Anda di halaman 1dari 14

PENUNTUN

PRAKTEK KERJA LAPANG


farmakognosi fitokimia i

OLEH
NAMA MAHASISWA
STAMBUK
KELOMPOK
GOLONGAN

:
:
:
:

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI-FITOKIMIA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR

Bahan alam adalah salah satu sumber bahan obat yang perlu digali, diteliti dan
dikembangkan agar kelestarian penggunaannya dalam masyarakat semakin meningkat.
Salah satu pengembangan bahan alam ialah mempelajari kandungan kimia tersebut.
Farmakognosi-Fitokimia adalah cabang ilmu pengetahuan alam yang membahas
mengenai

kandungan

kimia

bahan

alam.

Di

dalamnya

dipelajari

cara-cara

mengekstraksi, mengisolasi dan mengidentifikasi kandungan kimia bahan alam.


Sebagai mahasiswa Farmasi yang menekuni obat-obatan maka mengenal asal,
spesies dan sifat spesifikasinya merupakan hal yang sangat penting. Untuk itu setiap
semester mahasiswa farmasi khususnya yang memprogram mata kuliah FarmakognosiFitokimia mengadakan Praktek Kerja Lapang (PKL) dengan tujuan mengambil sampel di
lokasi PKL untuk selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk diteliti.
Untuk penyempurnaan buku pegangan ini pada edisi mendatang, tangan terbuka
dari semua kritik yang sifatnya membangun.
Akhirnya, semoga buku pegangan ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
khususnya mahasiswa yang melakukan praktikum.

Makassar, 17 Februari 2014

Penyusun

PEMBUATAN HERBARIUM
Herbarium mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia ilmu
pengetahuan khususnya dalam bidang botani, yaitu dapat mengenal dan menyimpan
berbagai macam tanaman. Dengan lebih mengintensifkan penyelidikan data tumbuhan,
guna dan karakteristiknya.
Di negara kita ada lembaga yang menangani khusus tentang herbarium yaitu
:Herbarium Bogoriensis yang berkantor di jalan Raya Juanda 20-22 Bogor. Disini
tersimpan berbagai macam tumbuhan yang terdapat di tanah air kita dan bila ditemukan
kesulitan dalam mendeterminasi suatu tanaman, dapat ditanyakan disini.
Herebarium adalah penyimpanan dan pengawetan tumbuh-tumbuhan. Herbarium
dapat dibuat dengan 2 macam cara yaitu cara kering dan cara basah. Sesuai dengan
namanya herbarium kering disimpan dalam keadaan kering, sedangkan herbarium
basah dalam keadaan basah dengan cairan tertentu.
HERBARIUM KERING
Untuk membuat herbarium yang baik diperlukan alat dan bahan sebagai berikut:
1. Kantong plastik dalam berbagai macam ukuran yang akan digunakan sebagai
tempat berbagai macam spesies tanaman, juga boleh memakai vasculum dengan
panjang 45-50 cm.
2. Kertas merang atau kertas koran yang mempunyai daya serap air yang cukup baik.
3. Tali untuk mengikat press herbarium.
4. Buku lapangan, untuk mencatat keterangan-keterangan yang diperoleh selama
bekerja di lapangan.
Keterangan-keterangan yang perlu dicatat:
a. Tinggi tanaman, luas penampang, bau bunga, rasa buah, dan lain-lain yang
sekiranya akan hilang berubah setelah dibuat herbarium.
b. Manfaat tumbuhan, misalnya dapat digunakan sebagai obat tradisional, beracun
dan sebagainya.
c. Nama daerah
d. Tempat tumbuh/habitat, misalnya di sungai, di sawah, di rawah dan sebagainya.
e. Tanggal koleksi, yaitu tanggal waktu pengambilan tumbuhan tersebut.

f. Nama kolektor.
g. Nama koleksi, tiap tumbuhan yang dikoleksi harus diberi nomor urut dan ditulis
pada etiket gantung. Selain itu, pada etiket gantung ditulis inisial, nama daerah
kolektor, nama lokasi tempat ditemukannya tumbuhan tersebut.
5. Etiket gantung, dibuat dari kertas tebal dengan ukuran 3 x 5 cm. Dilubang dan diberi
benang penggantung sepanjang 20 cm.
6. Pensil.
7. Gunting pemotong tanaman.
8. Pecok, garpu/sekop untuk mencabut tanaman.
9. Botol plastik tempat alkohol.
10. Kompas dan altimer.
11. Karton tebal (kardus)
12. Larutan HgCl2 (sublimat), alkohol.
13. Press herbarium.
Tumbuhan yang dapat dibuat herbarium sedapat mungkin harus lengkap, artinya
mempunyai akar, batang, buah, daun, bunga dan sebagainya, maka diambil bagianbagian yang mewakili dari tumbuhan tersebut. Syarat-syarat yang diperlukan dalam
materi herbarium yaitu:
1. Kalau mungkin dapat diambil seluruh tumbuhan lengkap dengan bunga dan
buahnya. Untuk tumbuh-tumbuhan yang berbunga hal ini biasanya diperlukan untuk
identifikasi untuk golongan paku-pakuan (Pteoridophyta), harus kita usahakan
memperoleh dan vertil (yang mengandung sporangia/sporangium) dan daun-daun
steril (yang tidak mengandung sporangia/sporangium) sebab ada paku-pakuan yang
kedua macam daun ini berbeda, baik bentuk mapun warnanya.
2. Materi atau spesimen dengan buah tanpa bunga umumnya kurang berharga
daripada

yang

berbunga,

sebab

biasanya

akan

lebih

susah

mendeterminasi/mengidentifikasi suatu tanaman tanpa bunga dari pada yang


mempunyai bunga.
3. Materi yang diambil tanpa bunga atau buah, sangat sukar untuk diidentifikasi atau
mungkin idetifikasinya kurang tepat atau kurang teliti, kecuali untuk tanaman yang

mempunyai penampakan bagian-bagian vegetatif yang sangat menonjol hingga


mudah diketahui atau dikenal.
4. Lebih baik mempunyai koleksi yang sedikit tapi lengkap.
5. Jangan sekali-kali mencampur spesimen/materi dari tumbuhan yang berbeda tempat
pengumpulannya apalagi yang dikumpulkan pada tanggal yang berbeda.
Bagian-tanaman yang diambil seperti akar dibersihkan dengan air, setelah kering,
dimasukkan ke dalam kertas koran/merang. Tumbuhan diatur sebaik mungkin, jangan
sampai ada yang rusak, daun diatur sedemikian rupa sehingga terlihat permukaan atas
dan permukaan bawah. Setelah cukup banyak tanaman yang terkumpul, selanjutnya
dipress diantara kertas koran kemudian dikeringkan pada sinar matahari. Untuk lebih
meratakan pengeringannya, tumpukan materi dipindahkan bagian atas disimpan di
bawah dan bagian bawah/tengah dipindahkan keatas atau sebaliknya. Bila sinar
matahari tidak cukup cerah (seperti pada musim hujan), tumpukan materi dapat
dipanaskan/anginkan di atas api kecil, tetapi hati-hati sebab resiko terbakarnya materi
dapat terjadi, atau dapat juga dipanaskan pada oven listrik, pada suhu sekitar 60-70 0C
sampai kering.
Sebelum materi ditempel pada karton herbarium, terlebih dahulu dibersihkan
dengan zat kimia merkuri klorida (HgCl 2). Caranya HgCl2 dilarutkan dalam etanol/alkohol
95% dengan konsentrasi 5%. Bila tidak ada alkohol dapat digunakan metanol atau
isopropil alkohol. Larutan disimpan pada botol yang tertutup rapat diberi etiket yang
jelas AWAS RACUN BERBAHAYA.
Materi yang telah dibersihkan dengan HgCl2 selanjutnya didiamkan selama sehari
atau

sampai

kering

kemudian

ditempelkan

pada

kertas

herbarium

dengan

menggunakan lem khusus.


Artikel diletakkan pada sisi kanan dari herbarium. Artikel ini memuat nama
kolektor, tanggal koleksi, nomor koleksi, determiner dan keterangan lainnya yang
menyangkut tanaman tersebut.

HERBARIUM BASAH
Herbarium basah biasanya untuk tumbuhan jenis Bryophyta, larutan pengawet
yang digunakan adalah alkohol 40% atau FAA (yaitu campuran formalin, alkohol dan
asam asetat dengan perbandingan 50:500:900).
Suatu herbarium dianggap lengkap apabila:
1. Ada herbari yang diletakkan
2. Ada koleksi kering dan bagian-bagian yang besar dan tebal seperti buah, akar, daun
dan sebagainya.
3. Ada beberapa yang mungkin dibuat herbarium basah dalam alkohol, formalin, FAA
dan lain-lain.
4. Ada foto koleksi biji, buah dan bunga
5. Ada koleksi gambar dari masing-masing materi.
Contoh etiket herbarium yang ditempatkan disudut kanan bawah herbarium. Ukuran
etiket, lebar 10 cm dan tinggi 16 cm.
Kolektor

: Hermawan Ali

No. Koleksi

: 1111777

Tanggal

: 29 Februari 2014

Family

: Liliaceae

Genus

: Talinum

Spesies

: Talinum triangulare Wild

Vern Name

: Ginseng Bugis

Lokasi

: Makassar, sulawesi selatan, indonesia

Habitat

: Darat

Ketinngian Tempat :
Frekuensi

: Banyak

Catatan: berisi keterangan tambahan yang tidak terdapat


dalam koleksi tumbuhan, misalnya habitus, tinggi pohon,
jumlah populasi, warna bunga, dsb.

PEMBUATAN SIMPLISIA
Simplisia menurut Farmakope Indonesia Edisi III adalah, bahan alam yang
digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga, kecuali
dinyatakan lain berupa bahan yang telah dikeringan. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pembuatan simplisia:
1. Waktu pengumpulan atau panen
Waktu pengumpulan atau waktu panen sangat berhubungan dengan kadar
komponen aktif suatu tumbuhan. Perlu diketahui pada saat umut berapa dan kapan
tumbuhan komponen aktifnya mencapai meksimum. Untuk tumbuhan yang melakukan
fotosintesis, waktu panen biasanya antara pukul 10.00-12.00 dimana terjadi reaksi
fotosintesis maksimum. Tumbuhan bisa dipanen ketika telah berbunga, berbuah atau
menghasilkan spora. Pengambilan tumbuhan untuk simplisia harus diambil yang sehat,
yaitu yang tidak berpenyakit atau tidak dijangkit virus atau jamur. Bukan saja hasil
sintesa mikroba akan terdekteksi, tetapi mungkin juga mengubah metabolisme
tumbuhan secara serius dan membentuk hasil yang tidak diharapkan, bahkan mungkin
dalam jumlah besar. Selain itu, saat pengumpulan juga dapat terjadi pencemaran
terutama pada pengumpulan tumbuhan rendah misalnya jamur yang tumbuh parasit
pada pohon.
2. Bagian-bagian tanaman
a. Kulit batang atau klika (korteks) diambil dari batng utama dan cabang, dikelupas
dengan ukuran dan panjang tertentu.
b. Batang (caulis) diambil mulai dari cabang pertama sampai leher akar dipotong
dengan panjang dan diameter tertentu.
c. Kayu (lignun), diambil dari cabang atau batang, kulit dikelupas dan dipotoong
kecil-kecil.
d. Daun (folium) diambil daun tua (bukan daun kuning) daun kelima dari pucuk.
Daun dipetik datu persatu secara manual.
e. Bunga (flos) dapat berupa kuncup, bunga mekar atau mahkota bunga atau daun
bunga dipetik langsung dengan tangan.
f. Akar (radix) diambil adalah bagian yang berada pada bagian bawah tanah.

g. Rimpang (rhizoma), diambildan dibersihkandari bulu-bulu akar kemudian


dipotong melintang dengan letebalan tertentu. Dipanen saat daun meluruh (layu).
h. Buah (fructus), dapat berupa buah matang, buah muda dipetik dengan tangan.
i. Biji (semen), buah dikupas dan biji dikumpulkan dan dibersihkan. Diambil dari
buah yang sudah matang atau masak.
j. Herba adalah bagian tanaman yang berada di atas tanah diambil dan
dibersihkan.
3. Pencucian dan sortasi basah, dimaksudkan untuk membersihkan tanaman
/simplisia dari benda-benda asing dari luar (tanah, batu dsb) dan untuk memisahkan
bagian tanaman dari bagian yang tidak diinginkan.
4. pengeringan
Tujuan dilakukannya pengeringan adalah untuk mendapatkan simplisia yang
awet, tidak rusak, dapat digunakan dalam waktu yang ralatif lama. Batas kekeringan
suatu simplisia kira-kira 10%, dengan kadar yang demikian ini diharapkan dapat
menghentikan proses enzimatis yang memungkinkan dapat meusak zat aktif simplisia
selain itu juga dimaksudkan untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme pada
simplisia dan juga untuk mendapatkan hasil pemisahan yang sempurna pada proses
ekstraksi.
Pengeringan harus dilakukan dalam keadaan terawasi untuk mencegah terjdinya
perubahan kimia yang terlalu banyak. Bahan harus dikeringkan secepat-cepatnya tanpa
menggunakan suhu yang tinggi, lebih baik dengan aliran udara yang baik.
Untuk mempercepat proses pengeringan biasanya bagian tumbuhan dipotong
kecil-kecil dengan ukuran tertentu. Biasanya derajat halus dinyatakan dengan nomor
pengayak 4/18.
a. Pengeringan secara alamiah.
1. Dengan sinar matahari langsung. Untuk bagian tanaman yang keras (kayu, kulit,
biji, bjii) dan yang mengandung zat aktif yang relatif stabil oleh panas.
2. Dengan dianginn-anginkan pada tempat yang tidak tekena sinar matahari
langsung, terutama untuk simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah
rusak dengan sinar ultraviolet dari matahari.

b. Pengeringan buatan.
Menggunakan alat yang dapat diatur suhunya, kelembabannya, tekanan atau
sirkulasi udara untuk memperoleh kekeringan yang diinginkan.
5. Pengawetan simplisia.
Pengawetan dilakukan untuk simplisia untuk mencegah kerusakan oleh pengaruh
bakteri dan jamur yaitu dengan merendam bagian simplisia ke dalam alkohol 70% atau
dengan dialiri uap panas sebelum dikeringkan.
6. Penyimpanan
Simplisia yang tidak segera dikerjakan dapat disimpan, namun sebelumnya
dilakukan sortasi kering untuk memisahkan sisa-sisa benda asing atau bagian tanaman
yang tidak dikehendaki yang tidak disortir pada sortasi basah penyimpanan simplisia
diusahkan pada tempat kering.

GAMBAR TUMBUHAN

Nama Indonesia

Nama Daerah

Nama Latin

Frekuensi/Populasi

Ketinggian

Tempat Tumbuh

Lokasi

Kegunaan

KETERANGAN MORFOLOGI
Bagian Tumbuhan

Deskripsi

Keterangan (I-L)

KETERANGAN MORFOLOGI
Bagian Tumbuhan

Deskripsi

Keterangan (I-L)

KETERANGAN MORFOLOGI
Bagian Tumbuhan

Deskripsi

Keterangan (I-L)

DAFTAR NILAI PRAKTEK KERJA LAPANG


FARMAKOGNOSI - FITOKIMIA I
SEMESTER AKHIR 2013-2014
NAMA MAHASISWA
NO. STAMBUK
KELOMPOK

:
:
:

FOTO

NO

KEGIATAN

NILAI

Partisipasi dalam kegiatan PKL (20)

Hubungan sosial dengan masyarakat,


asisten dan dosen (15)

Pengambilan sampel (15)

Pembuatan herbarium/simplisia (20)

Laporan PKL (30)

KET

NILAI TOTAL

< 70; TIDAK LULUS PKL


Makassar,

Mengetahui
Koordinator Asisten

Asisten Pendamping

(.)

(....)

2014

Anda mungkin juga menyukai