Anda di halaman 1dari 3

Review Bab 2: Alat Bantu Analisis Konflik

Penahapan konflik

Konflik itu selalu berubah setiap saat, penting untuk memahami tahap tahap konflik dalam menganalisis
konflik

 Prakonflik
Periode dimana terdapat perbedaan dalam pilihan sehingga menimbulkan konflik
 Konfrontasi
Pada tahap ini konflik semakin terbuka dan semua pihak yang berkonflik bertemu
 Krisis
Puncak dari suatu konflik. Satu pihak mungkin mengalahkan pihak lain atau berdamai
 Pascakonflik
Situasi setelah konflik dimana ketegangan berkurang dan mengarah ke situasi normal

Alat ini bisa untuk menggambarkan situasi konflik yang sedang terjadi, sampai mana tahapan konflik.
Dengan begitu dapat meramalkan pola pola konflik dan bisa mengetahui kapan dan dimana peningkatan
intensitas konflik terjadi.

Urutan kejadian

Alat bantu ini menggunakan grafik untuk menunjukan kejadian dalam konflik secara kronologis. Tujuan
dari metode ini bukan untuk mendapatkan sejarah yang objektif, tetapi untuk memahami pandangan
setiap pihak yang terlibat dalam konflik. Dengan alat bantu ini dapat menunjukan pandangan pandangan
yang berbeda di suatu konflik.

Pemetaan konflik

Teknik ini menggambarkan konflik secar grafis, dan menghubungkan pihak pihak dengan masalah dan
dengan pihak lainnya. Pemetaan ini sifatnya dinamis, mengikuti bagaimana perkembangan situasi
konflik. Peneliti tidak dimasukan dalam peta konflik, karena memandang konflik sebagai pihak ketiga.

Saat digunakan pada akhir proses konflik, bisa untuk mengidentifikasi kemungkinana jalan dalam
pengambilan tindakan dan membantu membangun strategi.

Segitiga SPK (Situasi Perilaku Konteks)

Konflik memiliki 3 komponen utama, yaitu konteks (situasi), perilaku dan sikap. Ketiga komponen
tersebut saling mempengaruhi satu sama lain. Tujuannya untuk mengidentifikasi 3 komponen tadi
dalam pihak yang berkonflik, sehingga dapat mengetahui bagaimana komponen komponen tadi saling
mempengaruhi.
Alat ini digunakan pada awal proses konflik untuk mengetahui motivasi dari aktor aktor konflik. Dengan
segitiga SPK dapat menunjukan perubahan dalam aspek yang dipengaruhi oleh aspek lainnya.

Analogi bawang Bombay

Dalam metode ini manusia dianggap memiliki lapisan dalam dirinya. Lapisan pertama posisi kita didepan
orang. Bagaimana kita dilihat dan didengar oleh semua orang. Lapisan kedua adalah kepentingan kita,
sesuatu yang ingin kita capai. Lapisan terakhir adalah kebutuhan yang harus kita penuhi.

Dalam situasi stabil manusia cenderung untuk menyembunyikan kebutuhannya. Jika mengungkapkan
kebutuhan mungkin akan muncul kerentanan terhadap pihak yang memiliki kebutuhan yang berbeda

Pohon konflik

Metode ini mengidentifikasi isu isu yang dipandang penting dan dikategorikan dalam 3 kategori yaitu,
(1) masalah inti, (2) penyebab dan (3) efek. Masalah inti digambarkan sebagai batang pohon. Penyebab
digambarkan sebagai akar yang menopang berdirinya pohon. Efek digambarkan sebagai ranting ranting
pohon yang bercabang, karena efek dari suatu masalah dapat beragam dan lebih dari satu.

Analisis pohon konflik dapat membantu pengambilan keputusan tentang prioritas untuk mengatasi
berbagai isu konflik. Dengan begitu dapat membantu untuk menentukan masalah inti dari suatu konflik.

Analisis kekuatan konflik

Alat ini digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan yang mempengaruhi suatu konflik. Entah itu
kekuatan yang mendukung maupun kekuatan yang menghalangi usaha untuk melakukan perubahan.
Dengan mengidentifikasi kekuatan, dapat mengetahui kelemahan dan kekuatannya.

Analogi pilar

Alat ini didasarkan pada keyakinan bahwa situasi tertentu tidak benar benar stabil, tetapi situasi
tersebut ditahan oleh berbagai faktor atau kekuatan yang diibaratkan sebagai pilar yang menopang
suatu bangunan. Jika dapat mengidenfitikasi pilar pilar ini dan mencoba mencari cara untuk
menghilangkan atau mengurangi efeknya terhadap situasi. Sehingga mampu menumbangkan situasi
negatif dan membanguna situasi yang positif.

Tujuannya untuk memahami bagaimana struktur ditopang. Alat ini juga bisa untuk mempertimbangkan
cara untuk mengurangi atau menghilangkan faktor yang menopang situasi negatif. Digunakan pada saat
situasi tidak jelas kekuatan apa saja yang membuat situasi tidak stabil bertahan.

Piramida

Dalam analisis piramida, konflik dibagi menjadi berbagai tingkatan secara vertikal. Dengan begitu dapat
mengidentifikasi pihak pihak di masing masing tingkatan. Jumlah tingkatan disesuaikan dengan situasi
konflik yang terjadi. Tipe analisis ini membantu untuk menempatkan narasumber penting yang secara
strategis ditempatkan dan disebutkan dalam jaringan kerja yang menghubungkan mereka secar vertikal
menurut konteksnya dan ditempatkan secara horizontal dengan konflik. Metode piramida dapat
mengidentifikasi pelaku utama termasuk kepemimpinan di setiap tingkatnya.

Anda mungkin juga menyukai