Anda di halaman 1dari 11

SOAL PRETEST ANAK

1. A. Sebutkan kriterria DBD menurut WHO tahun 1997!


Demam dengan disertai gejala tidak kas dan satu-satunya
manifestasi perdarahan adalah uji tourniquet (+).
Derajat 1 disertai perdarahan spontan dikulit atau perdarahan
lain.
Ditemukan tanda kegagalan sirkulasi: nadi cepat, kecil, tekanan
nadi < 20 mmHg atau hipotensi, kulit dingin, lembab dan anak
gelisah.
Syok berat: nadi tidak teraba, tekanan darah tidak bisa diukur.
B. Pemeriksaan Lab DBD:
Darah rutin : Trombositopenia (<100.000 mm3/dl),
Leukopenia
Hemokonsentrasi (kenaikn Ht> 20%)
Hb
2. Gejala Klinis demam tifoid
Demam ( tipe demam step ladder temperature)
Gangguan gastrointestinal : muntah, sakit perut, kembung,
diare atau obstipasi.
Gangguan kesadaran dari yang ringan (delirium) sampai
berat (encephalopati)
Gejala lain : sakit kepala, anoreksia , mialgia
Pada
pemeriksaan
biasanya
dijumpai:
hepatomegali,
splenomegali, rose spot, lidah
kotor ditengah, tepi hiperemis,
tremor dan kadang kadang dijumpai bradikardi relative walaupun
pada anak jarang dijumpai.
3. A. Pembagian Syok:
a. Syok Hipovolemik ( valome intravaskuler tidak adekuat )
cardiak out put menurun
- Pendarahan akut ( Pendarahan GI, trauma )
- Kehilangan cairan hebat dan cepat ( diare, luka bakar,
diabetes insipidus )

- Kehilangan plasma ( cairan dari intra vasculer ke jar


intertisial/serosa ( DHF, anoxia, hipersensitivitas akut,
perforasi)

b. Syok distibutif ( Syok septik, neurogenik, anafilaksis)


Volume intra vasculer normal, tetapi terdapat kekurangan
relatif sirkulasi oleh karena dilatasi hebat dari vena/ arterial.
c. Syok Kardiogenik adalah kegagalan jantung memompa darah
yang diperlukan.
-

Pengaruh mekanik ( pnemothorak tekanan, tamponade


jantung)

Gangguan

ritme

jantung

irama

jantung

):

fibrilasi

ventrikel, SVT.
-

Gangguan

kontraksi

otot

ventrikel

(infark

miokard,

kardiomiopati, hipoksemia)
B. Tatalaksana syok hipovolemik
1. Air way (saluran napas)
2. Cairan elektrolit ( RL, Nacl 20 cc/kg BB/jam)
3. Bila tak membaik ulangi 1x lagi bila belum ada perbaikan
berikan:

(plasma, albumin 5% atau plasma expander)

4. Bila cairan

telah cukup tetapi tensi masih rendah

berikan obat vasopresor.

4. A. Gejala klinik dan px lab sindroma nefrotik:


-

Edema

Hipoproteinemia (kadar protein serum < 5,5 g%)

Hipoalbuminemia (< 2,5 g%)

Hiperkolesterolemia (> 250 mg%)

Px rutin:
-

Darah tepi : Hb, Ht, trombosit, hitung jenis, LED.

Urinalisa

Kimia darah : albumin, globulin, ureum, kreatinin, as.urat, Na, K, Ca


Esbach

B. Gejala klinik GNA:


Sindrom klinik berupa : oedema, hematuria, proteinuria akut dapat
disertai hipertensi atau gangguan fungsi ginjal.

5. Soal Kasus
DD : pneumonia
Bronkiolitis
Asma
Dx : pneumonia karena dari kasus sesuai dengan kriteria pneumoni
di bawah ini:
Manifestasi nojnspesifik berupa infeksi saluran napas
bagian atas, panas tinggi 39 -

40C, kadang kadang

sampai kejang, sakit kepala, gelisah dan keluhan gastro

intestinal.
Gejala saluran napas bawah ialah sesak napas, air
hunger, takipne, merintih, napas cuping hidung, batuk

dan sianosis.
Tanda pneumonia ialah perkusi, fremutis melemah, suara

napas lemah, dan rongki halus pada auskultasi.


Retraksi (chest indrawing) bersama

dengan

peningkatan frekuensi napas merupakan tanda klinik


pneumoni yang bermakna.
Px Lab : Darah : menunujukkan lekositosis dengan dominasi PMN
( 15.000
40.000/mm ) dengan pergerakan ke kiri.
Radiologis dapat ditemukan bercak
terbesar satu atau beberapa lobus paru.
Terapi

bercak

infiltrate

Pada penderita yang dirawat, penatalaksanaan dibagi atas,


penatalaksanaan umum dan pengobatan kausal.
A. Penatalaksanaan Umum
Pemberian oksigen melalui kateter hidung atau masker
Pemberian cairan, yang adekuat. Cairan rumatan diberikan
mengandung gula dan eliktrolit yang cukup. Jumlah cairan
sesuai bert badan dan status hidrasi. Pasien yang mengalami
sesak berat dapat dipusakan, sesak berkurang, asupan oral
dapt diberikan.
Koreksi kelainan eriktolit atau metabolik yang terjadi missal
hipoglikemia, metabolic asidosis
Mengatasi penyakit pernyerta seperti kejang demam dan diare

B. Pengobatan causal
Golongan betalaktam (penilisin, sefalosporin, karbapenem dan
monobaktam) merupakan jeni jenis antibiotika yang sudah dikenal
cukup luas. Biasanya digunakan untuk terapi pneumonia yang
disebabkan oleh bakteri sperti Streptococcus pneumoniae influenza
dam Staphylococcus aureus. Pada kasus yang berat diberikan
golongan
sefaloporin
sebagai
pilihan,
terutama
apabila
penyebabanya belum diketahui. Sedangkan pada kasus yang ringan
sedang, dipilih golongan penisilin.
Pada keadaaan imunokompromais (gizi buruk, penyakit jantung
bawaan,
gangguan
neuromuskular,
keganasan,
pengobatan
kortikosteroid jangka panjang, fibrosis kistik, infeksi HIV), pemberian
antibiotik harus segera dimulai saat tanda awal pneumonia
didapatkan dengan pilihan antibiotik : sefalosporin generasi 3.

6. A. Apa yang dimaksud dgn status konvulsi?? Dan terapix??


Kejang yang berlangsung > 30 menit, timbul berulang-ulang dengan
interictal tidak sadar.
BAGAN MENGATASI KEJANG

KEJANG

Akses IV

(+)

( -- )

Diaz ,3 0,5 mg/BB/x

Anak

: Diazep 5 mg Sup, BB < 10 kg


Diazep 10 mg Sup, BB > 10 kg

Neonatus : Luminal 30 mg , 1 minggu

Kejang

(+)

Ulang s/d 3 X
Interval 10

(-)

Luminal 8 10 mg/BB/x (1 minggu)

4 jam

Gagal
3 hari

Berhasil

Luminal 4 5 mg/BB/hr (1 minggui)/PO 2 -

Lihat status konvulsivus

Segera diberikan Diazepam


Intravena : dosis rata-rata 0,3 mg/kgbb atau perrektal dosis < 10 kg : 5
mg rektal,
> 10 kg : 10 mg rektal
bila kejang tidak berhenti
tunggu 15 menit.
Dapat diulang dengan dosis dan cara yang sama. Kejang berhenti. Berikan
dosis awal fenobarbital atau bisa diberikan fenitoin.
Dosis neonatus fenobarbital ( luminal) , 1 bulan 1 tahun
(im)
Lebih dari 1 tahun

: 30 mg
: 50 mg (im)

4 jam kemudian berikan dosis rumatan fenobarbital


Dosis : hari 1 dan 2 = 8 10 mg/kgbb dibagi 2 dosis /IM hari berikutnya
4-5 mg/kgbb dibagi 2 dosis (bisa IM / PO) selama 2-3 hari.
Dosis fenitoin (dilantin) iv 15 mg/kgbb, lanjutkan dengan dosis 5
mg/kgbb/hr. Jika gagal baik dengan fenobarbital aataupun fenitin ICU
(ventilator).
B. Px lab koma:
1. Darah rutin, urinalisa, elektrolit, BUN, AGD, Fungsi hati, rontgen
thoraks, EKG
2. Khusus : CT Scan, rontgen kepala, EEG, fungsi lumbal
3. Pemeriksaan hendaknya tergantung penyebab
7. A. Kasus : seseorang datang dengan pucat dan perdarahan. Sebutkan
anamnesis dan px fisik untuk melengkapi data teesebut!

Anamnesa:
Pasien dgn anemia berat harus dicurigai leukimia. Sering
disertai kelemahan tubuh, kelelahan, berat badan menurun,
anoreksia, mudah sakit, sering demam, nyeri tulang atau sendi,
perut yang membesar ( hepatosplenomegali), apakah ada keluarga
yg menderita penyakit yg sama, umur penderita.
Px fisik: Organomegali (hepato-splenomegali, limfadenopati)
Pemeriksaan Penunjang :
- Darah tepi :
Ditemukan : - Pansitopenia
- Limfositosis
-

Pungsi sumsum tulang :


a) Gambaran monoton yang hanya terdiri dari sel limfopoetik
Patologik
b) Sistem lain terdesak
c) Pada LNLA selain gambaran monoton ditemukan hiatus
leukemia (mieloblas yang banyak), beberapa sel segment
dan sangat kurang bentuk pematangan sel yang ada.

2.

Cairan serebrospinalis (Pungsi Lumbal)


Pada leukemia meningeal didapatkan peninggian jumlah sel
patologik dan protein pada cairan serebrospinal meninggi

3.
4.
5.

Foto toraks :
Faal hati (SGOT/SGPT)
Kadar asam urat.

B. Pasien talassemia dengan hb 4


a. bagaimana cara transfusix??
-

Cara transfusi High Transfusi (Hb dipertahan kan 10 g%)


Mengatasi anemia dengan PRC 10-15 ml/kg BB/kali.

b. sebutkan efek samping


1. Penderita talasemia terjadi anemia berat karena proses
hemolitik
dan umur eritrosit yang pendek.
2. Karena proses hemolitik dan transfusi yang berulang dapat
terjadi penimbunan besi pada jaringan tubuh.
3. Akibat aktifitas, dapat terjadi defesiensi asam folat relatif.
4. Tidak jarang timbul penyakit pada resipien akibat penularan
melalui transfusi. Penyakit yang potensial ditularkan adalah
hepatitis dan HIV.

8. a. Gejala klinik gagal jantung


Secara hemodinamik, gejala klinis gagal jantung dapat digolongkan
menjadi :
1. Perubahan pada jantung
a. Takikardi; bayi frekuensi jantung 150 200 x/mnt, pada anak 100
150 x/mnt dalam keadaan istirahat.
b. Irama derap (gallop rhythm)
c. Peningkatan aktifitas prekardium
d. Ekstremitas teraba dingin, pulsasi prifer melemah (penurunan
capillary refill)
e. Sianosis perifer
f. Failure to thrive
2. Kongestif paru
a. Takipnea, pada bayi tampak napas cepat dan dangkal
b. Dispnea dan ortopnea
c. Ronki basah halus terutama pada kedua basal paru
d. Sianosis sentral dan batuk kronik
3. Bendungan vena sistemik
a. Hepatomegali
b. Peningkatan tekanan vena jugularis
c. Edema, dapat terlihat didaerah ekstremitas dan sekitar mata, dapat
terjadi asites dan efusi pleura.
b. sebutkan penyakit yang mengakibatkan pirau dari kiri ke kanan
- VSD, ASD, PDA

9. Kasus : Diare akut


Etiologi: Disentri
Tx :
Cara menilai dehidrasi
A
B

Penilaian
Lihat keadaan
umum

Baik, sadar

* Gelisah

C
* Kesadaran
menurun
/ tidak sadar

Mata

Normal

Cekung

Sangat cekung

Air mata

Ada

Tidak ada

Tidak ada

Mulut dan lidah

Basah

Kering

Sangat kering

Rasa haus

Minum biasa,
tidak haus

* Haus, banyak
minum

* Sedikit minum /
tidak bisa minum

Turgor kulit

Kembali cepat

Kembali lambat (= 2 Kembali sangat


detik)
lambat (> 2 detik)

Derajat
dehidrasi

Tanpa
dehidrasi

Dehidrasi ringan /
sedang, Bila ada
tanda * ditambah 1
atau lebih tanda lain

Dehidrasi Berat, Bila


ada tanda *
ditambah 1 atau
lebih tanda lain

Rencana B

Rencana C

Terapi

Rencana A

Pada kasus termasuk dalam dehidrasi ringan sedang. Untuk diare dengan
dehidrasi ringan sedang diberikan cairan oralit. Jumlah oralit yang
diberikan 3 jam pertama 75 ml/kgbb atau sesuai umur, yaitu : < 1 th 300
ml, 1 5 th 600 ml, > 5 th 1200 ml.
-

Bila anak menginginkan lebih banyak oralit, berikanlah


Dorong ibu untuk meneruskan ASI
Untuk bayi di bawah 6 bulan yang tidak mendapat ASI berikan juga
100 200 ml air masak selama masa ini.
Bila tidak ada dehidrasi, ganti ke Rencana Terapi A. Bila dehidrasi
telah hilang anak biasanya kencing dan lelah kemudian mengantuk.
Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan / sedang, ulangi Rencana
Terapi B tetapi tawarkan makanan, susu dan sari buah seperti
Rencana Terapi A.
Bila tanda menunjukkan dehidrasi berat lanjutkan Rencana Terapi C

Pemberian obat-obatan prebiotik dan vitamin (+ Zn)


- Jika panas diberikan antipiretik (parasetamol).
- Jika kejang diberikan anti konvulsi (diazepam, dilantin, largaktil).
- Antibiotik diberikan jika penyebabnya kholera dan disentri.
- Anti diare dan anti vomiting tidak dianjurkan.
10. Soal kasuuss.
a. apa yang dimaksud kelompok ibu resiko tinggi?? Dan pd kasus mana
yg trmasuk resiko tinggi???
Kelompok ibu resiko tinggi adalah kelompok ibu yang melahirkan
pada umur < 20 th atau > 35 th, paritas > 4, jarak kehamilan < 2
th, berat badan < 38 kg, lila < 23,5 cm, tinggi badan < 145 cm.

Faktor resiko tinggi terjadi perdarahan, infeksi intra uterin, demam


intra partum (>37,5 cm), ketuban pecah lama (>18 jam),
leukositosis pada ibu(>18000), serta perlunakan uterus.
Pada kasus yang termasuk resiko tinggi G7P4A2 :
G7 : G= gravida kehamilan yang ke 7 pada pasien
P4 : P= para jumlah anak yang lahir hidup, pada kasus ada 4 org
A2 : A = abortus abortus 2 kali pada pasien
b. BBLR??
Bayi dengan berat badan lahir kurang dari 1500-2500 gr
c. BBLSR??
Bayi dengan berat badan lahir 1000-1500 gr
d. Temp normal
suhu normal pada bayi yang berkisar antara 36,5-37,5 C

Hipotermi
Ringan : 36-36,4 C (cold stress)
Sedang : 32-35,9 C (moderate hipotermi)
Berat : < 32 C
11. Soal Kasuuus.
a. apa yang dimaksud dengan PEB??
1. Tekanan darah > 160/110 mmhg pada ibu hamil
2. Proteinuria
3. Oliguria ( jumlah kencing< 500 cc/24 jam)
4. edem pada tungkai
5. bisa disertai dengan gangguan serebral, visus serta nyeri
epigastrium
b. IUGR: pertumbuhan intra uteri pada janin yang terhambat akibat
infeksi intra uterin pada ibu ( ibu mengalami panas tubuh lebih atau
sama dengan 38 C selama proses persalinan sampai 3 hari pasca
persalinan; cairan ketuban hijau sampai berbau busuk; cairan
ketuban pecah 18 sampai 24 jam sebelum bayi lahir; atau pecah
saat umur kehamilan baru menginjak umur 37 minggu) yang dapat
mengakibatkan berat badan bayi dibawah 2000 gr atau lebih, face
old baby.
c. Lupa soalx tapi jawab aj simetris....hehe

d. Hipoglikemi: kadar glukosa darh bayi < 45 mg/ dL


Tanda bayi hipoglikemi: a. Distress napas
b. malas minum
c. jittiriness
d. mudah terangsang
e. bahkan bisa sampai kejaang

Anda mungkin juga menyukai