SUBNET &
KONSEP ROUTING
Kopetensi Dasar: Mampu melakukan konfigurasi IP Address dikomputer jaringan, memahami
konsep alokasi IP Public dengan metode Classless Addressing (CIDR), memahami konsep
subnetting, memahami teknik penggunaan subnet mask dan dapat melakukan teknik
subnetting menggunakan metode VLSM. Memahami konsep routing dan protokol routing.
5.1 Subnet
Jumlah IP Address Versi 4 sangat terbatas, apalagi jika harus memberikan alamat
semua host di Internet. Oleh karena itu, perlu dilakukan efisiensi dalam penggunaan IP
Address tersebut supaya dapat mengalamati semaksimal mungkin host yang ada
dalam satu jaringan.
Konsep subnetting dari IP Address merupakan teknik yang umum digunakan di
Internet untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa
memaksimalkan penggunaan IP Address.
Subnetting merupakan proses memecah satu kelas IP Address menjadi beberapa
subnet dengan jumlah host yang lebih sedikit, dan untuk menentukan batas network
ID dalam suatu subnet, digunakan subnet mask.
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa selain menggunakan
metode classfull untuk pembagian IP address, kita juga dapat menggunakan metode
classless addressing (pengalamatan tanpa klas), menggunakan notasi penulisan
singkat dengan prefix.
Metode ini merupakan metode pengalamatan IPv4 tingkat lanjut, muncul karena ada
ke-khawatiran persediaan IPv4 berkelas tidak akan mencukupi kebutuhan, sehingga
diciptakan metode lain untuk memperbanyak persediaan IP address.
Ethernet
Server
CIDR
Subnet
Net Mask
Host per
Network
/8
1 network
255.0.0.0
16777214
/9
255.128.0.0
8388606
/10
255.192.0.0
4194302
/11
255.224.0.0
2097150
/12
16
255.240.0.0
1048574
/13
32
255.248.0.0
524286
/14
64
255.252.0.0
262142
/15
128
255.254.0.0
131070
/16
256
255.255.0.0
65534
/17
512
255.255.128.0
32766
10
/18
1024
255.255.192.0
16382
11
/19
2048
255.255.224.0
8910
12
/20
4096
255.255.240.0
4094
13
/21
8912
255.255.248.0
2046
14
/22
16384
255.255.252.0
1022
15
/23
32768
255.255.254.0
510
16
/24
65536
255.255.255.0
254
17
/25
131072
255.255.255.128
126
18
/26
262144
255.255.255.192
62
19
/27
524288
255.255.255.224
30
20
/28
1048576
225.255.255.240
14
21
/29
2097152
255.255.255.248
22
/30
4194304
255.255.255.252
2 host
23
/31
invalid
255.255.255.254
Invalid
-2
Dimana n adalah jumlah bit tersisa yang belum diselubungi, misal Network Prefix /10,
maka bit tersisa (n) adalah 32 10 = 22
2
22
2 = 4194302
Dimana N adalah jumlah bit yang dipergunakan (diselubungi) atau N = Network Prefix
8
Seperti contoh, bila network prefix /10, maka N = 10 8 = 2 2
=4
Untuk menyusun tabel diatas, sebenarnya tidak terlalu sulit, anda bisa lebih detail
memperhatikan bahwa, nilai jumlah host per network ternyata tersusun terbalik dengan
jumlah subnet, Host/network dapat dengan gampang anda susun dengan rumus lain,
seperti: X x 2 + 2 = Xn
X = jumlah host sebelumnya, dan
Xn = jumlah host
Perhatikan: 2 x 2 + 2 = 6, 6 x 2 + 2 = 14, 14 x 2 + 2 = 30 dst.
Subnet: 1 x 2 = 2, 2 x 2 = 4, 4 x 2 = 8, 8 x 2 = 16, dst.
Gimana, sudah mulai faham? kalau belum mungkin contoh kasus berikut bisa lebih
membantu pemahaman anda .
Contoh Kasus:
Bila anda memiliki IP address dari klas C seperti 192.168.0.1, Tentukan berapa jumlah
host maksimal yang anda bisa susun dalam satu network dan berapa jumlah network
(subnet) yang bisa anda bentuk (1 network atau lebih)
Penyelesaian:
Net Address : 192.168.0.0/24 11000000.10101000.00000000.00000000
Netmask
: 255.255.255.0 11111111.11111111.11111111.00000000
Wildcard
: 0.0.0.255
00000000.00000000.00000000.11111111
IP Host Awal: 192.168.0.1
11000000.10101000.00000000.00000001
IP HostAkhir: 192.168.0.254 11000000.10101000.00000000.11111110
Broadcast
Hosts/Net
: 192.168.0.255 11000000.10101000.00000000.11111111
: 254 (1 Network)
Network
Netmask
Wildcard
: 192.168.0.0/25 11000000.10101000.00000000.00000000
: 255.255.255.128 11111111.11111111.11111111.10000000
: 0 .0 .0 .127
00000000.00000000.00000000.01111111
IP Host Awal:
IP HostAkhir:
Broadcast
:
Hosts/Net
:
192.168.0.1
11000000.10101000.00000000.00000001
192.168.0.126 11000000.10101000.00000000.01111110
192.168.0.127 11000000.10101000.00000000.01111111
126 (1 Network)
Network
:
IP Host Awal:
IP HostAkhir:
Broadcast
:
Hosts/Net
:
192.168.0.128 11000000.10101000.00000000.10000000
192.168.0.129 11000000.10101000.00000000.10000001
192.168.0.254 11000000.10101000.00000000.11111110
192.168.0.255 11000000.10101000.00000000.11111111
126 (1 Network)
Subnets
Hosts Max
: 2 Network
: 252
Net Add
Netmask
Wildcard
: 192.168.0.0/26 11000000.10101000.00000000.00000001
: 255.255.255.192 11111111.11111111.11111111.11000000
: 0.0.0.63
00000000.00000000.00000000.00111111
Network
HostMin
HostMax
Broadcast
Hosts/Net
:
:
:
:
:
192.168.0.0/26
192.168.0.1
192.168.0.62
192.168.0.63
62
11000000.10101000.00000000.00000000
11000000.10101000.00000000.00000001
11000000.10101000.00000000.00111110
11000000.10101000.00000000.00111111
Network :
HostMin :
HostMax :
Broadcast:
Hosts/Net:
192.168.0.64/26
192.168.0.65
192.168.0.126
192.168.0.127
62
11000000.10101000.00000000.01
11000000.10101000.00000000.01
11000000.10101000.00000000.01
11000000.10101000.00000000.01
000000
000001
111110
111111
Network :
HostMin :
HostMax :
Broadcast:
Hosts/Net:
192.168.0.128/26
192.168.0.129
192.168.0.190
192.168.0.191
62
11000000.10101000.00000000.10
11000000.10101000.00000000.10
11000000.10101000.00000000.10
11000000.10101000.00000000.10
000000
000001
111110
111111
Network :
HostMin :
HostMax :
Broadcast:
Hosts/Net:
192.168.0.192/26
192.168.0.193
192.168.0.254
192.168.0.255
62
11000000.10101000.00000000.11
11000000.10101000.00000000.11
11000000.10101000.00000000.11
11000000.10101000.00000000.11
000000
000001
111110
111111
Subnets
Hosts
: 4
: 248
Masih banyak lagi network yang kita bisa bentuk dengan 192.168.0.0/27,
192.168.0.0/28,
192.168.0.0/29, dan
192.168.0.0/30.
Singkatnya anda bisa lihat ditabel berikut:
Tabel 5.2. Subnetmask dari IP Address klas C
Bit
Masked
Bit
Host ID
CIDR
Subnet
Net Mask
Host
Max
Host per
Network
/24
255.255.255.0
254
254
1
2
7
6
/25
/26
2
4
255.255.255.128
255.255.255.192
252
248
126
62
/27
255.255.255.224
240
30
/28
16
255.255.255.240
224
14
/29
32
255.255.255.248
192
/30
64
255.255.255.252
128
Contoh lain, bila sebuah kampus memiliki IP Address 167.205.7.xxx diperkirakan jumlah
komputer maksimum yang tersambung di dalam setiap LAN tidak akan melebihi 30 buah.
Oleh karena itu, pemilihan subnetmask yang tepat untuk ini adalah 27 bit (255.255.255.224),
ini berarti jumlah bit host adalah 5, maka, subnet 167.205.7.xxx tadi dipecah menjadi 8 buah
subnet baru yang lebih kecil. Setiap subnet baru terdiri dari 32 IP Address ( 1 IP untuk Net
Address, 30 IP untuk host dan 1 IP untuk broadcast).
Ingat bahwa address paling awal dalam setiap subnet (seluruh bit host bernilai 0) diambil
sebagai network address dan address paling akhir (seluruh bit host bernilai 1) sebagai
broadcast.
Tabel 5.3. Pembagian Net 167.205.7.xxx menjadi 8 buah Subnet
Subnet
Struktur IP Address
Network Address
Broadcast Address
Subnet 1
167.205.7.0
167.205.7.31
Subnet 2
167.205.7.32
167.205.7.63
Subnet 3
167.205.7.64
167.205.7.95
Subnet 4
167.205.7.96
167.205.7.127
Subnet 5
167.205.7.128
167.205.7.159
Subnet 6
167.205.7.160
167.205.7.191
Subnet 7
167.205.7.192
167.205.7.223
Subnet 8
167.205.7.224
167.205.7.255
Dalam melakukan subnetting, kita harus terlebih dahulu menentukan seberapa besar
jaringan kita saat ini, serta kemungkinannya dimasa mendatang. Untuk hal tersebut kita
dapat mengikuti beberapa petunjuk umum berikut:
Tentukan dulu jumlah jaringan fisik yang ada
Tentukan jumlah IP address yang dibutuhkan oleh masing-masing jaringan.
Berdasarkan requirement ini, definisikan:
Satu subnet mask untuk seluruh network
Subnet ID yang unik untuk setiap segmen jaringan
Range host ID untuk setiap subjek
Cara paling sederhana dalam membentuk subnet ialah mengalokasikan IP Address sama rata
untuk setiap subnet. Namun hal ini hanya cocok jika alokasi IP yang kita miliki besar sekali
atau kita menggunakan IP private, dan jaringan menjalankan protokol routing RIP versi 1.
Jika kita ingin membuat jaringan dengan subnet berukuran berbeda, RIP versi 1 tidak dapat
digunakan. Alokasi IP dengan subnet yang besarnya berbeda-beda sesuai kebutuhan ini
disebut sebagai VLSM (Variable Lenght Subnet Mask). VLSM dapat menghasilkan alokasi IP
yang lebih efisien.
Host B 192.168.0.2
Routing Dinamik
5.3
Routing Statik
Routing Dinamik
Rangkuman
Konsep subnetting dari IP Address versi 4 merupakan teknik yang umum digunakan di
Internet untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa
memaksimalkan penggunaan IP Address.
Subnetting merupakan proses memecah satu kelas IP Address menjadi beberapa
subnet dengan jumlah host yang lebih sedikit, dan untuk menentukan batas network
ID dalam suatu subnet, digunakan subnet mask.
Fungsi router secara sederhana adalah menghubungkan dua buah jaringan yang
berbeda; tepatnya mengarahkan rute yang terbaik untuk mencapai network yang
diharapkan.
CIDR merupakan konsep baru untuk mengembangkan Supernetting dengan metode
Classless Inter-Domain Routing. CIDR menghindari cara pemberian IP Address
tradisional menggunakan klas A, B dan C. CIDR menggunakan network prefix dengan
panjang tertentu. Prefix-length menentukan jumlah bit sebelah kiri yang akan
dipergunakan sebagai network ID.
Jika suatu IP Address memiliki 16 bit sebagai network ID, maka IP address tersebut
akan diberikan prefix-length (network prefix) 16 bit yang umumnya ditulis sebagai /16
dibelakang IP Address, contoh: 202.152.0.1/18.
Jika diperhatikan, CIDR dan metode VLSM mirip satu sama lain, yaitu blok network
address dapat dibagi lebih lanjut menjadi sejumlah blok IP address yang lebih kecil.
Perbedaannya adalah CIDR merupakan sebuah konsep untuk pembagian blok IP
Public yang telah didistribusikan dari IANA, sedangkan VLSM merupakan
implementasi pengalokasian blok IP yang dilakukan oleh pemilik network (network
administrator) dari blok IP yang telah diberikan padanya (sifatnya local dan tidak
dikenal di internet).
Jika pada pengalokasian IP address classfull, suatu network ID hanya memiliki satu
subnetmask, maka VLSM menggunakan metode yang berbeda, yakni dengan
memberikan suatu network address lebih dari satu subnetmask.
Sebelum melakukan subnetting, hal yang kita harus kita tentukan terlebih dahulu
adalah seberapa besar jaringan kita saat ini, serta kemungkinannya dimasa
mendatang.
Routing statik menggunakan routing statik murni dalam sebuah jaringan, hal ini
berarti mengisi setiap entri dalam forwarding table di setiap router yang berada di
jaringan tersebut.
Bit
Host ID
CIDR
Jml
Subnet
Host
Max
Host per
Network
/24
255.255.255.0
254
254
/25
255.255.255.128
252
126
/26
255.255.255.192
248
62
/27
255.255.255.224
240
30
/28
16
255.255.255.240
224
14
/29
32
255.255.255.248
192
/30
64
255.255.255.252
128
Net Mask
c.
Broadcast Address
b. Network Address
d. Network Prefix
c.
Broadcast Address
b. Network Address
d. Network Prefix
untuk
c.
b. Host; gateway
mengirim
sebuah
paket
dari
Host; router
c.
192.168.0.0
b. 127.0.0.0
d. 192.168.0.1
c.
Routing Statik
b. Routing Loop
d. Routing Dinamik
14. Apa yang terjadi jika pada protokol routing RIP hop ke-16 telah tercapai? (pilih dua
jawaban)
a. Paket yang dikirim diterima oleh komputer tujuan
b. Paket yang dikirim tidak mencapai tujuan
c.
c. OSPF
b. EIGRP
d. IGRP
16. Protokol routing yang menggunakan Autonomous System adalah (pilih beberapa jawaban
yang anda anggap benar):
a. IGRP
c. OSPF
b. EIGRP
d. NLSP
17. Metode apakah yang dapat dipergunakan untuk mencegah agar informasi yang dikirim
oleh router dikirim kembali ketempat dimana informasi berasal
a. Routing loop
c. Counting to Infinity
b. Efek bouncing
d. Split Horizon
18. Metode dan routing metric yang dipergunakan oleh RIP adalah (pilih 2 jawaban):
a. Link State
c. Balanced hybrid
b. Distance vector
d. Hop Count
19. Tiga cara router untuk mempelajari jalur tujuannya adalah dengan:
a. Satic Routing
c. Dynamic Routing
b. Default Routing
d. Standart Routing
20. Metode yang dapat dipergunakan untuk mengirimkan routing update, agar dapat
memberitahu bahwa suatu paket tidak mencapai tujuannya adalah dengan:
a. Route Poisoning
c. Priodic Update
b. Slow converge
d. Load balancing
DAFTAR PUSTAKA
http://www.apjii.or.id/
http://distancelearning.ksi.edu/demo/520/cis520.htm
http://www.pemula.com/materi/cisco01_konsep_pemula.htm, yerianto@yahoo.com
Implementing IP Routing By Todd Lammle, with Monica Lammle and James Chellis.
http://www.microsoft.com/technet/archive/winntas/deploy/implip.mspx
Konsep Subnetting IP Address Untuk Effisiensi Internet, Aulia K. Arif & Onno W. Purbo,
Computer Network Research Group ITB, 2000 - http://bebas.vlsm.org/v09/onno-ind1/network/konsep-subnetting-ip-address-untuk-effisiensi-internet-11-199.zip,
Pengantar Jaringan Komputer, Melwin Syafrizal, Andi Offset, Jogja, 2005
Routing Protocols and the Configuration of RIP and IGRP (Cisco CCNA Exam #640607 Certification Guide", by Wendell Odom, Cisco Press)
TCP/IP dan Implementasinya, Onno W Purbo, Adnan Basalamah, Ismail Fahmi, Achmad
Husni T, Elexmedia Komputindo 1999.