Anda di halaman 1dari 19

MODUL PRAKTIKUM

KOMUNIKASI DATA
Modul I

: Transmisi Data Serial dan Error Control (Kendali


Kesalahan)

Modul II : Line Coding

DISUSUN OLEH :
Umar Abdurrahman
13201039
PARTNER PRAKTIKUM :
Andre Deky Pramukti

13201004

Enggar Adiatana

13201013

Dikumpulkan Tanggal

: 24 Desember 2014

Asisten Praktikum

: Solichah Larasati
Mega Anggraini M D

LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI


STT TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO
JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2013

MODUL PRAKTIKUM

KOMUNIKASI DATA
Modul I: Transmisi Data Serial dan Error Control (Kendali Kesalahan)

DISUSUN OLEH :
Umar Abdurrahman
13201039
PARTNER PRAKTIKUM :
Andre Deky Pramukti

13201004

Enggar Adiatama

13201013

Tanggal Praktikum

: 10 Desember 2014

Asisten Praktikum

: Solichah Larasati
Mega Anggraini M D

LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI


STT TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO
JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2013

MODUL 1

Tranmisi Data Serial dan Erro Control


I.

HASIL DATA
1. Serial Output Dengan Manual Clock Pulse
Penekanan tombol ke-1
Shift Register Kirim
0 0 0

Shift Register Terima


1

0 0

Penekanan tombol ke-2


Shift Register Kirim
0 0 1

Shift Register Terima


0

0 0

Penekanan tombol ke-3


Shift Register Kirim
0 1 1

Shift Register Terima


0

0 0

Penekanan tombol ke-4


Shift Register Kirim
1 1 1

Shift Register Terima


0

0 0

Penekanan tombol ke-5


Shift Register Kirim
1 1 0

Shift Register Terima


0

0 0

Penekanan tombol ke-6


Shift Register Kirim
1 0 0

Shift Register Terima


0

0 0

Penekanan tombol ke-7


Shift Register Kirim
0 0 0

Shift Register Terima


0

0 0

Penekanan tombol ke-8


Shift Register Kirim
0 0 0

Shift Register Terima


1

0 0

Gambar 1.1 Serial Output Dengan Manual Clock Pulse


2. Serial Output Dengan Bit Rate 2400 bit/s
Penekanan tombol ke-1
Shift Register Kirim
0 0 0

Shift Register Terima


1

0 0

Penekanan tombol ke-2


Shift Register Kirim
0 0 1

Shift Register Terima


0

0 0

Penekanan tombol ke-3


Shift Register Kirim
0 1 1

Shift Register Terima


0

0 0

Penekanan tombol ke-4


Shift Register Kirim
1 1 1

Shift Register Terima


0

0 0

Penekanan tombol ke-5


Shift Register Kirim

Shift Register Terima

1 1 0

0 0

Penekanan tombol ke-6


Shift Register Kirim
1 0 0

Shift Register Terima


0

0 0

Penekanan tombol ke-7


Shift Register Kirim
0 0 0

Shift Register Terima


0

0 0

Penekanan tombol ke-8


Shift Register Kirim
0 0 0

Shift Register Terima


1

0 0

Gambar 1.2 Serial Output Dengan Bit Rate 2400 bit/s


3. Serial Output Dengan Bit Rate 1 bit/s
a. Masukan 111000101
Fase 1
Shift Register Kirim
1 1 0

Shift Register Terima


0

1 0

Fase 2
Shift Register Kirim
1 0 0

Fase 3

Shift Register Terima


1

0 0

Shift Register Kirim


0 0 1

Shift Register Terima


0

0 0

Fase 4
Shift Register Kirim
0 1 0

Shift Register Terima


0

0 0

Fase 5
Shift Register Kirim
1 0 1

Shift Register Terima


0

0 0

Fase 6
Shift Register Kirim
0 1 0

Shift Register Terima


0

0 0

Fase 7
Shift Register Kirim
1 0 0

Shift Register Terima


0

0 0

Fase 8
Shift Register Kirim
1 1 1

Shift Register Terima


1

0 1

Gambar 1.3 Masukan 11100101


b. Masukan 01011110
Fase 1
Shift Register Kirim
1 0 1
Fase 2

Shift Register Terima


0 0

Shift Register Kirim


0 1 1

Shift Register Terima


0 0

Fase 3
Shift Register Kirim
1 1 1

Shift Register Terima


0 0

Fase 4
Shift Register Kirim
1 1 1

Shift Register Terima


0 0

Fase 5
Shift Register Kirim
1 1 0

Shift Register Terima


0 0

Fase 6
Shift Register Kirim
1 0 0

Shift Register Terima


0 0

Fase 7
Shift Register Kirim
1 0 0

Shift Register Terima


0 0

Fase 8
Shift Register Kirim
0 1 0

Shift Register Terima


1 0

Gambar 1.4 Data Select 01011110


4. Serial Data Transmission Dengan Cycle

Gambar 1.5 Serial Data Transmission Dengan Cycle


5. Transmisi Data Dengan Pengaruh Bit Error Creation
Masukan : 01001011
Frekuensi clock 2400
a. Tanpa Pengaruh error

Gambar 1.6 Tanpa Pengaruh Error


b. Erro 1 bit, maka bit nomor 1 yang tadinya 0 menjadi 1

Gambar 1.7 Error bit 1

c. Error bit ke 2

Gambar 1.8 Error Bit ke 2

II.

ANALISA PEMBAHASAN
Pada praktikum pertama kali ini, saya dan partner saya akan melakukan

praktikum modul pertama yaitu Transmisi Data Serial dan Error Control (Kendali
Kontrol). Langkah yang pertama kami lakukan adalah dengan mempersiapkan
alat-alat yang mau kita gunakan seperti, Osiloskop analog 20 MHz, Power Supply
Unit 15 V/1A, Training Panel Data Source Party Generator (736 93), Training
Panel Display Party Check Indiicator (736 92) dan yang terakhir adalah Konektor.
Setelah semua alat tersiapkan, maka jangan lupa kita mengecek peralatan tadi
untuk memastikan agar alat tersebut masih bisa ataukah sudah tidak bisa. Langkah
selanjutnya adalah dengan menancapkan atau merancang alat-alat hingga seperti
yang tertera di gambar pada modul. Lalu setting data yang akan ditransmisikan
menjadi 00001110, Masukkan data tersebut pada shift register, Tekan tombol Man
pada Baud Rate sebanyak 8kali, amati perubahan pada shift register per
penekanan tombol. Ulangi proses nomor tiga sampai perlahan, catat isi shift
register untuk setiap penekanan tombol.
Langkah selanjutnya adalah membuat serial output dengan bit rate 2400
bit/second. Hubungkan trainer seperti pada gambar lampiran, ubah posisi baud
rate pada 2400 bit/second. Setting data yang akan dimasukkan pada data source
sebesar 00001110, gambarkan keluaran clock dari channel 2 melalui osiloskop.
Gambarkan keluaran data melalui channel 1 osiloskop.pada gambar pertama sama
gambar kedua tadi kita dapat menyimpulkan bahwasannya untuk bit 1/s dengan
bit2400/s jelas berbeda, karena setiap pengiriman data kalau yang bit 1 itu
mengirimkan data bitnya dengan jumlah satu, sedangkan untuk yang 2400/s itu
mengirimkan bit ratenya 2400 setiap detiknya. Setting data serupa langkah nomor
2 sebesar 11100101, ulangi lagi langkah nomer 3 dan 4. Dan lakukan lagi pada
pengamatan gambar yang muncul pada osiloskop.Rangkaian yang ketiga adalah
serial output dengan bitrate 1bit/second. Setting data yang akan dimasukkan
sebesar 11100101, gambarkan hasil shift register kirim dan terima untuk masingmasing fase. Gambarkan keluaran clock dari chanel 2 memalui osiloskop.
Gambarkan pula keluaran data memalui chanel 1 osiloskop. Pada gambar tersebut,
terjadi perbedaan lagi bahwasannya pada gambar ini kita ada bit 1 yang akan
menambah tegangannya. Setting data serupa langkah nomor 2 sebesar 01011110.

Lakukan pula kegiatan dengan mengamatinnya keluaran yang tertera pada


osiloskop tersebut. Dan yang terakhir adalah dengan menggambarnya pada
laporan praktikum komunikasi data. Setelah melakukan cara-cara pada rangkaian
satu sampai 3, kini kita beranjak pada rangkaian yang ke empat, yaitu serial data
transistor dengan cycle. Hubungkan trainer pada soketnya menggunakan prob atau
jumper yang sudah di sediakan. Rangkailah rangkaian seperti gambar yang tertera
pada modul. Ubah setting data pada masukan menjadi 01011110, jangan lupa kita
mereset decoder sampingnya agar nilai berubah menjadi settingan awal kembali.
Kedua adalah menekan tombol merah didekat baud rate satu kali.lalu kita ubahubah masukannya, lalu masukkan pada hasil data sementara yang sudah di kasih
oleh asisten lab.amati dan catat hasil yang ditunjukkan pada shift register.
Lalu kita beranjak pada rangkaian yang kelima, adalah rangkaian yang
terakhir, transmisi data dengan pengaruh bit error creation. Rangkailah rangkaian
seperti pada gambar yang sudah tertera pada modul. Lalu ubah posisi error
koreksi pada posisi OFF. Setelah mengubah ke off, maka ubah juga posisi baud
pada posisi 2400 bit per detik/second, lalu masukkan setting data menjadi
01001011 pada inputan encodernya. Lalu gambarkan keluaran clock dari channel
1 osiloskop tersebut pada hasil data laporan. Setelah di gambar, langsung rubah
posisi error creation pada posisi 1.Gambarkan keluaran clock dari channel 2
melalui osiloskop. Bandingkan hasil gambar langkah 4 dan langkah 5 dengan
hasil gambar 7 dan 8. Setelah mengubah gambar langsung rubah posisi error
creation pada posisi 2. Lalu gambarkan keluaran clock dari channel 2 melalui
osiloskop. Dan gambarkan pula hasil keluaran data melalui channel 1 osiloskop.
Setelah semua tersetting seperti pada mosul, maka analisa perubahan hasil gambar
yang terjadi dan laporkan pada hasil data laporan praktikum komunikasi data.
Lalu kita mencoba dengan masukan lain sehingga kita bisa tahu bahwasannya
fungsi dari praktikum ini kita dapat mampu mengerti apa itu konsep transmisi data
menggunakan base band. Juga kita dapat mengerti perinsip transmisi data serial
dan paralel, juga dapat mengerti konsel error pada kontrol. Dan juga dalam
praktikum transmisi data serial dan error kontrol ini menggunakan dua bagian
trainer yang paling penting yaitu data source/party generator dan display, parti cek
indikator. Setelah semua selesai, maka kita bereskan alat yang telah dipakai.

MODUL PRAKTIKUM

SISTEM KOMUNIKASI DATA


Modul II: Line Coding

DISUSUN OLEH :
Umar Abdurrahman
13201039
PARTNER PRAKTIKUM :
Andre Deky Pramukti

13201004

Enggar Adiatama

13201013

Tanggal Praktikum

: 15 Desember 2014

Asisten Praktikum

: Solichah Larasati
Mega Anggraini M D

LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI


STT TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO
JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2013

MODUL II
Line Coding
I.

HASIL DATA
1. AMI Coding dan Decoding

Gambar 1.2 Ami Coding dan decoding


a. Ami Coding dan decoding tanpa Delay
Masukan 00000011

Gambar 1.2 Ami Coding dan decoding Tanpa Delay


b. Ami Coding dan decoding Delay

Gambar 1.3 Ami Coding dan decoding Delay


c. RZ

Gambar 1.4 RZ
2. HDB3 coding dan decoding

Gambar 1.5 HDB3 coding dan decoding


a. NRZ

Gambar 1.6 NRZ


b. Masukan 10000011

Gambar 1.7 Masukan 10000011


c. RZ

Gambar 1.8 RZ

II.

ANALISA DAN PEMBAHASAN


Pada praktikum kedua mempelajari tentang line coding. Adapun tujuan dari

praktikum ini adalah mampu mengerti perbedaan line coding AMI dan HDB3,
mengerti perbedaan format RZ dan NRZ dan mengerti konsep pengiriman dengan
AMI dan HDB3. Alat dan bahan yang digunakan anatara lain sama seperti pada
modul sebelumnya yaitu soiloskop, power supply, training panel data source
parity generator, training panel data display parity check indicator, training panel
AMI/HDB3 Coder dan decoder tidak lupa kabel konektor untuk menghubungkan
rangkaian.
Line Coding adalah konversi pararel atau seri yang dilakukan dlam
kombinasi dengan penamabahn bit extra untuk sinkrosnisasi dan control
kesalahan lalu memiliki data serial NRZ. Scrambing menggunkanan aliran data
yang masuk diubah menjadi pseduo urutan acak sehingga urutan sedikit lebih
lama tanpa konfirmasi clock dihindari. Pada kode HDB3 kode maksimal tiga bit
ditramsimisakan tidak berubah. Sebuah O keempat tidak diizinkan sehingga bit 0
keempat harus diganti dengan pola bit yang lain agar decoder dapat membedakan
grup pengganti dari urutan agak normal. AMI atau HBD3 menciptakan kode
saluran AMI dan HBD3.
Seperti praktikum sebelumnya saya melakukan kalibrasi terlebih dahulu
sehingga hasil yang di dapat pada osiloskop dapat mendekati nilaiaslinya. Setelah
itu kami melakukan pengaturan pada Trainer Data Source/Parity generator untuk
model pengiriman data AMI Coder/Decoder. Dan pasti kanpanel Coder berada
pada sisi pengirim, sedangkan panel Decoder berada pada sisi penerima. Apabila
semua rangkaian telah tersusun dengan baik dan benar, lalu kita atur komponen komponen seperti yang nanti akan saya jelaskan. Pertama data inputan yang akan
dimasukkan bernilai 00000000 lalu pada mode sinkronisasi atur pada 8 bit.Lalu
pada baud rate atau bit rate atur di posisi 2400 bit/s dan untuk error creation atur
pada posisioff. Dan jangan lupa pada toggle switch pastikan pada posisi ekternal
maksudnya agar terhinda rdari error pada data.
Lalu pada tombol saklar di panel trainer AMI/HDB3 coder dan decoder
dalam posisi AMI/NRZ. Apabila semua telah teratur sesuai dengan pada modul
hubungkan rangkaian pada osiloskop. Dan apabila kita amati hasil pada osiloskop

gelombang yang dihasilkan hanyalah berupa garis lurus, ini bisa terjadi karena
data yang kita masukan tadi bernilai 00000000, maka dari itu gambar yang
dihasilkan berupa garis lurus. Setelah kita melakukan percobaan diatas kita
kembali melakukan percobaan lain yaitu kami mencoba memasukkan data sebesar
00000011 dan kembali kita amati hasil gelombang pada layar osiloskop. Dapat
disimpulkan karena kita menggunakan format NRZ yang mana pulsa selama
transmisi berlangsung tidak kembali ke bit 0. Dan karena pada posisi channel 2
berada di delay bernilai 3, maka bit yang dihasilkan mundur sebanyak 3 clock
setiap detik.
Setelah kita berutik pada percobaan ini mari kita lanjut pada percobaan
berikutnya, disini kita ubah masukkan nilainya menjadi seperti pada contoh. Lalu
ubah formatnya menjadi RZ (return to zero). Kembali kita amati gelombong pada
osiloskop. Sesuai dengan hasil yang terbentuk pada layar osiloskop dapat kita
ambil analisis seperti berikut. Dikarenakan format yang digunakan adalah RZ,
maka dapat saya lihat bahwa pulsa selama transmisi 1 hanya berlangsung hingga
setengah dari durasi bit, lalu kembali pada sinyal 0.
Dan untuk percobaan terakhir kami kami menguji HDB3 Coder dan
Decoder. Hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengatur ulang Trainer
Data Source Parity Generator seperti berikut.Untuk input data kami masukkan,
lalu kami atur juga nilai untuk baud ratenya menjadi 2400 bit/s, serta error
creation pada posisi off. Tidak lupa posisi toggle switch harus selalu berada pada
posisi sinkronisasi ekternal. Tombol saklar di panel trainer AMI/HDB3 Coder
Dan Decoder kita ubah kedalam posisi HDB3/NRZ.
Setelah kita melakukan sesuai dengan prosedur yang tertera pada modul kini
kita akan mengubungkan rangkaian dengan osiloskop. Karena kita menggunakan
formay RZ saja, maka pulsa selama transmisi 1 hanya berlangsung hingga
setengah durasi bit saja lalu kembali lagi menjadi sinyal 0. Setelah itu kami ubah
data masukannya, lalu kital ihat kembali pada layar osiloskop. Gelombang yang
terbentuk pulsa selama transmisi 1 hanya berlangsung hingga setengah bit durasi,
lalu kembali lagi menjadi sinyal 0 seperti diatas hal iini terjadikarena kita hanya
menggunakan format RZ.

Lalu untuk percobaan terakhir kita ubah masukkan nilai sebelumnya


menjadi 00000000. Dan untuk hasil yang kita dapat tdari kedua gelombang ini
tidaklah berbeda jauh dengan kedua gelombang sebelumnya. Itu dikarenakan
format yang kita gunakan adalah RZ, sehingga pulsa selama transmisi 1 hanya
berlangsung hingga setengah dari durasi bit lalu kembali nol.

Anda mungkin juga menyukai