Anda di halaman 1dari 6

Nama : Vina Amalia Nurussifa

NIM : 933103819

Prodi : Studi Agama-agama

Matkul : Manajemen Resolusi Konflik

Tugas : Ujian Akhir Semester

Soal!

1. Pada soal nomor ini, saya meminta anda bercerita, tentang sebuah proses konflik yang
diawali oleh sebuah prasangka. Coba anda narasikan / ceritakan, 2 peristiwa konflik yang
diawali oleh “prasangka”,
a) Yang pernah anda alami!
b) Yang anda bayangkan, pada konlik keagamaan!
2. Setujukah anda, bahwa “pliuralisme” merupakan bagian yang penting dalam resolusi
konflik? Mengapa!
3. Dalam upaya penyelesaian konflik, seorang fasilitator harus mampu terlebih dahulu
menganalisis konflik. Ada tiga model analisis yang pernah saya jelaskan, sebutkan apa
saja? dan jelaskan masing-masing secara singkat!
4. Dalam proses fasilitasi konflik, seorang atau tim fasilitator harus mampu memiliki
kemampuan-kemampun tertentu, sebutkan apa saja!
5. Cantumkan 3 artikel dari jurnal nasional online yang berkaitan dengan Manajemen
Resolusi Konflik. Sebutkan nama penulis, judul artikel, nama jurnal dan hasil
analisisnya!

Jawaban :

1. Peristiwa konflik yang saya alami yang didasarkan oleh prasangka adalah :
 Ketika saya berprasangka terhadap teman saya waktu saya duduk di Madrasah
Aliyah, ketika itu saya berperasangka terhadap teman saya karena ia diajak sholat
dzuhur tidak mau, kalau istilah bahasa jawanya “mbulet”. Pada saat itu saya
menegurnya karena jam istirhat sudah mau habis tetapi ia tidak kunjung mau
untuk saya ajak sholat dzuhur, disitu sempat terjadi berdebatan dan memicu
konflik. Setelah cek-cok panjang lebar, ternyata bajunya terkena kotoran burung
pada saat ia lewat di lapangan sekolahan, dia malu untuk bilang hal tersebut.
 Ketika saya membuka salah satu aplikasi media sosial, ada sebuah postingan
pribadi, dimana ia dari wajahnya terlihat seorang pemeluk agama Islam, dan
kebetulan ia lahir dan dibesarkan diwilayah yang notabennya adalah Muslim.
Pada postingannya ia memposting tidak memakai hijab dan makan-makanan
olahan daging babi. Seketika para netizen dan saya sendiri, berprasangka negatif.
Dan kebanyakan menghina karena ia dianggap seorag muslim yang tidak menaati
perintah Allah SWT. Setelah beberapa jam ia melakukan klarifikasi bahwa ia
bukan seorang muslim.
2. Sangat setuju, karen dilihat dari pengertian pluralisme sendiri adalah terdiri dari dua kata
plural dan isme yang berarti paham atas keberagaman. Secara luas, pluralisme merupakan
paham yang menghargai adanya perbedaan dalam suatu masyarakat dan
memperbolehkan kelompok yang berbeda tersebut untuk tetap menjaga keunikan
pendapatnya masing-masing. Dari situ sudah jelas bahwa ketika kita ingin mencari solusi
dari sebuah konflik kita harus berlapang dada pada pendapat lawannya dan begitu
sebaliknya, karena jika tidak ada hal ini maka yang akan terjadi adalah akan tetap
menjadikan konflik karena tidak ada jalan tengah dimana tidak bisa menerima opini atau
pendapat dari lawan.
3. Model analisa tersebut adalah :
a) Pemetaan konflik, merupakan suatu teknik yang dipakai sebagai alat untuk
mengidentifikasikan dan mengetahui situasi konflik secara lebih baik, melihat
dengan jelas hubungan dengan antara para pihak yang bersangkutan maupun tidak
dalam suatu konflik yang mana pihak ketiga sampai melakukan mediasi, untuk
mengidentifikasi pembukaan untuk intervensi atau pengambilan keputusan mapun
tindakan.
b) Penuturan cerita, yang bertujuan untuk memahami berbagai versi penilaian
masing-masing pihak yang berkonflik tentang cerita yang sama.
c) Analisis kebutuhan dan kekhawatiran maupun kebutuhan, yang mana model ini
didasarkan pada asumsi bahwa oorang-orang terdorong kepada konflik sebab hal
itu bertujuan untuk mengatasi kekhawatiran dan memenuhi kebutuhannya.
4. Kemampuan yang harus dimiliki oleh fasilitator adalah :
a. Dapat berkomunikasi dengan efektif.
b. Dapat menggunakan pendekatan partisipatif dengan cara pendidikan orang
dewasa.
c. Dapat membina suasana yang hangat dan akrab.
d. Dapat mengembangkan strategi.
e. Mampu memecahkan permasalahan yang tengah dihadapi.
5. Analisa jurnal :
a) Nama penulis : Dian Tofik Ramadhan, Arif Budimanta, Soemarno Witoeo
Soelarno
Judul jurnal : Jurnal Ilmu Lingkungan
Judul artikel: RESOLUSI KONFLIK ANTAR MASYARAKAT LOKAL
DENGAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN (STUDI KASUS:
KECAMATAN NAGA JUANG, KABUPATEN MANDAILING NATAL,
PROVINSI SUMATERA UTARA).
Alamat akses :
file:///C:/Users/Admin/Documents/SEMESTER%205/MANAGEMEN
%20RESOLUSI%20KONFLIK/10535-23901-1-SM.pdf
hasil analisis : Hasil penelitian menunjukkan dimensi sebab konflik dipengaruhi
oleh harapan dan espektasi masyarakat Kec. Naga Juang yang
besar terhadap kedatangan PT. SMM di wilayahnya, harapan akan
peningkatan nilai tambah ekonomi dan kesejahteran. Harapan
yang berlebih-lebihan inilah yang kemudian menimbulkan
masalah dan konflik, selain itu dominasi PT. SMM terhadap Tor
Sambung turut menjadi sumber konflik, dominasi tersebut tidak
hanya berkenaan terhadap Tor Sambung melainkan juga
berkenaan dengan dominasi atas bidang- bidang ekonomi ataupun
sumber-sumber kehidupan masyarakat Kec. Naga Juang.
Dinamika konflik yang terjadi antara masyarakat Kec. Naga
Juang dengan PT. SMM dipengaruhi oleh dua variabel yaitu
peningkatan ketegangan dan peran-peran para aktor/lembaga.
Kedua variabel ini sangat berpengaruh terhadap peningkatan
dinamika konflik yang terjadi, namun variabel yang paling
dominan dalam membentuk dinamika konflik adalah variabel
peran aktor/ lembaga. Kepentingan dan ekspektasi para
aktor/lembaga dalam mempengaruhi dinamika konflik yang
terjadi, dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut; (1) Kepentingan
dan ekspektasi Pemkab Madina adalah peningkatan PAD Kab.
Madina. (2) Kepentingan dan ekspektasi dari oknum Polres
Madina dengan kapasitasnya sebagai backing dari aktivitas PETI
(penerima manfaat dari aktivitas PETI). (3) Kepentingan dan
ekspektasi PETI adalah melakukan aktivitas penambangan. (4)
Kepentingan dan ekspektasi masyarakat Kec. Naga Juang adalah
pengelolaan dan pemanfaatan SDA yang berada di Tor Sambung
baik sebagai penambang/ penerima manfaat dari aktivitas
pertambangan yang dilakukan oleh PETI ataupun sebagai lahan
pertanian/ perkebunan.
b) Nama penulis : Riza Noer Arfani
Nama jurnal : Jurnal Sosial dan Politik
Judul artikel : GOVERNANCE SEBAGAI PENGELOLA KONFLIK
Alamat akses: file:///C:/Users/Admin/Documents/SEMESTER
%205/MANAGEMEN%20RESOLUSI%20KONFLIK/11047-21065-1-PB.pdf
Hasil analisis : Konseptualisasi goatrnance yang lebih menekankan pada proses
atau tatacara pemerintahan ketimbang struktur baku din prosedur.
ormal pemerintahan meruPakan aspek yang menarik untuk dikaji
dalam kerangka pengelolaan konflik. Studi-studi mengenai
resolusi konflik dan-perdamaian menekankan pentingnya
memasukkan dimensi proses dalam setiap penyelesaian konflik.
interest-bnsed negotiation misalnya -yang memandang perlunya
usaha untuk memindahkan tocus t ugoJiusi dari isu-isu posisional
yang cenderung tak tertawarkan ke isu-isu berbasis kepentingan
yang tertawarkanmerupakan sebuah pendekatan yang
menekankan pada Proses' Goaeinance, pad.a saat yang sama,
melihat pemerintahan adalah sebuah Proses. Dengan mengacu
pada pengalaman Peng9l9l11" konflik di sejumlah ,,luguru di
kawasln Afrika Barat, Zaftman (1997) sampai pada
kesimpulan"bah wa " gouerning is conflict -management-" ,yaitu
bahwa esensi dasar dari goatirrarrce adalah pengelolaan konflik.
Fungsi utama pemerintahan pu'au dasarnya adilah mengelola
konflik di antara ilerbugui kelompok-kelomdk politik, sosial,
ekonomi yang ada di datamirya. Dengan demikian,
sePerttkataZartman tadi, kegiatan atau proses pemerintah
sesungguhnya adalah kegiatan mengelola perbedaan-perbedaan
atau peitentangan-pertentangan antar-berbagai kelompok,
golongan dalam masyarakat.
c) Nama penulis : Sri Wartini
Nama jurnal : jurnal manajemen dan organisasi
Judul artikel : MANAJEMEN KONFLIK SEBAGAI UPAYA
MENINGKATKAN KINERJA TEAMWORK TENAGA PENDIDIKAN
Alamat akses : file:///C:/Users/Admin/Documents/SEMESTER
%205/MANAGEMEN%20RESOLUSI%20KONFLIK/12194-Article%20Text-
35503-1-10-20160527.pdf
Hasil analisis : hasil analisis dan pembahasan bahwa strategi manajemen konflik
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja
teamwork tenaga kependidikan. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin baik strategi manajemen konflik dilakukan akan semakin
dapat meningkatkan kinerja teamwork tenaga kependidikan yang
hasilnya dapat diukur melalui terciptnya keharmonian kerja,
terjalinnya komunikasi yang terbuka, adanya pertimbangan akan
efektivitas dan efisiensi kerja serta terbuka dalam penggunaan
metode-metode untuk membantu dalam penyelesaian pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai