TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013
Abstract
Health problems tend to increase, mental health is an issue that most real improvement.
Some physical illnesses can cause anxiety in a person. A person with a chronic disease, prone to
anxiety sufferers Diabetes is one of them.
The purpose of this study is the effect of anxiety on blood glucose levels in people with
diabetes mellitus in Surakarta Banyuanyar Regional Health Center. Hypothesis There is a
positive effect of anxiety on blood glucose levels in people with diabetes mellitus in the PHC
Banyuanyar Surakarta.
In this study sample was respondents with Diabetes Mellitus (DM) type 2 Surakarta
region Banyuanyar Health Center. By sampling the total sampling with gauge Scale anxiety
scale and blood glucose levels of people with Diabetes Mellitus (DM) Type 2.
Based on calculations using the computer program SPSS 15.0 for Windows obtained
the value of r count (0.754)> r table (0.339) or (p = 0.000 <0.05) so that Ha is accepted, it
means a significant difference between the levels of anxiety blood glucose in patients with
diabetes mellitus in the Greater Surakarta Banyuanyar Health Center.
Distribution results based on Blood Glucose Levels of respondents can be seen that the
most dominant is the Blood Glucose Levels respondents in the category DM ( 200) that is
equal to 16 or 47.1%.
Keywords: Anxiety, Diabetes Type 2 DM Miletus.
181
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013
Abstrak
Masalah kesehatan yang cenderung meningkat, kesehatan jiwa merupakan
masalah yang paling nyata peningkatannya. Beberapa penyakit fisik dapat
mengakibatkan kecemasan pada seseorang. Seseorang dengan penyakit kronis, rentan
mengalami kecemasan salah satunya adalah penderita Diabetes.
Tujuan dari penelitian ini adalah pengaruh kecemasan terhadap kadar glukosa
darah pada penderita Diabetes Melitus di Wilayah Puskesmas Banyuanyar Surakarta.
Hipotesis Ada pengaruh positif antara kecemasan terhadap kadar glukosa darah pada
penderita diabetes melitus di wilayah Puskesmas Banyuanyar Surakarta.
Dalam penelitian ini sampelnya adalah responden yang menderita Diabetes
Mellitus (DM) tipe 2 wilayah Puskesmas Banyuanyar Surakarta. Dengan pengambilan
sampel yakni total sampling dengan alat ukur skala kecemasan dan Skala kadar glukosa
darah penderita Diabetes Mellitus (DM) tipe 2.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program komputer
SPSS 15.0 for windows diperoleh nilai rhitung (0,754) > rtabel (0,339) atau (p = 0,000 <
0,05) sehingga Ha diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara
kecemasan terhadap kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Melitus di Wilayah
Puskesmas Banyuanyar Surakarta.
Hasil distribusi berdasarkan Kadar Glukosa Darah responden dapat diketahui
bahwa yang paling dominan adalah dengan Kadar Glukosa Darah responden pada
kategori DM ( 200) yaitu sebesar 16 atau 47,1%.
Kata kunci : Diabetes Miletus DM tipe 2, Kecemasan.
182
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013
utuh
PENDAHULUAN
(tidak
mengalami
keretakan
yang
kepribadian/Splitting of Personality),
2006).
Masalah
kesehatan
mengakibatkan
dunia.
seseorang.
Kurang
masyarakat
kecemasan.
Negara
Dokter
maju
maupun
Negara
kecemasan
lebih
umum
Hasil
Spesialis
pada
5-10%
mengalami
survei
Persatuan
Kesehatan
Jiwa
kejiwaan
yang
dimaksud
bukanlah
masyarakat
sebagian
gila,
gangguan
(WHO, 2009).
masyarakat
sebagai
Kecemasan
(ansietas)
adalah
penyakit
yang
kecemasan
dengan
perasaan
mengidap
Indonesia
kronis,
salah
rentan
mengalami
satunya
adalah
yang
ketakutan
atau
kekhawatiran
Mellitus
mengalami
kecemasan.
183
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013
penderita
Diabetes
Wilayah
Puskesmas
Surakarta.
Melitus
di
Banyuanyar
Manfaat Penelitian
2004).
Angka
Melitus
di
menduduki
kesakitan
Puskesmas
peringkat
Diabetes
Banyuanyar
ke-3
setelah
Manfaat Teoritis
Hasil
penelitian
memberikan
informasi
ini
dapat
mengenai
Diabetes Mellitus.
Manfaat Praktis
tertarik
Apakah
benar
untuk
menelitinya.
kecemasan
dapat
a. Bagi
penderita
tambahan
DM,
sebagai
informasi
dan
pengelolaannya
terhadap
kecemasan.
Glukosa
Darah
Penderita
b. Bagi
Peneliti,
menambah
telah
diperoleh
selama
perkuliahan.
c. Bagi
Pemerintah,
membantu
Banyuanyar Surakarta.
masyarakat
Tujuan Penelitian
khususnya
penderita
DM.
1. Mengetahui pengaruh kecemasan
terhadap kadar glukosa darah pada
penderita
Diabetes
Wilayah
Puskesmas
Surakarta.
Melitus
di
Banyuanyar
184
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013
e. Bagi
Masyarakat,
sumbangan
informasi
sebagai
dan
sumber
kekhawatiran.
Kecemasan
kita untuk
kesehatannya.
melakukan
pemeriksaan
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Kecemasan
Kecemasan
(ansietas)
adalah
yang
ditandai
ketakutan
dengan
atau
perasaan
kekhawatiran
yang
hari.
Mark
&
Barlow
(2006)
gejala-gejala
utuh
dimana
(tidak
mengalami
keretakan
ketegangan
seseorang
jasmaniah
mengantisipasi
kepribadian/Splitting of Personality),
2006).
(2006),
suatu
kehidupan
terjadi.
harus
relasi
Menurut
Nevid
ansietas/kecemasan
Banyak
sosial,
adalah
hal
ujian,
yang
karier,
relasi
tetapi
dapat
merugikan
185
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013
terhadap
Kapasitas
sesuatu
untuk
yang
berbahaya.
menjadi
cemas
2. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kecemasan
Menurut Kaplan dan Sadock
(1997), faktor
dengan kehidupan.
yang mempengaruhi
menyenangkan,
agak
tidak
1) Usia
(1997)
lebih
gangguan
banyak
kecemasan
pada
wanita.
2) Pengalaman menjalani
pengobatan
Kaplan
dan
mengatakan
dalam
Sadock
(1997)
pengalaman
pengobatan
awal
merupakan
pengalaman-pengalaman
yang
yang
akan
datang.
di
kemudian
pengalaman
hari.
individu
186
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013
cenderung
mempengaruhi
peningkatan
kecemasan
saat
yang
peran
Konsep diri adalah semua ide,
kepercayaan
dan
dirinya
dan
mempengaruhi
individu
dengan
pikiran,
berhubungan
yang
ganda
keluarga
mempunyai
baik
atau
memiliki
di
di
dalam
masyarakat
kecenderungan
mengalami
kecemasan
yang
Stuart
&
Sundeen
dan
diharapkan
tujuan
dari
berdasarkan
yang
penyakit)
seseorang
Terjadinya
posisinya
di
yang
gejala
kecemasan
berhubungan
dengan
mempengaruhi
walaupun
peran
seperti
perilaku
dan
yang
akan
kejelasan
berarti
kesesuaian
terhadap
dan
peran,
keseimbangan
insidensi
mendapatkan
pembedahan,
mempengaruhi
kecemasan
harapan
pada
terhadap
ketidaksesuaian
baik
mempengaruhi
ini
akan
tingkat
klien.
pasien
diagnosa
diagnosa
hal
individu
gangguan
Sebaliknya
yang
tidak
dengan
terlalu
tingkat
187
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013
komplikasi
serta
alternatif
(1997).
2) Tingkat pendidikan
Bare, 2001).
Pendidikan bagi setiap orang
memiliki
arti
Pendidikan
masing-masing.
pada
umumnya
4) Proses adaptasi
Kozier
and
mengatakan
adaptasi
pola
oleh
pengambilan
(Notoatmodjo,
2000).
keputusan
Tingkat
Oliveri
(1991)
bahwa
tingkat
manusia
stimulus
dipengaruhi
internal
dan
dan
lebih
mudah
dalam
membutuhkan
respon
Proses
menstimulasi
individu
untuk
mendapatkan
bantuan
dari
mempengaruhi
sumber-sumber
di
kesadaran
dan
adaptasi
lingkungan
dimana
(Jatman, 2000).
3) Akses informasi
diketahuinya.
Informasi
pasien
sebelum
dia
sering
yang
pengetahuan
untuk
berada.
mempunyai
dan
ketrampilan
membantu
pasien
diri
dalam
lingkungan
yang
baru.
Perawat
188
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013
Status
sosial
ekonomi
juga
besar
pasien
kemoterapi
psikiatrik.
kecemasan.
Berdasarkan
penelitian
Durham
diketahui
kelas
hasil
bahwa
sosial
prevalensi
yang
menjalani
mengalami
Pasien
sangat
(2000)
masyarakat
ekonomi
rendah
psikiatriknya
lebih
menentukan
tahap
kemoterapi
kecemasan
yang
pada
klien
tidak
bahkan
akan
menyenangkan
membahayakan
terapi
dapat
ekstrinsik.
medis
yang
1996).
Semakin
mengetahui
tentang
tindakan
kemoterapi,
akan
mempengaruhi
tingkat
yang
sifatnya
antisipatif,
baik
bagi
perawat
maupun
tegang,
akan
proses
sebagian
menjalani
kemoterapi.
Hampir
apatis,
cemas,
perasaan
tak
salah
aman,
tidak
lekas
pada
189
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013
tempatnya.
Sementara
gejala
dingin,
gangguan
di perut.
sulit
itu,
bernafas,
Kumar
dan
Clark
(2002)
Dampak kecemasan
terhadap
aminobuyric
palpitasi,
rasa
antara
berkeringat,
tangan
bahwa
bertambah
aktivitas
atau
sehingga
psikomotorik
berkurang,
sikap
dan
dan
psikologik
ansietas
lain
acid
seperti
gemetar,
kehilangan
kemampuan
persepsi,
190
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013
Melitus
(DM)
Kurangnya
aktifitas
hiperinsulinemia.
jasmani
Semua
dan
faktor
ini
metabolik
genetik
dengan
hiperglikemia
yang
karakteristik
terjadi
karena
yang
berhubungan
terjadinya DM tipe 2
dengan
(Gustaviani,
2006).
maka penulis
panjang,
sebagai
disfungsi
atau
kegagalan
dapat
penyakit
menyimpulkan
metabolik
tidak
menyatakan
bahwa
dengan
adanya
perilaku
rural-tradisional
mempengaruhi
pola
fungsi
berubah
mengetahui
secara
epidemiologik
banyak
obesitas,
dan
distribusi
lebih
lemak
lamanya
tubuh.
Menurut
penyakit
perubahan
Wijayakusuma
Diabetes
Melitus
tersebut.
(2004),
dapat
191
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013
b. Faktor obesitas
(Gustaviani, 2006).
terhadap
permasalahan
g. Faktor usia
yang
Diagnosis Diabetes Melitus
Hipotesis
kadar
glukosa
Menentukan
diagnosis
DM
terkumpul
darah.
harus
(Arikunto,
penelitian
ini
2002).
dapat
terhadap
kadar
glukosa
wilayah
Surakarta.
Puskesmas
Banyuanyar
darah
plasma
memastikan
vena.
diagnosis
Untuk
DM,
kendali
mutu
secara
demikian
sesuai
teratur).
Walaupun
METODE
Identifikasi Variabel
a. Variabel bebas: kecemasan.
b. Variabel tergantung: kadar glukosa
darah
pada
penderita
Diabetes
192
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013
Definisi
Operasional
Variabel
Penelitian
Kecemasan
Kecemasan dalam penelitian ini
tingkat
glukosa
di
dalam
darah.
sesorang
jangka
yang
berlebihan
terhadap
panjang,
disfungsi
kegagalan
pembuluh
darah
resistensi
insulin
gangguan
dialami
oleh
Diabetes
responden
Mellitus
penderita
(DM)
yang
beberapa
organ
atau
serta
tubuh,
presominan
disertai defisiensi
sekresi
insulin
bersama
perawat
dengan
glukosa
darah
(sensorik),
kardiovaskuler
respiratori
gejala
(pernafasan),
gejala
pengukuran
sewaktu
Populasi,
Pengambilan Sampel
Sampel
dan
kadar
(mg/dl)
Teknik
Populasi
193
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013
pengukuran
yang
berjumlah 34 orang.
Sampel
responden
yang
menderita
sampel
yang
dimaksudkan
yaitu:
a. Skala Kecemasan
b. Skala kadar glukosa darah penderita
Diabetes Mellitus (DM) tipe 2.
data
menggunakan
yang
digunakan
Perhitungan
korelasi
product
moment
dilakukan
bantuan
program
SPSS
dengan
(Statistical
Berdasarkan
hasil
penelitian
penelitian
ini
adalah
total
sampling
dimana
semua
anggota
populasi
diambil
untuk
sampel
Surakarta
terhadap
34
yang
telah
responden
distribusi
berdasarkan
di
wilayah
Surakarta.
Puskesmas
Banyuanyar
194
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013
Darah
responden
dapat
Puskesmas
Banyuanyar
Adapun
dengan
Surakarta.
pedoman
untuk
pengujian
menggunakan
ditolak,
Berdasarkan
normalitas
hasil
dengan
artinya
data
berdistribusi
normal.
dengan
hasil
pengujian
One-Way
Anova
Berdasarkan
pedoman
dapat
diambil
kesimpulan
Wilayah
Puskesmas
Surakarta,
dimana
yang
signifikan
hasil
antara
kecemasan
jika
Banyuanyar
kecemasan
195
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013
Kurang
masyarakat
kecemasan.
Dokter
kecemasan
lebih
umum
Hasil
5-10%
mengalami
survei
Spesialis
pada
Persatuan
Kesehatan
menerus.
Kecemasan
adalah
Jiwa
Secara
epidemiologik
diabetes
masyarakat
mengidap
menyatakan
perubahan
penyakit
berubah
kecemasan
Indonesia
kronis,
rentan
salah
mengalami
satunya
adalah
bahwa
perilaku
dengan
adanya
rural-tradisional
secara
epidemiologik
banyak
obesitas,
dan
distribusi
lebih
lamanya
lemak
tubuh.
Kurangnya
hiperinsulinemia.
Kesehatan
penderita
Dunia
didapatkan
kecemasan
pada
27%
pasien
genetik
aktifitas
yang
Semua
terjadinya DM tipe 2,
2006).
penderita
Diabetes
terkait
dengan
faktor
berhubungan
jasmani
dan
ini
dengan
(Gustaviani,
196
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013
SIMPULAN
Berdasarkan
hasil
penelitian
Cipta, Jakarta.
Banyuanyar
Surakarta
telah
Gangguan,
Bandung.
signifikan
antara
yang
kecemasan
Refika
Guides),
penderita
Diabetes
Wilayah
Puskesmas
Melitus
di
Aditama,
Blooms
Literary
Banyuanyar
David G, Risk Factors Diabetic Foot
Surakarta.
kecemasan
penderita
Research
Antoni, Texas.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto,
S,
Penelitian
1989,
Suatu
Group,
1998,
San
Pendidikan
Cross-Country
Sensitivity
Evidence
Analyses,
Division
of
and
Working
paper,
Monetary
Pendekatan
Praktek,
D.C.
197
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013
Diabetes
Mellitus,
Penerbit
Fakultas
Kedokteran
Penerbit
Kedokteran
Fakultas
Universitas
Indonesia1879, Jakarta
Hawari, D, 1988, Manfaat Pemeriksaan
MMPI
Sebagai
Penunjang/Pelengkap
Diagnosis
Notoatmodjo,
S,
Penelitian
2000,
Metodologi
Kesehatan,
Rineka
Cipta, Jakarta.
Psychiatry,
Behavioral
Nursing:
Procedurs,
Conxcepts
Addition
and
Wesley-
Smeltzer,
S,C,
Keperawatan
2001,
Buku
Medical
Ajar
bedah
UK, WB Saunders.
Stuart, R,F, & Sundeen P,C,1991, Buku
Long, B,C, 1996, Perawatan Medical
Bedah, Suatu Pendekatan Proses
Lumbantobing,
2004,
Bencana
198
TALENTA PSIKOLOGI
Vol. II, No. 2, Agustus 2013