Anda di halaman 1dari 1

Metanol P. (Metil alkohol P) CH3OH BM 32,04, murni pereaksi.

Metanol anhidrat P gunakan metanol P, khusus dikeringkan untuk menggunakan dalam


bentuk penggunaan dalam penetapan karl fischer dan titrasi bebas air lain.
Isobutil alkohol P 2-metil-1-propanol P (CH3)2CHCH2OH BM 74,12 murni pereaksi

Etanol
Etil alkohol BM 46,07 C2H6O
Etanol mengandung tidak kurang dari 92,3% b/b dan tidak lebih dari 93,8% b/b setara dengan
tidak kurang dari 94,9% v/v dan tidak lebih dari 96,0 v/v pada suhu 15,56
Pemerian, ciran mudah menguap, jernih, tidak berwarna. Bau khas dan menyebabkan rasa
terbakar pada lidah. Mudah menguap walaupun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu
78o. Mudah terbakar.
Pemilihan elluent (syarat)
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Memiliki kelarutan yang baik


Antar komponene dapat dipisahkan
Analit Rf 0,2-0,8
Tidak adsorben dengan reaksi analit atau kimia
TD moderat, visko rendah
Bersifat lebih polar

A. Metanol memiliki sifat polar yang lumayan tinggi karena ia memiliki gugus rangkaian C
dan jika digabung dengan cloroform yang memiliki tingkat sifat lebih polar dan
cenderung lebih non polar maka tingkat kepolaran dari elluent lebih rendah dari elluent
A, yang cenderung lebih banyak mengandung bentukan alkohol dan rangkaian gugus C
organik yang lebih banyak/ panjang dari metanol.
Metanol (FI IV hal 706)
Pemerian cairan tidak berwarna, jernih, bau khas
Kelarutan terlarut dalam air
BJ 0,796-0,798
Jarak didih dari 95% tersuling pada suhu 64,5-65,5o
Indeks bias 1,328-1,329
B. Isobutil alkohol (FI III hal 663)
Pemerian cairan/zat padat tidak berwarna. Dapat bercampur dengan air, etanol.
Jarak didih 81o dan 83o
Suhu lebur 24-26
Bobot per ml 0,782 g-0,782 g

Anda mungkin juga menyukai