanduk, warga pun mengajukan surat keberatan terhadap 10 instansi di pemerintahan
kabupaten Sleman, termasuk kepada bupati Sleman yang saat itu langsung memberikan respon.
Proses mediasi pun diagendakan dengan melibatkan perwakilan warga, perwakilan Alfamart,
pemerintahan Desa dan Dusun setempat, dan juga beberapa instansi seperti pihak kepolisian.
Putusnya suatu
hubungan.
Pemkab. Sleman
BUPATI
Hubungan yang
agak dekat.
Kepolisian Sleman
Jajaran Instansi
Pemkab Sleman
Aktor utama
yang menjadi
penghubung
antara pihak
Alfamart dan
Warga
Pihak Alfamart
Perselisihan atau
konflik.
Arah suatu pengaruh
Aparat
Pemerintahan Lokal
(Dusun dan Desa)
Konflik
ISU UTAMA : Perebutan
Ruang Ekonomi Publik
Menandakan suatu
aliansi.
Warga yang
berkepentingan
dan Mendukung
Warga RW. 37
Prayan Kulon
Warga yang
Tidak
Mendukung
Kesimpulan
Konflik merupakan fenomena sosial yang kompleks, maka setiap usaha untuk menanganinya
membutuhkan langkah-langkah persiapan yang terencana secara baik dan cermat. Dalam
konteks ini, setiap orang yang bekerja dan aktif dalam penaganan konflik haruslah berusaha
untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai dinamika, hubungan dan issu-issu
terkait dengan situasi (konflik) yang bisa membantu mereka untuk merencanakan strategi dan
melakukan tindakan yang lebih baik. Langkah ini merupakan langkah penting dan strategis yang
berada pada urutan pertama dalam proses penanganan konflik (apapun bentuknya). Artinya
bahwa keberhasilan pada langkah ini akan merupakan entry point untuk mencapai kesuksesan
pada langkah selanjutnya, yakni penyusunan strategi dan pelaksanakan tindakan penanganan
konflik secara tepat. Sebaliknya, kegagalan pada langkah ini, akan berakibat pada kegagalan
langkah selanjutnya. Pemahaman yang keliru terhadap suatu konflik, akan berakibat pada
penyusunan strategi dan pengambilan tindakan dalam penaganan konflik yang kurang atau
bahkan tidak tepat sasaran. Akibatnya bisa fatal, bukannya konflik itu tertangani tetapi justru
malah makin membesar.
Daftar Pustaka
Fisher, S. dkk., Working With Conflict: Berbagai Ketrampilan dan Strategi untuk
Mengambil Tindakan, London-New York, 2000.
Chris Mitchell, The Structure of International Conflict, Mac Millan, London, 1981.
Kustiningsih Wahyu, Mengkaji Ulang Gerakan Perlawanan Lokal : Penolakan
Pembangunan Toko Modern (Studi Kasus di Prayan Kulon, Catur Tunggal, Sleman,
Yogyakarta), http://wahyukustiningsih.my.id, (diakses tanggal 17 November 2014 )