Anda di halaman 1dari 74

PERSEPSI LANSIA PEREMPUAN 45-59 TAHUN TENTANG KEBUTUHAN

SEKSUAL
DI DESA HAURNGOMBONG KECAMATAN PAMULIHAN
KABUPATEN SUMEDANG
TAHUN 2011

RISET KEPERAWATAN
Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan
Program Pendidikan Diploma III Keperawatan
Disusun Oleh :
ANDRI ALFIAN
NIM. 08.069

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATE SUMEDANG
2011
iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa
Riset Keperawatan yang berjudul:
PERSEPSI LANSIA WANITA 45-59 TAHUN TENTANG KEBUTUHAN
SEKSUAL DI DESA HAURNGOMBONG KECAMATAN PAMULIHAN
KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2011
Telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan pada sidang akhir
Riset Keperawatan
Sumedang, 16 Agustus 2011
Menyetujui
Pembimbing I

Drs. H. Dadang Rukmawan, M.Kes


NIP. 19630301 198302 1 002

Pembimbing II

Sri Wulan , S.Kep., Ners


NIP.

iv

LEMBAR PENGESAHA
PERSEPSI LANSIA PEREMPUAN 45-59 TAHUN TENTANG KEBUTUHAN
SEKSUAL DI DESA HAURNGOMBONG KECAMATAN PAMULIHAN
KABUPATEN SUMEDANG
TAHUN 2011
Disusun oleh :
ANDRI ALFIAN
08.069
Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Pada Sidang Riset Keperawatan
Pada tanggal, 24 Agustus 2011
Tim Penguji
Ketua

Drs. H. DADANG RUKMAWAN, M.Kes.

()

NIP. 19630301 198302 1 002


Anggota

SRI WULAN, S.Kep., Ners

()

NIP.
Anggota

N UNUNG SITI SUKAESIH


, S.Kep.

()

NIP. 19780131 200604 2 014

Mengesahkan
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG
Direktur

Drs. H. DADANG RUKMAWAN, M.Kes.


NIP. 19630301 198302 1 002

Takkan selamanya tanganku ini mendekapmu. . .


Takkan selamaya raga ini menjagamu . . .
Seperti alunan detak jantungku tak bertahan
melawan
waktu. . .
Dan semua keindahan yang memudar engkau cinta
yang
telah hilang. .
Biarkan aku bernafas sejenak sebelum hilang. . .
Jiwa yang lama segera pergi . . .
Bersiaplah para pengganti . . .
Tak ada yang abadi di dunia ini . . .
Ilmuku pelita hatiku,,,,,,,,,,,,
Ia adalah harta,,,,,,,,,,,
tak akan hilang dan luput ditelan waktu,,,,,,,,,,,
Dengan rahmat-Nya,,,,,,,,
Kupersembahkan riset keperawatan ini,,,,,,,
Untuk orang tuaku tercinta,,,,,,,,,
Dan saudara-saudaraku serta,,,,,,,,,,,,,,,,,

Orang-orang yang selalu ada disisiku,,,,,,,,,,,,,


vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BIODATA
Nama

: ANDRI ALFIAN

Tempat, Tanggal Lahir

: Majalengka, 29 November 1990

Agama

: Islam

Anak Ke-

: 1dari 2 bersaudara

Alamat

:, ,Desa, Cipinang ,RT, 17 ,RW, ,04 ,Kecamatan, Rajagaluh


Kabupaten Majalengka

ENJANG PENDIDIKAN
1. SD Negeri Cipinang

( Tahun 1996-2002 )

2. SMP Negeri 1 Rajagaluh

( Tahun 2002-2005 )

3. SMA Negeri 1 Majalengka

( Tahun 2005-2008 )

4. AKPER Pemerintah Kabupaten Sumedang

( Tahun 2008-2011

vii

ABSTRAK
PERSPSI LANSIA PEREMPUAN 45-59 TAHUN TENTANG KEBUTUHAN
SEKSUAL DI DESA HAURNGOMBONG KECAMATANGAMBARAN
SUMEDANG TAHUN 2011
Oleh : ANDRI ALFIAN
Bab: I-V
Halaman: 1-41
Lampiran: 6
Latar belakang penulisan riset ini adalah tentang penurunan kebutuhan seksual pada lansia
wanita, hal ini dikarenakan lansia mengalami penurunan organ-organ dan hormon. Pada saat
dilakukan studi pendahuluan bahwa hubungan seksual pada prinsipnya masih dibutuhkan dan
bukan merupakan hal yang tabu walaupun usia sudah lansia, namun intensitasnya, tidak
sesering pada usia sebelum lansia.
Tujuan penulisan riset ini adalah ,menggambarkan persepsi kebutuhan seksual pada usia
45-59 tahun di Desa Haurgombong Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang 2011.
Metode, ,penelitian, ,yang, ,digunakan, ,adalah ,metode, ,deskriptif ,kuantitatif., Populasi, ,dalam
penelitian ini adalah lansia perempuan usia 45-59 tahun di Desa Haurngombong kecamatan
pamulihan, ,Kabupaten, ,Sumedang, ,sebanyak, ,355, ,responden., ,Teknik, ,pengambilan, ,sampel
dalam, ,penelitian, ,ini, ,adalah, ,menggunakan, ,cluster, ,sampling, ,denagn, ,jumlah, ,responden
sebanyak 188 orang.
Hasil, penelitian, ,menunjukan, ,bahwa, ,persepsi, ,lansia, ,wanita, ,usia, ,45-59, ,tahun, ,di, ,Desa
Haurngombong, ,Kecamatan, ,Pamulihan, ,Kabupaten, ,Sumedang, ,tahun, ,2011, ,yaitu ,hampir
setengah ,(49, ,%), ,mempunyai, ,persepsi, ,yang, ,cukup., ,Berdasarkan ,faktor, ,internal, hampir
setengahnya ,(44,7%) mempunyai persepsi ,yang kurang, minat bahwa, hampir setengahnya
(38,8%), ,mempunyai, ,persepsi, ,yang, baik, ,harapan, ,sebagian, ,besar, ,(61,7%) ,mempunyai
persepsi yang kurang, pengalaman sebagian besar (53,7%) mempunyai persepsi yang kurang.
Sedangkan berdasarkan faktor eksternal sebagian besar (57,4 %) mempunyai persepsi yang
cukup, objek hampir setengahnya, (45,8%) mempunyai persepsi yang cukup,situasi hampir
setengahnya (49%) mempunyai persepsi yang cukup.
Dapat, ,disimpulkan ,persepsi, ,lansia, ,perempuan, ,usia, ,45-59, ,tahun, ,hampir, ,setengahnya
dikategorikan cukup, hal ini menunjukan bahwa kebutuhan seksual masih diperlukan namun
minat, hasrat, harapan sudah menurun, selain itu dipengaruhi juga oleh faktor-faktor lain
seperti situasi, dan objek.
Kata kunci
Daftar pustaka

: Persepsi lansia perempuan tentang kebutuhan seksual


: 23 buah (1995-2010)

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirohim
Segala puji bagi Allah SWT yang menciptakan alam semesta beserta isinya.
Atas rahmat dan hidayah-Nya yang dilimpahkan kepada penulis. Riset penulis ini
disusun, ,dalam, ,rangka, ,memenuhi, ,persyaratan, ,menyelesaikan, ,jenjang, ,D, ,III
keperawatan di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Sumedang.
Banyak hambatan dan kesulitan yang peneliti hadapi dalam penyusunan riset
keperawatan ini, tetapi berkat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak,
maka penulis dapat menyelesaikan riset keperawatan ini, perkenankanlah, penulis
mengucapkan, ,terima, ,kasih, ,kepada, ,pihak, ,, ,pihak, ,yang, ,telah, ,membantu, ,dalam
penyusunan riset keperawatan ini, yaitu sebagai berikut :
1. Bapak, Drs,., H., ,Dadang, ,Rukmawan,, ,M.Kes., ,Selaku, ,Direktur, ,Akademi

Keperawatan, ,Pemerintah, ,Kabupaten, ,Sumedang, ,dan, ,selaku, ,pembingbing


pertama, ,yang, ,senantiasa, ,dengan, ,penuh, ,kesabaran, ,memberikan, ,dorongan,
bimbingan, arahan, dan nasehat selama proses pembuatan riset keperawatan.
2. Ibu Sri Wulan Lindasari, S. Kep., Ners. Selaku pembingbing kedua yang telah
banyak, ,mengarahkan, ,dan, ,memberikan, ,ide, ,serta, ,gagasan, ,selama, ,psoses
pembuatan riset keperawatan.
3. Tim Dosen Mata Kuliah Riset Keperawatan, yang telah memberikan arahan

dan pembelajaran tentang bagaimana cara penyusunan penelitian keperawatan.

ix

4. Seluruh, Staf, ,Dosen, dan, ,Karyawan, Akademi, ,Keperawatan, ,Pemerintah

Kabupaten Sumedang
5. Kedua orang tua tercinta yang tak henti-hentinya memberikan doa di setiap

sujud, ,siang, ,dan, ,malam, ,serta, ,dukungan, ,moril, ,maupun, ,materil, ,dalam
penyusunan riset keperawatan ini.
6. Rekan-rekan seperjuangan Angkatan 2008 Akademi Keperawatan Pemerintah

Kabupaten Sumedang yang telah memberikan dukungannya


7. Sahabat, ,kosan, ,yang, ,selama, ,ini, ,telah, berjuang, ,bersama, membantu, ,dan

mendukung dalam penyusunan riset keperawatan ini


8. Seseorang yang selalu memberikan motivasi, semangat serta kekuatan dihatiku

dalam penyusunan riset keperawatan ini.


Semoga, ,amal, ,kebaikan, ,semuanya, ,diterima, ,disisi, ,Allah, ,SWT, ,dan
mendapatkan imbalan pahala dari Allah SWT.
Penulis, menyadari, ,dalam, ,penyusunan, riset ,penelitian, ini, masih, ,jauh, dari
kesempurnaan,, ,untuk, ,itu, ,penulis, ,sangat, ,mengharapkan, ,kritik, ,dan, ,saran, ,untuk
perbaikan, ,dimasa, ,mendatang., ,Akhir, ,kata, , ,semoga, ,riset, ,keperawatan, ,ini, ,dapat
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu keperawatan.

Sumedang, Agustus 2011

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................


DAFTAR ISI...................................................................................................

i
iii

DAFTAR TABEL ..IV


DAFTAR BAGAN ..V
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................VI
BAB I PENDAHULUAN
A.,Latar Belakang Masalah

............................................................

B. Rumusan Masalah ........................................................................

C. Tujuan Penelitian

.......................................................................

...................................................................

A. Konsep Persepsi ...........................................................................

D. Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Konsep Lansia

............................................................................

C. Konsep Kebutuhan Seksual

14

........................................................

18

D. Kerangka teori.................................................................................

23

E. Kerangka Pikir ..............................................................................

25

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian ..............................................................................

xi

27

B. Variabel Penelitian .......................................................................

27

C. Populasi dan sampel ......................................................................

28

D. Tekhnik Pengumpulan Data

.....................................................

31

........................................................

31

...............................................................................

32

E. Tekhnik Pengolahan Data


F. Analisa Data

G. Lokasi dan Waktu Penelotian


H. Definisi Operasional

.....................................................

34

..................................................................

35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian ...36
B. Pembahasan ............40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan .46
B. Saran

...... 47

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii

DAFTAR TABEL

Tabel ,3.1

Definisi Operasional

Tabel 4.1

Distribusi frekuensi Persepsi Lansia Wanita Tentang Kebutuhan Seksual


Berdasarkan

Faktor Internal Di Desa Haurngombong

Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang 2011


Tabel 4.1.1 ,Distribusi frekuensi Persepsi Lansia Wanita Berdasarkan Minat Terhadap
Kebutuhan Seksual Di Desa Haurngombong Kecamatan Pamulihan
Kabupaten
Sumedang 2011
Tabel 4.1.2 ,Distribusi frekuensi Persepsi Lansia Wanita Berdasarkan Harapan
Terhadap Kebutuhan Seksual Di Desa Haurngombong Kecamatan
Pamulihan Kabupaten Sumedang 2011
Tabel 4.1.3 ,Distribusi Prekuensi Persepsi Lansia Wanita Berdasarkan Pengalaman
Terhadap Kebutuhan Seksual Di Desa Haurngombong Kecamatan
Pamulihan Kabupaten Sumedang 2011
Tabel 4.2

Distribusi frekuensi Persepsi Lansia Wanita Tentang Kebutuhan Seksual


Berdasarkan Faktor Eksternal Di Desa Haurngombong Kecamatan
Pamulihan Kabupaten Sumedang 2011

Tabel 4.2.1 Distribusi frekuensi Persepsi Lansia Wanita Berdasarkan Objek terhadap
Kebutuhan Seksual Di Desa Haurngombong Kecamatan Pamulihan
Kabupaten Sumedang 2011
Tabel 4.2.2 ,Distribusi frekuensi Persepsi Lansia Wanita Berdasarkan Situasi
Terhadap Kebutuhan Seksual Di Desa Haur Ngombong Kecamatan
Pamulihan Kabupaten Sumedang 2011

xiii

Tabel 4.3

Distribusi frekuensi Persepsi Lansia Wanita Tentang Kebutuhan Seksual


Di Desa Haurngombong Kecamatan Pamulihan Kabupaten
Sumedang 2011

xiv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Konsep


Bagan 2.2 Kerangka Pikir

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

: Format bimbingan Riset Keperawatan

Lampiran 2

: Surat Keterangan izin penelitian dari BAPPEDA

Lampiran 3

: Surat Keterangan izin penelitian dari Dinas Kesehatan Kabupaten


Sumedang

Lampiran 4

: Surat Permohonan studi pendahuluan dan izin pengambilan data dari


Kecamatan Pamulihan kabupaten Sumedang

Lampiran 5

: Kuesioner

Lampiran 6

: Hasil analisa data ( SPSS 11.5 )

Lampiran 7

: Nama Responden Lansia Wanita 45-59 tahun

Lampiran 8

: Berita acara Seminar Proposal

xvi

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Lanjut, ,usia, ,merupakan, ,tahap, ,akhir, ,dari, ,proses, ,penuaan., ,Dalam
mendefinisikan, ,batasan, ,penduduk, ,lanjut, ,usia, ,menurut, ,Badan, ,Koordinasi
Keluarga, Berencana, Nasional ada tiga, aspek yang, perlu dipertimbangkan
yaitu, ,aspek, ,biologi, ,aspek, ,ekonomi, ,dan, ,aspek, ,sosial., ,Masa, ,usia, ,lanjut
merupakan, ,periode, ,penutup, ,dalam, ,rentang, ,hidup, ,seseorang,, ,yaitu, ,suatu
periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang
lebih menyenangkan atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat
(BKKBN, 1998).
Secara, ,biologis, ,penduduk, ,lanjut, ,usia, ,adalah, ,penduduk, ,yang
mengalami, ,proses, ,penuaan, ,secara, ,terus, ,menerus, ,yang, ,ditandai, ,dengan
menurunnya, ,daya, ,tahan, ,fisik, ,yaitu, ,semakin, ,rentannya, ,terhadap, ,serangan
penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya
perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.
Setiap tahunnya diperkirakan 20 juta perempuan di seluruh dunia akan
memasuki masa lansia. Perempuan yang berusia 45 tahun ke atas diperkirakan
akan meningkat jumlahnya, pada kelompok umur 45-59 tahun menunjukkan
prevalensi kolesterol wanita 16,2% perilaku merokok pada wanita 6,2%. Di
Asia sendiri, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada 2025, jumlah
perempuan berusia tua diperkirakan meningkat dari 107 juta menjadi 373 juta.
Apalagi, kini usia harapan hidup perempuan makin tinggi, dan mereka justru
xvii

lebih aktif setelah masa lansia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)
pada 2007, jumlah lansia di Indonesia mencapai 18,96 juta orang. Dari jumlah
tersebut, Di Jawa Barat pada 2002 terdapat 5,9 juta lansia atau 17,9% dari
penduduk.
Kebutuhan, ,dasar, ,manusia, ,pada, ,dasarnya, ,sama, ,baik, ,pada, ,lansia
maupun, ,bukan, ,lansia., ,Perbedaannya, ,tergantung, ,kepada, ,kemampuan, ,fisik
maupun, ,psikologis, ,kebutuhan, ,dasar, ,manusia, ,menurut, ,maslow, ,yaitu,
kebutuhan fisiologis, keamanan dan keselamatan (safety dan security),E rasa
memiliki, (belongingness),E harga, ,diri, (esteem),E aktualisasi, ,diri, (self
actualization (Potter & Perry 2003).
Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan mendasar bagi manusia. Salah
satu yang termasuk fisiologis adalah kebutuhan seksual., Kehidupan seksual
merupakan, ,bagian, ,dari, ,kehidupan, ,manusia, ,sehingga, ,kualitas, ,kehidupan
seksual ikut menentukan kualitas hidup. Hubungan seksual yang sehat adalah
hubungan seksual yang dikehendaki, dapat dinikmati bersama pasangan suami
dan, ,istri, ,dan, ,tidak, ,menimbulkan, ,akibat, ,buruk, ,baik, ,fisik, ,maupun, ,psikis
termasuk dalam hal ini pasangan lansia (Potter & Perry, 2003).
Dewasa lanjut, (LateE adult hood) ,atau, lebih, dikenal, dengan istilah
lansia adalah periode dimana seseorang telah mencapai usia diatas 45 tahun.
Pada, ,periode, ,ini, ,masalah, ,seksual, ,masih, ,mendatangkan, ,pandangan, ,bias
terutama, ,pada, ,wanita ,hubungan, ,senggama, ,membantu, ,mempertahankan

xviii

elastisitas vagina, mencegah atrofi, dan mempertahankan kemampuan untuk


lubrikasi (Darmojo, R Boedi dan Martono, H Hadi. 2004).
Fenomena, ,sekarang,, ,tidak, ,semua, ,lansia ,wanita ,dapat, ,merasakan
kehidupan seksual yang harmonis. Ada tiga penyebab mengapa kehidupan
seksual tidak harmonis, yaitu pertama komunikasi seksual diantara pasangan
tidak, baik, kedua pemahaman, yang, kurang baik, ketiga karena gangguan
fungsi seksual pada salah satu maupun kedua pihak bisa karena perubahan
fisiologis maupun patologis (Darmojo, R Boedi dan Martono, H Hadi. 2004).
Selama bertahun-tahun telah menjadi anggapan bahwa semakin tua
usia wanita, maka minat seks dan responsif wanita akan menurun. Mayoritas
wanita yang mengalami menopause alami tidak melaporkan penurunan dalam
hasrat, ,seksual, ,kesenangan, ,erotik,, ,atau, ,orgasme, ,dan, ,penurunan, ,potensi
seksual lebih sedikit pada wanita dibanding pria selama proses penuaan.
Sejalan, ,dengan, ,bertambahnya, ,usia, ,masalah, ,seksual, ,merupakan
masalah yang tidak kalah pentingnya bagi pasangan usia lanjut., Terutama
pada, ,lansia, ,wanita, ,seperti, perubahan, ,pada, ,struktur, ,dan, ,fungsi, ,sistem
reproduksi, ,terjadi, ,sebagai, ,akibat, ,perubahan, ,hormonal., ,Menopause, ,pada
wanita berkaitan dengan penurunan respon ovarium terhadap hipofisis dan
mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesterone ,sehingga akan
mempengaruhi terhadap kebutuhan seksualnya. Kehidupan dalam pernikahan
melibatkan banyak aspek seperti cinta, kepercayaan, penyesuaian dan yang

xix

paling penting hubungan seksual. Bagi pasangan suami istri, seks itu bukan
sekedar, menjaga, ,keharmonisan, ,pernikahan, ,tetapi, ,suatu, ,sarana, ,untuk
melampiaskan rasa sayang antara suami istri., Hubungan seksual itu penting
bahkan, ,bagi, pasangan, ,suami, ,istri ,seksual ,merupakan, ,rekreasi., ,Jadi, ,buat
pasangan suami istri hubungan seksual harus tetap dijaga supaya harmonis.
Adapun ,pengertian, persepsi ,merupakan, proses bagaimana, ,individu
dapat mengenali diri sendiri maupun keadaan sekitarnya, melalui stimulus
yang, ,diterimanya, ,dan, individu, ,akan, ,mengalami, ,persepsi, ,menjelaskan
bahwa persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan
yaitu proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat
reseptornya, kemudian stimulus diteruskan ke pusat susunan syaraf yaitu
otak,, ,dan, ,otak, ,merupakan, ,proses, ,psikologisnya, ,sehingga, ,individu, ,bisa
mempersepsi stimulus yang diterimanya, (Walgito, 2002). Adapun ,faktorfaktor yang mempengaruhi persepsi yaitu :, faktor eksternal ,dan internal.
Yang termasuk faktor eksternal meliputi objek dan situasi. Sedangkan faktor
internal, ,yaitu, ,motif, ,minat, ,harapan, ,sikap, ,pengetahuan,, ,pengalaman
(Siagian, 1995).
Adapun, menurut, data, dari, ,Dinas ,Kesehatan, Kabupaten, Sumedang
tahun 2010, populasi lansia di kabupaten Sumedang mencapai 216.113 ribu
populasi yang terbagi di 32 kecamatan di kabupaten Sumedang, salah satunya
di, ,kecamatan, ,Pamulihan ,mencapai, ,6852, ,populasi, ,yang, ,terbagi, ,kedalam
kelompok usia 45-59 tahun sebanyak 6852 (21,7 %) populasi, dan usia 60-69
tahun sebanyak 1040 (5,31%) populasi, dan usia >70 tahun sebanyak 1089
xx

(5,31%) populasi (Dinas Kesehatan, 2010).


Salah satu desa yang memiliki jumlah populasi lansia cukup banyak
dan terdapat masalah kesehatan ,yang cukup tinggi di kecamatan Pamulihan
adalah, ,di, ,desa, ,Haurngombong., Jumlah, ,populasi, ,lansia ,wanita ,di, ,desa
Haurngombong, mencapai, 353 orang yang, terbagi, di 6 RW. ,Dari, jumlah
tersebut 303 orang diantaranya mengalami penyakit vulva pada usia 45-59
tahun. Dalam hal ini usia 45-59 merupakan usia yang banyak mengalami
masalah kesehatan dibandingkan dengan usia 60-70 yang mempunyai masalah
seksual seperti penyakit vulva vulvovaginitis yaitu peradangan pada vulva dan
vagina, ,dan, ,gejala-gejala, ,yang, ,di, ,rasakan, ,oleh, ,sebagian, ,responden, ,pada
penyakit vulva vulvovagnitis adalah rasa gatal pada vagina, vagina terasa
panas, dan terdapat secret berwarna putih tapi tidak berbau ,sebanyak 102
orang di Desa Haurngombong Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang
(Desa Haurngombong, 2010).
Menurut, ,data, ,yang, ,disampaikan, ,dari, ,puskesmas, ,Haurngombong
melalui, ,Dinas, ,Kesehatan, ,Kabupaten, ,Sumedang, ,bahwa, ,komunitas, ,lansia
wanita di desa Haurngombong tidak memiliki tempat pelayanan khusus bagi
lansia berupa posbindu lansia sehingga lansia wanita tidak dapat mendapatkan
pelayanan kesehatan (Puskesmas Haurngombong, 2010).
,Berdasarkan ,studi ,pendahuluan, tanggal, 23, Februari, 2011 ,dengan
melakukan wawancara terhadap 3 pasangan lansia, diperoleh informasi dari
pasangan, ,pertama, ,bahwa, ,sebagian, ,lansia, ,laki-laki, ,menyatakan,, ,hubungan
seksual pada prinsipnya masih di butuhkan dan bukan merupakan hal yang
xxi

tabu walaupun usia sudah lansia, namun intensitasnya tidak sesering pada usia
sebelum, ,lansia, ,dan, ,hanya, ,dilakukan, ,1, ,bulan, ,satu, ,kali, ,namun, ,lansia
perempuan, ,menyatakan, ,bahwa, ,tentang, ,hubungan, ,seksual, ,sudah, ,tidak
diperlukan, ,lagi, ,karena, ,sudah, ,mereka, ,berpendapat, ,sudah, ,merasa, ,tua, ,dan
kurang pantas melakukan hubungan seksual pada usia sekarang, dan pasangan
yang kedua bahwa lansia laki-laki menyatakan, hubungan seksual juga pada
prinsipnya masih dibutuhkan, namun intensitasnya tidak sesering pada usia
sebelumnya dan hanya dilakukan 2 bulan satu kali, dan lansia perempuan
menyatakan, bahwa tentang, hubungan seksual sudah tidak diperlukan lagi
karena, ,sudah, ,mereka, ,berpendapat, ,sudah, ,merasa, ,tua, ,dan, ,pasangan, ,yang
ketiga, juga, menyatakan, ,bahwa, ,hubungan, seksual, pada, ,prinsipnya, masih
dibutuhkan, namun intensitasnya tidak sesering usia sebelumnya dan hanya
dilakukan 6 minggu satu kali, dan juga lansia perempuan menyatakan bahwa
tentang hubungan seksual sudah tidak diperlukan lagi karena sudah mereka
berpendapat sudah merasa tua. Kegiatan terebut dilakukan bila kondisi tubuh
sehat dan kondisinya menyakinkan.
Adanya perbedaan kebutuhan seksual antara lansia wanita dan pria
tersebut, ,dapat, ,disebabkan, ,adanya, ,anggapan, ,bahwa, ,lansia, wanita, ,sudah
waktunya berhenti dalam kehidupan seksual dan menganggap kurang pantas
dilakukan oleh para lansia, meskipun dorongan seksual masih ada ( R. Siti
Maryam, ,2008)., Persepsi, ,atau, ,pemahaman, ,demikian, ,bisa, ,timbul, ,akibat
persepsi, ,yang, ,kurang, ,mengenai, ,kebutuhan, ,seksual, ,pada, ,lansia., ,Hal, ,ini
dipengaruhi, ,pula, ,faktor, ,usia, ,pendidikan, ,yang, ,ada, ,pada, ,lansia, ,akibat
xxii

perbedaan, ,kebutuhan, ,seksual, ,tersebut, ,maka, ,akan, ,terjadi, ,permasalahan


didalam upaya memenuhi kebutuhan seksual pada pasangan lansia. Untuk itu
dibutuhkan, ,persepsi, ,atau, ,pemahaman, ,yang, ,benar, ,diantara, ,lansia, ,mereka
dalam, ,pemenuhan, ,kebutuhan, ,seksual., ,Jika, ,terjadi, pemahaman, ,yang, ,baik
maka persepsinya juga baik.
Berdasarkan data-data di atas penulis tertarik untuk meneliti tentang :
Persepsi lansia perempuan 45-59 tahun tentang kebutuhan seksual di
Desa Haurgombong Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang 2011.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam rumusan masalah ini
adalah bagaimana gambaran tentang persepsi lansia perempuan 45-59 tahun
tentang, ,kebutuhan, ,seksual, ,di, ,Desa, ,Haurgombong, ,Kecamatan, ,Pamulihan
Kabupaten Sumedang 2011.
C. Tujuan
1.Tujuan Umum
Menggambarkan persepsi kebutuhan seksual pada usia 45-59 tahun di Desa
Haurgombong Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang 2011.
2.Tujuan Khusus
a.Mengetahui, ,gambaran, ,persepsi, ,lansia, perempuan ,45-59, ,tahun, ,tentang

kebutuhan seksual berdasarkan faktor internal


b.Mengetahui, ,gambaran, ,persepsi, ,lansia ,perempuan, 45-59, ,tahun, ,tentang

kebutuhan seksual berdasarkan faktor eksternal

xxiii

D.JManfaat
1.Bagi mahasiswa
Merupakan sumber tambahan informasi dan persepsi lansia tentang kebutuhan
seksual sebagai acuan dalam memberikan pelayanan keperawatan pada saat
praktik lapangan.
2.Bagi institusi dan civitas akademika
Mengukur pengetahuan dan pengalaman mahasiswa dalam menyusun suatu
makalah dengan mengambil dari berbagai sumber literature serta dijadikan
sebagai sumber bacaan tambahan di perpustakaan
3.Dinas kesehatan
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat membantu lembaga kesehatan
dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat khususnya lansia seperti
membuat, ,kebijakan, ,yang, ,memperhatikan, ,masalah, ,lansia, ,di, ,masyarakat
termasuk mendirikan tempat pembinaan bagi para lansia atau posbindu.

xxiv

BAB II
TINJAUAN TEORI

A., Konsep Dasar Persepsi


Persepsi merupakan, proses bagaimana individu dapat mengenali diri
sendiri maupun keadaan sekitarnya, melalui stimulus yang diterimanya, dan
individu akan mengalami persepsi, menjelaskan bahwa persepsi merupakan
suatu proses yang didahului oleh penginderaan yaitu proses yang berwujud
diterimanya, ,stimulus, ,oleh, ,individu, ,melalui, ,alat, ,reseptornya, ,kemudian
stimulus diteruskan ke pusat susunan syaraf yaitu otak, dan otak merupakan
proses, ,psikologisnya, ,sehingga, ,individu, ,bisa, ,mempersepsi, ,stimulus, ,yang
diterimanya (Walgito, 2002).
Persepsi juga mencakup konteks kehidupan sosial, sehingga dikenal
persepsi sosial. Persepsi sosial merupakan suatu proses yang terjadi dalam
diri, ,seseorang, ,yang, ,bertujuan, ,untuk, ,mengetahui, ,menginterpretasi, ,dan
mengevaluasi, ,orang, ,lain, ,yang, ,dipersepsi, ,baik, ,mengenai, ,sifatnya,
kualitasnya, ataupun keadaan lain yang ada dalam diri orang yang dipersepsi
sehingga terbentuk gambaran mengenai orang lain sebagai objek persepsi
tersebut (Walgito, 2002).
1. Aspek-aspek Persepsi

Menurut Walgito (2002), pengindraan terjadi dalam suatu konteks


tertentu, konteks ini disebut sebagai dunia persepsi. Agar dihasilkan suatu
xxv

pengindraan, ,yang, ,bermakna, ,ada, ,aspek-aspek, ,dalam, ,dunia, ,persepsi


diantaranya adalah:
a. Sensor sel dasar
Rangsang, ,yang, ,diterima, ,harus, ,sesuai, ,dengan, ,mobilitas, ,tiap-tiap
indera, yaitu, sifat sensori dasar dari masing-masing, indera cahaya
untuk penglihatan, bau untuk penciuman, suhu untuk perasa, bunyi
untuk pendengaran dan sifat permukaan bagi peraba ( Walgito, 2002).
b. Dimensi ruang
Dunia persepsi punya sifat ruang (dimensi ruang). Kita dapat
menyatakan atas bawah, tinggi rendah, luas sempit, depan dan
belakang (Walgito, 2002).
c. Dimensi waktu
Dunia persepsi mempunyai dimensi waktu seperti cepat, lambat, tua
dan muda (Walgito, 2002).
d. Konteks
Obyek-obyek atau gejala-gejala dalam dunia pengamatan mempunyai
struktur yang menyatu dengan konteksnya. Struktur dan konteks ini
merupakan keseluruhan yang menyatu. Kita melihat meja tidak berdiri
sendiri tetapi dalam ruang tertentu di saat tertentu, letak atau posisi
tertentu (Walgito, 2002).
e. Tujuan
xxvi

Dunia persepsi merupakan dunia penuh arti, kita cenderung melakukan


pengamatan atau persepsi pada gejala-gejala yang mempunyai makna
bagi kita, yang ada hubungan dengan diri kita (Walgito, 2002).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Menurut Siagian (1995) dalam bukunya yang berjudul teori


motivasi dan aplikasinya secara umum terdapat dua faktor yang
mempengaruhi terjadinya persepsi seseorang yaitu faktor internal dan
eksternal.
a. Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan persepsi yang terjadi karena adanya
rangsang yang datang dari luar individu yang meliputi:
1) Objek
Objek ini akan menjadi sasaran dari persepsi yang dapat berupa
orang, benda atau peristiwa, dan objek yang sudah dikenali tersebut
akan menjadi sebuah stimulus. Mayoritas lansia dihadapakan pada
kematian pasangan, teman, dan kadang anaknya. Semua lansia, baik
sehat maupun lemah, perlu mengekspresikan perasaan seksualnya.
Seksualitas meliputi cinta, kehangatan, saling membagi dan sentuhan
dengan pasangannya, ( Potter & Perry, 2005). Keinginan seksual
menjadi, ,masalah, ,jika, ,lansia, ,semata-mata, ,menginginkan, ,untuk
merasakan keinginan hubungan seks lebih sering, jika keyakinan
xxvii

lansia, adalah, penting, untuk melakukannya, pada, beberapa, norma


kultur, atau jika perbedaan dalam keinginan seksual dari pasangan
menyebabkan konflik (Potter & Perry, 2005).
2) Faktor situasi
Situasi, ,merupakan, ,keadaan, ,dimana, ,keadaan, ,tersebut, ,dapat
menimbulkan, ,sebuah, ,persepsi., ,Rumah, ,tinggal, ,dan, ,lingkungan
merupakan, ,hal, ,penting, ,karena, ,mempunyai, ,dampak, ,utama, ,pada
kesehatan lansia. Lingkungan dapat mendukung atau mengganggu
fungsi fisik dan sosial (Potter & Perry, 2005). Menemukan waktu
yang tepat untuk aktivitas seksual adalah faktor gaya hidup yang
lain., ,Sebagian, ,lansia, ,tidak, ,mengetahui, ,bagaimana, ,menetapkan
waktu bekerja dan di rumah untuk mencakupkan perilaku seksual
(Potter & Perry, 2005).
b. Faktor internal
Faktor internal yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang
berasal dalam diri individu (Niven N, 2002). Diantara faktor internal
tersebut adalah:
1) Motif
Motif adalah semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan dalam
diri manusia yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu.

xxviii

2) Minat
Minat adalah perhatian terhadap sesuatu stimulus atau objek yang
menarik kemudian akan disampaikan melalui panca indera. ,Lansia
harus, ,juga, ,menerima, ,aktivitas, ,dan, ,minat, ,baru, ,untuk
mempertahankan, ,kualitas, ,hidupnya., ,Seseorang, ,yang, ,sebelumnya
aktif secara sosial sepanjang hidupnya mungkin merasa relatif dan
mudah bertemu orang baru dan mendapatkan minat baru ( Potter &
Perry, 2005). ,Penurunan minat dalam aktivitas seksual pada lansia
dapat, ,mengakibatkan, ,ansietas, ,hanya, ,karena, ,harus, ,mengatakan
kepada, ,pasangan, ,perilaku, ,seksual, ,apa, ,yang, ,diterima, ,atau
menyenangkan (Potter & Perry, 2005).
3) Harapan
Harapan, ,merupakan, ,perhatian, ,seseorang, ,terhadap, ,stimulus, ,atau
objek, ,mengenai, ,hal, ,yang, ,disukai, ,dan, ,diharapkan. ,Peningkatan
harapan hidup dan angka kelahiran yang relatif tinggi selama awal
abad, ,ke-20, ,mempunyai, ,kontribusi, ,pada, ,peningkatan, ,populasi, ,
orang beruban. Tidak hanya jumlah orang yang hidup sampai usia
65 yang besar, tetapi juga mereka yang hidup lebih lama ( Potter &
Perry, 2005). ,Rendahnya harga diri seksual pada lansia dapat juga
diakibatkan oleh kurang pendidikan seks, model peran yang negatif,

xxix

dan, ,upaya, ,untuk, ,hidup, ,dalam, ,pengharapan, ,pribadi, ,yang, ,tidak


realistik (Potter & Perry, 2005).
4) Sikap
Sikap, ,merupakan, ,reaksi, ,atau, ,respon, ,yang, ,masih, ,tertutup, ,dari
seseorang terhadap stimulus atau objek, sikap dapat menggambarkan
suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap juga dapat
membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek
lain.
5) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
6) Pengalaman
Pengalaman merupakan peristiwa yang dialami seseorang dan ingin
membuktikan, ,sendiri, ,secara, ,langsung, ,dalam, ,rangka, ,membentuk
pendapatnya sendiri. Hal ini berarti pengalaman yang dialami sendiri
oleh seseorang akan lebih kuat dan sulit di lupakan dibandingkan
dengan, ,melihat, ,pengalaman, ,orang, ,lain., ,Pengenangan, ,adalah
mengingat kembali masa lalu untuk menetapkan arti baru terhadap
pengalamannya., ,Hal, ,tersebut, ,merupakan, ,fungsi, ,adaptif, ,lansia.
Pengalaman, ,adalah, ,elaborasi, ,cara, ,alami, ,di, ,mana, ,lansia

xxx

membangkitkan, ,kembali, ,masa, ,lalunnya, ,untuk ,memberi, ,arti, ,atau


menerima, ,konflik, ,dan, ,kekecewaan, ,selama, ,mempersiapkan
kematian. Pengenangan mempengaruhi terhadap suksesnya adaptasi
dengan mempertahankan harga diri, tingkat harga diri lansia juga
dapat menyebabkan konflik yang melibatkan seksualitas. Jika harga
diri, ,seksual, ,tidak, ,pernah, ,dipelihara, ,dengan, ,mengembangkan
perasaan yang adekuat tentang seksual diri pada lansia ,( Potter &
Perry, 2005).
3. Proses terjadinya persepsi

Menurut Niven (2002) dalam bukunya psikologis kesehatan


pengantar untuk perawat profesional proses terjadinya persepsi dimulai
dari :
a. Tahap penerimaan rangsangan yang ditentukan oleh faktor dari
dalam dan faktor dari luar manusia itu sendiri yang meliputi :
1),Faktor lingkungan yaitu ekonomi, sosial politik
2),Faktor konsepsi yaitu pendapat dari teori seseorang tentang
manusia dengan segala tindakannya
3) Faktor yang berkaitan dengan dorongan dan tujuan seseorang
untuk menafsirkan suatu rangsangan
4) Faktor pengalaman masa lalu atau latar belakang kehidupan,
akan menentukan kepribadian seseorang.

xxxi

b. Proses seleksi dilakukan karena keterbatasan manusia dalam


menerima rangsangan.
c. Proses, ,penutupan, ,proses, ,ini, ,terjadi, ,karena, ,keterbatasan, ,tingkat
kemampuan, ,seseorang, ,dalam, ,menerima, ,rangsangan, ,kemudian
kekurangan informasi ditutupi dengan pengalamannya sendiri.
B.,Konsep Dasar Lansia
1. Pengertian lansia
Usia, ,lanjut, ,dikatakan, ,sebagai, ,tahap, ,akhir, ,perkembangan, ,pada, ,daur
kehidupan manusia. Sedangkan menurut pasal 1 ayat 2, 3, 4 UU No. 13 tahun
1998, ,tentang, ,Kesehatan, ,bahwa, ,usia, ,lanjut, ,adalah, ,seseorang, ,yang, ,telah
mencapai usia lebih dari 60 tahun (Wahyudi Nugroho, 2008).
Masa dewasa tua (lansia) dimulai setelah pensiunan, biasanya antara
usia 65 dan 75 tahun. Jumlah kelompok usia ini meningkat drastis dan ahli
demografi, ,memperhitungkan, ,peningkatan, ,populasi, ,lansia, ,sehat, ,terus
meningkat sampai abad selanjutnya (potter & perry, 2005).
Kesimpulan lansia dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan daur
kehidupan, biasanya antara usia 65 dan 75 tahun.
2. Klasifikasi Lansia
Klasifikasi, ,berikut, ,ini, ,adalah, ,lima, ,klasifikasi, ,pada, ,lansia, ,menurut
WHO :
a. Usia Pertengahan (middle age)

xxxii

Seseorang yang berusia antara 45-59


b. Lanjut usia (elderly)
Seseorang yang berusia 60-74 tahun
c. Lanjut usia tua (old)
Seseorang yang berusia 75-90 tahun
d. Usia sangat tua (very old)
Lansia diatas 90 tahun
3. Teori Penuaan
Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan
secara, ,terus, ,menerus, ,dan,

,berkesinambungan., ,Selanjutnya, ,akan

menyebabkan, ,perubahan, ,anatomis, ,fisiologis, ,pada, ,tubuh, ,sehingga, ,akan


mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan (R. boedhi,
Darmojo, H. Hadi Martono. 2004).
Ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses penuaan, yaitu :
a. Teori genetik dan mutasi
Menurut teori genetik dan mutasi, menua terjadi sebagai akibat dari
perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul-molekul DNA dan setiap
sel, ,pada, saatnya, ,akan, mengalami, mutasi., (R., boedhi, ,Darmojo,, H., Hadi
Martono. 2004).
b.EImmunology slow teory

xxxiii

Menurut, ,teori, ,immunology, ,proses, ,penuaan, ,merupakan, ,suatu, ,proses


autoimun, dalam hal ini sistem imun tidak mengenali sel selnya sendiri
sehingga, ,akan, ,menyebabkan, ,kekebalan, ,tubuh, ,menurun, ,mudah, ,terkena
infeksi, ,kanker,, ,penyakit, ,degeneratif,, ,penyakit, ,menurun, ,dan, ,lainnya., ,(R.
boedhi, Darmojo, H. Hadi Martono. 2004).
c. Teori stres
Teori stress mengungkapkan menua akibat hilangnya sel-sel yang
biasa digunakan tubuh dan stress dapat menyebabkan sel-sel tubuh lelah
terpakai (Wahyudi Nugroho, 2008).
d. Teori radikal bebas
Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal
bebas mengakibatkan sel-sel tidak dapat melakukan regenerasi. Radikal bebas
adalah molekul atau bagian molekul yang tidak utuh lagi karena sebagian
telah pecah atau melepaskan diri ,bagian yang pecah atau melepaskan diri ini
melekat pada molekul lain dan merusak atau mengubah Struktur atau fungsi
molekul yang bersangkutan. (R. boedhi, Darmojo, H. Hadi Martono. 2004).
4. Perubahan Fisik Pada Masa Usia Lanjut
Beberapa perubahan gangguan fisik yang timbul adalah sebagai berikut :
a. Perubahan pada kulit : kulit wajah, leher, lengan, dan tangan menjadi lebih
kering dan keriput.

xxxiv

b. Perubahan, ,otot, ,:, , ,pada, ,umumnya, ,otot, ,orang, ,berusia, ,madya, ,menjadi
lembek dan mengendur di sekitar dagu, lengan bagian atas, dan perut
c. Perubahan, ,pada, ,persendian, ,:, ,masalah, ,pada, ,persendian, ,terutama, ,pada
bagian , tungkai dan lengan yang membuat mereka menjadi agak sulit
berjalan
d. Perubahan pada gigi : gigi menjadi kering, patah, dan tanggal sehingga
kadang-kadang memakai gigi palsu
e. Perubahan, ,pada, ,mata, ,:, ,mata, ,terlihat, ,kurang, ,bersinar, ,dan, ,cenderung
mengeluarkan kotoran yang menumpuk di susdut mata.
f. Perubahan, ,pada, ,telinga, ,:, ,fungsi, ,pendengaran, ,sudah, ,mulai, ,menurun,
sehingga tidak sedikit yang mempergunakan alat bantu pendengaran.
g. Perubahan pada sistem pernafasan : nafas menjadi lebih pendek dan sering
tersengal-sengal, hal ini akibat terjadinya penurunan kapasitas total paruparu, ini akan menurunkan fleksibilitas dan elastisitas dari paru.
h. Perubahan, ,pada, sistem, ,syaraf, otak, ,: ,umumnya, ,mengalami, ,penurunan
ukuran, berat, dan fungsi contohnya kortek serebri mengalami atropi.
i. Perubahan pada sistem cardiovascular : terjadi penurunan elastisitas dari
pembuluh darah jantung dan menurunnya kardiak out put
j. Perubahan pada sistem reproduksi : perubahan pada struktur dan fungsi
sistem reproduksi terjadi sebagai akibat perubhan hormonal. Menopause
pada, ,wanita, ,berkaitan, ,dengan, ,penurunan, ,respon, ,ovarium, ,terhadap
hipofisis dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesterone.
Pada, ,pria, ,tidak, ,ada, ,penghentian, ,fertilitas, ,tertentu, ,dikaitkan, ,denagn
xxxv

penuaan. Spermatogenesis mulai menurun selama dekade keempat tetapi


kontinu, ,sampai, ,decade, ,kesembilan,, ,bagaimana, ,pun,, ,perubahab, ,dan
struktur, ,fungsi, ,reproduktif, ,tidak, ,mempengaruhi, ,libido., ,Kurangnya
frekuensi, ,aktivitas, ,seksual, ,dapat, ,diakibatkan, ,oleh, ,penyakit, ,kematian
pasangan, ,seksual, ,penurunan, sosialisasi, ,atau, ,hilangnya, ,minat, seksual
( Potter & Perry, 2005).
C.,Konsep Dasar Kebutuhan Seksual
1. Pengertian
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis,
yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan.
Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam Teori ,Hierarki.
Kebutuhan menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar
yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri
(Potter & Perry, 2003)
2. Ciri-ciri kebutuhan dasar manusia
Manusia, ,memiliki, ,kebutuhan, ,dasar, ,yang, ,bersifat, ,heterogen., ,Setiap
orang, ,pada, ,dasarnya, ,memiliki, ,kebutuhan, ,yang, ,sama, ,akan, ,tetapi, ,karena
budaya, ,maka, ,kebutuhan, ,tersebutpun, ,ikut, ,berbeda., ,Dalam, ,memenuhi
kebutuhan manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada. Lalu jika
gagal memenuhi kebutuhannya, manusia akan berpikir lebih keras dan bergera
untuk berusaha mendapatkannya (Potter & Perry, 2003)

xxxvi

3. Faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia:


a. Adanya penyakit dalam tubuh dapat menyebabkan perubahan pemenuhan
pemenuhan kebutuhan, baik secara fisiologis maupun psikologis, karena
beberapa fungsi organ tubuh memerlukan pemenuhan besar dari biasanya.
b. Hubungan Keluarga
Hubungan, ,keluarga, ,yang, ,baik, ,dapat, ,meningkatan, ,pemenuhan
kebutuhan dasar karena adanya, saling percaya, merasakan kesenangan
hidup, tidak ada rasa curiga, dan lain-lain.
c. Konsep Diri
Konsep diri manusia memiliki peran dalam pemenuhan kebutuhan
dasar., ,Konsep, ,diri, ,yang, ,positif, ,memberikan, ,makna, ,dan, ,keutuhan
(wholeness), ,bagi, ,seseorang., ,Konsep, ,diri, ,yang, ,sehat, ,menghasilkan
perasaan positif terhadap diri.
d. Tahap Perkembangan
Sejalan, ,dengan, ,meningkatnya, ,usia, ,manusia, ,mengalami
perkembangan. Setiap tahap perkembangan tersebut memiliki kebutuhan
yang, ,berbeda, ,baik, ,kebutuhan, ,biologis, ,psikologis, ,sosial, ,maupun
spiritual, ,mengingat, ,berbagai, ,fungsi, ,organ, ,tubuh, ,mengalami, ,proses
kematangan, ,dengan, ,aktivitas, ,yang, ,berbeda, ,untuk, ,setiap, ,tahap
perkembangan.

xxxvii

Kebutuhan dasar manusia pada dasarnya sama, baik pada lansia maupun
bukan, ,lansia., ,Perbedaannya, ,tergantung, ,kepada, ,kemampuan, ,fisik, ,maupun
psikologis, ,kebutuhan, ,dasar, ,manusia, ,menurut, ,maslow, ,yaitu,, ,kebutuhan
fisiologis, ,keamanan, ,dan, ,keselamatan, ,(safetyE EdanE Esecurity),E rasa, ,memiliki
(belongingness), harga diri (esteem), aktualisasi diri (self actualization).
Teori, ,maslow, ,mengemukakan, ,tentang, ,kebutuhan, ,dasar, ,manusia, ,yaitu
fisiologis, kebutuhan, fisiologis mendasar, bagi manusia, salah satu kebutuhan
mendasar bagi manusia adalah seksual. Seksual adalah kebutuhan dasar manusia
berupa, ,ekspresi, ,perasaan, ,dua, ,orang, ,individu, ,secara, ,pribadi, ,yang, ,saling
menghargai, memerhatikan, dan menyayangi sehingga terjadi sebuah hubungan
timbal balik antara kedua individu tersebut (A. Aziz alimul H, 2006).
4. Dimensi Seksualitas
a. Dimensi Sosiokultural
Seksualitas, ,dipengaruhi, ,oleh, ,norma, ,dan, ,peraturan, ,kultural, ,yang
menentukan apakah perilaku yang diterima didalam kultur.
b. Dimensi Agama Dan Etik
Seksualitas juga berkaitan dengan standar pelaksanaan agama dan etik.
Beberapa pendekatan umum terhadap pembuatan keputusan seksual etik.
c. Dimensi Psikologis

xxxviii

Banyak dari keyakinan dan sikap kita mengenai perkembangan psikologis,


moral, dan psikoseksual wanita dan pria didasarkan pada, faktor-faktor
yang mempengaruhi masalah seksual pada lansia
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi gangguan dalam
fungsi seksual, di antaranya:

a. Tidak adanya panutan


b. Gangguan, ,struktur, ,dan, ,fungsi, ,tubuh,, ,seperti, ,adanya, ,trauma, ,obat,
kehamilan, atau abnormalitas anatomi genetalia.
c. Kurang pengetahuan dan informasi yang salah mengenai masalah seksual.
d. Penganiayaan secara fisik
e. Adanya panyimpangan psikoseksual
f. Konflik terhadap nilai
g. Kehilangan pasangan karena perpisahan atau kematian
5. Masalah seksual pada lansia
Sejalan dengan bertambahnya usia, masalah seksual merupakan masalah
yang tidak kalah pentingnya bagi pasangan usia lanjut. Masalah ini meliputi
ketakutan akan berkurangnya atau bahkan tidak berfungsinya organ sex secara
normal, ,sampai, ,ketakutan, ,akan, ,kemampuan, ,secara, ,psikis, ,untuk, ,bisa
berhubungan sex.

xxxix

Perubahan, ,fisiologik, ,aktivitas, ,seksual, ,akibat, ,proses, ,penuaan, ,bila


ditinjau dari pembagian tahapan seksual menurut Kaplan adalah berikut ini:
a. Fase desire
Dipengaruhi oleh penyakit, masalah hubungan dengan pasangan, harapan
kultural, kecemasan akan kemampuan seks.
b. Fase arousal
Lansia wanita : pembesaran payudara berkurang; terjadi penurunan
flushing, elastisitas dinding vagina, lubrikasi vagina dan peregangan otototot; iritasi uretra dan kandung kemih.
Lansia pria : ereksi membutuhkan waktu lebih lama, dan kurang
begitu, ,kuat;, ,penurunan, ,produksi, ,sperma, ,sejak, ,usia, ,40tahun, ,akibat
penurunan testoteron; elevasi testis ke perineum lebih lambat.
c. Fase orgasmic
Lansia, ,wanita, ,:, ,tanggapan, ,orgasme, ,kurang, ,intens, ,disertai, ,lebih
sedikit konstraksil kemampuan mendapatkan orgasme multipel berkurang.
Lansia pria : kemampuan mengontrol ejakulasi membaik; kekuatan
dan jumlah konstraksi otot berkurang; volume ejakulat menurun.
d. Fase pasca orgasmic
Mungkin terdapat periode refrakter dimana pembangkitan gairah sampai
timbulnya fase orgasme berikutnya lebih sukar terjadi.

xl

6. Penanganan permasalahan pada kebutuhan seksual pada lansia


Untuk mengatasi beberapa gangguan baik fisik maupun psikis termasuk
masalah, ,seksual, ,diperlukan, ,penanganan, ,yang, ,serius, ,dan, ,terpadu., ,Proses
penanganan ini memerlukan waktu yang cukup lama tergantung dari keluhan
dan kerjasama antara pasien dengan konselor. Dari ketiga gangguan tersebut,
masalah, ,seksual, ,merupakan, ,masalah, ,yang, ,penanganannya, ,memerlukan
kesabaran, ,dan, ,kehati-hatian,, ,karena, ,pada, ,beberapa, ,masyarakat, ,Indonesia
terutama masyarakat pedesaan membicarakan masalah seksual adalah masalah
yang tabu.
Manajemen, ,yang, ,dilakukan, ,tenaga, ,kesehatan, ,untuk, ,mengatasi
gangguan seksual pada lansia adalah sebagai berikut :
a. Anamnesa riwayat seks
b. Gunakan bahasa yang saling menguntungkan dan memuaskan
c. Gunakan pertanyaan campuran antara terbuka dan teutup
d. Mendapatkan gambaran yang akurat tentang apa yang sebenarnya salah
e. Uraikan dengan panjang lebar permasalahanya
f. Dapatkan latar belakang medis mencakup daftar lengkap tentang , obatobatan yang dikonsumsi oleh pasien
Pengobatan yang diberikan mencakup ;
a. Konseling Psikoseksual
b. Therapi Hormon

xli

c. Penyembuhan dengan obat-obatan


d. Peralatan Mekanis
D.JKerangka Teori
Menurut, ,Walgito, persepsi ,merupakan, suatu, proses ,yang, didahului
oleh, penginderaan, yaitu, ,proses ,yang, berwujud diterimanya, ,stimulus, ,oleh
individu, melalui, alat, reseptornya, kemudian, stimulus, ,diteruskan, ,ke ,pusat
susunan syaraf yaitu otak, dan otak merupakan proses psikologisnya sehingga
individu bisa mempersepsi stimulus yang diterimanya. Adapun faktor-faktor
yang mepengaruhi perepsi adalah faktor eksternal merupakan persepsi yang
terjadi karena adanya rangsang yang datang dari luar individu yang meliputi,
objek ,dan, situasi., ,Dan ,faktor, internalnya, ,meliputi ,motif,, ,minat, harapan,
sikap, pengetahuan, pengalaman (Siagian, 1995).
Sedangkan pengertian seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa
ekspresi perasaan dua orang individu secara pribadi yang saling menghargai,
memerhatikan,, ,dan, ,menyayangi, ,sehingga, ,terjadi, ,sebuah, ,hubungan, ,timbal
balik antara kedua individu tersebut (A. Aziz Alimul H, 2006).
Rangsangan tersebut datangnya karena dari kebutuhan. Berdasarkan teori
diatas, ,menurut, ,siagians, ,digambarkan, ,dalam, ,skema, ,dibawah, ,ini, ,sebagai
kerangka teori yang digunakan dasar dalam penelitian :

xlii

Bagan 2.1 Kerangka Teori persepsi kebutuhan seksual menurut Siagians:

Faktor
internal

Rangsangan yang berasal


ari dalam individu

persepsi

Rangsangan yang berasal


ari luar individu

KEBUTUHAN
SEKSUAL

Faktor
eksternal

E. Kerangka konsep
E. Kerangka Konsep
Persepsi seseorang terhadap suatu kebutuhan akan dipengaruhi oleh 2 faktor
yaitu: a) faktor internal adalah rangsangan yang datang dari dalam individu antara
lain, motif, minat, harapan, sikap, pengetahuan, pengalaman. b) faktor eksternal
adalah, ,rangsangan, ,yang, ,datang, ,dari, ,luar, ,individu, ,antara, ,lain,, ,objek,, ,situasi.
Apabila, ,ada, ,minat, ,harapan, ,dan, ,pengalaman, ,yang, ,baik, ,dalam, ,melakukan
hubungan seksual maka persepsi terhadap kebutuhan seksual baik, demikian pula

xliii

bila, ,pasangan, ,berpenampilan, ,menarik, ,dan, ,situasinya, ,memungkinkan, ,maka


persepsi, ,kebutuhan, ,seksualnya, ,baik. ,Untuk, ,lebih, ,jelasnya, ,dapat, ,digambarkan
sebagai berikut :
Bagan 2.2 kerangka pikir

aktor internal:
minat
harapan
pengalaman

Persepsi
baik

motif
sikap
pengetahuan

Persepsi lansia
perempuan
45-59 tahun
tentang

aktor eksternal:

kebutuhan

objek
situasi

seksual

Keterangan :

= tidak diteliti

= yang diteliti

xliv

Persepsi
cukup
Persepsi
kurang

BAB III
METODE PENELITIAN

A.J Metode Penelitian


Jenis penelitian , ini menggunakan metode deskriftif kuantitatif yaitu
metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran
atau, ,mendeskrifsikan, ,tentang, ,suatu, , ,kenyataan, ,yang, ,objektif, ,dengan
pemecahan, ,masalah, ,yang, ,dihadapi, ,pada, ,situasi, ,sekarang, ,(Notoatmodjo,
2002:26). Pada penelitian ini peneliti ingin menggambarkan tentang persepsi
lansia, perempuan ,45-59 tentang kebutuhan seksual di Desa Haurngombong
Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang.
B.JVariabel Penelitian
Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh
anggota-anggota kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok
yang, ,lain., ,Definisi, ,lain, ,mengatakan, ,bahwa, ,variabel, ,adalah, ,sesuatu, ,yang
digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh
satuan penelitian tentang sesuatu konsep tertentu ( Notoatmodjo:2002 )
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu persepsi lansia
perempuan ,45-59 tahun tentang kebutuhan seksual dengan sub variabelnya
adalah mengetahui gambaran persepsi kebutuhan seksual pada umur 45-59
tahun berdasarkan faktor internal, dan faktor eksternal.

xlv

C.J Populasi dan Sampel


1. Populasi
Untuk memudahkan penelitian yang akan dilakukan maka diperlukan
populasi. Menurut Notoatmodjo (2002) populasi adalah keseluruhan objek
penelitian, ,atau, ,objek, ,yang, ,diteliti, ,dengan, ,karakteristik, ,tertentu., ,Populasi
dalam penelitian, ini adalah, lansia ,perempuan ,usia, 45-59 tahun, , di Desa
Haurngombong Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang sebanyak ,353
orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi (Arikunto, 2002 :
117). Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti, dapat, ,menggunakan, sampel, ,yang, diambil, ,dari, populasi, ,itu., ,Cara
pengambilan, ,sampel, ,dalam, ,penelitian, ,ini, ,adalah, clusterE EsamplingE yaitu
dengan mengambil sampel dari tiap wilayah.
Sampel, yang, digunakan dalam penelitian, ini adalah sebagian dari
jumlah, ,populasi, ,lansia, ,yang, ,ada, ,di, ,Desa, ,Haurngombong, ,Kecamatan
Pamulihan Kabupaten Sumedang. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
sebanyak 188 orang.
Dalam pengambilan sampel peneliti menggunakan rumus :

xlvi

N
1 N d 2

Keterangan :
N

: Besar populasi

: Besar sampel yang diambil

: Tingkat kepercayaan yang diinginkan (0,05)

(Notoatmodjo, 2005)
Berdasarkan, , ,rumus, ,diatas, ,maka, ,jumlah, ,sampel, ,yang, ,akan
dijadikan sebagai objek penelitian adalah sebagai berikut:
N
1 N d 2
353
n
1 353 0 05 2
353
n
1 353 0 0025
353
n
1 0 88
353
n
1,88
n 187.756 ~ 188 orang
n

xlvii

Dari, ,tiap, ,RW, ,itu, ,sendiri, ,dibagi, ,menjadi, ,beberapa, ,sampel


perwakilan dari tiap RW dengan rincian sebagai berikut ::
Jumlah Sampel

P=

x 100 %

Jumlah populasi keseluruhan

P=

188 x 100 %

353

= 53.25 % ~ 53 %

Perwakilan dari tiap RW yaitu :


RW 1 = 79 x 53 % = 42
RW 2 = 75 x 53 % = 40
RW 3 = 60 x 53 % = 31
RW 4 = 49 x 53 % = 26
RW 5 = 48 x 53 % = 25
RW 6 = 46 x 53 % = 24
sampel dari RW 1-6 adalah 188 orang
Dalam, ,pengambilan, ,sampel, ,tersebut, ,dilakukan, ,dengan, ,cara, di, ,undi
berdasarkan nomor urut di daftar yang ada di tiap masing-masing Rw.

xlviii

Dalam melakukan penelitian ini diperlukan beberapa kriteria yaitu:


1.Inklusi
Inklusi merupakan kriteria penentu atau sasaran yang digunakan untuk
dijadikan, sampel, penelitian., Sasaran yang, digunakan dalam penelitian, ini
adalah:
a. Lansia perempuan dengan usia 45-59 tahun
b. Lansia, ,yang, ,bertempat, ,tinggal, ,di, ,Desa, ,Haurngombong, ,Kecamatan
Pamulihan Kabupaten Sumedang
c. Lansia yang punya pasangan
2. Eklusi
Eklusi, ,merupakan, ,kriteria, ,penentu, ,sasaran, ,yang, ,tidak, ,digunakan
sampel penelitian yaitu:
a. Lansia ,perempuan ,yang bertempat tinggal di luar Desa Haurngombong
Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang.
b. Lansia perempuan yang buta huruf dan tidak bisa membaca.
c. Lansia perempuan yang tidak punya pasangan.
d. Walaupun lansia perempuan tidak ada di Desa Haurngombong tidak di
jadikan sebagai sampel.

xlix

D.JCara Pengumpulan Data


Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Instrumen, ,penelitian, ,yang, ,digunakan, ,yaitu, ,memberikan, ,kuisioner, ,yang
dilakukan oleh penulis untuk mendapatkan data langsung yaitu dengan cara
melakukan kunjungan langsung ke rumah responden dan bekerja sama dengan
kader Desa Haurngombong untuk membagikan kuesioner penelitian ke tiap
Rw., ,Penulis, ,menjelaskan, ,tentang, ,tujuan, ,membagikan, ,kuisioner, ,dan
menjelaskan bagaimana cara mengisi kuisioner kemudian kuisioner di ambil
kembali, ,ke, ,kader, ,masing-masing, ,rw., ,Penulis, , ,juga, ,mendapatkan, ,data
sekunder dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang dan petugas Puskesmas
Haurngombong.
E.JPengolahan Data
Pengolahan, ,dan, ,analisa, ,data, ,dilakukan, ,dengan, ,menggunakan
komputerisasi sesuai dengan tahap-tahap sebagai berikut:
1.

diting yaitu dilakukan penyuntingan data yang telah terkumpul dengan cara
memeriksakan, ,kelengkapan, ,pengisian,, ,kejelasan, ,pengisian, ,dan, ,adanya
kesalahan jawaban dari setiap kuesioner yang diisi oleh responden.

2. Coding adalah proses pemberian kode pada setiap variabel dengan tujuan
untuk, ,memudahkan, ,dalam, ,analisis., Untuk, ,memudahkan, ,dalam, ,proses
pembacaan yaitu : Kode 2 untuk jawaban ya dan 0 untuk jawaban tidak dan
kode 1 untuk jawaban kadang-kadang.

3. Procesing ,adalah proses analisa data yang telah terbentuk angka


menggunakan komputer perangkat yaitu SPSS 11.5
4. Cleaning adalah memeriksa kembali data yang telah di entri ke dalam
komputer untuk memastikan kebenaran data.
F.JAnalisa Data
Analisa data yang dilakukan menggunakan metode analisa univariat.
Analisa univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel
yang diteliti.
Dalam penelitian kuantitatif, analisa data merupakan kegiatan setelah
data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan analisa data dalam penelitian
ini adalah:
1. Menyusun data
Kegiatan, ,ini, ,dilakukan, ,untuk, memilih ,kelengkapan, ,identitas, ,responden,
kelengkapan data serta isian data yang sesuai dengan tujuan penelitian.
2. Tabulasi data
Tabulasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Memberi skor pada setiap item. ,Untuk memudahkan dalam proses
pembacaan, ,yaitu, ,:, ,Kode, 2, ,untuk ,jawaban, ya, ,dan, ,kode, 0 ,untuk
jawaban tidak dan kode 1 untuk jawaban kadang-kadang.
b. Menjumlahkan skor pada setiap item
c. Menyusun rangking skor pada setiap variabel penelitian

li

3. Menganalisa data
Menganalisa, ,data, ,yaitu, ,merupakan, ,suatu, ,proses, ,pengolahan, ,data, ,dengan
menggunakan, ,rumus, ,, ,rumus, ,statistik,, ,menginterpretasikan, ,data, ,agar
diperoleh, suatu kesimpulan., Peneliti, menganalisa, hasil jawaban kuesinoer
yang telah diisi oleh responden. Kuesioner terdiri dari 25 pertanyaan, dengan
bobot nilai 1 ( satu ) bila pilihan jawaban ya dan 0 ( nol ) bila pilihan jawaban
tidak. Analisa dilakukan dengan menggunakan rumus:
Jumlah jawaban yang benar
X 100 %

Keterangan :
1. Baik

: 76 100 %

2. Cukup

: 56 75 %

3. Kurang

: < 56%

Adapun, ,untuk, ,mengetahui, ,distribusi, ,frekuensi, ,dari, ,masing-masing


kategori dapat diidentifikasi, dengan menggunakan, perhitungan sebagai
berikut :

Fi
P=

X 100 %
N

lii

Keterangan :

=,Persentase distribusi frekuensi

Fi =,Frekuensi, ,teramati, ,(banyaknya, ,frekuensi, ,responden, ,yang, ,memilih


jawaban)
N

=,Jumlah keseluruhan responden


Distribusi, ,frekuensi, ,yang, ,telah, ,teridentifikasi, ,kemudian, ,dikategorikan
kembali berdasarkan persentasenya, yaitu :

1. Seluruhnya

: 100 %

2. Hampir Seluruhnya : 76-99 %


3. Sebagian Besar

: 51-75 %

4. Setengahnya

: 50 %

5. Hampir Setengahnya,: 26-49 %


6. Sebagian Kecil :

: 1-25 %

(Arikunto, 2002)
G., Lokasi dan waktu penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian, ,dilaksanakan, ,di, ,wilayah, ,Desa, ,Haurngombong, ,Kecamatan
Pamulihan, Kabupaten Sumedang 2011.

liii

2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 8 Agustus sampai 20, Agustus
2011.
H.JDefinisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel

Sub

Definisi Operasional

Kategori

Skala

variabel
1.Persepsi

Alat

No soal

ukur

Persepsi

Pemahaman

lansia 1.Baik

lansia

faktor

perempuan

terhadap

perempuan

internal

kebutuhan

seksual

tentang

didasarkan

pada

kebutuhan

minat

seksual

pengalaman dengan 3

harapan,

kategori :
1., ,Baik, ,:, ,jika, ,lansia
perempuan ,menjawab
dengan, ,jawaban, ,ya
dengan

presentasi

76%-100%
2. Cukup : jika lansia
perempuan ,menjawab

liv

2. Cukup
3. Kurang

Ordinal

Kuisio
ner

1-15

dengan, ,jawaban, ,ya


dengan

presentasi

56%-75%
3. Kurang : jika lansia
perempuan ,menjawab
dengan, ,jawaban, ,ya
dengan

presentasi

<56%
Persepsi

Pemahaman

lansia 1. Baik

faktor

perempuan

terhadap

eksternal

kebutuhan

seksual

didasarkan, pada ,objek


dan situasi, dengan 3
kategori :
1., ,Baik, ,:, ,jika, ,lansia
perempuan ,menjawab
dengan, ,jawaban, ,ya
dengan

presentasi

76%-100%
2. Cukup : jika lansia
perempuan ,menjawab

lv

2. Cukup
3. Kurang

ordinal

16-25

dengan, ,jawaban, ,ya


dengan

presentasi

56%-75%
3. Kurang : jika lansia
perempuan ,menjawab
dengan, ,jawaban, ,ya
dengan

presentasi

<56%

lvi

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.JHasil Penelitian
Pada bagian ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian yang sudah
dilakukan penelitian di Desa Haurngombong Kecamatan Pamulihan Kabupaten
Sumedang. Pengambilan data dilakukan dengan melakukan pengisian kuesioner
kepada responden wanita yang berusia 45 -59 tahun. Selanjutnya, peneliti akan
menjelaskan hasil penelitian dalam bentuk tabel dan narasi sebagai berikut :
1. Persepsi Lansia Wanita 45-59 Tahun Tentang Kebutuhan Seksual

Berdasarkan Faktor Internal Di Desa Haurngombong Kecamatan


Pamulihan Kabupaten Sumedang 2011
Tabel 4.1
Distribusi frekuensi Persepsi Lansia Wanita Tentang Kebutuhan Seksual
Berdasarkan Faktor Internal Di Desa Haurngombong Kecamatan Pamulihan
Kabupaten Sumedang 2011
No.
1
2
3

Persepsi
Baik
Cukup
Kurang

Jumlah
Sumber : data primer 2011

Jumlah

Prosen

20
84
84
188

10,6
44,7
44,7
100

Dari tabel diatas dapat di jelaskan bahwa baru sebagian kecil 10,6 %
mempunyai persepsi tentang kebutuhan seksual yang baik.

lvii

Tabel 4.1.1
Distribusi frekuensi Persepsi Lansia Wanita Berdasarkan Minat Terhadap
Kebutuhan Seksual Di Desa Haurngombong Kecamatan Pamulihan
Kabupaten Sumedang 2011
No.
1
2
3

Persepsi
Baik
Cukup
Kurang

Jumlah
Sumber : data primer 2011

Jumlah

Prosen

73
90
25
188

38,8
47,9
13,3
100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa baru hampir setengahnya 38,8%
mempunyai persepsi yang baik.

Tabel 4.1.2
Distribusi frekuensi Persepsi Lansia Wanita Berdasarkan Harapan Terhadap
Kebutuhan Seksual Di Desa Haurngombong Kecamatan Pamulihan
Kabupaten Sumedang 2011
No.
1
2
3

Persepsi
Baik
Cukup
Kurang

Jumlah
Sumber : data primer 2011

Jumlah

Prosen

23
49
116
188

12,2
26,1
61,7
100

Dari tabel diatas dapat dilihat, bahwa ,hanya, sebagian besar ,61,7%
mempunyai persepsi yang kurang.

Tabel 4.1.3
lviii

Distribusi Prekuensi Persepsi Lansia Wanita Berdasarkan Pengalaman


Terhadap Kebutuhan Seksual Di Desa Haurngombong Kecamatan Pamulihan
Kabupaten Sumedang 2011
No.
1
2
3

Persepsi
Baik
Cukup
Kurang

Jumlah
Sumber : data primer 2011

Jumlah

Prosen

37
50
101
188

19,7
26,6
53,7
100

Dari tabel, diatas dapat dilihat, bahwa, ,baru sebagian, besar, 53,7%
mempunyai persepsi yang kurang.

2. Persepsi Lansia Wanita 45-59 Tahun Tentang Kebutuhan Seksual

Berdasarkan Faktor Eksternal Di Desa Haurngombong Kecamatan


Pamulihan Kabupaten Sumedang 2011
Tabel 4.2
Distribusi frekuensi Persepsi Lansia Wanita Tentang Kebutuhan Seksual
Berdasarkan Faktor Eksternal Di Desa Haurngombong Kecamatan Pamulihan
Kabupaten Sumedang 2011
No.
1
2
3

Persepsi
Baik
Cukup
Kurang

Jumlah
Sumber : data primer 2011

Jumlah

Prosen

21
108
59
188

11,2
57,4
31,4
100

Dari tabel, diatas dapat dilihat, bahwa ,baru ,sebagian besar, 57,4 %
mempunyai persepsi tentang kebutuhan seksual yang cukup.

lix

Tabel 4.2.1
Distribusi frekuensi Persepsi Lansia Wanita Berdasarkan Objek terhadap
Kebutuhan Seksual Di Desa Haurngombong Kecamatan Pamulihan
Kabupaten Sumedang 2011
No.
1
2
3

Persepsi
Baik
Cukup
Kurang

Jumlah
Sumber : data primer 2011

Jumlah

Prosen

51
86
51
188

27,1
45,8
27,1
100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa baru hampir setengahnya 27,1%
mempunyai persepsi yang baik.

Tabel 4.2.2
Distribusi frekuensi Persepsi Lansia Wanita Berdasarkan Situasi Terhadap
Kebutuhan Seksual Di Desa Haur Ngombong Kecamatan Pamulihan
Kabupaten Sumedang 2011
No.
1
2
3

Persepsi
Baik
Cukup
Kurang

Jumlah
Sumber : data primer 2011

Jumlah

Prosen

60
66
62
188

31.9
35.1
33.0
100.0

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa, baru hampir setengahnya, 66%
mempunyai persepsi yang cukup.

lx

3. Persepsi Lansia Wanita 45-59 Tahun Tentang Kebutuhan Seksual Di

Desa Haurngombong Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang 2011


Tabel 4.3
Distribusi frekuensi Persepsi Lansia Wanita Tentang Kebutuhan Seksual
Di Desa Haurngombong Kecamatan Pamulihan Kabupaten
Sumedang 2011
No.
1
2
3

Persepsi
Baik
Cukup
Kurang

Jumlah
Sumber : data primer 2011

Jumlah

Prosen

20
92
76
188

10,6
49
40,4
100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa, baru hampir setengahnya, 49%
mempunyai persepsi tentang kebutuhan seksual yang cukup.
B.JPembahasan
1. Persepsi Lansia Wanita Tentang Kebutuhan Seksual Berdasarkan

Faktor Internal Di Desa Haurngombong Kecamatan Pamulihan


Kabupaten Sumedang 2011
Menurut teori Potter (2003) bahwa pada usia lansia mulai terjadinya
penurunan hormon estrogen dalam tubuh sehingga berdampak pada terjadinya
menopause dan penurunan gairah dalam memenuhi kebutuhan seksualnya,
sehingga, ,tidak, ,jarang, ,terjadi, ,penurunan, ,hubungan, ,seksual, ,pada, ,lansia.
Penurunan hubungan seksual pada lansia wanita usia 45 49 tahun, juga
dapat, ,dipengaruhi, ,oleh, ,beberapa, ,faktor, ,internal, ,misalnya, ,motif, , ,atau
dorongan,, ,minat, ,harapan,, ,pengetahuan,, ,pengalaman, ,dan, ,sikap, ,untuk
melakukan hubungan seksual. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa
baru sebagian kecil responden (10,6%) memiliki persepsi yang baik tentang

lxi

kebutuhan, ,seksualnya, sedangkan ,berdasarkan, ,minat, ,(47,9%), ,mempunyai


persepsi, ,tentang, ,kebutuhan, ,seksual, ,yang, ,cukup, ,selanjutnya ,berdasarkan
harapan, ,(61,7%) ,mempunyai, ,persepsi, ,yang, ,kurang,, ,dan, ,berdasarkan
pengalaman (53,7%) mempunyai persepsi yang kurang. Hal ini menunjukan
bahwa, ,pada, ,umumnya ,responden ,kurang, ,memiliki, ,minat, ,harapan,, ,dan
pengalaman dalam melakukan hubungan seksual yang baik. Oleh karena itu
perlu pemahaman tentang kebutuhan seksual yang baik, bahwa melakukan
hubungan, ,seksual, ,merupakan, ,suatu, ,kebutuhan, ,untuk, ,rekreasi, ,baik, ,fisik
maupun mental.
Pada, ,penelitian, ,menunjukan, ,bahwa, ,persepsi, ,kebutuhan, ,seksual
berdasarkan faktor internal baru sebagian kecil memiliki persepsi yang baik,
sedangkan minat persepsinya cukup, selanjutnya harapan persepsinya kurang
dan pengalaman persepsinya kurang. Hal ini di karenakan lansia 45-59 tahun
mengalami, penurunan, organ-organ dan, penurunun hormon, sehingga, akan
terjadi penurunan terhadap kebutuhan seksualnya.
a.JPersepsi Berdasarkan Minat
Menurut teori Potter (2003) minat melakukan hubungan seksual pada
wanita biasanya masih ada namun terkadang lansia wanita memendam minat
tersebut, ,karena, ,perasaan, ,malu, ,sudah, ,tua., ,Hal, ,ini, ,sesuai, ,dengan, ,hasil
penelitian bahwa ,hanya, hampir setengahnya, (38,8%) mempunyai, persepsi
yang baik. Oleh karena itu perlu peningkatan pemahaman yang baik terhadap
pasangan tentang kebutuhan seksual sehingga kalau terjadi pemahaman yang
baik, maka kebutuhan seksualnya juga akan baik.
lxii

Pada penelitian menunjukan bahwa persepsi lansia berdasarkan minat


hampir setengahnya persepsinya baik. Hal ini di sebabkan sebagian lansia
mengatakan, ,minat, ,terhadap, ,kebutuhan, ,seksualnya, ,sudah, ,mengalami
penurunan, mungkin di karenakan faktor usia yang sudah cukup tua.
b.JPersepsi Berdasakan Harapan
Berdasarkan hasil penelitian tentang kebutuhan seksual bahwa ,baru
sebagian, ,besar, ,(61,7%) ,mempunyai, ,persepsi, ,yang, ,kurang., ,Hal, ,ini
menunjukan, ,bahwa, ,lansia, ,pada, ,umumnya, ,harapan, ,dalam, ,memenuhi
kebutuhan seksualnya tidak terlalu menggebu-gebu dibandingkan pada usia
muda, hal ini dipengaruhi oleh faktor kelelahan, usia, keadaan ekonomi. Oleh
karena itu perlu dorongan atau bimbingan terhadap lansia tentang kebutuhan
seksual sehingga akan memuaskan pasangannya. Sesuai dengan teori Menurut
Potter, ,(2003), ,pada, ,umumnya, ,harapan, ,lansia, ,wanita, ,dalam, ,melakukan
hubungan seksual adalah memuaskan pasangannya, namun tidak sedikit para
lansia wanita merasa cemas, jika dalam melakukan hubungan seksual tidak
bisa memuaskan pasangannya, sehingga hubungan seksual dilakukan dengan
jarak waktu yang lama.
Pada penelitian ini menunjukan bahwa persepsi berdasarkan harapan
mempunyai persepsi yang kurang, hal ini di karenakan sebagian lansia wanita
mengalami, ,penurunan, ,harapan, ,terhadap, ,kebutuhan, ,seksualnya, ,dan, ,di
pengaruhi oleh faktor usia dan ekonomi.

lxiii

c.JPersepsi Berdasakan Pengalaman


Menurut teori Potter (2003) & Marjono (2004) penurunan hubungan
seksual pada lansia dapat juga dipengaruhi pengalaman yang kurang tentang
kebutuhan, ,seksual

pengalaman, ,yang, ,menyenangkan, ,maka, ,terhadap

kebutuhan, ,seksualnya, ,baik,, ,tapi, ,pengalaman, ,yang, ,tidak, ,menyenangkan


terhadap kebutuhan seksualnya kurang. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
bahwa baru sebagian besar (53,7%) mempunyai persepsi yang kurang. Hal ini
menunjukan bahwa pengalaman dalam memenuhi kebutuhan seksualnya pada
lansia wanita masih kurang. Oleh karena itu perlu peningkatan pengetahuan
tentang kebutuhan seksual yang nyaman untuk memenuhi kebutuhan seksual,
sehingga, ,tidak, ,akan, ,terjadi, ,pengalaman, ,yang, ,buruk, ,dalam, ,memenuhi
kebutuhan seksual.
Pada, ,penelitian, ,ini, ,menunjukan, ,bahwa, ,persepsi, ,berdasarkan
pengalaman mempunyai persepsi yang kurang, hal ini di karenakan sebagian
lansia, ,wanita, ,memiliki, ,pengalaman, ,yang, ,buruk, ,terhadap, ,kebutuhan
seksualnya, ,sehimgga, ,akan, ,mengalami, ,penurunan, ,terhadap, ,kebutuhan
seksualnya.
2.JPersepsi Lansia Wanita Tentang Kebutuhan Seksual Berdasarkan Faktor
Eksternal Di Desa Haurngombong Kecamatan Pamulihan Kabupaten
Sumedang 2011
Menurut teori Potter (2003) ,selain faktor internal, persepsi seksual
pada lansia dapat juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti objek dan
situasi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa (57,4 %) mempunyai
lxiv

persepsi tentang kebutuhan seksual yang cukup berdasarkan faktor eksternal,


dan, ,berdasarkan, ,objek, ,(45,8%), ,mempunyai, ,persepsi, ,tentang, ,kebutuhan
seksual yang cukup, dan berdasarkan situasi (66%) yang mempunyai persepsi
yang cukup.
a.JPersepsi Berdasarkan Objek
Berdasarkan hasil penelitian tentang kebutuhan seksual bahwa ,baru
hampir setengahnya (27,1%) mempunyai persepsi yang, baik. Hal ini karena
lansia wanita mengalami penurunan kemampuan untuk merawat diri. Hal ini
sesuai, ,dengan, ,teori, yang, ,dikemukakan ,Potter, ,(2003), ,bahwa, ,objek, ,dapat
berupa pasangan hidup, kebutuhan seksual pada lansia tidak terpenuhi akibat
telah kehilangan pasangan hidup lansia tersebut. Pada lansia wanita sering
ditemukan adanya penurunan kemampuan untuk merawat diri seperti bersolek
untuk, ,memuaskan, ,pasangannya., ,Oleh, ,karena, ,itu, ,perlu, ,peningkatan
pengetahuan atau pemahaman yang baik terhadap pasangan, sehingga akan
terjadi pemahaman yang baik terhadap pasangan dalam memenuhi kebutuhan
seksual.
Pada, penelitian, ini menunjukan, bahwa, persepsi, berdasarkan objek
mempunyai, ,hampir, ,setengahnya, ,persepsi, ,yang, ,baik,, ,hal, ,ini, ,mungkin, ,di
karenakan pasangan lansia wanita tersebut melihat penampilan lansia wanita
kurang mampu merawat diri, sehingga akan mempengaruhi terhadap pasangan
lansia wanita tersebut, dan akan mengalami penurunan terhadap kebutuhan
seksualnya.

lxv

b.JPersepsi Berdasarkan Situasi


Menurut teori Potter (2003) selain karena faktor objek, penurunan
pemenuhan kebutuhan seksual pada lansia sering diakibatkan karena situasi
atau waktu yang tidak memungkinkan, hal ini dapat terjadi apabila salah satu
pasanganngannya atau kedua duanya masih sibuk bekerja pada saat memasuki
lansia., ,sehingga, ,energi, ,terkuras, ,untuk, ,pekerjaan, ,yang, ,berdampak, ,pada
penurunan minat seksual. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa hanya
hampir, ,setengahnya ,(66%), ,mempunyai, ,persepsi, ,yang, ,cukup., ,Hal, ,ini
menunjukan bahwa situasi juga sangat penting dalam memenuhi kebutuhan
seksualnya. Oleh karena itu perlu ada pemahaman yang baik antara pasangan
lansia supaya terjadi komunikasi yang baik untuk menentukan waktu yang
tepat buat melakukan hubungan seksual.
Pada penelitian ini menunjukan bahwa persepsi berdasarkan situasi
hamper setengahnya mempunyai persepsi yang cukup. Hal ini sebagian lansia
wanita, ,terhadap, ,waktu, ,dan, ,situasi, ,yang, ,kurang, ,tepat, ,untuk, ,melakukan
hubungan seksual, mungkin karena sebagian lansia wanita tersebut bekerja
sebagai petani, sehingga akan mempengaruhi terhadap kebutuhan seksualnya
mungkin karena faktor kelelahan.
3. Persepsi Lansia Wanita 45-59 Tahun Tentang Kebutuhan Seksual Di

Desa Haurngombong Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang 2011

lxvi

Berdasarkan hasil penelitian tentang kebutuhan seksual pada lansia


didapatkan, ,hampir, ,setengah, ,dari, ,responden, ,(49%), ,mempunyai, ,persepsi
tentang kebutuhan seksual yang cukup. Hal ini menunjukan bahwa kebutuhan
seksual masih diperlukan seperti minat, hasrat, harapan tetapi sudah menurun,
selain itu mungkin faktor-faktor lain seperti situasi, objek dan kondisi tubuh
yang, sudah menurun, dalam melakukan, hubungan seksual., Dimana, faktor
internal, ,terdiri, ,dari, ,minat, ,harapan, ,dan, ,pengalaman,, ,sedangkan, ,faktor
eksternal, ,terdiri, ,dari, ,objek, ,dan, ,situasi., ,Oleh, ,karena, ,itu, ,lansia, ,perlu
pemahaman atau pengetahuan dan perilaku yang baik terhadap pemenuhan
kebutuhan seksualnya, bahwa kebutuhan seksual itu sangat penting untuk
kelangsungan, hidup lansia., Hal ini, sesuai dengan teori, menurut Walgitto
2002, dan Siagian : 1995 Persepsi tentang kebutuhan seksual adalah cara
seseorang, ,mempersepsikan, ,stimulus, ,seksual, ,yang, ,diterimanya, ,dalam
kehidupan sehari hari. Faktor faktor yang mempengaruhi persepsi adalah
faktor internal seperti, minat, harapan dan pengalaman, dan faktor eksternal
yang mempengaruhi persepsi seksual adalah objek dan situasi.
Persepsi lansia perempuan terhadap kebutuhan seksual sering menurun
karena pada masa lansia terjadi penurunan hormon estrogen yang berdampak
terhadap, ,penurunan, ,minat, ,harapan, ,dan, ,pengalaman, ,dalam, ,memenuhi
kebutuhan, seksualnya., ,Selain ,itu ,persepsi, seksual, ,pada, lansia, ,perempuan
sering menurun karena kehilangan pasangan hidup (objek), sehingga tidak ada
stimulus, ,dalam, ,untuk, ,memenuhi, ,kebutuhan, ,seksualnya, ,dan, penurunan
pemenuhan kebutuhan seksual pada lansia sering diakibatkan karena situasi
lxvii

atau waktu yang tidak memungkinkan, hal ini dapat terjadi apabila salah satu
pasanganngannya atau kedua duanya masih sibuk bekerja pada saat memasuki
lansia (Potter : 2003).
Pada, ,penelitian, ,ini, ,menunjukan, ,bahwa, ,hampir, ,setengahnya
mempunyai persepsi yang cukup. Persepsi yang cukup tersebut ditunjang oleh
informasi, dari, ,tenaga, ,kesehatan,, ,pengalaman, ,pribadi, atau, orang, ,lain, dan
media massa. Tenaga kesehatan menginformasikan mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan, kebutuhan seksualE dengan teknik edukasi dan media
leaflet, ,sedangkan, ,pengalaman, ,pribadi, ,atau, ,orang, ,lain, ,dijadikan, ,sebagai
proses belajar menuju perubahan perilaku yang lebih baik.

lxviii

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.JSimpulan
Dari hasil penelitian ini tentang persepsi lansia perempuan usia 45 59 tahun
tentang, ,kebutuhan, ,seksual, ,di, ,Desa, ,Haurngombong, ,Kecamatan ,Pamulihan
Kabupaten Sumedang, dapat disimpulkan bahwa :
1. Gambaran persepsi perempuan usia 45 59 tahun tentang kebutuhan seksual

berdasarkan, faktor, internal ,hampir, setengah, (44,7%) mempunyai, persepsi


kurang, ,sedangkan, ,berdasarkan, ,minat, ,hampir, ,setengahnya

(38,8%)

mempunyai persepsi, baik, selanjutnya berdasarkan harapan sebagian besar


(61,7%) ,mempunyai, ,persepsi, ,yang, ,kurang, ,dan, ,berdasarkan, ,pengalaman
sebagian besar (53,7%) mempunyai persepsi yang kurang.
2. Gambaran persepsi perempuan usia 45 59 tahun tentang kebutuhan seksual

berdasarkan, ,faktor, ,eksternal, ,sebagian, ,besar, ,dari, ,responden ,(57,4%)


mempunyai, ,persepsi, ,yang, ,cukup, sedangkan, ,berdasarkan, ,objek, ,hampir
setengahnya, (45,8%), ,mempunyai, ,persepsi, ,yang, ,cukup, ,dan, ,berdasarkan
situasi hampir setengahnya (49%) mempunyai persepsi yang cukup.
3. Gambaran persepsi perempuan usia 45 59 tahun tentang kebutuhan seksual

hampir, setengah dari responden ,(49 %) ,mempunyai, persepsi yang, cukup


tentang kebutuhan seksual.

lxix

B.JSaran
1. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini hanya membahas tentang persepsi lansia wanita 45-59
tahun, tentang, kebutuhan, seksual, untuk , lebih, lengkapnya, sebaiknya, ada
penelitian tentang kebutuhan seksual pada lansia pria atau tentang perilaku
seksual.
2. Bagi Institusi
Untuk, ,penelitian, ,selanjutnya, ,institusi, ,pendidikan, ,diharapkan, ,dapat
memberikan waktu penelitian yang cukup untuk menyelesaikan tugas akhir
berupa riset keperawatan, supaya, tidak bentrok dengan jadwal-jadwal lain
yang diberikan oleh institusi pendidikan, serta agar menambah referensi buku
sebagai sumber bacaan bagi mahasiswa, khususnya buku tentang keperawatan
komunitas dan keperawatan gerontik khususnya bagi teori tentang seksual.
3. Dinas Kesehatan
Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh lembaga kesehatan agar
tujuan untuk menurunkan masalah yang terjadi pada lansia bisa tercapai yaitu
dengan cara menjalankan atau mengaktifkan kembali posbindu lansia yang
sudah, ,lama, ,tidak, ,berjalan, ,dan, ,mengadakan, ,penyuluhan, ,dan, ,pembinaan
langsung pada lansia serta melakukan pemeriksaan kesehatan pada lansia.

lxx

DAFTAR PUSTAKA

Anne Griffin Perry & Potter, ,2005., Fundamental Keperawatan E(E UsiaE Lanjut ).
Jakarta : EGC
Anne Griffin Perry & Potter, ,2005., Fundamental Keperawatan E(E Seksualitas E).
Jakarta : EGC.
Aziz alimul H, (2006). Kebutuhan Fisiologis Mendasar Pada Manusia.
Jakarta.

Arikunto, Suharsimi (2002). Prosedur Penelitian Satu Pendekatan Praktek.


Rineka Cipta, Jakarta
Bimo Walgito, (2002). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta

Profil BPS, (2007). Jumlah Lansia Di Indonesia. Jakarta.

Profil BKKBN, (1998). Masa lanjut usia. Jakarta.

Dahlan Sopiyudin (2008). Langkah-Langkah Membuat Profosal Penelitian.


Sagung Seto. Jakarta.
Darmojo, R Boedi dan Martono, H Hadi.2004. ,Geriatri ( ilmu kesehatan usia
lanjut ). Jakarta : FKUI
Profil Desa Haurngombong, (2010). Jumlah Lansia di Desa Haurngombong.
Profil Dinas Kesehatan, (2010). Jumlah Lansia Pada Kabupaten Sumedang.
Profil

Puskesmas, ,Haurngombong,, ,(2010).


Haurngombong.

lxxi

JumlahE Penyakit di Desa

Ilmiasari Irma (2009)., Proposal Study Riset 2009. Tidak Dipublikasikan. Akper
Pemerintah Kabupaten Sumedang.
Mariyam Siti, dkk (2008)., Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Salemba
Medika.. Jakarta.
Modul Kesehatan Reproduksi. (2008). Departemen Kesehatan RI. Jakarta
Niven, ,(2002). EPsikologisE EKesehatanE EPengantarE EUntukE EPerawatE EProfesional
Proses Terjadinya Persepsi. Jakarta.
Notoatmodjo, ,Soekidjo, (2010).MetodeE EPenelitianE EKesehatan. ,Rineka, ,Cipta.
Jakarta.
Notoatmodjo, ,Soekidjo, (2002)., MetodeE Penelitian EKesehatan., Rineka, ,Cipta.
Jakarta.
Nugroho Wahyudi (2008). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. EGC. Jakarta.
Pasal 1 ayat 2, 3, 4 UU No. 13 tahun 1998 Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta.
Potter & Perry, (2003). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC.
Siagian, (1995). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta.
Widyastuti, ,Yani, ,dan, ,Anita, ,Rahmawati, ,Yuliasti, ,E., ,(2009)., Kesehatan
Reproduksi. Yogyakarta. Fitramaya

lxxii

KUESIONER PENELITIAN
Persepsi Lansia Perempuan 45-59 Tahun Tentang Kebutuhan Seksual di Desa
Haurngombong Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang
Tahun 2011

Di Susun Oleh :
Andri Alfian

Responden:
Ttd :

lxxiii

KUESIONER PENELITIAN
Persepsi Lansia Perempuan 45-59 Tahun Tentang Kebutuhan Seksual di Desa
Haurngombong Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang
Tahun 2011
Tanggal :

no :

Alamat :

Umur :

Beri tanda ( ) pada kolom yang telah di sediakan.


Keterangan : Ya : di kasih nilai 2, Kadang-kadang : 1, Tidak : 0
No

Pernyataan

YA
2

A.l
1
2

MINAT
Apakah ibu masih berminat melakukan hubungan suami
istri pada usia sekarang?
Apakah ibu selalu perhatian seperti memberikan kasih
sayang dulu terhadap pasangan ibu sebelum melakukan
hubungan suami istri?
Walaupun tidak ada minat untuk melakukan hubungan
suami istri apakah ibu melakukan hubungan suami istri

B.l

dengan pasangan ibu?


Apakah ibu mengalami penurunan minat terhadap
hubungan suami istri yang di sebabkan karena usia yang
sudah tua?
Apakah ibu melakukan hubungan suami istri dilakukan
satu bulan satu kali?

HARAPAN

lxxiv

KADANGKADANG
1

TIDAK
0

Apakah ibu masih memberikan harapan pada pasangan

ibu dalam melakukan hubungan suami istri?


Apakah ibu ingin mendapatkan kepuasan dalam
berhubungan suami istri?

Apakah dalam melakukan hubungan suami istri tidak ada

paksaan dari pasangan ibu?


Apakah dalam melakukan hubungan suami istri hanya

10

sebagai rekreasi saja?


Apakah melakukan hubungan suami istri hanya karena
faktor kewajiban?

C.
11

PENGALAMAN
Apakah ibu dalam hubungan suami istri pernah

12

mengalami rasa sakit?


Apakah ibu pernah mengalami gangguan seperti banyak
anggota keluarga dirumah ketika melakukan hubungan

13

suami istri?
Walaupun ibu pernah mengalami rasa sakit dalam
hubungan suami istri apakah ibu masih melakukan

14

hubungan suami istri dengan pasangan ibu?


Apakah ibu pernah mengeluh terhadap pasangan ibu

15

dalam berhubungan suami istri?


Apakah ibu dalam melakukan hubungan suami istri pernah
mengalami pengalaman tidak enak?

D.
16

OBJEK
Apakah sebelum berhubungan suami istri pasangan ibu
terlihat berpenampilan baik?

lxxv

17

Apakah ibu selalu berbeda pendapat dengan pasangan ibu

18

dalam keinginan melakukan hubungan suami istri?


Apakah ibu tetap melakukan hubungan suami istri

19

walaupun pasangan ibu tidak berpenampilan baik?


Apakah ibu bersolek dulu ketika mau berhubungan suami

20

istri dengan pasangan ibu?


Apakah ibu melakukan hubungan suami istri dengan
pasangan ibu dalam kondisi badan nyaman?

E.
21

SITUASI
Apakah ibu perlu menyendiri atau beristirahat sebelum

22

melakukan hubungan suami istri?


Apakah ibu merasa terganggu dalam hubungan suami istri

23

jika pasangan ibu bekerja terus?


Apakah lingkungan yang kotor dapat mengganggu ketika

24

ibu sedang berhubungan suami istri?


Apakah ibu melakukan hubungan suami istri harus punya

25

waktu yang tepat buat melakukan hubungan suami istri?


Apakah ibu dalam melakukan hubungan suami istri
dengan pasangan ibu harus dalam kondisi lingkungan
yang baik?

lxxvi

Anda mungkin juga menyukai