Iklan layanan masyarakat (bahasa Inggris: Public Service Ad atau disingkat PSA) adalah iklan
yang menyajikan pesan-pesan sosial yang bertujuan untuk membangkitkan kepedulian masyarakat
terhadap sejumlah masalah yang harus mereka hadapi, yakni kondisi yang bisa mengancam
keselarasan dan kehidupan umum.
Siaran iklan itu sendiri menurut UU Penyiaran No.32 Tahun 2002 tentang Penyiaran memiliki
arti siaran informasi yang bersifat komersil dan layanan masyarakat tentang tersedianya jasa,
barang, dan gagasan yang dapat dimanfaatkan oleh khalayak dengan atau tanpa imbalan kepada
lembaga penyiaran yang bersangkutan.
Iklan layanan masyarakat (ILM) dapat dikampanyekan oleh organisasi profit atau non profit
dengan tujuan sosial ekonomis yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Manfaat ILM
Suatu upaya untuk menggerakkan solidaritas masyarakat terhadap masalah yang mereka
hadapi yakni kondisi yang bisa mengancam keserasian dan kehidupan umum (Khasali, 1990:
20).
Di Indonesia, iklan layanan masyarakat pertama sekali dipelopori oleh Biro Iklan Intervisa pada
tahun 1968 yang bertujuan untuk menanggulangi masalah mercon (petasan) yang pada saat itu
banyak menimbulkan korban cacat maupun kematian. Kemudian diikuti oleh Biro Iklan Matahari
yang mengikrarkan pentingnya kesehatan ibu dan anak (Khasali, 1990: 204).
CONTENT ILM
Biasanya pesan ILM ini berupa ajakan atau himbauan kepada masyarakat untuk melakukan
suatu tindakan demi kepentingan umum atau mengubah suatu kebiasaan atau perilaku
masyarakat.
Iklan Layanan Masyarakat merupakan bagian dari kampanye social marketing yang
bertujuan menjual gagasan atau ide untuk kepentingan atau pelayanan masyarakat.
4. Berwawasan nasional
5. Diperuntukkan untuk semua lapisan masyarakat.
6.
7.
Dapat diiklankan.
8. Mempunyai dampak dan kepentingan tinggi sehingga patut memperoleh dukungan media
lokal maupun nasional.
Menurut Bovee dan Arens, iklan layanan masyarakat bertujuan untuk:
untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan iklan layanan masyarakat harus merancang
komunikasi yang efektif agar pesan mudah diterima oleh komunikan.
Komunikasi efektif harus menarik perhatian komunikan, dan untuk dapat menarik
perhatiannya tidaklah tergantung kepada bentuknya semata-mata akan tetapi juga isi
pesannya. Ton Kertapati ( 1981: 20)
ISU ILM