Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan perioperatif meliputi asuhan keperawatan yang
diberikan sebelum (preoperative), selama (intraoperatif), dan setelah
pembedahan (pascaoperatif).Perawatan preoperatif merupakan tahap pertama
dari perawatan perioperatif yang dimulai sejak pasien diterima masuk di ruang
terima pasien dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja operasi untuk
dilakukan tindakan pembedahan. Perawatan intraoperatif dimulai sejak pasien
ditransfer ke meja bedah dan berakhir bila pasien di transfer ke wilayah ruang
pemulihan. Perawatan post operasi merupakan tahap lanjutan dari perawatan
pre dan intraoperatif yang dimulai saat klien diterima di ruang pemulihan /
pascaanaestesi dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya.
Perawatan tersebut dapat dilakukan di rumah sakit, pusat bedah
mandiri, pusat bedah yang bekerja dengan rumah sakit, atau di ruang praktek
dokter.
Karakteristik penting dari keperawatan perioperatif antara lain
kerjasama tim yang berkualitas tinggi, komunikasi yang efektif dan terapeutik
dengan klien, dan tim bedah, pengkajian klien yang efektif dan efisien pada
semua fase, advokasi untuk klien dan keluarga klien, dan pemahaman tentang
biaya rawat inap. Perawat harus melakukan tindakan aseptik bedah yang baik,
membuat dokumentasi yang lengkap dan menyeluruh, dan mengutamakan
keselamatan pasien pada seluruh fase.
Keperawatan perioperatif dilakukan berdasarkan proses keperawatan
dan perawat perlu menetapkan strategi yang sesuai dengan kebutuhan individu
selama periode perioperatif sehingga klien memperoleh kemudahan sejak
datang sampai klien sehaat kembali. Pada model ini sangat ditekankan
kesinambungan asuhan keperawatan.

Saat mengalami pembedahan klien akan mengalami berbagai stressor.


Pembedahan yang ditunggu pelaksanaanya akan menyebabkan rasa takut dan
ansietas pada klien yang menghubungkan pembedahan dengan rasa nyeri,
kemungkinan cacat, menjadi bergantung pada orang lain, dan mungkin
kematian. Anggota keluarga sering merasa takut gaya hidupnya terganggu dan
merasa tidak berdaya menghadapi waktu pembedahan yang semakin dekat.
Kemampuan meningkatkan hubungan yang efektif dengan klien dan
mendengarkan keluhan mereka secara aktif sehingga seluruh kekhawatiran
mereka dapat diatasi merupakan hal yang penting untuk mencapai hasil akhir
dari pembedahan. Klien akan lebih mampu bekerja sama dan berpartisipasi
dalam perawatan jika perawat memberi informasi tentang peristiwa yang
terjadi sebelum dan sesudah pembedahan. Penyuluhan perioperatif in akan
membantu mengurangi rasa takut akibat ketidaktahuan klien dan keluarga dan
akan mengurangi masa rawat di rumah sakit, mengurangi penggunaan
analgesic pascaoperatif dan klien dapat mematuhi aturan pascaoperataif
{Dalayon,1994).
Klien akan bertemu dengan beberapa anggota tim kesehatan, antara
lain dokter bedah, perawat anastesi atau ahli anastesi, petugas fisioterapi dan
perawat. Semuanya berperan dalam asuhan keperawatan dan pemulihan klien.
Anggota keluarga dapat memberi dukungan melalui kehadiran mereka di sana,
tetapi mereka akan menghadapi stressor yang sama seperti yang dihadapi
klien. Perawat harus berkomunikasi secara efektif dengan klien dan keluarga;
hubungan perawat dengan klien menjadi dasar asuhan keperawatan yang
diberikan. Perawat mengkaji kesehatan fisik dan emosional klien, mengetahui
tingkat resiko pembedahan mengordinasi berbagai pemeriksaan diagnostik,
mnegidentifikasi diagnosa keperawatan yang menggambarkan kebutuhan
klien dan keluarga, mempersiapkan kondisi fisik dan mental klien untuk
menghadapi pembedahan, serta mengomunikasikan informasi yang berkaitan
dengan pembedahan kepada tim bedah.

B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian keperawatan intraoperatif
2. Mengetahui asuhan keperawatan intraoperatif
C. Manfaat
1. Untuk mengetahui pengertian keperawatan intraoperatif
2. Mengetahui asuhan keperawatan intraoperatif

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Keperawatan Intraoperatif


Keperawatan Intraoperatif dimulai ketika pasien masuk ke bagian
bedah dan berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan.

B. Aktifitas keperawatan pada intraoperatif:


1. Pemeliharaan Keselamatan
a.

Atur Posisi Pasien


-

Kesejajaran fungsional

Pemajanan area pembedahan

Mempertahankan posisi selama di operasi.

b. Memasang alat grounding ke pasien


c. Memberikan dukungan fisik
d. Memastikan bahwa jumlah jarum dan instrument yang tepat.
2. Pemantauan Fisiologis
a. Memperhitungkan efek dari hilangnya atau masuknya cairan yang
berlebihan.
b. Mengobservasi kondisi kardiopulmunal
c. Melaporkan perubahan-perubahan pada TPRS
3. Dukungan Psikologis (Sebelum Induksi dan Jika Pasien Sadar)
a. Memberikan dukungan emosional pada pasien.
b. Berdiri dekat dan menyentuh pasien selama prosedur dan induksi.
c. Terus mengkaji status emosional pasien.
d. Mengkomunikasikan status emosional pasien ke anggota kes yang
sesuai.
4. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Memberikan keselamatan untuk pasien

b. Mempertahankan lingk aseptic dan terkontrol


c. Secara efektif mengelola SDM

C. Fungsi Keperawatan Intraoperatif


Fungsi keperawatan di ruang operasi :
1. Sirkulasi
2. Scrub ( instrumentasi )
Aktivitas perawat sirkulasi:
-

Mengatur ruang operasi

Melindungi keselamatan dan kebutuhan kesehatan pasien dengan cara :


a. Memantau aktivitas anggota tim bedah
b. Memeriksa kondisi di dalam ruang operasi.

Memastikan kebersihan, suhu yang tepat, kelembaban dan pencahayaan;


menjaga peralatan tetap berfungsi; dan ketersediaan perbekalan material.

Memantau praktik aseptis untuk menghindari pelanggaran teknik,

Memantau pasien sepanjang prosedur operasi untuk memastikan


keselamatan dan kesejahteraan individu.

Aktivitas perawat scrub :


-

Scrubing untuk pembedahan

Mengatur meja steril, menyiapkan alat jahitan, dan peralatan khusus;

Membantu dokter bedah dan asisten dokter bedah selama prosedur bedah
dengan mengantisipasi instrument yang dibutuhkan, spons, drainase dan
peralatan lain ;

Terus mengawasi waktu pasien di bawah pengaruh anesthesia dan waktu


luka dibuka.

Mengecek peralatan dan material untuk memastikan bahwa semua jarum,


kasa dan instrument sudah dihitung lengkap saat insisi ditutup.

Memberi label pada specimen dan dikirim ke petugas laboratorium.

D. Prinsip Kesehatan dan Baju Operasi

1. Kesehatan yang baik sangat penting untuk setiap orang dalam ruang
operasi.
2. Selama pembedahan, personel yang telah melakukan scrub

dan

mengenakan pakaian operasi hanya menyentuh benda-benda yang telah


disteril.
3. Personel yang tidak melakukan scrub

dilarang menyentuh atau

mengkontaminasi apa saja yang steril.


4. Pilek, sakit tenggorok, infeksi kulit merupakan sumber organisme
patogenik yang harus dilaporkan.
5. Dalam suatu contoh, kejadian infeksi luka pada pasien pasca operasi
disebabkan oleh infeksi tenggorok ringan yang dibawa oleh perawat ruang
operasi.
6. Untuk itu penting sekali segera melaporkan bahkan kelalaian ringan
sekalipun.

BAJU
-

Pakaian rumah tidak bisa dipakai di ruang operasi

Hanya baju ruang operasi yang bersih dan dibenarkan institusi yang
diperbolehkan.

Ruang pakaian terletak dekat kamar operasi dan dicapai dari koridor terluar.

Baju diganti di ruang pakaian sebelum masuk dan saat meninggalkan kamar
operasi.

Baju operasi tidak bisa dipakai diluar ruang operasi.Baju operasi terdiri dari :
a. Pakaian dari katun yang tertutup rapi. Pakaian dan tali pinggang
dimasukan ke dalam celana.
b. Celana panjang

bagian pergelangan kaki harus bermanset tertutup (

tali atau rajutan )


c. Baju panjang ( jas )

MASKER
-

Masker dipakai sepanjang waktu di ruang operasi untuk meminimalkan


kontaminasi melalui udara.

Droplet yang mengandung mikroorganisme dari orofaring dan nasofaring


harus ditampung dan disaring.

Oleh karenanya, masker harus menyatu dan nyaman (ketat-pas) dan harus
menutup seluruh hidung dan mulut.

Bersamaan itu pula, masker harus tidak mengganggu pernapasan, berbicara


,penglihatan

Masker diganti minimal antara pergantian pasien dan tidak dipakai di luar
bagian bedah.

Karena masker kehilangan kefektifannya ketika lembab, maka masker harus


diganti antar prosedur bedah dan sesering mungkin jika perlu.

Tali masker benar terikat dengan rapi

Tali atas diikatkan di belakang kepala

Tali bawah diikatkan di belakang leher

Masker harus dipakai atau dilepas

Tidak boleh menggantung di leher

Saat melepas masker, hanya talinya saja yang dipegang untuk mencegah
kontaminasi pada tangan.

TUTUP KEPALA
-

Tutup kepala harus secara menyeluruh menutup rambut ( kepala dan garis
leher, termasuk cambang) sehingga sehelai rambut, jepitan rambut, penjepit,
ketombe dan debu tidak jatuh ke dalam daerah steril.

Jenis penutup kepala yang tersedia semuanya adalah sekali pakai, tidak
berserabut dan seperti kain.

SEPATU
-

Sepatu sebaiknya nyaman dan menyangga; bakiak, sepatu tennis, sandal dan
bot tidak diperbolehkan sebab tidak aman dan sulit untuk dibersihkan.
7

Sepatu dibungkus dalam penutup sepatu sekali pakai atau kanvas.

Penutup konduktif listrik bagi pemakai.

Penutup sepatu dipakai hanya satu kali dan dilepaskan ketika meninggalkan
area terlarang.

Konduktometer biasanya terletak di pintu masuk daerah ruang operasi.

BAHAYA KESEHATAN
-

Pemantauan internal dari ruang operasi meliputi analisis sample dari sapuan
terhadap agens infeksius dan toksik.

Sejak 1987, CDC ( Center For Diseases Control ) melaporkan beberapa kasus
tenaga perawatan kesehatan yang terjangkit AIDS melalui pemajanan okupasi.

Penggunaan sarung tangan ganda sudah rutin, setidaknya dalam trauma bedah
dimana terdapat fragmen tulang yang tajam.

Kaca mata pelindung dipakai jika luka bedah diirigasi atau ada pengeboran
tulang.

Selain perlengkapan scrub rutin dan sarung tangan ganda, beberapa ahli bedah
memakai sepatu boot karet, gaun atau apron kedap air, dan pelindung lengan
baju.

Pada kasus bedah berdarah pelindung wajah yang dililitkan dapat digunakan
untuk mengganti kaca mata.

Bagian tubuh pasien yang lain ditutup dengan kain steril.

Kontrol lingkungan
-

Lantai dan permukaan horizontal dibersihkan secara teratur dengan sabun dan
air atau detergen germisida, dan peralatan yang disteril diinspeksi secara
teratur untuk memastikan pengoperasian dan performa yang optimal.

Sebelum dapat dipaket, linen, kain dan larutan yang digunakan dibersihkan
dan disterilkan di unit dekat ruang operasi.

Material material steril dibungkus sendiri-sendiri digunakan bila di perlukan


material individual tambahan.

Ruang operasi yang dilengkapi dengan system aliran udara laminar yang
menyaring bakteri dan debu dengan presentasi tinggi.

Aliran laminar juga mempertukarkan udara dengan lebih efektif sekitar 200
kali

perjam

jika

dibandingkan

dengan

penyejuk

udara,

yang

mempertukarkan udara 12 kali perjam.

PERATURAN DASAR ASPSIS BEDAH


Umum
-

Permukaan atau benda steril yang bersentuhan dengan permukaan atau benda
lain yang steril menjadi tetap steril;

Permukaan atau benda steril kontak dengan benda tidak steril pada beberapa
titik membuat tidak steril.

Jika terdapat keraguan tentang sterilitas pada perlengkapan atau area, maka
dianggap tidak steril atau terkontaminasi.

Apapun yang steril untuk satu pasien (terbuka di baki steril atau meja dengan
perlengkapan steril) dapat digunakan hanya pada pasien ini.

Perlengkapan steril yang tidak dipakai harus dibuang atau disterilkan kembali
jika akan digunakan kembali.

Setelah pembedahan, luka dilindungi dari kemungkinan kontaminasi dengan


memasang balutan steril.

Luka dibersihkan dengan normal salin dan menggunakan antiseptic saat


membersihkan dan mengganti balutan luka.

Perawatan tertentu dilakukan untuk melindungi luka yang belum sembuh agar
tidak kontak dengan segala yang tidak steril.

Personel
-

Personel yang scrub tetap dalam area prosedur bedah, jika personel scrub
meninggalkan ruang operasi, status sterilnya hilang.

Untuk kembali kepada pembedahan, orang ini harus mengikuti lagi prosedur
scrub, pemakaian gown dan sarung tangan.

Hanya sebagian kecil dari tubuh individu scrub dianggap steril: dari bagian
depan pinggang sampai pada daerah bahu, lengan bawah dan sarung tangan.
Tangan yang mengenakan sarung tangan harus berada di depan antara bahu
dan garis pinggang.

Pada beberapa ruang operasi, suatu pelindung khusus yang menutupi gaun
dipakai, yang memperluas area steril.

Perawat instrumentasi dan semua personel yang tidak scrub tetap berada pada
jarak aman untuk menghindari kontaminasi di area steril.

Penutup/draping
-

Selama menutup meja atau pasien, penutup steril dipegang dengan baik di atas
permukaan yang akan ditutup dan diposisikan dari depan ke belakang.

Hanya bagian atas dari pasien atau meja yang ditutupi dianggap steril; penutup
yang menggantung melewati pinggir meja adalah tidak steril.

Penutup steril tetap dijaga dalam posisinya dengan mengunakan penjepit atau
perekat agar tidak berubah selama prosedur bedah.

Robekan atau bolongan akan memberikan akses kepermukaan yang tidak steril
dibawahnya, menjadikan area ini tidak steril. Penutup yang demikian harus
diganti.

Pelayanan Peralatan Steril


-

Pak peralatan dibungkus atau dikemas sedemikian rupa sehingga mudah untuk
dibuka tanpa resiko mengkontaminasi isinya.

Peralatan steril, termasuk larutan, disorongkan ke bidang steril atau diberikan


ke orang yang berscrub

sedemikian rupa sehingga kesterilan benda atau

cairan tetap terjaga.


-

Tepian pembungkus yang membungkus peralatan steril atau bagian bibir botol
terluar yang mengandung larutan tidak dianggap steril.

Lengan tidak steril perawatan instrumentasi tidak boleh menjulur di atas area
steril. Artikel steril akan dijatuhkan ke atas bidang steril, dengan jarak yang
wajar dari pinggir area steril.

10

Larutan
-

Larutan steril dituangkan dari tempat yang cukup tinggi untuk mencegah
sentuhan tidak disengaja pada basin atau mangkuk wadah steril, tetapi tidak
terlalu tinggi sehingga menyebabkab cipratan. (bila permukaan steril menjadi
basah, maka diangap terkontaminasi)

o PASIEN YANG MENJALANI ANESTESIA.


Ahli anestesi
-

Adalah dokter yang secara khusus dilatih dalam seni dan sains ahli
anestesi.

Setelah berkonsultasi dengan ahli bedah, ahli anestesi biasanya memilih


anesthesia dan mengatasi segala masalah teknis yang berhubungan dengan
pemberian agens anestetik dan pengawasan kondisi pasien.

Anestetist
-

Adalah perawat, dokter gigi, atau dokter yang berkualitas yang


memberikan anestetik.

Kebanyakan anesthetist adalah perawat yang telah lulus dari program


perawat anesthesia berakreditasi dan telah lulus sertifikasi oleh American
association of nurse anesthetist untuk menjadi perawat anesthetist tedaftar
bersertifikat (Certified registered nursing anesthetist CRNA).

o Pilihan agens anestetik dibicarakan, dan pasien diberi kesempatan untuk


mengemukakan reaksi dan informasi sebelumnya mengenai segala medikasi
yang sedang digunakan yang mungkin mempengaruhi pilihan terhadap suatu
agens.
o Waktu tersebut, ahli anestesi mengkaji kondisi system kardiovaskuler dan
paru-paru pasien dan menyelediki tentang segala infeksi pulmonary yang
sudah ada dan diperluas hingga riwayat merokok pasien.
o Pada hari pembedahan, pasien diantar ke ruang operasi dan dipindahkan ke
meja operasi, di mana ahli anestesi atau perawat anesthetist akan melakukan

11

lagi pemeriksaan kondisi fisik, tekanan darah, nadi dan frekuensi pernafasan
dicatat secara teliti, selanjutnya anestetik diberikan.
o Selama pelaksanaan pembedahan, ahli anestesi memantau tekanan darah nadi,
dan pernapasan pasien, juga elektrokardiagram (EKG), volume tidal, kadar
gas darah, pH darah, konsentrasi gas alveolar dan suhu tubuh.

Pertimbangan Gerontologi

Pasien lansia mempunyai resiko anestesi dan pembedahan lebih tinggi dari
orang dewasa.

Resiko periop meningkat pada setiap sepuluh tahun di atas 60 tahun.

Beberapa kemungkinan yang harus diperhatikan :

Infuse iv berlebihan

Penurunan TD mendadak atau berkepanjangan

edema pulmunari
iskemik serebral,

infark.

Menurunnya vaskularisasi

termogulasi terganggu.

Aksi

refleks

siliaris

dan

batuk

efektif

berkurang

menyebabkan resiko Pneumonia

Penurunan pertukaran gs menambah resiko hipoksia serebral.

Lansia membutuhkan lebih sedikit anestetik untuk menyebabkan anestesia


dan waktu yang lama untuk menghilangkan anestesi.Agens anestetik
mempunyai afinitas terhadap jaringan lemak, berkumpul dalam lemah tubuh
dan otak

ANASTESI
Adalah suatu keadaan narcosis, analgesia, relaksasi dan hilangnya
refleks.Anestetik dibagi menjadi 2 kelas :
1. Anestetik yang menghambat sensasi di seluruh tubuh (anestesi umum)
2. Anestetik yang menghambat sensasi di sebagian tubuh (local, regional,
epidural atau spinal)

Anestesia Umum

12

Anestesia umum biasanya segera tercapai ketika anestetik diberikan.

Macam anesthesia umum :


1. Diinhalasi
2. Intravena

Penjelasan :
1.

Diinhalasi

Terdapat dua macam yaitu:


a. Anestetik Cair Volatile

Menghasilkan anesthesia saat uapnya dihisap.

Contoh : Halotan (flothane), Enfluran (Enhtrane), Metasifluran


(Penthrane), Isofluran (Forane).

Lihat table u/ keuntungan & kerugian.

b. Anestetik gas

Diberikan melalui inhalasi dan selalu dikombinasikan dgn


oksigen.

Contoh : Oksida Nitrat & Siklopropane

Substansi tersebut saat dihirup masuk ke dalam darah melalui kapiler2


pulmonal dan saat konsentrasi cukup, bekerja di pusat otak untuk
membuat hilang kesadaran dan hilang sensasi.

Ketika pemberian anestetik dihentikan, uap atau gas dikeluarkan melalui


paru-paru.

Tahap-tahap anesthesia umum :


a. Tahap I :Anestesia awal

Hal yg klien rasakan sesudah menghirup cairan anestetik,


hangat, pening dan perasaan terpisah dari lingk.

Pasien

dpt

mendengar

bunyi

deringan,

amuman

atau

denganungan di telinganya.

13

Klien masih sadar tapi ia menyadari tidak mampu u/


menggerakan ekstrimitas dg mudah.

Bunyi2an terdengar berlebihan; bahkan sura rendah terdengar


sangat bising & tdk nyata.Bunyi & gerakan tidak perlu
dihindari ketika anetesia akan dimulai.

b. Tahap II :Excitement

Ditandai dgn gerakan melawan, berteriak, berbicara, bernyanyi,


tertawa atau menangis (sering dpt dihindari jika anestetik
diberikan cepat & lancer)

Pupil berdilatasi tetapi berkontriksi bila dipajankan cahaya.

Frekuensi nadi cepat

Perafasan tidak teratur.

Gerakan tidak terkontrol

c. Tahap III : Anestesia Bedah

Dicapai dgn pemberian kontinyu anestetik

Klien dlm keadaan tidak sadar, berbaring tenang di meja


operasi

Pupil mengecil & berkontriksi bila ada cahaya.

Pernafasan teratur, frekuensi nadi normal, kulit merah muda.

Dengan pemberian anestetik yang tepat, tahap ini dpt


dipertahankan slm berjam-jam.

d. Tahap IV : Takarlajak
Dicapai ketika terlalu banyak anesthesia diberikan.
Pernafasan dangkal, nadi lemah & cepat.
Pupil lebar & tdk berkontriksi bila terpajan cahaya.
Sianosis
Anestisia harus segera dihentikan & butuh dukungan respiratori &
sirkulasi.

14

Jika tidak segera ditangani : KEMATIAN.


Selama pemberian anestetik dilakukan dgn baik:

Tidak ada perbedaan mencolok antara tahap I III

Tidak ada Tahap IV

Respon pupil, TD, Frekuensi pernafasan & jantung

pedoman

kondisi pasien.

2. Anestesia Intravena
Contoh : Barbiturat (untuk yang singkat), natrium thiopental (efek lbh lama).

Keuntungan :

Awitan anestesi menyenangkan.

Pasien sadar hanya dgn sedikit mual & muntah.

Bermanfaat u/ bedah mata

Tidak mudah meledak

Memerlukan peralatan sedikit

Kerugian :

Tiopental mrpk. Depresan respiratori yang sangat kuat.

Bersin, batuk, spasme laring kadang terjadi pd pemakaian ini.

Tidak diindikasikan utk anak2 karena vena kecil.

Tidak diindikasikan utk bedah abdomen & thorak.

Anestesi Regional
Adalah anestesi local dgn menyuntikkan agens anestetik di sekitar saraf
sehingga area yang dipersyarafi oleh saraf ini teranestesi.
Efeknya bergantung jenis saraf yang terlibat.
Macam anesthesia regional :
a. Anesthesia Spinal

15

Merupakan tipe blok konduksi saraf yang luas dgn memasukan


anesthesia local kedalam ruang Subaraknoid di tingat Lumbal (
biasanya L4 & L5).

Menghasilakan anesthesia pd ekstrimitas bawah, abdomen bawah &


perineum.

Penyebaran agens anesthesia dan tk. Anesthesia bergantung pd jml.


Cairan yang disuntikan, kecepatan disuntikan, posisi padien stl.
Penyuntikan dan Bj agens.

Contoh Agens : Prokain, tetrakain (Pontocaine) dan Lidokain


(Xylocaine).

Efek Samping : mual & muntah, pusing

Pengkajian stl anestesi spinal : TV & sensasi kaki dan jarinya.

b. Blok Konduksi
Macam macam blok konduksi :
1) Blok Epidural

Dicapai dgn menyuntikan anestetik local kedlm kanalis spinalis


sekeliling duramater.

Memblok fungsi sensori, motor & otonomik mirip dgn anestesi


spinal hanya tempat yang membedakannya.

Dosis lebih besar.

Keuntungan : tidak sakit kepala

Kerugian : memerluan keakhlian khusus untuk menyuntikan


kedalam epidural bukan ke subarahnoid.

Bila tidak sengaja pada arakhnoid akan terjadi anesthesia spinal


tinggi dan mengakibatkan hipotensi berat, henti napas.

Penanganan komplikasi : dukungan jalan nafas, ciaran


intravena & penggunaan vasopressor.

2) Blok Pleksus brakialis


Menyebabkan anesthesia pada lengan.
3)

Anastesia Paravertebral

16

Menyebabkan anestesi pd saraf yang mempersarafi dada, dinding


abdomen & ekstrimitas.
4)

Blok Transakral (Kaudal)


Menyebabkan anestesi pd perineum, kadang abdomen bawah.

c. Anestesia Infiltrasi Lokal


Adalah penyuntikan larutan yang mengandung anestetik local ke dlm
jaringan pda bidang yang direncanakan sebagai tempat insisi.
Keuntungan :

Sederhana, ekonomis, tidak meledak.

Peralatan minimal.

Pemulihan cepat

Efek yang tidak diinginkan dlm anestesi umum dpt dihindari.

Ideal untuk prosedur bedah yang pendek & superficial.


Agens : Lidokain (xylocaine), Bupivakain (Marcain), Prokain (Novocain).
Biasanya dikombinasi dgn epinefrin.
Kontraindikasi : pasien gelisah.

E. Asuhan Keperawatan Intraoperatif


Tujuan utama pada tahap intraoperatif adalah untuk memenuhi rasa
nyaman dan memenuhi keseimbangan homoestatis. Contoh tindakan perawat
agar tujuan tersebut tercapai, yaitu:
-

Pengkajian di perlengkapan dan pemenuhan lingkungan bersih

Membuka dan memakai yang steril selama pembedahan

Menyediakan obat dan cairan yang bersih

Memantau dan memenuhi rasa nyaman

Memasang kateter, NGT, drain

Menyediakan spons, pisau, dan alat-alat lainnya

17

Perawatan klien selama pembedahan berlangsung membutuhkan


persiapan yang baik dan pengetahuan tentang proses yang terjadi selama
prosedur pembedahan dilaksanakan.
1. Ruang Sementara (Holding Area)
Pada sebagian besar rumah sakit, klien lebih dahulu masuk ke
ruang tahanan sementara yang berada di luar ruang operasi. Disana
perawat menjelaskan tahap-tahap

yang akan dilaksanakan untuk

menyiapakan klien menjalani permbedahan. Perawat di ruang tahanan


sementara biasanya adalah bagian ddari petugas ruang operasi dan
mengenakan pakaian, topi, dan alas kaki khusus ruang operasi sesuai
dengan kebijakn pengontrolan infeksi rumah sakit.
Di dalam ruang tahanan sementara, perawat, perawat anastesi atau
ahli anstesi memasang keteter infus ke tangan klien untuk memberikan
prosedur rutin penggantian cairan dan obat-obatan melalui intravena.
Perawat juga memasang manset tekanan darah. Akibat pengaruh obatobatan preoperatif, klien mulai merasa pusing. Karena suhu ruang tahanan
sementara dan ruang operasi biasanya dingin maka klien harus diberikan
selimut tambahan.
2. Kedatangan Klien ke Ruang Operasi
Perawat

memindahkan

klien

ke

ruang

operasi

dengan

menggunakan brankar. Klien biasanya masih sadar. Setelah klien berada si


atas meja operasi, perawat mengencangkan tali pengaman di sekitar klien.
Perawat ruang operasi memeriksa identifikasi kardeks klien,
melihat kembali lembar persetujuan tindakan, riwayat kesehatan, hasil
pemeriksaan fisik, dan berbagai hasil pemeriksaan, pastikan bahwa alat
protese dan barang berharga telah dilepas, dan memeriksa kembali rencana
perawatan preoperatif yang berhubungan dengan rencan perawatan
intraoperatif. Perawat mungkin akan memasang peralatan monitor sebelum
pembedahan dilaksanakan.

18

3. Pemberian Anastesi
Klien yang menjalani pembedahan akan menerima anastesi dengan salah
satu dari tiga cara sebagai berikut : umum, regional, atau lokal.
a. Anestesi Umum
Klien yang mendapat anestesi umum akan kehilangan seluruh sensasi
dan kesadarannya. Klien juga mengalami amnesia tentang seluruh
proses

yang

terjadi

selama

pembedahan.

Pembedahan

yang

menggunakan anestesi umum melibatkan prosedur mayor, yang


membutuhkan manipulasi jaringan yang luas.
b. Anestesi Regional
Induksi anestesi regional menyebabkan hilangnya sensasi pada daerah
tubuh tertentu. Selama pembedahan berlangsung klien akan tetap sadar
kecuali jika dokter memprogramkan pemberian tranquilizer yang dapat
menyebabkan klien tidur.
c. Anestesi Lokal
Anestesi lokal menyebabkan hilangnya sensasi pada tempat yang
diinginkan. Biasanya dugunakan dalam prosedur minor pada tempat
bedah sehari.

4. Pengaturan Posisi Klien Selama Pembedahan


Selama anastesi umum, tenaga keperawatan dan dokter bedah
seringkali tidak mengatur posisi klien sampai klien mencapai tahap
relaksasi yang lengkap. Idealnya, posisi klien diatur agar dokter bedah
mudah mencapai tempat pembedahan dan fungsi sirkulasi serta pernafasan
adekuat. Posisi tidak boleh mengganggu struktur neuromuskular. Tim
harus mencatat usia, berat badan, tinggi badan status nutrisi, keterbatasan
fisik,

dan

kondisi

yang

ada

sebelum

pembedahan

serta

mendokumentasikannya untuk mengingatkan petugas yang akan merawat


klien setelah operasi (Walsh, 1993).

19

5. Peran Perawat Selama Pembedahan


Perawat melakukan satu dari dua peran selama pembedahan
berlangsung, yaitu sebagai perawat instrumen atau perawat sirkulator.
-

Perawat instrumentator (scrub nurse)


memberikan instrumen dan bahan-bahan yang dibutuhkan oleh
dokter bedah selama pembedahan berlangsung dengan menggunakan
teknik aseptik pembedahan yang ketat dan terbiasa dengan instrumen
pembedahan.Peran ini membutuhkan pengetahuan dan keterampilan
untuk mengantisipasi instrumen apa yang dibutuhkan oleh dokter
bedah dan memberikannya secara cepat dan lancar.

Perawat sirkulator
adalah asisten perawat instrumentator dan dokter bedah. Saat
klien pertama kali masuk ke dalam ruang aoperasi, perawt sirkulator
membantu mengatur posisi klien dan menyediakan alat dan duk bedah
yang

dibutuhkan

dalam

pembedahan.

Selama

pembedahan

berlangsung, perawat sirkulator menyediakan bahan-bahan yang


dibutuhkan perawat instrumentator, membuang alat dan spon kasa yag
telah kotor serta tetap menghitung instrumen, jarum dan spons kasa
yang telah digunakan.
Pada

setiap

akhir

prosedur

pembedahan,

perawat

instrumentator dan sirkulator menghitung jumlah instrumen, jarum,


dan spon kasa yang telah digunakan. Prosedur ini mencegah
tertinggalnya bahan-bahan tersebut di dalam luka bedah klien.
Memantau bahan-bahan tersebut secara hati-hati penting bagi
keselamatan klien.

6. Dokumentasi Perawatan Intraoperatif


Selama fase intraoperatif, petugas keperawatan melanjutkan
rencana asuhan keperawatan preoperatif. Misalnya asaeptik yang ketat
harus dilakukan untuk meminimalkan resiko infeksi luka bedah. Selama
prosedur pembedahan berlangsung, perawat menjaga agar pencatatan

20

aktivitas perawatan klien dan prosedur yang dilakukan oleh petugas ruang
operasi tetap akurat. Dokumentasi perawatan intraoperatif memberi data
yang bermanfaat bagi perawat yang akan merawat klien setelah
pembedahan.

21

Anda mungkin juga menyukai