Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENGGUNAAN TEKNIK INTERVENSI


DALAM KONFLIK ORGANISASI

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah PENGEMBANGAN ORGANISASI

Dosen Mata Kuliah : Prof. Dr. Drs. Jossy Adiwisastra

Disusun Oleh :
.THONY HAMDANI
NE21255005

PROGRAM STUDI S-1


JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA CIMAHI)
2023-2024
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan.Bahkan
sepanjang kehidupan, manusia senantiasa dihadapkan dan bergelutdengan konflik. Demikian
halnya dengan kehidupan organisasi. Anggotaorganisasi senantiasa dihadapkan pada konflik.
Perubahan atau inovasi barusangat rentan menimbulkan konflik (destruktif), apalagi jika tidak
disertai pemahaman yang memadai terhadap ide-ide yang berkembang.Manajemen konflik
sangat berpengaruh bagi anggota organisasi.Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi
dan reaksi antara pelakumaupun pihak luar dalam suatu konflik, termasuk pada suatu
pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi
(termasuktingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana merekamempengaruhi
kepentingan (interests) dan interpretasi. Bagi pihak luar (di luaryang berkonflik) sebagai pihak
ketiga, yang diperlukannya adalah informasiyang akurat tentang situasi konflik. Hal ini karena
komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan intervensi konflik?
2. Apa itu team intervensi?
3. Apa saja kriteria intervensi yang efektif?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu intervensi konflik.
2. Untuk mengatahui apa itu team intervensi.
3. Untuk mengetahui apa saja kriteria intervensi yang efektif

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Intervensi Konflik

Menurut Jonshon, konflik adalah situasi dimana tindakan dalah satu pihak berakibat
menghalangi, menghambat atau mengganggu tindakan pihak lain. Kendati unsur konflik
selalu terdapat dalam setiap bentuk hubunganantarpribadi, pada umumnya masyarakat
memandang konflik sebagai keadaan buruk dan harus dihindarkan. Konflik dipandang
sebagai faktor yang akanmerusak hubungan, maka harus dicegah.Sedangkan pengertian
intervensi adalah sebuah perbuatan atau tindakancampur tangan yang dilakukan oleh satu
lembaga terhadap sebuah permasalahanyang terjadi di antara dua pihak atau beberapa pihak
sekaligus, di mana tindakanyang dilakukan tersebut merugikan salah satu pihak yang
bermasalah. Intervensidalam konflik dilakukan saat proses negosiasi dan mediasi gagal
menghentikankonflik yang terjadi. Intervensi dapat dilakukan ketika, salah satu aktor yang
berkonflik meminta adanya intervensi, atau pihak yang hendak melakukanintervensi melihat
terlebih dahulu seberapa besar kepentingan yang merekamiliki untuk melakukan
intervensi.Apabila pihak yang bersengketa tidak bersedia berunding atau usaha kedua pihak
menemui jalan buntu, maka pihak ketiga dapat dilibatkan dalam penyelesaian konflik.

1. Arbitrase ( Arbitration )
Pihak ketiga mendengarkan keluhan kedua pihak dan berfungsi sebagai “hakim” yang
mencari pemecahan mengikat. Cara ini mungkin tidak menguntungkan kedua pihak
secara sama, tetapi dianggap lebih baikdaripada terjadi muncul perilaku saling agresi atau
tindakan destruktif.

2. Penengahan ( Mediation)
Menggunakan mediator yang diundang untuk menengahi sengketa.Mediator dapat
membantu mengumpulkan fakta, menjalin komunikasi yangterputus, menjernihkan dan
memperjelas masalah serta melapangkan jalanuntuk pemecahan masalah secara terpadu.
Efektifitas penengahantergantung juga pada bakat dan ciri perilaku mediator.

2
3. Konsultasi
Tujuannya untuk memperbaiki hubungan antar kedua pihak sertamengembangkan
kemampuan mereka sendiri untuk menyelesaikan konflik.Konsultan tidak mempunyai
wewenang untuk memutuskan dan tidak berusaha untuk menengahi. la menggunakan
berbagai teknik untukmeningkatkan persepsi dan kesadaran bahwa tingkah laku kedua
pihakterganggu dan tidak berfungsi, sehingga menghambat proses penyelesaianmasalah
yang menjadi pokok sengketa.Unsur yang paling penting dalam pengelolaan konflik
adalah pengakuanatas kasus permasalahannya. Hanya pengakuan atas kasus
permasalahan dengantepat, yang memungkinkan intervensi efektif dapat dilakukan.
Dalam tahap ini, perlu diketahui sejumlah konflik organisasi, sekaligus mengeksplorasi
strategiyang digunakan oleh para manajer dan para pekerja dalam memecahkan
konflikdemikian. Didalam intervensi konflik, terdapat dua jenis intervensi, yakni
pendekatan proses dan pendekatan struktural.

1. Pendekatan proses.

Pendekatan ini mengasumsikan mengubah intensitaskonflik dan gaya penanganan


konflik. Melalui pendekatan ini, para manajermencocokan gaya penanganan
konfliknya terhadap situasi yang berbeda.

2. Pendekatan struktural.

Pendekatan ini mengasumsikan peningkatanefektivitas organisasi dan perubahan


desain organisasi. Dalam hal ini, pengelolaan konflik dilakukan dengan mengubah
persepsi intensitas konflik berbagai tingkatan organisasi.

2.2 Team Intervensi


Team intervensi merupakan team yang membantu dalam menyelesaikansebuah
konflik. Team ini tidak harus berasal dari luar perusahaan atau organisasi,asalkan kedua
belah pihak yang bertikai yakni team ini mempunyai wibawa danmampu memecahkan
semua persoalan secara adil. Dalam memilih teamintervensi ini, semua pihak yang terlibat
harus memilih team intervensi dengan prosedur sebagai berikut:
1. Tentukan jumlah anggota team intervensi yang diperlukan atau diinginkan.
2. Buat daftar nama calon anggota. Calon anggota yang terdaftar paling tidak berjumlah
tiga kali lipat jumlah anggota team yang ditetapkan.

3
3. Bagikan informasi riwayat setiap calon anggota yang bertikai.
4. Adakan pertemuan dengan wakil kedua belah pihak. Secara bergantian,kedua belah pihak
mencoret satu nama dari daftar calon anggota. Teruskan proses ini sampai tercapai
jumlah anggota team yang ditetapkan.
5. Nama-nama yang tidak tercoret menjadi team intervensi.
Kehadiran team intervensi membuktikan bahwa konflik telah meningkat ketahap
yang menuntut penyelesaian khusus. Pihak luar perlu mengendalikankeadaan. Berikut ini
panduan untuk membantu team intervensi dalam melakukantugasnya.
1. Batasi Sikap Bermusuhan.
Setelah team intervensi terbentuk, tidak perlu lagi ada sikap bermusuhan. Kehadiran team
intervensi mengisyaratkan bahwa garis batasyang tegas antara pihak-pihak yang bertikai
telah ditarik. Lengkah nyata inimenurunkan suhu permusuhan sehingga mebawa konflik
ke tahap yanglenih mudah diatasi.
2. Libatkan Diri.
Team intervensi dapat memberikan pandangan dan alternatif yangkreatif. Bila konflik
berada pada tahap tiga, jalan keluar mutlak dicari.Konflik pada tahap ini lebih rendah
menuntut partisipasi pada hasil akhir.Sedangkan pada konflik yang menggunakan juru
runding atau mediator, begitu team intervensi selesai bertugas, solusi yang dihasilkan
menjadimilik team yang bertikai.
3. Tunjuk Seorang Notulis.
Catatan yang cermat mengenai pembicaraan dan peristiwa yang terjadi penting sekali
karena akan sangat membantu dan berfungsi secara efektif. Team intervensi perlu
menunjuk seorang notulis yang cermat agardapat memberikan perhatian sepenuhnya pada
pokok masalah. Jika tidak, perhatian akan terbagi dua. Pertama pada penulisan catatan
dan satu lagi pada pokok persoalan, sehingga mengganggu kelancaran upaya
mengatasikonflik bersangkutan.
4. Singkat dalam Penjelasan.
Team intervensi memberikan umpan balik pada waktu prosesintervensi berjalan. Inilah
saatnya memberikan laporan secara jelas dan berdasarkan fakta, bukan pidato atau
penjelasan yang panjang.
5. Hindari Kerahasiaan.

4
Team intervensi tidak akan oernah dengan sengaja melanggar posisi masing-masing
pihak, tetapi proses mengumpulkan data melibatkan banyakorang. Keinginan untuk
merahasiakan data dapat menghambat efektivitas kerja team. Di pihak yang bertikai ada
kecenderungan untuk mengurangiancaman dan tuduhan bila kerahasiaan tidak dapat
terjamin, dan inimembantu menurunkan suhu konflik tahap ketiga.
6. Jangan Menjadi Dewa Penolong.
Team intervensi hanya menawarkan perspektif pihak ketiga.Mengumbar janji lebih
mudah daripada memenuhinya. Semua ingin teamintervensi mencari jalan keluar dan
menolong pihak-pihak yang bertikaikeluar dari kemelut. Harapan tinggi sekali bila team
intervensi telah terbentuk, sehingga team mendapat tekanan yang luar biasa, walaupun
tidakdi imbangi dengan tekanan yang sepadan.

2.3 Kriteria Intervensi yang Efektif


Kriteria dari suatu intervensi yang efektif antara lain adanya informasi yang benar
dan bermanfaat, kebebasan memilih, dan keterikatan di dalam.
1. Dengan informasi yang benar dan bermanfaat dimaksudkan segala bahanketerangan
tentang masalah organisasi yang diperoleh ketika prosesdiagnosa. Bahan keterangan
tersebut bukan karangan dari konsultan atauklien melainkan benar-benar terjadi dan
berlaku secara nyata dalamkegiatan organisasi. Selain itu bahan keterangan tersebut
berkaitan
dengan persoalan yang sedang dipecahkan, sehingga bahan keterangan tersebut bermanfa
at bagi perbaikan organisasi. Oleh karena itu tugas pertama bagikonsultan ialah mencari
informasi yang benar dan bermanfaat tersebut.Kalau tugas ini tidak berhasil
dilaksanakan, artinya konsultan tidakmemperoleh data yang benar dan relevan kiranya
sulit bisa dilakukanintervensi yang tepat.
2. Dengan kebebasan memilih dimaksudkan bahwa tempat pembuatan suatukeputusan itu
terletak pada posisi klien. Klien sama sekali bebas memilihalternatif dalam pembuatan
keputusan. Ia tidak tergantung kepadakonsultan. Tidak ada suatu tindakan atau alternatif
tindakan yang datangsecara otomatis, tersusun rapi tinggal dipakai, atau dipaksa untuk
dipakai.Dengan demikian kebebasan memilih ini ditekankan bahwa tidak ada paksaan
pada klien untuk memilih dan membuat keputusan.
3. Dengan keterikatan kedalam dimaksudkan untuk memberikan
penekanan bahwa klien mempunyai tanggung jawab untuk tetap terikat pada pelaksanaan
5
dari rencana atau keputusan yang telah dibuat.Klien yang telah dengan bebas membuat
keputusan untuk perbaikanorganisasi dengan cara tertentu, maka dalam hal ini dia
bertanggung jawab untuk mau melaksanakannya. Keterikatan ini sangat penting artinya,
karena intiusaha pembinaan organisasi terletak pada keterikatan orang-orang yang
terlibatsejak awal sampai usaha pembinaan organisasi itu selesai. untuk mau
melaksanakannya. Keterikatan ini sangat penting artinya, karena intiusaha pembinaan
organisasi terletak pada keterikatan orang-orang yang terlibatsejak awal sampai usaha
pembinaan organisasi itu selesai.

6
BAB III
RINGKASAN

3.1 RINGKASAN

Intervensi adalah sebuah perbuatan atau tindakan campur tangan yangdilakukan


oleh satu lembaga terhadap sebuah permasalahan yang terjadi di antaradua pihak atau
beberapa pihak sekaligus, di mana tindakan yang dilakukan tersebutmerugikan salah satu
pihak yang bermasalah. Intervensi dalam konflik dilakukansaat proses negosiasi dan mediasi
gagal menghentikan konflik yang terjadi.Intervensi dapat dilakukan ketika, salah satu aktor
yang berkonflik meminta adanya intervensi, atau pihak yang hendak melakukan intervensi
melihat terlebih dahuluseberapa besar kepentingan yang mereka miliki untuk melakukan
intervensi.

7
DAFTAR PUSTAKA

1. Pickering, Peg. 2002. How To Manage Conflict “Kiat Menangani Konflik” .USA: Esensi.
2. Soegoto, Eddy Soeryanto. 2017. Tren Kepemimpinan Keriwausahaan dan Manajemen Inovatif
di Era Bisnis Modern. Yogyakarta: CV.
3. Andi Offset.Supratiknya. 1995. Tinjauan Psikologis Komunikasi Antarpribadi
. Yogyakarta:Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai